Anda di halaman 1dari 7

REFLEKSI KASUS

Nama : Zulqaidandy Rahman


NIM : 20120310133
Tempat Stase : RSUD Panembahan Senopati Bantul

A. Rangkuman Kasus
Nama : Ny.W
Usia : 56 tahun
Tanggal masuk RS: 3 Juni 2017
Pasien datang dari poli bedah dengan keluhan benjolan pada payudara kanan.
Benjolan dirasakan sejak ± 2 bulan yang lalu. Benjolan tidak dirasakan nyeri. Pasien
tidak sedang menyusui. Riwayat menyusui terakhir 16 tahun yang lalu. Riwayat
menopause 1 tahun yang lalu. Penurunan berat badan tidak dirasakan. Demam (-)
mual (-) muntah (-) benjolan di tempat lain (-)
Pemeriksaan Fisik :
- KU : Baik, Compos mentis
- Vital Sign :
TD: 130/90, S: 36,5Oc, N: 82x/menit, RR: 22x/menit
- Status Generalisata: Tidak ditemukan adanya kelainan.
- Status Lokalisasi
Inspeksi : Dimple sign (+), Retraksi putting (-), Discharge (-), Peau d’orange (-)
Palpasi : Benjolan pada payudara kanan, diameter: 4cm, teraba keras, tidak mudah
digerakkan (terfiksasi), batas tidak tegas. Tak taraba pembesaran kelenjar axilla
dextra dan sinistra maupun supraclavicular dextra dan sinistra
Pemeriksaan Lab
Darah rutin
Nilai
Pemeriksaan Hasil Satuan
Rujukan
Hemoglobin 13,6 14,0-18.0 g/dl
Leukosit 10,13 4-11 103/uL
Eritrosit 4,54 4,00-5,00 106/uL
Trombosit 430 150-450 103/uL
Hematokrit 41,3 36,0-46 vol%
Eosinofil 1 2-4 %
Basofil 1 0-1 %
Batang 2 2-5 %
Segmen 74 51-67 %
Limfosit 16 20-35 %
Monosit 6 4-8 %
Fungsi Ginjal
Ureum 18 17-43 mg/dl
Kreatinin 0,67 0,6 – 1,1 mg/dl
Hemostasis
PT 13,7 12-16 U/l
APTT 32,3 28-38 U/l
Kontrol PPT 13,8 11-16 g/dl
KontrolAPTT 33,6 28-36,5 g/dl
Diabetes
GDS 105 80-200 mg/dl
Elektrolit
Natrium 140,6 137-145 Mmol/l
Kalium 3,40 3,5-5,10 Mmol/l
Klorida 106,4 98-107 Mmol/l
Imunologi
HBsAg Titer Neg/ 0,00 Neg <0,13

Pemeriksaan USG Mammae


Hasil :
Mammae Dekstra : Tampak bayangan massa hipoechoic, bentuk tidak beraturan,
berbatas tegas, tepi ireguler, noduler, pada posisi jam 9, ukuran 3 cm x 2,64cm
Mammae Sinistra :
Tak tampak lesi, kalsifikasi maupun hypervaskularisasi

Axilla Dekstra :
Tak tampak pembesaran limfonodi
Axilla Sinistra :
Tak tampak pembesaran limfonodi

Kesan :
1. Massa di mammae dekstra dengan tanda malignancy, mengarah gambaran Ca

Mammae
2. Tak tampak limfadenopathy pada axilla dextra maupun sinistra
Pemeriksaan Aspirasi Jarum Halus
Bahan : AJH massa di mammae dextra
Diagnosis Klinis : Susp. Ca Mammae
Kesimpulan : Ditemukan sel ganas

Diagnosis: Ca Mammae Dekstra T2N0Mx


Tatalaksana :
- Mastektomi Radikal Modifikasi
- Infus RL 20 tpm
- Injeksi Cefotaxim 1g / 12 jam
- Injeksi Kalnex 500mg / 8 jam
- Injeksi Ketorolac 30mg / 12jam

B. Perasaan terhadap Pengalaman


Pada saat pemeriksaan benjolan, tidak didapatkan adanya rasa nyeri. Pasien
merasakan payudara sebelah kanan terasa lebih kencang daripada payudara sebelah
kiri. Pasien tampak tenang dan tidak kesakitan.

C. Evaluasi
Dilakukan pemeriksaan USG dan AJH pada benjolan di mammae dekstra. Pada
pemeriksaan tersebut didapatkan kesan dan kesimpulan adanya tanda-tanda
keganasan, namun belum ada penyebaran ke kelenjar limfe regional pada axilla.
Pasien kemudian dijadwalkan untuk dilakukan tindakan MRM (Mastektomi
Radikal Modifikasi) sebagai tindakan konservatif untuk mereseksi seluruh jaringan
payudara.

D. Analisis
Kanker payudara adalah tumor ganas yang berasal dari kelenjar payudara.
termasuk saluran kelenjar air susu dan jaringan penunjangnya yang tumbuh infiltratif,
destruktif, serta dapat bermetastase. Kanker payudara muncul sebagai akibat sel-sel
yang abnormal terbentuk pada payudara dengan kecepatan tidak terkontrol dan tidak
beraturan. Sel-sel tersebut merupakan hasil mutasi gen dengan perubahan-perubahan
bentuk, ukuran maupun fungsinya.

TNM Staging System untuk Breast Cancer


TX Tidak ada tumor
T0 Tidak dapat ditunjukkan adanya
tumor primer
T1 Tumor dengan diameter 2 cm atau
kurang
T1a diameter 0,5cm atau kurang,
tanpa fiksasi terhadap fascia
dan/muskulus pectoralis
T1b > 0,5 cm tapi kurang dari 1 cm,
dengan fiksasi terhadap fascia
dan/muskulus pectoralis
T1c > 1 cm tapi < 2 cm, dengan
fiksasi terhadap fascia
dan/muskulus pectoralis
T2 Tumor dengan diameter antar 2-5cm
T2a tanpa fiksasi terhadap fascia
dan/muskulus pectoralis
T2b dengan fiksasi
T3 Tumor dengan diameter > 5 cm
T3a tan pa fiksasi, T3b dengan
fiksasi
T4 Tumor tanpa memandang
ukurannya telah menunjukkan
perluasan secar langsung ke dalam
dinding thorak dan kulit
REGIONAL LIMFE NODES (N)
NX Kelenjar ketiak tidak teraba
N0 Tidak ada metastase kelenjar ketiak
homolateral
N1 Metastase ke kelenjar ketiak
homolateral tapi masih bisa
digerakkan
N2 Metastase ke kelenjar ketiak
homolateral yang melekat terfiksasi
satu sama lain atau terhadap
jaringan sekitarnya
N3 Metastase ke kelenjar homolateral
supraklavikuler atau intraklavikuler
terhadap edema lengan
METASTASE JAUH (M)
M0 Tidak ada metastase jauh
M1 Metastase jauh termasuk perluasan
ke dalam kulit di luar payudara

DIAGNOSIS
Terdiri dari diagnosis klinis, pemeriksaan penunjang dan diagnosis pasti.
Diagnosis Klinis
Diagnosis klinis di dasarkan atas:
 Wawancara dengan pengajuan pertanyaan umum dan terarah sehubungan dengan
kanker payudara.
 Pemeriksaan klinis payudara untuk mencari benjolan atau kelainan lainnya.
 Pemerikasaan payudara dilakukan saat ± 1 minggu dari hari terakhir menstruasi.
Penderita diperiksa dengan badan bagian atas terbuka dan posisi badan tegak.
 Inspeksi untuk melihat simetri payudara kanan dan kiri,kelainan papila, letak dan
bentuk, retraksi puting susu, kelainan kulit, tanda radang, dan ulserasi.
 Dilakukan dalam keadaan kedua lengan diangkat keatas untuk melihat ada
tidaknya bayangan tumor di bawah kulit yang ikut bergerak atau adakah bagian
yang tertinggal.
 Palpasi dan pemeriksaan kelenjar getah bening regional atau aksila.
Pemeriksaan Penunjang
Ada beberapa pemeriksaan penunjang untuk menuju diagnosis pasti suatu kanker
payudara, yaitu:
 Termografi yaitu suatu cara yang menggunakan sinar infra red.
 Mammografi yaitu pemeriksaan dengan metode radiologis sinar x yang
diradiasikan pada payudara. Kelebihan mammografi adalah kemampuannya
mendeteksi tumor yang belum teraba (radius 0,5 cm) sekalipun masih dalam
stadium dini. Waktu yang tepat untuk melakukan mammografi pada wanita usia
produktif adalah hari ke 1-14 dari siklus haid. Pada perempuan usia nonproduktif
dianjurkan untuk kapan saja. Ketepatan pemeriksaan ini berbeda-beda berkisar
antara 83%-95%.
 Ultrasonografi, metode ini dapat membedakan lesi/tumor yang solid dan
kistik, dan hanya dapat membuat diagnosis dugaan berdasarkan pemantulan
gelombang suara.
 Scintimammografi adalah teknik pemeriksaan radionuklir dengan
menggunakan radioisotop.
Dalam protokol penanganan kanker payudara, pemeriksaan yang dianjurkan
adalah mammografi dan ultrasonografi. Pemeriksaan gabungan ultrasonografi dan
mammografi memberikan angka ketepatan diagnostik yang lebih tinggi.
Diagnosis Pasti
Diagnosis pasti hanya ditegakan dengan pemeriksaan histopatologis. Bahan
pemeriksaan dapat diambil dengan berbagai cara, yaitu:
a. Biopsi aspirasi (fine needle biopsy)
b. Needle core biopsy dengan jarum Silverman
c. Excisional biopsy dan pemeriksaan potong beku waktu operasi.

Mastektomi Radikal Modifikasi/Modified Radical Mastectomy


Modified radical mastectomy mempertahankan baik M. pectoralis mayor and
M. pectoralis minor, dengan pengangkatan KGB aksilla level I dan II tetapi tidak level
III. Batasan anatomis pada Modified radical mastectomy adalah batas anterior M.
latissimus dorsi pada bagian lateral, garis tengah sternum pada bagian medial, bagian
inferiornya 2-3 cm dari lipatan infra-mammae dan bagian superiornya m. subcalvia.
Seroma dibawah kulit dan di aksilla merupakan komplikasi tersering dari
mastektomi dan diseksi KGB aksilla, sekitar 30% dari semua kasus. Pemasangan
closed-system suction drainage mengurangi insidensi dari komplikasi ini. Kateter
dipertahankan hingga cairan drainage kurang dari 30 ml/hari. Infeksi luka jarang
terjadi setelah mastektomi dan kebanyakan terjadi sekunder terhadap nekrosis skin-
flap. Pendarahan sedang dan hebat jarang terjadi setelah mastektomi dan sebaiknya
dilakukan eksplorasi dini luka untuk mengontrol pendarahan dan memasang ulang
closed-system suction drainage. Insidensi lymphedema fungsional setelah modified
radical mastectomy sekitar 10%. Diseksi KGB aksilla ekstensif, terapi radiasi, adanya
KGB patologis dan obesitas merupakan faktor-faktor predisposisi.

E. Kesimpulan
Berdasarkan kasus yang dipelajari, pasien didiagnosis dengan Ca Mammae
Dekstra Stage T2N0Mx. Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis, USG
dan AJH. Kemudian dilakukan MRM (Mastektomi Radikal Modifikasi) sebagai upaya
konservatif dengan mengangkat tumor beserta jaringan payudara.
F. Daftar Pustaka
Sjamsuhidajat, R., dan Jong, W. (2011). Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi revisi. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai