Anda di halaman 1dari 1

menyidik dugaan korupsi di dalam APBD tersebut.

Susahnya Menyeret Koruptor Rp 4 Desember 2007, Masyarakat melaporkan kasus ini ke KPK.
21 M Bernama Agusrin 28 April 2009, Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor
057\/KMA\/SK\/IV\/2009 menunjuk Pengadilan Negeri Jakarta
Najamuddin Pusat (PN Jakpus) untuk memeriksa dan memutus perkara
Gubernur Bengkulu.
Jakarta - Di balik telepon, suara riuh bernada riang sayup-sayup
Namun hingga saat itu Kejagung tidak segera melimpahkan berkas
terdengar. Semalam, sebagian masyarakat Bengkulu merayakan
perkara ke pengadilan. KPK juga tidak menjalankan tugas
kegembiraan menyambut putusan Mahkamah Agung (MA) yang
supervisinya dan membiarkan kasus ini berlarut-larut. Lalu
menghukum gubernur nonaktif Agusrin M Najamuddin.
masyarakat Bengkulu mengajukan gugatan praperadilan ke PN
"Ini pesta besar. Ada yang menyembelih kambing. Kami sangat
Jakpus.
gembira luar biasa atas putusan MA ini. Masyarakat sudah tidak
sabar menunggu putusan ini\\\" kata penggiat anti korupsi di
4 Oktober 2010, PN Jakpus mengabulkan permohonan
Bengkulu dari ujung telepon, Betrix, saat bercakap-cakap dengan
masyarakat. PN Jakpus memerintahkan Kejagung untuk segera
detikcom, Rabu, (11\/1\/2012).
melimpahkan kasus korupsi tersebut ke PN Jakpus. Apabila tidak,
Perayaan ini bukanlah tanpa sebab. Karena, jalan berliku membawa
maka memerintahkan Kejagung melimpahkan ke KPK.
mantan politisi Partai Demokrat ini benar-benar susah. Sedikitnya
19 April 2011, Jaksa menuntut Agusrin dengan hukuman 4,5 tahun
butuh waktu 5 tahun menghukum koruptor. Bandingkan dengan
penjara.
begitu cepatnya aparat penegak hukum menyeret kasus pencurian
24 Mei 2011, PN Jakpus membebaskan Agusrin. Beberapa pekan
sandal atau celana dalam.
setelah itu, KPK menciduk Ketua Majelis Hakim yang memvonis
"Ini sungguh luar biasa," beber Betrix.
bebas Agusrin yaitu Syarifuddin.
10 Januari 2012, MA menghukum Agusrin selama 4 tahun penjara.
Berikut kronologi kasus Agusrin menurut catatan detikcom:
(2006) Agusrin menyetujui pembukaan rekening lain selain
rekening resmi Pemprov Bengkulu yaitu rekening dengan nomor
0000115-01-001421-30-3 di Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk
menampung uang bagi hasil PBB dan BPHTB Bengkulu 2006.
Kemudian pada tanggal 26 Oktober 2006 Terjadi pencairan dana
cek bernilai puluhan miliar tidak wajar yang dilakukan Kadispenda
Bengkulu. Belakangan berdasarkan putusan MA, Agusrin
mengetahui pencairan ini. Akhir 2007, Kejaksaan Agung (Kejagung)

Anda mungkin juga menyukai