Anda di halaman 1dari 3

Studi Kasus:

PT Margo Squre

Pada awal PT margo squre dibuka dan disewakan untuk pertokoan, pihak pengelola merasa
kesulitan untuk memasarkannya. Salah satu cara untuk memasarkannya adalah secara persuasif
mengajak para pedagang meramaikan komplek pertokoan di pusat kota Surabaya itu. Salah
seorang diantara pedagang yang menerima ajakan PT margo squre adalah bp ilham, yang tinggal
di kemang,Jakarta.

Ilham memanfaatkan ruangan seluas 876,71 M2 Lantai I itu untuk menjual


barang electronik.Empat bulan berlalu Ilham menempati ruangan itu, pengelola MS mengajak
Ilham membuat “Perjanjian Sewa Menyewa” dihadapan Notaris. Dua belah pihak bersepakat
mengenai penggunaan ruangan, harga sewa, Service Charge, sanksi dan segala hal yang
bersangkut paut dengan sewa menyewa ruangan. Ilham bersedia membayar semua kewajibannya
pada PT Margo squre, tiap bulan terhitung sejak Mei 1988 s/d 30 April 2010 paling lambat
pembayaran disetorkan tanggal 10 dan denda 90000 perhari untuk kelambatan
pembayaran. Kesepakatan antara pengelola PT Margo squre dengan Ilham dilakukan dalam Akte
Notaris reymoon eber No. 40 Tanggal 8/8/2010.

Tetapi perjanjian antara keduanya agaknya hanya tinggal perjanjian. Kewajiban Ilham
ternyata tidak pernah dipenuhi, Ilham menganggap kesepakatan itu sekedar formalitas, sehingga
tagihan demi tagihan pengelola margo squre tidak pernah dipedulikannya. Bahkan menurutnya,
Akte No. 40 tersebut, tidak berlaku karena pihak margo squre telah membatalkan “Gentlement
agreement” dan kesempatan yang diberikan untuk menunda pembayaran. Hanya sewa ruangan,
menurut Ilham akan dibicarakan kembali di akhir tahun 2012. Namun pengelola margo squre
berpendapat sebaliknya. Akte No. 40 tetap berlaku dan harga sewa ruangan tetap seperti yang
tercantum pada Akta tersebut.

Hingga 10 Maret 2012, Ilham seharusnya membayar US$245.675,50 dan Rp.


16.564.279,44 kepada PT margo squre.Meski kian hari jumlah uang yang harus dibayarkan untuk
ruangan yang ditempatinya terus bertambah, Ilham tetap berkeras untuk tidak
membayarnya. Pengelola margo squre, yang mengajak ilham meramaikan pertokoan itu. Pihak
pengelola margo squre menutup ping cell secara paksa. Selain itu, pengelola margo squre
menggugat Ilham di Pengadilan Negeri Depok.

ANALISIS

Setelah pihak PT margo squre mengajak ilham untuk meramaikan sekaligus berjualan di
komplek pertokoan di pusat kota Depok, maka secara tidak langsung PT margo squre telah
melaksanakan kerjasama kontrak dengan Ilham yang dibuktikan dengan membuat perjanjian
sewa-menyewa di depan Notaris. Maka berdasarkan pasal 1338 BW yang menjelaskan bahwa
“Suatu perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang
membuatnya” sehingga dengan adanya perjanjian/ikatan kontrak tersebut maka pihak PT margo
squre dan ilham mempunyai keterikatan untuk memberikan atau berbuat sesuatu sesuai dengan isi
perjanjian.

Perjanjian tersebut tidak boleh dilangggar oleh kedua belah pihak, karena perjanjian yang
telah dilakukan oleh PT margo squre dan ilham tersebut dianggap sudah memenuhi syarat,
sebagaimana yang telah diatur dalam pasal 1320 BW.Untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan
empat syarat :

1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;

2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;

3. Suatu hal tertentu;

4. Suatu sebab yang halal.

Perjanjian diatas bisa dikatakan sudah adanta kesepakatan, karena pihak PT margo squre
dan ilham dengan rela tanpa ada paksaan menandatangani isi perjanjian Sewa-menyewa yang
diajukan oleh pihak PT margo squre yang dibuktikan dihadapan Notaris.

Namun pada kenyataannya, Ilham tidak pernah memenuhi kewajibannya untuk membayar
semua kewajibannya kepada PT margo squre,dia tidak pernah peduli walaupun tagihan demi
tagihan yang datang kepanya, tapi dia tetap berisi keras untuk tidak membayarnya. Maka dari sini
Ilham bisa dinyatakan sebagai pihak yang melanggar perjanjian.
Dengan alasan inilah pihak PT margo squre setempat melakukan penutupan PINK CELL
secara paksa dan menggugat Ilham di Pengadilan Negeri Surabaya. Dan jika kita kaitkan dengan
Undang-undang yang ada dalam BW, tindakan Pihak PT margo squre bisa dibenarkan. Dalam
pasal 1240 BW, dijelaskan bahwa .Dalam pada itu si piutang adalah behak menuntut akan
penghapusan segala sesuatu yang telah dibuat berlawanan dengan perikatan, dan bolehlah ia minta
supaya dikuasakan oleh Hakim untuk menyuruh menghapuskan segala sesuatuyang telah dibuat
tadi atas biaya si berutang, dengan tak mengurangi hak menuntut penggantian biaya, rugi dan
bunga jika ada alasan untuk itu.

Dari pasal diatas, maka pihak PT margo squre bisa menuntut kepada ILHAM yang tidak
memenuhi suatu perikatan dan dia dapat dikenai denda untuk membayar semua tagihan bulanan
kepada PT MARGO SQURE.

DAFTAR PUSTAKA

https://atikahpras.wordpress.com/2018/04/13/contoh-kasus-perdata-perikatan/

Anda mungkin juga menyukai