Anda di halaman 1dari 5

1.

Konsep Bayi Baru Lahir (BBL)

a. Defenisi

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu –
42 minggu dengan berat badan lahir 2500gr-4000gr, menangis spontan
kurang dari 30 detik setelah lahir dengan nilai APGAR antara 7-10 (Bobak
& Jensen 1997:362)

Asuhan keperawatan segera setelah lahir adalah asuhan keperawatan yang


diberikan pada bayi selama 1 jam pertama kehidupan bayi setelah lahir.
Pada umumnya, bayi lahir normal akan teradi upaya nafas spontan dengan
sedikit stimulasi, sebagian besar bayi akan menangis atau bernafas
spontan dalam waktu 30 detik, bila tidak ada usaha nafas spontan langkah
– langkah resusitasi segara dilakukan. (Reeder, 1997:728)

b. Tanda Bayi Baru Lahir Normal

Ciri ciri BBL normal dan sehat adalah berat badan bayi normal antara
2500gr – 4000gr, panjang badan antara 48-52 cm, lingkar kepala bayi 33-
35 cm. Lingkar dada 30-38cm, detak jantung 120-140x/menit, frekuensi
pernafasan 40-60x/menit, rambut lanugo (bulu badan yang halus) sudah
tidak terlihat, rambut kepala sudah muncul, warna kulit badan merah
muda dan licin, memiliki kuku yang agak panjang dan lemas, refleks
mengisap dan menelan sudah baik ketika diberikan inisiasi menyusui dini
(IMD), refleks gerak memeluk dan menggenggam sudah baik, menkonium
akan keluar dalam waktu 24 jam setelah lahir. Keluarnya mekonium
menjadi indikasi bahwa fungsi pencernaan bayi sudah normal. Feses bayi
bewarna hitam ke hijau-hijauan dengan konsistensi likuid atau lengket
seperti aspal. Dan pada anak laki-laki testis sudah turun, sedangkan pada
anak perempuan labia mayora (birbir yang menutupi kemaluan) sedah
melindungi labia minimora.
c. Adaptasi Fisiologis BBL

1. Kardiovaskuler

Masa fetus darah dari plasenta melalui vena umbilicalis masuk ketubuh
janin. Sebagian darah dialirkan kehati dan sebagian besar melalui duktus
venosus akan mengalir ke vena carva inferior masuk ke atrium kanan.
Dari sini, darah sebagian besar dialirkan melalui voramen ovale masuk ke
atrium kiri kemudian baru masuk ke ventrikel kiri yang kemudian di
pompakan ke aorta. (Reeder, 1997:693), (Bobak & Jensen, 2004:364).

Sebagian kecil darah dari atrium kanan yang mengalir ke ventrikel kanan
di pompa ke paru paru. Karena terdapat tekanan dari paru paru yang
belum berkembang. Darah yang mengalir melalui arteri pulmonalis ke
paru hanya sebagian, dan yang sebagian akan mengalir melalui duktus
arteriosus botali ke aorta. Darah dari aorta yang mengandung nutrisi dan
oksigen akan mengalir keseluruh tubuh, sedangkan darah dari sel tubuh
bersama sisa metabolisme akan di alirkan ke plasenta melalui arteri
umbilicalis. Setelah bayi lahir, sistem kardiovaskular mengalami
perubahan yang mencolok, dimana voramen ovale, duktus arterious, dan
duktus venosus menutup. Arteri umbilikalis vena umbilikasi dan arteri
hepatika menjadi ligamen. Nafas pertama yang dilakukan bayi baru lahir
membuat paru paru berkembang dan menurunkan resistensi veskuler
pulmoner, sehingga darah baru mengalir. Tekanan arteri pulmoner
menurun menyebabkan tekanan artrium kanan menurun, aliran darah
pulmoner kembali meningkat, masuk kejantung bagian kiri, sehingga
tekanan dalam atrium kiri meningkat. Perubahan tekanan ini
mmenyebabkan voramen ovale menutup.

Bila tekanan PO2 dalam darah arteri mencapai sekitar 50 mmHg, duktus
arterius akan konstriksi(PO2 Janin 27mmHg). Tindak mengklem dan
memotong tali pusat membuat arteri umbilikalis, vena umbilikalis dan
duktus venosus segera menutup dan burubah menjadi ligamen.

2. Sistem pernafas

Saat dalam kandungan vetus sudah mengadakan gerakan nafas, tetapi


liquor amni tidak sampai masuk kedalam alveoli vetus. Keseimbangan
saturasi oksigen dipengaruhi oleh konsentrasi oksigen dan karbon
dioksida. Keseimbangan saturasi oksigen sangat penting bagi janin
dalam rahim, bila terjadi kenaikan saturasi oksigen melebihi 50 %
akan terjadi apnoe, sebaliknya bila menurun lebih dari 50 % akan
mempengaruhi sensitifitas pusat pernafasan (Reeder, 1997:692)

Selama dalam uterus, janin mendapatkan 02 pertukaran gas dari


plasenta, setelah bayi lahir pertukaran gas harus melalui paru paru
bayi. Rangsangan untuk gerakan pernafasan prtama adaah tekanan
mekanis dari thoraks saat melewati jalan lahir mengakibatkan tekanan
Pa O2, kenaikan Pa CO2 peningkatan pH darah, kondisi ini
merangsang kemoreseptor yang terletak pada sinus karotis, stimulasi
lain dari perubahan suhu intra uteri keekstra uteri yang memberi
stimulasi dingin, bunyi bunyian, cahaya dan sensasi lain selama proses
kelahiran yang merangsang permukaan pernafasan, stimulus ittulah
yang mengakibatkan timbulnya refleks deflasi hering.

Tekanan pada rongga dada bayi pada saaat melalui jalan lahir
pervaginam mengakibatkan kelahiran kehilangan cairan pari 1/3 dari
jumlahnya (jumlah pada bayi normal adalah 80-100ml). Sehingga
cairan ini diganti dengan udara. Pola pernafasan tertentu menjadi
karakteristik BBL normal yang cukup bulan.
3. Sistem Hematopoiesis

Volume darah bayi baru lahir berfariasi dari 80-110 ml/kg selama hari
pertama dan meningkat dua kali lipat pada akhir tahun pertama.
Hemoglobin dan sel darah merah lebih tinggi dari nilai normal orang
dewasa. Hemoglobin BBL berkisar antara 14,5 - 22,5 gr/dl, hematokrit
berfariasi dari 44%-72% dan SDM berkisar antara 5-7,5 juta/mm3.
Leukosi janin dengan nilai hitung sel darah putih sekitar 18000/mm3,
merupakan nilai normal saat bayi lahir (Bobak & Jensen, 2004:365).

4. Metabolisme

Sistem metabolisme neonatus, pada jam pertama energi didapatkan


dari pembakaran arbohidrat, pada hari ke 2 berasal dari pembakaran
lemak. Setelah mendapatkan susu kurang lebih hari ke 6 energi dari
lemak 60 % dan dari karbohidrat 40 %. Dalam waktu 2 jam setelah
lahir akan terjadi penurunan kadar gula darah, untuk menabah energi
pada jam-jam pertama setelah lahir diambil dari hasil metabolisme
asam lemak, sehingga kadar gula dapat mencapai 120 mg per 100 ml.

Apa bila karena sesuatu hal, misalnya bayi dari ibu yang menderita
DM dan BBLR, perubahan glikosa menjadi glikogen akan
meningkatkan atau terjadi gangguan metabolisme asam lemak yang
tidak dapat memenuhi kebutuhan neonatus.

5. Suhu Tubuh

Setelah bayi lahir, bayia kan berada di tempat yang suhu


lingkungannya lebih rendah dari lingkungan dalam rahim. Suhu tubuh
neonatus yang normal yaitu sekitar 36,5 0c sampai 37 0c. Bila bayi
dibiarkan dalam suhu dalam kamar (25 0c) maka bayi akan kehilangan
panas melalui hepavorasi (penguapan), konfeksi dan radiasi sebanyak
200 kalori/kg BB/ menit, sedangkan pembentukan panas yang dapat
diproduksi hanya per 10 dari jumlah kehilangan panas diatas dalam
waktu yang bersamaan (Bonak & Jensen, 2004 : 376), (Reeder, 1997 :
696).

Untuk mengurangi kehilangan panas tersebut dapat dilakukan dengan


mengatur suhu lingkungan, membungkus bayi dengan kain hangat,
membungkus kepala bayi, disimpan di tempat tidur yang sudah
dihangatkan atau sementara di masukan ke dalam inkubator. BBL
belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami
steress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu
kelingkungan luar yang suhunya lebih tinggi.

6. Hati dan Metabolisme

Segera setelah lahir hati menunjukan perubahan biokimia dan


morfologis, yaitu kenalkan kadar protein dan penurunan kadar lemak
dan glikogen. Sel hemopoetik juga mulai berkurang walaupun
memakan waktu agak lama. Luas permukaan neonatus terlahir lebih
besar dari pada orang dewasa, sehingga metabolisme berasal dari per
Kg BB lebih besar, pada hari kedua energi berasal dari pembakaran
lemak, setelah mendapatkan susu lebih kurang pada hari ke 6, energi
60 % di dapatkan dari lemak dan 40 % dari karbo hidrat. (Bobak &
Jensen, 2004:369).

7. Kelenjer Endokrin

Selama dalam uterus vetus mendapatkan hormon dari ibu, pada waktu
BBL kadang kadang hormon tersebut masih berfungsi. Misalnya dapat
dilihat pembesaran kelenjeran ai susu pada bayi laki laki maupun bayi
perempuan. Kadang kadang dapat dilihat Withdrawal, misalnya
pengeluaran darah dari vagina yangmenyerupai haid pada

Anda mungkin juga menyukai