Anda di halaman 1dari 22

PERTEMUAN 9

Perkonomian Barter &Uang


■ Perekonomian barter adalah suatu sistem kegiatan ekonomi masyarakat dimana kegiatan
produksi dan perdagangan masih sangat sederhana, kegiatan tukar menukar masih
terbatas, dan jual beli dilakukan secara pertukaran barang dengan barang atau barter.
■ Perekonomian uang adalah perekonomian yang sudah menggunakan uang sebagai alat
pertukaran dalam kegiatan perdagangan.
Definisi & Ciri Uang
■ Uang diciptakan untuk melancarkan kegiatan tukar menukar dan perdagangan.
■ Definisi uang:
“Benda-benda yang disetujui oleh masyarakat sebagai alat perantaraan untuk
mengadakan tukar menukar/perdagangan”.
■ Syaratnya adalah:
– Nilainya tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktu
– Mudah dibawa-bawa
– Mudah disimpan tanpa mengurangi nilainya
– Tahan lama
– Jumlahnya terbatas (tidak berlebih-lebihan)
– Bendanya mempunyai mutu yang sama

Fungsi Uang
■ Uang sebagai perantara tukar menukar
■ Uang sebagai satuan nilai
■ Uang sebagai alat pembayaran tertunda
■ Uang sebagai alat penyimpan nilai

Jenis Uang
■ Penggunaan emas dan perak sebagai uang
■ Penggunaan uang kertas dan uang bank (uang giral)
■ Sifat emas dan perak yang digunakan sebagai uang :
– Banyak orang yang menyukai benda tersebut karena dapat digunakan sebagai
perhiasan
– Emas maupun perak mempunyai mutu yang sama
– Kedua-duanya tidak mudah rusak, dapat di bagi-bagi apabila diperlukan
– Jumlahnya sangat terbatas dan untuk memperolehnya perlu biaya dan usaha
– Kedua barang itu sangat stabil nilainya karena tidak berubah mutunya dalam
jangka panjang dan tidak mengalami kerusakan

Kelemahan Emas dan Perak sebagai Uang


■ Memerlukan tempat yang agak besar untuk menyimpannya
■ Merupakan benda yang berat
■ Sukar untuk ditambah jumlahnya

Proses Penciptaan Uang Giral


■ Tabungan giral (rekening koran) yang diciptakan oleh bank umum dapat dibedakan dua
jenis:
– Tabungan giral utama : apabila mendapatkan uang dari langganannya dalam
bentuk uang tunai atau cek yang ditarik dari bank lain.
– Tabungan giral derivatif : apabila bank itu memberikan pinjaman kepada
nasabahnya
■ Rasio cadangan yang ditetapkan adalah 20 persen
■ Semua kelebihan cadangan akan dipindahkan oleh setiap bank umum kepada
langganannya
■ Transaksi-transaksi selalu dibayarkan dengan menggunakan cek
■ Seluruh tabungan yang dimasukkan ke dalam setiap bank umum merupakan tabungan
giral

Tiga Faktor Penting Pembatasan Penciptaan Uang


■ Kebocoran uang tunai
Yaitu sebagian dari uang yang seharusnya disimpan ke bank umum yang berikut tetap
dipegang oleh pemiliknya.
■ Bank mempunyai cadangan yang lebih banyak
Adanya keinginan bank untuk membuat cadangan atas tabungan giral yang lebih besar
daripada yang ditetapkan oleh peraturan perbankan.
■ Kekurangan pinjaman
Kekurangan peminjam-peminjam yang mampu membayar bunga dan membayar kembali
pinjaman mereka

Mata Uang dalam Peredaran Uang


■ Mata uang dalam peredaran adalah seluruh jumlah mata uang (uang logam dan uang
kertas) yang telah dikeluarkan dan diedarkan oleh bank sentral.
Mata uang dalam peredaran sama dengan uang kartal.
■ Uang yang beredar (money supply) adalah semua jenis uang yang berada di dalam
perekonomian, yaitu jumlah dari mata uang dalam peredaran ditambah dengan uang giral
dalam peredaran ditambah dengan uang giral dalam bank-bank umum.

Money Supply
■ Pengertian yang terbatas :
Uang beredar adalah mata uang dalam peredaran ditambah dengan uang giral yang
dimiliki oleh perseorangan, perusahaan dan badan-badan pemerintah.
Pengertian yang sempit dari uang beredar selalu disingkat (M1)
■ Pengertian yang luas (likuiditas perekonomian):
Uang yang beredar menurut pengertian yang luas ini dinamakan juga sebagai likuiditas
perekonomian (M2)
– Mata uang dalam peredaran
– Uang giral
– Uang kuasi
 Deposito berjangka, tabungan dan rekening (tabungan) valuta asing milik
swasta domestik

Jenis Lembaga Keuangan


■ Lembaga keuangan atau Institusi keuangan adalah semua perusahaan yang kegiatan
utamanya adalah meminjamkan uang yang disimpankan kepadanya.
■ Lembaga keuangan terdiri dari:
– Bank umum atau bank perdagangan
– Bank tabungan
– Perusahaan peminjaman
– Pasaran saham
– Perusahaan asuransi

Keistimewaan Bank Umum


■ Tabungan dapat di ambil dengan cek
Kesanggupan bank umum untuk menciptakan tabungan yang dapat sewaktu-waktu
diambil dengan menggunakan cek, yaitu tabungan giral.
■ Dapat menciptakan “daya beli”
Kemampuan untuk menciptakan daya beli baru atau menghapuskan daya beli yang
ada dalam perekonomian.
■ Memberi pinjaman jangka pendek
Neraca Bank Umum
■ Tabungan adalah uang yang disimpan di Bank yang hanya dapat diambil sendiri ke Bank
tersebut dengan menunjukkan buku tabungan dari pemilik tabungan tersebut atau melalui
ATM.
■ Tabungan berjangka (deposito berjangka) adalah tabungan yang dapat diambil setelah
suatu jangka waktu tertentu.
■ Uang tunai dan tabungan dalam bank sentral dinamakan cadangan.

Perbedaan Bank Sentral dengan Bank Umum


■ Dalam perekonomian hanya terdapat satu bank sentral
■ Bank umum kebanyakan dimiliki oleh pihak swasta
■ Tujuan kegiatan bank sentral dan bank umum berbeda
■ Bank sentral diberi kekuasaan untuk mencetak uang kertas dan logam

Fungsi Utama Bank Sentral


■ Bertindak sebagai bank pada pemerintah
■ Bertindak sebagai bank sebagai bank kepada bak-bank umum
■ Mengawasi kegiatan bank umum dan lembaga-lembaga keuangan lainnya
■ Mengawasi keseimbangan kegiatan perdagangan luar negeri
■ Mencetak uang logam dan uang kertas yang diperlukan untuk melancarkan kegiatan
produksi dan perdagangan

Pandangan Klasik
Efek perubahan penawaran uang ada 2 jenis:
■ Teori Kuantitas Uang (quantity theory of money)
Berapa kalikah uang yang ada dalam masyarakat berpindah tangan dalam satu tahun?
■ Teori Sisa Tunai (cash balance theory)
Berapa besarkah uang yang dipegang atau disimpan masyarakat dalam bentuk tunai?

1. Teori Kuantitas Uang


■ Di Pasar Uang, terdapat teori kuantitas yang menyatakan bahwa permintaan akan uang
adalah proporsional dengan nilai transaksi yang dilakukan masyarakat.
■ Di pasar ini akan ditentukan tingkat harga umum; apabila jumlah uang yang beredar
(penawaran akan uang) naik maka tingkat harga akan naik.
■ Permintaan uang untuk transaksi tersebut ditentukan oleh:
• Volume output yang ditransaksikan (yaitu GDP riil), yaitu jumlah barang dan jasa
yang diperjualbelikan dalam satu tahun tertentu.
• Tingkat harga umum
■ Teori ini dikembangkan oleh Irving Fisher.
“Pada hakekatnya bahwa perubahan dalam uang beredar akan menimbulkan perubahan
yang sama cepatnya atas harga-harga barang”.
■ Hal ini di dasarkan pada dua pendapat:
– Laju peredaran uang adalah tetap
– Penggunaan tenaga kerja penuh sudah terpakai (supply creates its own demand)

Pertukaran
■ Teori kuantitas uang biasanya menggunakan persamaan pertukaran:
MV = PT
■ Dimana :
M = Penawaran uang
V = Laju peredaran uang
P = Tingkat harga
T = Jumlah barang dan jasa yang diperjualbelikan dalam perekonomian
■ Teori kuantitas uang :
MVy = Y
■ Dimana:
M = Penawaran uang
Vy = laju peredaran uang yang dibelanjakan untuk membeli barang-barang jadi saja
Y = Pendapatan nasional

2. Teori Sisa Tunai (Cash Balance Theory)


■ Teori ini dikembangkan oleh Alfred Marshall
“Perubahan dalam uang yang beredar akan menimbulkan perubahan yang sama
lajunya atas harga”.
■ Rumus:
M = k.P.T
■ Keterangan:
M = Permintaan atau Penawaran Uang
k = Konstanta (pendapatan yang tetap dipegang oleh masyarakat dalam bentuk tunai)
P = Tingkat harga umum
T = Jumlah barang dan jasa yang diperjualbelikan dalam perekonomian
■ Besarnya jumlah uang yang akan dipegang oleh masyarakat sebanding dengan
pendapatannya.

Kelemahan Teori Kuantitas Uang


■ “Pengunaan tenaga kerja penuh selalu tercapai dalam perekonomian sehingga jumlah
barang dan jasa yang diperjualbelikan dalam satu tahun tertentu adalah tetap besarnya
(Supply creates its own demand)”.
■ Faktanya: Perekonomian selalu menghadapi masalah pengangguran
■ Alasannya:
– Jumlah barang dan jasa akan dengan mudah ditambah apabila terdapat
penambahan permintaan terhadap barang.
– Apabila kemungkinan untuk menambah produksi, penambahan uang yang beredar
belum tentu akan menaikkan harga.
– Jikapun terjadi kenaikan harga, tidak sebesar kenaikan jumlah uang yang beredar.

Kritik atas Teori Kuantitas Uang


■ Permisalan bahwa T adalah tetap, kurang tepat
■ Laju peredaran uang tidak selalu dalam jangka pendek dan jangka panjang
■ Perhubungan di antara penawaran uang dan harga adalah lebih rumit dari yang
diterangkan oleh teori kuantitas
■ Teori kuantitas hanya memperhatikan fungsi uang sebagai alat untuk melicinkan kegiatan
tukar menukar dan transaksi dengan menggunakan uang
■ Teori kuantitas mengabaikan efek perubahan penawaran uang ke atas suku bunga

Teori Keuangan Keynes


■ Tujuan-tujuan masyarakat untuk meminta (menggunakan) uang
■ Faktor-faktor yang menentukan tingkat bunga
■ Efek perubahan penawaran uang ke atas kegiatan ekonomi negara
Tujuan Memegang Uang
■ Menurut Keynes, ada 3 alasan masyarakat memegang uang:
– Untuk membayar pembelian-pembelian yang akan mereka lakukan (Tujuan
transaksi)
– Sebagai alat untuk menghadapi kesusahan yang mungkin timbul dimasa yang akan
datang (Tujuan berjaga-jaga)
– Digunakan untuk kegiatan spekulasi (Tujuan spekulasi)

a. Tujuan Transaksi
Tingkat spesialisasi yang tinggi hanya mungkin terjadi apabila pemilik uang dapat
dengan mudah menggunakannya untuk membeli barang-barang yang diinginkannya.

b. Tujuan Berjaga-jaga
■ Kejadian tidak terduga akan berlaku untuk masa yang akan datang.
■ Adakalanya menguntungkan dan terkadang ada juga yang mengakibatkan seseorang
harus mengeluarkan uang yang lebih banyak daripada biasanya.

c. Tujuan Spekulasi
■ Membuat pilihan diantara memegang uang tau menggunakan uang itu untuk membeli
surat-surat berharga (eq. Saham perusahaan).
■ Para pemegang uang bersedia menggantikan dengan surat berharga apabila surat
berharga tersebut memberikan tingkat pendapatan yang lebih tinggi.
■ Permintaan uang untuk tujuan spekulasi ini ditentukan oleh tingkat bunga sedangkan
permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga ditentukan oleh pendapatan
masyarakat (pendapatan nasional)

Bentuk-bentuk Kebijakan Moneter


■ Kebijakan moneter biasanya dilakukan oleh Bank Sentral
■ Kebijakan moneter ada 2 yaitu:
– Kebijakan moneter yang bersifat kuantitatif merupakan kebijakan umum yang
bertujuan mempengaruhi jumlah penawaran uang dan tingkat bunga dalam
perekonomian
– Kebijakan moneter yang bersifat kualitatif dilakukan dengan menetapkan
kebijakan-kebijakan terpilih atas beberapa aspek dari masalah moneter yang
dihadapi oleh pemerintah.

a. Kebijakan Moneter Kuantitatif


Ada tiga tindakan yang dapat dilakukan:
 Melakukan jual beli surat berharga dalam pasar surat-surat berharga yang disebut juga
operasi pasar terbuka.
 Membuat perubahan atas tingkat diskonto dan tingkat bunga yang harus di bayar oleh
bank-bank umum
 Membuat perubahan atas tingkat cadangan minimum yang harus disimpan oleh bank-
bank umum

b. Kebijakan Moneter Kualitatif


 Pengawasan pinjaman secara selektif, yaitu menentukan jenis-jenis pinjaman mana
yang harus dikurangi atau dikembangkan.
 Pembujukan moral yaitu Bank Sentral mengadakan pertemuan langsung dengan
pimpinan-pimpinan bank umum untuk meminta bank-bank umum melakukan langkah-
langkah tertentu.
PERTEMUAN 10

Konsep Dasar Nilai Waktu


 Dalam akuntansi (dan keuangan), istilah nilai waktu dari uang (time value of money)
digunakan untuk menunjukkan hubungan antara waktu dengan uang :
"Bahwa satu rupiah yang diterima hari ini lebih berharga dari satu rupiah yang akan diterima di
masa yang akan datang."

Sifat Bunga
 Bunga (interest) adalah pembayaran untuk pemakaian uang. Bunga merupakan
kelebihan kas yang diterima atau dibayarkan kembali untuk dan di atas jumlah yang
diinvestasikan atau dipinjam/pokok (principal).
 Sebagai contoh, jika CITYBANK meminjamkan $1000 kepada anda dan meminta anda
untuk membayar kembali sebesar $1.150, maka selisihnya, yaitu $150 merupakan beban
bunga. Sebaliknya merupakan pendapatan bunga.
 Jumlah bunga yang harus dibayar umumnya dinyatakan sebagai suatu tarif sepanjang
periode waktu tertentu. Sebagai contoh, jika anda memakai $1.000 sepanjang satu tahun
sebelum membayar kembali $1.150, maka suku bunganya adalah 15% ($150 / $1.000).
 Salah satu faktor untuk menentukan tingkat bunga (interest rate) adalah tingkat risiko
kredit (risiko tidak membayar). Semakin tinggi risiko kredit semakin tinggi tingkat bunga.

Variabel-variabel dalam Perhitungan Bunga


1. Pokok (principal) : jumlah yang dipinjam atau diinvestasikan.
2. Suku bunga (interest rate) : persentase dari pokok hutang yang beredar.
3. Waktu (time) : jumlah tahun atau bagian fraksional dari tahun ketika
jumlah pokok bunga itu beredar.

Bunga Sederhana
Bunga sederhana (simple interest) hanya dihitung pada jumlah pokoknya. Jumlah bunga
merupakan pengembalian atas (atau pertumbuhan dari) pokok sepanjang satu periode waktu.
Bunga sederhana umumnya diekspresikan sebagai berikut:

Bunga = p x i x n

p = pokok
I = suku bunga
n = jumlah periode waktu

Sebagai ilustrasi, jika anda meminjam $1.000 untuk jangka waktu 3 tahun dengan suku bunga
sederhana 15% per tahun, maka total bunga yang harus anda bayar adalah $450 yang dihitung
sebagai berikut:
Bunga = (p) (i) (n)
= ($1.000)(0,15)(3) = $450

Jika anda meminjam $1.000 untuk jangka waktu 3 bulan pada suku bunga 15%, maka bunganya
adalah $37,50, yang dihitung sebagai berikut:
Bunga = ($1.000)(0,15)(0,25)
= $37,50
Catatan: 0,25 = 3/12 tahun
Bunga Majemuk
Bunga majemuk (compound interest) dihitung atas dasar pokok dan atas setiap bunga yang
dihasilkan, tetapi belum dibayarkan atau ditarik. Bunga majemuk merupakan pengembalian atas
(atau pertumbuhan dari) pokok selama dua periode waktu atau lebih.
Pemajemukan tidak hanya menghitung bunga atas pokok hutang, tetapi juga atas bunga yang
dihasilkan sampai tanggal dari pokok itu, dengan mengasumsikan bunga ini disimpan dalam
deposito.

Untuk mengilustrasikan perbedaan antara bunga sederhana dengan bunga majemuk, asumsikan
bahwa anda mendepositokan $1.000 pada Last National Bank, yang akan membayar bunga
sederhana 9%/tahun dan anda mendepositokan $1.000 lagi pada First State Bank yang akan
membayar bunga majemuk 9%/tahun, yang dimajemukkan secara tahunan.

Perhatikan dalam ilustrasi di atas bahwa bunga sederhana menggunakan pokok awal sebesar
$1.000 dalam menghitung bunga untuk ketiga tahun.
Sedang bunga majemuk menggunakan akumulasi saldo (pokok ditambah bunga sampai tanggal
itu) pada setiap akhir tahun untuk menghitung bunga pada tahun berikutnya, yang menjelaskan
mengapa akun bunga majemuk anda lebih besar.

1. Bunga Majemuk dengan Periode Tahunan


 Rupiah saat ini selalu dihargai lebih tinggi daripada rupiah nanti. Kalau seseorang diminta
memilih untuk menerima Rp 1.000.000 saat ini ataukah misalnya, Rp 1.000.000 sepuluh
tahun yang akan datang dia tentu akan memilih untuk saat ini.
 Sehingga dapat disimpulkan bahwa, nilai uang Rp 1.000.000 yang anda punya sekarang
tidak sama dengan Rp 1.000.000 pada sepuluh tahun yang lalu atau sepuluh tahun
kemudian.
 Hal sebaliknya akan berlaku apabila kita harus membayar atau mengeluarkan uang.
Banyak para mahasiswa yang “mempraktekkan" hal ini. Mereka cenderung untuk
membayar SPP mereka pada hari–hari terakhir batas pembayaran. Kalau jumlah yang
dibayar sama besarnya, mengapa harus membayar lebih awal, kalau upaya untuk
membayar sama saja?
 Konsep ini penting disadari karena dalam situasi inflasi dianggap tidak terlalu serius,
perusahaan mungkin menggunakan historical cost dalam pencatatan transaksi keuangan,
dan diterapkan prinsip bahwa satuan moneter dianggap sama.
 Padahal nilai uang pada waktu yang berbeda tidaklah bisa dianggap sama.
 Konsep time value of money ini sebenarnya ingin mengatakan bahwa jika Anda punya
uang sebaiknya –bahkan seharusnya- diinvestasikan, sehingga nilai uang itu tidak
menyusut dimakan waktu.
 Sebab, jika uang itu didiamkan, ditaruh di bawah bantal, brankas, atau lemari besi, maka
uang itu tidak bekerja dan karenanya nilainya semakin lama semakin turun.
 Sebagian besar dari kita mengenal konsep bunga majemuk sejak usia muda. Siapapun
yang pernah memiliki rekening tabungan atau membeli obligasi pemerintah pasti akan
mendapat bunga majemuk.
 Bunga majemuk terjadi ketika bunga yang dibayarkan selama periode pertama
ditambahkan pada pokoknya, kemudian selama periode kedua bunga yang diterima
dihitung berdasarkan jumlah yang baru ini.

Bunga Majemuk adalah penjumlahan dari uang pada permulaan periode atau jumlah modal
pokok dengan jumlah bunga yang diperoleh selama periode tersebut.

FVn = PV (1 + i)n
Keterangan:
FVn = Nilai masa depan investasi n tahun
PV = Jumlah investasi awal
N = Jumlah tahun
I = Tingkat suku bunga

Contoh :
Nova menyimpan uang sebesar Rp 1.000 di bank DKI dengan tingkat suku bunga 6 % setahun.
 Uang pada tahun pertama:
FV1 = PV (1 + i)1
= 1.000 (1 + 0,06)1
= 1.000 (1.06)
= 1.060

 Uang pada tahun ke empat:


FV4 = PV (1 + i)4
= 1.000 (1.06)4
= 1.262

2. Bunga Majemuk dengan Periode Non Tahunan


Hingga saat ini, kita mengasumsikan, bahwa periode pemajemukan selalu dalam tahunan.
Namun, tidak selalu demikian, itu terbukti pada tabungan dan pinjaman dari lembaga
keuangan maupun bank komersial yang pemajemukannya dalam periode kuartalan dan
bahkan dalam beberapa kasus dilakukan berdasarkan harian.

Untuk mencari nilai masa depan suatu investasi yang dimajemukan dalam periode non-
tahunan:

𝒊
FVn = PV (1 + )nm
𝒎

Keterangan :
FVn = Nilai masa depan investasi n tahun
PV = Jumlah investasi awal
n = Jumlah tahun
i = Tingkat suku bunga (diskonto)
m = Jumlah berapa kali pemajemukan terjadi
Contoh :
Nova akan menabung $ 100 dengan tingkat suku bunga 12% dimajemukan dengan kuartalan,
berapa pertumbuhan investasi tersebut di akhir tahun kelima?
PV = $100
I = 0,12
n =5
m =4
Perhitungan :
𝒊
FVn = PV (1 + 𝒎)nm
0,12 4.5
FV5 = $ 100 (1 + 4
)
= $ 100 (1 + 0,3)20
= $ 100 (1.806)
= $ 180,60
PERTEMUAN 11
MATEMATIKA PENILAIAN

1. Konsep Kerangka Waktu

• Memperlihatkan saat terjadinya (timing) arus kas.


• Tanda batas (tick marks) terletak di akhir periode. Berarti Waktu 0 ialah sekarang. Waktu 1
ialah akhir periode pertama (tahun, bulan, dan sebagainya), atau awal periode kedua.

Ilustrasi Kerangka Waktu


Gambarkan garis waktu untuk jumlah sekaligus Rp 100 selama 2 tahun.

Gambarkan garis waktu untuk anuitas biasa Rp100 selama 3 tahun.

2. Konsep Nilai Masa Depan (FV)


• Menemukan nilai masa depan (future value = FV) dinamakan pemajemukan
(compounding).
• Pemajemukan ialah proses penentuan nilai akhir arus kas atau serangkaian arus kas.
• Mengembangkan pertumbuhan jumlah rupiah yang diinvestasikan.
• Bergerak dari nilai sekarang (present value = PV) ke nilai masa depan (FV).

Rumus Konsep Nilai Masa Depan (FV)

Nilai Masa Depan – Metode Aritmatis

FVt  PV 1  r 
t

Nilai Masa Depan – Metode Tabel 1

FVt  PV (FVIFi,t )
CONTOH:
Ilustrasi Nilai Masa Depan (FV)
Berapa nilai masa depan (FV) investasi Rp 100 setelah 3 tahun, jika tingkat diskonto per tahun
adalah 10%?

Nilai Masa Depan – Metode Aritmatis


FV3 = PV (1 + 0,10)3 = 100 (1,3310) = Rp133,10
Nilai Masa Depan – Metode Tabel 1
FV3 = PV (FVIF0,10:3) = 100 (1,3310) = Rp133,10

3. Konsep Nilai Sekarang (PV)


• Tingkat biaya opportunitas.
• Nilai sekarang (present value = PV) arus kas atau serangkaian arus kas masa depan.
• Pendiskontoan (discounting) ialah proses menemu-kan nilai sekarang arus kas atau
serangkaian arus kas, kebalikan dari pemajemukan.
• Nilai sekarang menunjukkan nilai arus kas berdasarkan daya beli hari ini.

Rumus Konsep Nilai Sekarang (PV)

Nilai Sekarang – Metode Aritmatis

FVt
PV 
1 r t
Nilai Sekarang – Metode Tabel 2

PV  FVt (PVIFi,t )

CONTOH:
Ilustrasi Nilai Sekarang (PV)
Berapa nilai sekarang (present value = PV) Rp 100 jatuh tempo selama 3 tahun, jika tingkat
bunga per tahun adalah 10%?

Nilai Sekarang – Metode Aritmatis


100 100
PV    Rp75,13
(1 0,10) 3
(1,331)

Nilai Sekarang – Metode Tabel 2


PV = 100 (0,7513) = Rp75,13
4. Konsep Anuitas
• Serangkaian pembayaran dengan jumlah yang sama pada interval yang tetap selama
periode waktu tertentu dinamakan anuitas.
• Anuitas terdiri atas:
 Anuitas Biasa (Ordinary Annuity) atau Anuitas Tertangguh (Deferred Annuity), dan
 Anuitas Jatuh Tempo (Annuity Due).

4.1. Nilai Masa Depan Anuitas Biasa


Menemukan nilai masa depan serangkaian pembayaran (FVA) pada suatu waktu di
masa depan.

Rumus Nilai Masa Depan Anuitas Biasa

FVA - Anuitas Biasa (Metode Aritmatis)

 (1 i)t  1
FVA t  PMT  
 i 
FVA - Anuitas Biasa (Metode Tabel 3)

FVA t  PMT (FVIFA i,t )

CONTOH:
Ilustrasi Nilai Masa Depan Anuitas Biasa
Andaikan anda menabungkan sebagian gaji anda sebesar Rp4.000.000 setahun
selama 5 tahun pada tingkat diskonto 12 persen. Diandaikan anda melakukan
pembayaran di akhir setiap tahun. Berapa nilai uang anda di akhir tahun ke 5?

FVA - Anuitas Biasa (Metode Aritmatis)


 (1  0,12)5  1
FVA5  4.000.000  
 0,12 
 4.000.000 (6,3528473 6)
 Rp25.411.3 89,44

FVA - Anuitas Biasa (Metode Tabel 3)

FVA5 = 4.000.000 (FVIFA0,12:5)


= 4.000.000 (6,3528)
=Rp25.411.200
4.2. Nilai Masa Depan Anuitas Jatuh Tempo
Menemukan nilai masa depan serangkaian pembayaran (FVA) pada suatu waktu di
masa depan.

Rumus Nilai Masa Depan Anuitas Jatuh Tempo

FVA - Anuitas Jatuh Tempo (Metode Aritmatis)


 (1 i)t  1
FVA t  PMT   (1 i)
 i 

FVA - Anuitas Jatuh Tempo (Metode Tabel 3)


FVAt  PMT (FVIFA i,t ) (1  i)

CONTOH:
Ilustrasi Nilai Masa Depan Anuitas Jatuh Tempo
Andaikan anda menabungkan sebagian gaji anda sebesar Rp4.000.000 setahun
selama 5 tahun pada tingkat diskonto 12 persen. Diandaikan anda melakukan
pembayaran di awal setiap tahun. Berapa nilai uang anda di akhir tahun ke 5?

FVA - Anuitas Jatuh Tempo (Metode Aritmatis)


 (1  0,12) 5  1
FVA 5  4.000.000   (1  0,12)
 0,12 
 4.000.000 (7,1151890 4320)
 Rp 28.460.756 ,18

FVA - Anuitas Jatuh Tempo (Metode Tabel 3)


FVA 5  PMT (FVIFA 0,12:5 ) (1  0,12)
 4.000.000 (6.3528473 6) (1,12)
 Rp28.460.7 56,18
4.3. Nilai Sekarang Anuitas Biasa

Rumus Nilai Sekarang Anuitas Biasa

PVA - Anuitas Biasa (Metode Aritmatis)


 1 
 1 
(1  i)t
PVA  PMT  
 i 
 
 
PVA - Anuitas Biasa (Metode Tabel 4)

PVA = PMT (PVIFAi:t)


CONTOH:
Nilai Sekarang Anuitas Biasa
Andaikan anda menabungkan sebagian gaji, sebesar Rp4.000.000 setahun, selama 5
tahun pada tingkat diskonto 12 persen. Diandaikan anda melakukan pembayaran di
akhir setiap tahun. Berapa nilai uang anda sekarang?

PVA - Anuitas Biasa (Metode Aritmatis)


 1 
 1 
(1  0,12) t
PVA  4.000.000  
 0,12 
 
 
 4.000.000 (3.6048)
 Rp14.419.2 00

PVA - Anuitas Biasa (Metode Tabel 4)


PVA 5  PMT (PVIFA 0,12: 5 )
 4.000.000 (3,6048)
 Rp14.419.2 00

4.4. Nilai Sekarang Anuitas Jatuh Tempo

Rumus Nilai Sekarang Anuitas Jatuh Tempo

PVA - Anuitas Jatuh Tempo (Metode Aritmatis)


 1 
 1 
(1  i)t
PVA  PMT   (1  i)
 i 
 
 
PVA - Anuitas Jatuh Tempo (Metode Tabel 4)

PVA = PMT (PVIFAi:t) (1 + i)

CONTOH:
Nilai Sekarang Anuitas Jatuh Tempo
Andaikan anda menabungkan sebagian gaji, sebesar Rp4.000.000 setahun, selama 5
tahun pada tingkat diskonto 12 persen. Diandaikan anda melakukan pembayaran di
awal setiap tahun. Berapa nilai uang anda sekarang?
PVA - Anuitas Jatuh Tempo (Metode Aritmatis)
 1 
 1 5 
(1  0,12) 
PVA  4.000.000  (1  0,12)
 0,12 
 
 
 4.000.000 (0,4327314 43)
 Rp16.149.3 97,39
PVA - Anuitas Jatuh Tempo (Metode Tabel 4)

PVA = PMT (PVIFA0,12:5) (1 + 0,12)


= 4.000.000 (3,604776202) (1,12)
= Rp 16.149.397,39

Perbedaan Antara Anuitas Biasa dan Anuitas Jatuh Tempo


PERTEMUAN 12

5. Konsep Perpetuitas
Anuitas yang memiliki waktu tak terhingga (t = ) dinamakan perpetuitas.

Maka PV perpetuitas ialah:

PMT
PVPERPETUITA S 
i
Preferred Stock
• Dividen preferred stock merupakan contoh perpetuitas. Pada saat perusahaan menjual
saham preferen, pembeli dijanjikan fixed cash dividend setiap periode selamanya. Dividen
ini harus dibayarkan sebelum dividen saham biasa dibayarkan.
• Misalkan Fellin Co. berencana menjual saham preferen $ 100/lembar saham. Sementara
itu sudah ada saham preferen yang beredar dengan harga $40 per saham dan
menawarkan dividen $1 setiap kuartal. Berapakah dividen saham preferen sebaiknya
ditawarkan untuk saham yang akan dijual?

6. Anuitas Pertumbuhan (Growing Annuities)


 Istilah anuitas pertumbuhan merujuk pada serangkaian pembayaran yang tumbuh pada
tingkat konstan selama periode tertentu.
 Anuitas pertumbuhan biasanya diterapkan pada perencanaan keuangan untuk memelihara
pendapatan yang konstan sehingga disesuaikan dengan tingkat inflasi.

Growing Annuity PV
  1 g  t 
1    
  (1  r  
Cx  rg



 
Contoh Anuitas Pertumbuhan (Growing Annuities)
Pembayaran $200 diterima pertahun selama 20 tahun. Setiap tahun pembayaran akan
disesuaikan dengan inflasi 5% dan discount rate 11%. Berapakah PV-nya?

7. Perpetuitas Pertumbuhan (Growing Perpetuity)


Contoh :
Bila contoh diatas pembayaran dilakukan selamanya maka present value-nya adalah:

Growing perpetuity PV =
PMT
rg

Untuk contoh yang sama, maka Growing perpetuity PV


$200.000
  $3.333.333,33
0,11  0,05

8. Effective Annual Rate dan Compounding


Apakah hasilnya akan sama bila berinvestasi dengan tingkat bunga 10% pertahun dengan
10% yang bunganya dibayar per semester (5% per enam bulan)?
Setelah satu tahun :
Berinvestasi $ 1 dengan tingkat bunga 10% / tahun = $1,10
Berinvestasi $ 1 dengan tingkat bunga 5% / 6 bulan
= $ 1 x 1,052 = $1,1025

Jadi dari contoh diatas 10% yang dibungakan setengah tahunan = 10,25% per tahun.
10% disebut stated atau quoted interest rate, sedangkan 10,25% disebut effective annual rate
(EAR).
Dimana m adalah berapa kali bunga dibayarkan per tahun:

EAR  1  quoted rate / m) m  1

Misalkan pembayaran dengan tingkat bunga 12% yang dibayar perbulan,


EAR =
1  0,12 / 12
12
 1  12,6825%
9. Pembayaran Angsuran
9.1. Konsep Amortisasi Utang
 Dari angsuran yang dilakukan, hanya sebagian yang merupakan pelunasan pokok
(amortisasi utang) dan sisanya adalah untuk pembayaran bunga.
 Tabel amortisasi digunakan untuk mengetahui secara akurat berapa pelunasan
pokok yang dilakukan dan pembayaran bunganya dari setiap angsuran.
 Contoh:
“Mr. Slamet” pada tanggal 1 April 2001 memutuskan untuk membeli sebuah rumah
seharga Rp 400.000.000 dengan membayar uang muka Rp 100.000.000 dan sisanya
dengan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) sebuah bank dengan bunga 18% p.a. dan
angsuran sebesar Rp 7.618.028,23 selama 60 bulan. Jika pada 1 April 2004 “Mr.
Slamet” ingin melunasi kreditnya, berapa jumlah yang harus dia bayar?
Jawab:
Cara 1: Dengan tabel amortisasi
Dengan meneruskan tabel
amortisasi hingga periode ke-36,
kita akan mendapatkan jumlah yang
harus dibayar jika KPR ingin
dilunasi pada 1 April 2004, yaitu
sebesar Rp 152.592.193,5

Cara 2 : Dengan persamaan nilai sekarang dari anuitas biasa

Dengan dengan angsuran sebesar Rp 7.618.028,23 sebanyak 24 periode dengan i =


1,5% per bulan.

(1  (1  i)n )
PV  A
i
(1  (1  0,015)24 )
PV  Rp 7.618.028,23
0,015
PV  Rp 152.592.193,5 (saldo KPR per 1 April 2004)
Jadi, “Mr. Slamet” harus membayar Rp 152.592.193,5 untuk pelunasan kreditnya.

Pembiayaan Kembali Pinjaman


(Refinancing A Loan)
Pada saat bunga pasar turun, seorang debitur dapat mempertimbangkan pinjaman baru dengan
bunga lebih rendah untuk melunasi pinjaman lama yang berbunga lebih tinggi.

Contoh :
“Mr. Marjuki” meminjam Rp 400.000.000 dari “Bank Abadi” untuk membeli sebuah rumah.
Pinjaman itu akan dilunasi selama 15 tahun dicicil bulanan dengan bunga tetap 21% p.a. Setelah
melakukan pembayaran tepat 2 tahun, “Mr. Marjuki” melihat tingkat bunga pinjaman di pasar telah
turun menjadi 15% p.a. sehingga ia berminat untuk melunasi pinjamannya yang berbunga 21%
p.a. dengan pinjaman baru berbunga 15% p.a. Namun “Bank Abadi” hanya menyetujui pelunasan
lebih cepat jika “Mr. Marjuki” bersedia membayar denda sebanyak 18 angsuran bulanan.
Keputusan apa yang sebaiknya diambil “Mr. Marjuki”?

Jawab: Besar pinjaman yang harus diperoleh untuk pelunasan :


Besar angsuran per bulan :
Rp 131.804.083,44 + Rp 390.484.200,1 = Rp
PV Rp 400.000.000
A  522.288.283,54
(1  (1  i ) ) (1  (1  0,0175) 180 )
n

i 0,0175 Selanjutnya, dengan bunga 15% p.a. Kita menghitung


A  Rp 7.322.449,08 angsuran bulanan selama 13 tahun (15 tahun – 2 tahun)
Syarat pelunasan lebih cepat : jika pinjaman baru ini jadi dilakukan
18  Rp 7.322.449,08  Rp 131.0804.083,44 A
Rp 522 .288 .283 ,54
Saldo pinjaman setelah 24 kali angsuran : (1  (1  0 ,0125 ) 156 )
0 ,0125
(1  (1  0,0175) 156 )
PV  Rp 7.322.449,08 A  Rp 7 .626 .910 ,33
0,0175
PV  Rp 390.484.200,1 Lalu kita bandingkan angsuran bulanan dari pinjaman baru
dengan angsuran bulanan pinjaman lama.
Besar bulanan selama 13 tahun (15 tahun – 2 tahun) jika pinjaman baru ini jadi dilakukan.
Karena angsuran pinjaman lama lebih rendah, maka
sebaiknya Marjuki tidak melakukan pinjaman baru.
Penyusunan Tabel Amortisasi

• Tabel amortisasi digunakan untuk mengetahui secara akurat berapa pelunasan pokok yang
dilakukan dan pembayaran bunganya dari setiap angsuran.
• Tabel amortisasi digunakan secara luas untuk hipotik rumah, pinjaman pembelian mobil,
pinjaman bisnis, rencana pensiun, dan sebagainya.
• Penyusunan tabel amortisasi dapat dilakukan dengan metode aritmatis, kalkulator keuangan
atau spreadsheet.
• Contoh: Susun Tabel Amortisasi untuk pinjaman Rp1.000, bunga 10 persen per tahun, dan 3
kali pembayaran dengan jumlah yang sama
.
Langkah 1: Menentukan Pembayaran Tahunan Diperlukan
Semua informasi masukan tersedia, tapi perlu diingat FV = 0, karena alasan mengamortisasi
pinjaman dan melakukan pembayaran (PMT) ialah untuk melunasi pinjaman.

PV  PMT (PVIFA 10,3 )

Rp1.000  PMT (2,4869)


PMT  Rp1.000/2, 4869  Rp402,11

Langkah 2: Menentukan pembayaran bunga di Tahun 1


Peminjam akan memiliki utang bunga dari jumlah pinjaman awal di akhir tahun pertama.
Bunga yang dibayar ditahun pertama diperoleh dengan mengalikan saldo awal dengan tingkat
bunga.

Bungat = Saldo Awalt (i)


Bungat = Rp1.000 (0,10) = Rp100

Langkah 3: Menentukan pembayaran pembayaran kembali pokok pinjaman Tahun 1


Jika pembayaran Rp402,11 dibuat diakhir tahun pertama, dan Rp100 dibayarkan untuk bunga,
sisanya adalah jumlah pembayaran kembali pokok pinjaman.

Pokok = PMT – Bunga


Pokok = Rp402,11 – Rp100 = Rp302,11

Langkah 4: Menentukan saldo akhir setelah Tahun 1


Untuk menemukan saldo di akhir periode, saldo awal periode dikurangkan oleh jumlah
pembayaran pokok pinjaman periode bersangkutan.

Saldo Akhir = Saldo Awal – Pokok


Saldo Akhir = Rp1.000 – Rp302,11
Saldo Akhir = Rp697,89 atau Rp698
Amortisasi Utang Untuk Anuitas Di Muka
Penyusunan tabel amortisasi utang untuk anuitas di muka pada dasarnya sama dengan anuitas
biasa kecuali untuk periode pertama.

Contoh :
Sebuah Notebook dijual dengan harga tunai Rp 15.000.000 atau dengan 5 kali angsuran bulanan
mulai hari transaksi dengan menggunakan bunga 30% per tahun. Buatlah tabel amortisasi utang
secara lengkap!

Jawab:

PV = Rp 15.000.000
n = 5 bulan
i = 30% : 12 = 2,5% per bulan

Tabel Amortisasi

9.2. Konsep Dana Pelunasan (Sinking Fund)


Merupakan pengumpulan dana secara terencana melalui tabungan secara periodik
dalam jumlah yang sama untuk memperoleh sejumlah uang yang cukup besar pada
periode tertentu.

Contoh:
“PT Ceger Jaya” mengelola sebuah gedung apartemen dengan 150 kamar. Manajemen
perusahaan memperkirakan adanya kebutuhan untuk melakukan pengecatan ulang
gedung bagian luar dan lorong serta penggantian semua karpet yang ada 5 tahun lagi.
Biaya semua kegiatan itu sekitar Rp 2 Milyar. Jika manajemen “PT Ceger Jaya”
memutuskan untuk membentuk dana pelunasan untuk tujuan ini, berapa besar setoran
bulanan selama 5 tahun jika bisa memperoleh bunga 6% p.a.?

Jawab:
Metode Dana Pelunasan Untuk Pelunasan Utang
Pengumpulan dana dengan tujuan pelunasan utang

Contoh :
Sebuah pinjaman sebesar Rp 500.000.000 akan jatuh tempo 4 tahun lagi dan harus dibayarkan
dengan metode dana pelunasan. Jika pinjaman itu berbunga sederhana (simple interest) 9% p.a.
dibayarkan setiap 6 bulan dan pembayaran dana pelunasan dapat memperoleh bunga 8% p.a.
dihitung triwulanan, hitunglah:
a. Jumlah pembayaran tahunan
b. Jumlah dana pelunasan setelah 2 tahun
c. Nilai buku pinjaman setelah 2 tahun

Jawab:

a. Anuitas untuk dana pelunasan


Rp 500.000.000
A
((1  0,02)16  1)
0,02
A  Rp 26.825.062,94
Jumlah untuk dana pelunasan dalam 1 tahun :
 4  Rp 26.825.062,94  Rp 107.300.251,8
Jumlah untuk pembayaran bunga dalam 1 tahun :
9%
 2  Rp 500.000.000  Rp 45.000.000
2
Jadi, jumlah pembayaran tahunan
 Rp 107.300.251,8  Rp 45.000.000  Rp 152.300.251,8

((1  0,02)8  1)
b. FV  Rp 26.825.062,94
0,02
FV  Rp 230.238.685

c. Nilai buku pinjaman


 nilai pokok utang - jumlah dana pelunasan
 Rp 500.000.000 - Rp 230.238.685
 Rp 269.761.315
Perbandingan Metode Amortisasi Dan Dana Pelunasan
Contoh :
Sebuah perusahaan yang sedang berkembang merencanakan untuk meminjam sebesar Rp 1
Milyar selama 5 tahun dari bank. “Bank Abadi” bersedia memberikan pinjaman dengan bunga
21% p.a. dengan angsuran setiap 6 bulan. Bank lain yaitu “Bank Langgeng” bersedia memberikan
pinjaman dengan bunga sederhana 19% p.a. dibayarkan setiap 6 bulan, tetapi dengan syarat
perusahaan itu melakukan setoran untuk sinking fund dalam bank itu dengan bunga 14% p.a.
diperhitungkan setiap 6 bulan.
a. Tentukan alternatif mana yang sebaiknya dipilih?
b. Berapa penghematan yang bisa dilakukan setiap semester?

Jawab:
a. Jika alternatif pertama yang digunakan,
besar angsuran per 6 bulan adalah :
Rp 1.000.000.000
A  Rp 166.257.320,6
 1  (1  0,105) 10 
 
 0,105 

Jika alternatif kedua yang digunakan, besar pembayaran


bunga setiap 6 bulan adalah :
6
 19%  Rp 1.000.000.000  Rp 95.000.000
12

Besar anuitas untuk dana pelunasan adalah :


Rp 1.000.000.000
A  Rp 72.377.502,7
 (1  0,07)10  1 
 
 0,07 
Total pembayaran semesteran untuk alternatif kedua :
Rp 95.000.000  Rp 72.377.502,7  Rp 167.377.502,7
Jadi pinjaman yang harus diambil adalah dari " Bank Abadi"
karena lebih murah.

b. Besar penghemata n per semester adalah :


Rp 167.377.502,7 - Rp 166.257.320,6  Rp 1.120.182,1

Anda mungkin juga menyukai