Asal mula eritrosit dan beberapa tipe dari sel darah putih darin sel
batang tunggal di sum-sum tulang belakang.
Darah terdiri dari beberapa tipe sel yang tersuspensi didalam sebuah
cairan yang disebut plasma Semua elemen selular darah memiliki jenis umum
leluhur sel, sel induk hemopoitik, ditemukan di sum- sum tulang (Gambar 14-1).
Jika tabung kecil berisi darah disentrifugasi, plasma dan sel- sel
dipisahkan; sel- sel akan berada di atas, sedangkan plasma akan menempati
bagian atas tabung (Gambar 14-2). Lapisan Buffy yang tipis dari sel darah putih
(leukosit) dan keping darah (trombosit) memisahkan sel darah merah (eritosit)
dari yang encer, plasma kekuning-kuningan. Hematokrit, persentase dari volume
darah total yaitu sel darah merah, dapat dihitung dengan membagi panjang kolom
yang diisi darah merah dengan total panjang kolom yang diisi darah dan
mengalikan hasilnya dengan 100. Nilai hematokrit normal yaitu 40%-50% pada
pria dan 35%-45% untuk wanita. Nilai tersebut sesuai pada kepadatan sel dari ke
5.1-5.8 juta sel/mm3 pada laki-laki dan 4.3-5.2 juta sel/mm3 pada wanita (Tabel
14-1). Kondisi dimana angka sel darah merah rendah disebut anemia, dimana
polycithemia menunjukkan ke kondisi abnormal dengan tinngi konsentrasi dari sel
darah merah.
Komponen plasma mengandung air, ion anorganik, banyak hasil
komposisi organik atau konsumsi metabolism, dan protein plasma (Tabel 14-1).
Protein plasma termasuk albumin, yang membantu sebagai transpotasi protein
untuk darah dan
Unit Selular
Hematokrit 40-45 gm/dl
Hemoglobin 14-18 juta/mm3
Sel darah merah (eritrosit) 4,6-6,2 sel/ mm3
Sel darah putih (leukosit) 5000-10.000 juta/mm3
Keping darah 0,2-0,4
Komponen Plasma
Air 91,5% of plasma volume
Protein 7,0% of plasma volume
Albumin 3,2-5,6 gm/dl
Globulin 2,3-3,5 gm/dl
Fibrinogen 0,2-0,4 gm/dl
Ion-ion
Bikarbonat 21-27 mEq/L
Kalsium 2,6-2,7 mEq/L
Klorida 95-103 mEq/L
Besi 60-150 mEq/L
Magnesium 1,5-2,6 mEq/L
Fosfat 1,8-2,6 mEq/L
Kalium 4,0-4,8 mEq/L
Natrium 136-142 mEq/L
Sulfat 0,2-1,3 mEq/L
Kolesterol 150-250 mEq/L
Glukosa 65-100 mEq/L
Yang Lain
Urea 8-20 mm/dl
Asam Urat 2,1-7,6 mm/dl
warna merah dari darah (Lihat Bab 17). Pada hemoglobin kandungan besi grup
heme yang mengikat O2, diikatkan ke beberepa dari 4 subunit rantai polipeptida.
Hemoglobin sepenuhnya bertanggu jawab pada transpotasi O2 di dalam darah dan
berperan penting dalam transpotsi CO2 dan pengaturan keasaman darah. Sel darah
tidak memiliki nukleus dan tidak dapat menjalani mitosis. Mereka memiliki waktu
hidup sekitar 120 hari di siklusnya. Penuaan sel darah merah dikeluarkan dan
dimusnahkan oleh sel makrofag di di limf dan harus selanjutnya diganti melalui
pembentukan dari sel baru dari sel batang darah merah (eritrosit) di sum-sum
tulang. Proses ini, disebut eritropoiesis, membutuhkan suplai yang memadai dari
zat besi an juga vitamin B12 (Gambar 14-1).
Seseorang yang dewasa memproduksi sekitar 200 milyar sel darah merah
seriap hari, setara dengan angka dari sel darah merah di darah 100ml dari seluruh
darah, maka 500ml dari kehilangan darah saat saat mendonasi darah dapat diatur
oleh hormon, ertiroprotein, yang dilepaskan oleh ginjal dan hati di respon untuk
peningkatan di tekanan pasial arteri dari oksigen. Kekurangan pebentukan sel
darah merah dapat diakibatkan karena beberapa tipe anemia. Anemia buruk
disebakan oleh kekurangan vitamin B12; anemina kekurangan zat besi danpat
disebabkan oleh zat besi yang tidak memadai atau penyepatan zat besi yang
abnormal dan pendauran ulang; dan sel sabit anemia disebabkan dari cacat genetic
pada pembentukan hemoglobin. Di penyakit ginjal produksi erythropoietin bida
terganggu, juga disebabkan anemia.
Produksi dari penghancuran sel darah merah dilimfa diproses di limfa dan
sel jantung. Sel makrofag memakan group heme dari hemoglobin.
A. B.
Gambar 14-3. A. Sebuah mikcrograph elekron scanning dari sel darah merah
terjebak dalam benang fibrin. B. Sebuah micrograph electron transmisi dari sel
darah putih.
Hemostasis
Setelah seseorang menderita luka atau mengikis, darah mungkin pada
awalnya mengalir mudah dari pembuluh darah yang rusak, tapi setelah beberapa
menit aliran memperlambat atau menghentikan. Kehilangan darah lebih lanjut
dicegah dengan beberapa proses, secara kolektif disebut hemostasis. Hemostasis
melibatkan aksi zat yang dihasilkan oleh pembuluh darah terluka, trombosit darah,
dan keluarga protein plasma yang disebut faktor pembekuan.
Hemostasis mempunya 3 tahap : (1) penyegelan awal dari pembuluh darah
rusak oleh tersumbatnya trombosit sementara, (2) pembentukan bekuan jaringan
molekul benang fibrin yang membentuk tambalan lebih tahan lama selama
istirahat di pembuluh darah, dan (3) pembubaran bekuan darah setelah perbaikan
pembuluh.
Gambar 14-4
Urutan kejadian dalam pembentukan dan pembubaran berikutnya dari pembekuan
darah.
A. Penyumbatan trombosit dibentuk
B. Kerusakan mengaktifkan faktor Hageman, yang memulai kaskade reaksi
(panah) yang berakhir dengan pembentukan bekuan darah. sel darah merah dan
putih dan trombosit terjebak di antara untai fibrin dari pembekuan.
C. Gumpalan akhirnya dibubarkan oleh plasmin yang dihasilkan oleh rangkaian
reaksi lebih lambat juga dipicu oleh faktor Hageman.
Mekanisme kedua pada antikoagulan dari sel endotel normal adalah kehadiran
serangan negatif proteoglikan, heparin, yang keluar ke permukaan sel. Karena
serangan secara elektrik, heparin melawan penempelan platelet. Heparin berlebih di
organ- organ yang khusus ditreatmen oleh trombi seperti paru- paru, dan dapat di
ekstraksi dari jaringan organ tersebut untuk keperluan sebagai obat antikoagulasi.
Mekanisme ketiga adalah melindungi permukaan endotelium normal melawan
pembekuan dipicu oleh enzim pembekuan yaitu trombin. Permukaan sel normal
mengandung suatu protein yang dapat berikatan dengan protein, yaitu
trombomodulin. Ketika trombin mengikat trombomodulin, akan mengaktifan protein
C. Seperti beberapa faktor pembeku, aktivasi protein C mrmrlukan vitamin K.
Aktivasi protein C terdiri dari 2 jalur pergerakan. Jalur pertama menghambat
mekanisme pembekuan dengan menghancurkan faktor kunci, Faktor V. Jalur kedua
menstimulasi pemecahan protein plasma, plasminogen menjadi bentuk aktifnya yatu
plasmin. Plasmin melarutkan fibrin, jadi ia juga melarutkan pembekuan yang mulai
terbentuk.
Ketika sebuah pembuluh darah yang terluka telah diperbaiki, keberadaan
gumpalan (bekuan) yang berlanjut akan menjadi tak berguna dan bahaya. Aktivasi
plasmin oleh trombin dan faktor pembeku lain juga membantu menghilangkan
pembekuan yang telah melewati kegunaannya (lihat gambar 14-4). Generasi dari
trombin selama pembentukan bekuan secara otomatis di hasilkan dalam sktivasi
plasmin berikutnya yang mencegah pertumbuha bekuan (gumpalan) menjadi lebih
besar dan juga akhirnya membuangnya sebagai penyembuhan pembuluh yang luka.
Arteri terbesar dari sistem sirkulasi adalah aorta, dengan diameter sekitar 20-
30 mm (Tabel 14- 3). Aorta bercabang- cabang membentuk arteri, yang membawa
darah ke organ- organ dan seluruh tubuh. Percabangan arteri besar (utama) adalah
arteri kecil, yang tak dapat terlihat dengan mata telanjang. Masih bercabang lagi
menjadi arteriol (gambar 14- 7, A), yang berdiameter sekitar 70 µm sehingga
menempatkan mereka pada ukuran mikroskopik (tabel 14- 3). Masing- masing
arteriol selalu bercabang menjadi beberapa metaarteriol yang berdiameter 10- 20 µm,
dindingnya dilapisi oleh otot polos disepanjang pembuluh tersebut. Metarteriol
bercabang untuk membentuk kepiler (gambar 14- 7, B), pembuluh berdinding tipis
dengan diameter sekitar 5- 10 µm, hanya cukup untuk dilalui sel darah merah dengan
posisi satu sel yang berbaris. Pada masing- masing kapiler ada sebuah sfinkter
prekapiler yang mengandung satu lapis serat otot polos. Sfinkter prekapiler membuka
dan menutup kapiler dengan interval sebagai respon terhadap erubahan lingkungan
yang terjadi.
Kapiler adalah tempat pertukaran nutrisi dan sampah antara jaringan dan
darah. Kapiler timbul dari arteriol tunggal yang membentuk suatu jaringan disebut
kapiler dasar yang mempunyai ciri- ciri tertentu di sekitar jaringan. Kapiler sangat
bervariasi dari satu jaringan ke yang lain dan biasanya berkaitan dengan kebutuhan
metabolisme maksimal dari jaringan yang bersangkutan kepadatan. Kapiler tinggi di
skletal dan otot jantung, kelenjar dan SSP, tapi sangat rendah dalam tulang rawan dan
jaringan subkutan.
Kapiler bergabung untuk membentuk vena. Vena terkecil disebut venula dan
memiliki diameter sekitar 20 sampai 30 μm. Vena berada di dada bagian bawah,
perut, dan kaki bersatu membentuk vena kava inferior ; sedangkan vena di dada
bagian atas, lengan dan kepala bersatu memnjadi vena cava superior. Vena cava
berdiameter sekitar 13 mm.
Umumnya, darah harus melewati kapiler untuk pergi ke vena dari arteri,
tetapi 2 tipe pembuluh mengijinkan darah melewati dasar kapiler. Dibeberapa kasus,
metarteriol berhubungan secara langsung dengan venula (gambar 14-8, A). Koneksi
utama biasanya terletak di otot rangka. Dibeberapa dasar kapiler ada banyak jalur
langsung untuk darah melewati kapiler. Jalur langsung ini disebut jalur arteriol-
venular (Gambar 14-8, B) Shunts dapat ditemukan di antara arteriol dan venula dan
juga diantara arteri dan vena kecil. Arteriol-venula shunts adalah sifat menonjol dari
mikrosirkulasi kutanius. .