Pada Bab I ini dijelaskan terlebih dahulu mengenai psikologi dan pendidikan oleh penulis, lalu dijelaskan pengertian dari psikologi pendidikan. Menurut penulis, psikologi pendidikan mempunyai dua objek riset dan kajian. Pertama, siswa, yaitu individu yang sedang belajar, termasuk pendekatan strategi, faktor yang mempengaruhi, dan prestasi yang dicapai. Kedua, guru, yaitu individu yang berkewajiban atau bertugas mengajar termasuk metode, model, strategi dan lain-lain yang berhubungan dengan penyajian materi pelajaran. Pada bab ini juga dijelaskan tentang sejarah perkembangan psikologi, pembagian atau klasifikasi psikologi dan ruang lingkup psikologi pendidikan menurut para ahli.
Bab II. Manfaat Psikologi Pendidikan
Bab II buku ini menjelaskan tentang peranan psikologi pendidikan di sekolah dan manfaat psikologi pendidikan bagi calon guru atau guru. Manfaat psikologi pendidikan bagi guru adalah supaya guru dapat mengajar dengan baik dan tujuan pendidikan dapat tercapai. Guru merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pendidikan di sekolah di samping faktor yang lain seperti: faktor murid (baik secara psikis maupun fisologis), faktor sekolah sebagai sistem sosial, sekolah sebagai institusi dan faktor-faktor situasional. Dengan mempelajari psikologi pendidikan, seorang guru atau calon guru dapat secara maksimal meningkatkan peranan guru dan ketercapaian proses belajar mengajar.
Bab III. Perkembangan Anak dan Pengaruhnya dalam Belajar
Pada bab ini dibahas mengenai pengertian pertumbuhan dan perkembangan. Perkembangan dibahas mulai dari karakteristik anak didik sekolah dasar (mulai dari masa kelas-kelas rendah sampai kelas-kelas tinggi sekolah dasar), hubungan perkembangan dengan belajar anak, masa remaja dan perkembangannya, karakteristik perkembangan sosial remaja, serta remaja dan kehidupan sosialnya.
Bab IV. Aplikasi Psikologi dalam Belajar
Bab ini secara garis besar membahas tentang teori-teori belajar yang dihubungkan dengan tiga aliran psikologi yaitu psikologi behavioristik, psikologi kognitf, dan psikologi humanistik. Teori belajar behavioristik menekankan pada terbentuknya tingkah laku yang nampak sebagai hasil dari proses belajar. Lalu ada dibahas mengenai teori belajar koneksionisme dengan tokoh Thorndike yang berkesimpulan bahwa belajar adalah terjadinya hubungan antara stimulus dan respon. Teori belajar Thorndike ini lebih cocok pada pendidikan pravokasional. Selanjutnya dibahas tentang teori belajar Ivan P. Pavlov dengan teori classical conditioning teori belajar ini merupakan teori belajar yang termasuk aliran behavioristik. Pavlov berasumsi bahwa, tindakan atau tingkah laku organisme disebabkan oleh rangsangan atau stimulus yang diterimanya. Misalnya, seperti lonceng berbunyi yang menandakan dimulai atau berakhirnya pelajaran. Lalu dibahas juga teori operant conditioning Skinner dan penerapannya di bidang pendidikan. Teori belajar kognitif terdiri dari teori belajar Gestalt dan Teori Medan oleh Kurt Lewin. Teori belajar dengan aliran humanistik berarti pendidikan dengan bercorak kemanusiaan yang akan membantu manusia ke arah pribadi yang sempurna dan mampu mencapai aktualisasi dirinya.
BAB V. Belajar dan Lupa
Pada bab V buku ini dibahas secara garis besar tentang ciri khas perilaku belajar, perwujudan perilaku belajar, jenis-jenis belajar, efisiensi, pendekatan dan metode belajar, metode belajar SQ3R, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, dan lupa dan kejenuhan belajar.
BAB VI. Transfer dan Kesulitan Belajar
Bab ini membahas tentang transfer dalam belajar, ragam transfer dalam belajar (tranfer positif, transfer negatif, transfer vertikal, dan transfer lateral. Terjadinya transfer positif dalam belajar juga dibahas dalam bab ini. Transfer positif dapat terjadi pada manusia jika situasi belajarnya dibuat sama atau mirip dengan situasinya sehari-hari. Kesulitan dalam pentransferan ilmu atau belajar juga dipaparkan pada bab ini. Faktor-faktor kesulitan dalam belajar secara garis besar ada dua, yaitu faktor intern siswa dan faktor ekstern siswa. Sebelum menerapkan alternatif pemecahan kesulitan belajar siswa, terlebih dahulu dilakukan diagnosis kesulitan belajar.