Disusun Oleh :
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah Ilmu Bahan Bangunan tentang “Material
Zat Aditif”.
1
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun wawasan terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
I. BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..............................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.........................................................................1
1.3. Tujuan...........................................................................................1
1.4. Manfaat.........................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................iv
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. TUJUAN
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun untuk tujuan
mengetahui :
a. Mengetahui pengertian serta jenis-jenis zat aditif
b. Mengetahui mutu zat aditif beton
c. Dapat menyebutkan beberapa perusahaan pembuat zat aditif
d. Mengetahui pengujian zat aditif sesuai SNI
1.4. MANFAAT
Manfaat dari membaca makalah ini tentu saja dapat mengenal dan mengerti
lebih jauh dan lebih mendalam mengenai Material Zat Aditif.
BAB II
PEMBAHASAN
1
dari pemakaian zat aditif yaitu untuk memperbaiki kemampuan kuat tekan
yang dimiliki oleh beton tersebut.
Zat aditif biasanya berupa serbuk atau cairan yang secara kimiawi
langsung mempengaruhi kondisi campuran beton. Berdasarkan jenisnya,
terdapat tiga macam zat aditif yang biasa digunakan dalam pembuatan
beton bangunan.
2.1.1. Air Entraining Agent (ASTM C260)
Yaitu bahan tambahan untuk meningkatkan kadar udara agar beton
tahan terhadap pembekuan dan pencucian terutama untuk daerah
salju.Pengaruh air entraining admixture terhadap sifat-sifat beton meliputi:
Kekuatan Tekan Beton, Workabilitas Beton (kemudahan pekerjaan),
Pengikatan Waktu, Bleeding (keluarnya air ke permukaan beton),
Perubahan Volume (volume deformation), Kohesif, Density (berat jenis),
dan Keawetan Beton (durability).
b. Slag
Hasil residu dari pembakaran tanur yang tinggi disebut slag.
Berdasarkan ASTM C.989 yang berjudul Standard Specification for
Ground Granulated Blast Furnance Slag for Use in Concrete and Mortar
mendefinisikan slag sebagai material non-metal berbentuk halus yang
dihasilkan dari pembakaran lalu didinginkan dengan mencelupkannya ke
dalam air. Peran slag di antaranya memperkuat beton, menaikkan rasio
3
antara kuat tekan dan kelenturan, mengurangi variasi kuat tekan,
meningkatkan daya tahan, dan mencegah terjadinya porositas.
c. Silica Fume
Dikutip dari ASTM C.1240-95 yang berjudul Specification for
Silica Fume for Use in Hydraulic Cement Concrete and Mortar, silica
fume adalah material halus yang diciptakan dari tanur tinggi atau sisa
produksi silicon/alloy besi silicon, di mana mempunyai kandungan silica
yang lebih banyak. Kegunaan utama dari zat aditif yang satu ini yakni
guna memperoleh beton yang berkualitas tinggi dan memiliki kemampuan
yang baik dalam menopang kuat tekan. Oleh karena itu, silica fume sering
ditambahkan dalam pembuatan adukan beton untuk kolom struktur,
dinding geser, elemen pre-cast, beton pra tegang, dan lain-lain.
d. Pozzollan
Pozzollan merupakan bahan tambahan mineral yang biasanya
diaplikasikan sebagai penghalus gradiasi. Prinsip kerja dari pozzollan
yakni memperhalus perbedaan pada campuran beton dengan memberikan
bahan-bahan yang belum ada/kurang di dalam agregat. Dengan kata lain,
fungsi dari zat aditif pozzollan ini adalah meningkatkan kualitas beton,
mengurangi permeabilitas, dan menghemat anggaran biaya yang
dibutuhkan.
A. Chemical Admixture
1. Tipe A, Water-Reducing
Admixtures
a. Kekuatan Tekan
Tegangan tekan beton bertambah karena adanya pengurangan air, hal ini
dikarenakan faktor A/S (Air-Semen) berkurang. Penambahan kekuatan diperkirakan
± 10%.
b. Setting Time
Dengan adanya water reducing admixture, setting time dari campuran beton tidak
berubah.
4
c. Workability
Bila tidak ada perubahan faktor Air Semen (A/S), water reducing
menambah workability beton. Untuk slump awal 25-75 mm dapat ditambah dengan
50-60 mm.
d. Loss Slump
e. Air Entrainment
f. Panas Hidrasi
r g. Perubahan Bentuk
h. Durability
b. Bentuk : Cairan
e. Kuat tekan
Kadar maksimum kuat tekan umur 28 hari terdapat pada kadar retarder
0,3%. Kondisi ini serupa dengan uji kuat tekan beton pada umur 14 hari. Pada
umur 28 hari, kuat tekan beton cenderung mengalami kenaikan yang signifikan
5
sampai batas dosis tertentu kemudian akan mengalami penurunan setelah dosis
tersebut.
f. Loss slump
Pada penambahan kadar retarder sebesar 0,3%, 0,4% dan 0,5% dapat
meningkatkan workabilitas pada beton karena memiliki nilia slump yang lebih
besar dibanding beton tanpa retarder. Dengan adanya penambahan retarder pada
campuran beton akan menunda setting time sehingga apabila waktu aliran yang
dihasilkan lebih lama tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap campuran
beton karena beton juga mempunyai waktu lebih sebelum beton akhirnya
mengeras atau mencapai final setting time.
a. Kuat tekan
Alumunium Chlorida
6
Natrium Sulfat
b. Setting time
Jenis bahan tambahan ini mempercepat waktu hidrasi dari semen. Beton yang
menggunakan accelarator lebih cepat mengikat serta mencapai kekuatan tekannya.
a. Kekuatan Tekan
Kekuatan tekan awal beton berkurang dengan adanya bahan tambahan kimia
retarder tersebut. Perpanjangan atau penundaan waktu pengikatan tersebut berkaitan
dengan penundaan kekuatan tekan beton. Untuk umur lebih d ari 3 hari kekuatan beton
sama dengan campuran beton normal. Kemungkinan kekuatan beton umur 28 hari lebih
besar 10% bila airnya dikurangi. Untuk beton dengan retarding admixture kekuatan beton
10% lebih tinggi pada umur 7 hari dan 5% lebih tinggi dari beton normal pada umur 28
hari.
b. Setting Time
a. Kekuatan
b. Setting Time
7
c. Workability
Baik kalsium klorida dan kalsium format memberikan sedikit peningkatan
dalam workabilitas. Peningkatan yang lebih besar dalam workabilitas dapat
diperoleh dengan kombinasi accelerator dengan bahan water reducing.
d. Air Entrainment
8
dengan dosis tertentu. Dosis yang berlebihan akan bisa mengakibatkan
menurunnya kinerja beton bahkan lebih ekstrem lagi bisa menimbulkan kerusakan
pada beton.
B. Mineral Admixture
2. Silica Fume
9
2.3.2 PT Additon Karya Sembada
10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Selain semen, agregat, dan air, kadang-kadang pembuatan beton
juga menggunakan bahan kimia tertentu yang ditambahkan ke adukan.
Istilah bahan tambahan mineral ini dikenal sebagai additive atau zat aditif,
yaitu bahan-bahan kimia yang sengaja ditambahkan pada campuran beton
untuk merubah sifat dan karakteristiknya sesuai keinginan. Tujuan utama
dari pemakaian zat aditif yaitu untuk memperbaiki kemampuan kuat tekan
yang dimiliki oleh beton tersebut.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://yudhistira14.blogspot.com/2015/10/penggunaan-zat-additive-dan-
admixture.html
http://rhararemetwa.blogspot.com/2015/01/bahan-kimia-untuk-meningkatkan-
mutu.html
c. Kekuatan Tekan
d. Setting Time
Retarder menghambat setting time beton.
j. Setting Time
4
Setting time beton yang mengandung accelerator lebih pendek
daripada beton biasa yang tidak mengandung accelerator. Pengaruh
kalsium klorida pada setting time lebih besar daripada kalsium format.
k. Workability
Baik kalsium klorida dan kalsium format memberikan sedikit
peningkatan dalam workabilitas. Peningkatan yang lebih besar dalam
workabilitas dapat diperoleh dengan kombinasi accelerator dengan bahan
water reducing.
l. Air Entrainment
Hampir semua accelerator tidak mengandung derajat air entrainment.
m. Bleeding
Admixture accelerator tidak mempengaruhi bleeding.
n. Panas Hidrasi
Accelerator meningkatkan tingkatan panas yang dihasilkan dan
memberikan kenaikan temperature yang lebih besar daripada campuran
bahan biasa. Total panas hidrasi tidak mempengaruhi.
o. Perubahan Volume
Kalsium klorida meningkatkan creep maupun drying shrinkage.
Kalsium format meningkatkan drying shrinkage tetapi data yang ada
menunjukkan ada sedikit pengaruh pada creep.
p. Durability
Kalsium klorida mempunyai kemampuan memecahkan pasivity
alamiah yang diberikan beton dengan menggunakan semen portland, dengan
demikian akan memperbesar korosi pada baja atau logam tertanam.
5
merupakan sarana untuk menghasilkan beton mengalir tanpa terjadi
pemisahan (segregasi/ bleeding).
C. Mineral Admixture
1. Abu Terbang Batu bara (Fly Ash)
Menurut ASTM C.618 (ASTM, 1995:304) abu terbang (fly ash)
didefinisikan sebagai butiran halus hasil residu pembakaran batubara atau
bubuk batu bara. Fly ash dapat dibedakan menjadi dua, yaitu abu terbang
yang normal yang dihasilkan dari pembakaran batu bara antrasit atau batu
bara bitomius dan abu terbang kelas C yang dihasilkan dari batubara jenis
lignite atau subbitumeus. Abu terbang kelas C kemungkinan mengandung
kapur (lime) lebih dari 10% beratnya. Kandungan kimia yang dibutuhkan
dalam fly ash tercantum dalam ASTM C.618-95:305 (Ir.Tri
Mulyono,2003).
3. Silica Fume
Menurut standar “Spesification for Silica Fume for Use in
Hydraulic Cement Concrete and Mortar” (ASTM.C.1240,1995:637-642)
silica fume adalah material pozzolan yang halus, dimana komposisi silica
lebih banyak yang dihasilkan dari tanur tinggi atau sisa produksi silicon
atau alloy besi silicon dikenal sebagai gabungan antara microsilica dengan
silica fume. (Ir.Tri Mulyono,2003). Penggunaan silica fume dalam
campuran beton dimaksudkan untuk menghasilkan beton dengan kekuatan
tekan yang tinggi. Beton dengan kekuatan tinggi, digunakan, misalnya, untuk
kolom struktur atau dinding geser, pre-cast atau beton pra-tegang dan
beberapa keperluan lain. Kriteria beton dengan kekuatan tekan tinggi saat
6
ini adalah 50-70 MPa untuk umur 28 hari. Penggunaan silica fume
berkisar antara 0 – 30% untuk memperbaiki karakteristik kekuatan dan
keawetan beton dengan factor air semen sebesar 0,34 dan 0,28 dengan atau
tanpa superplasticizer dan nilai slump 50 mm.