Perawatan Emergency
1) Primary survey
- Nilai tingkat kesadaran
- Lakukan penilaian ABC :
A – airway : kaji apakah ada muntah, perdarahan, benda asing dalam mulut.
B – breathing : kaji kemampuan bernafas, peningkatan PCO2 akan memperburuk
edema serebri.
C – circulation : nilai denyut nadi dan perdarahan
- Imobilisasi kepala atau leher dengan collar neck atau alat lain dipertahankan sampai hasil x-ray
membuktikan tidak ada fraktur cervical
2) Intervensi primer
- Buka jalan nafas dengan tehnik “jaw-thrust” – kepala jangan ditekuk, isap lendir kalau perlu
- Beri O2 4-6 liter/menit untuk mencegah anoksia serebri
- Hiperventilasi 20-25 x/menit meningkatkan vasokonstriksi pembuluh darah otak sehingga
edema serebri menurun
- Kontrol perdarahan, jangan beri tekanan pada luka perdarahan di kepala, tutup saja dengan
kassa, diplester. Jangan berusaha menghentikan aliran darah dari lubang telinga atau hidung
dengan menyumbat atau menutup lubang tersebut
- Pasang infus
3) Secondary survey
a) Kaji riwayat trauma
- Mekanisme trauma
- Posisi klien saat ditemukan
- Memori
b) Tingkat kesadaran
Nilai dengan Glasgow Coma Scale (GCS)
c) Ukur tanda-tanda vital
- Hipertensi dan bradikardia menendakan peningkatan TIK
- Nadi irregular atau cepat menandakan disritmia jantung
- Apnea, perubahan pola nafas terdapat pada cedera kepala
- Suhu meningkat dihubungkan dengant heat injuri (trauma panas)
d) Respon pupil, apakah simetris atau tidak
e) Gangguan penglihatan
f) Sunken eyes (mata terdorong ke dalam) satu atau keduanya
g) Aktivitas kejang
h) Tanda Battle’s yaitu “blush discolaration’ atau memar di belakang telinga (mastoid)
menandakan adanya fraktur dasar tengkorak.
i) Rinorea atau otorea menandakan kebocoran CSF
j) Periorbital eccymosis akan ditemukan pada fraktur anterior basilar
B. Klasifikasi Data
Data Obyektif :
- Pola napas abnormal.
- Respon pupil buruk.
- Perubahan perilaku, berbicara dan gerakan motorik lamban.
- Hematom.
- Konkusio.
- Kesadaran hilang.
- Hemiparesis.
- Foto toraks (fraktur).
Data Subyektif :
- Klien mengeluh sakit kepala.
- Klien mengeluh untah-muntah.
- Klien mengeluh susah bernafas
C. Analisa data
Data Etiologi Problem
DO : Pergeseran atau penekanan Jalan napas tidak efektif.
a. Pola napas abnormal. pada otot serta jaringan
b. Hematom. disekitarnya.
c. Konkusio. Merobek pembuluh darah
d. Kesadaran hilang.
e. Hemiparesis. Perdarahan
f. Foto toraks (fraktur).
DS:
Peningkatan Tekanan
a. Klien mengeluh
intrakranial
sulit bernapas.
Edema diencephalon
Kekorteks selebri
EFF
Organ target
Nyeri
DS: Peningkatan TIK Kesadaran menurun
a. Kesadaran klien hilang.
b. Klien sulit bicara
DO : Gangguan sirkulasi otak
a. Respon pupil buruk.
b. Gerakan motorik lamban.
c. Kesadaran hilang.
d. Hemiparesis. edema diencepalon
e. Foto toraks (fraktur).
kesadaran menurun
D. Prioritas masalah
1. Ketidak efektifan jalan napas.
2. Nyeri
3. Kesadaran menurun
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM SARAF
DENGAN KASUS “TRAUMA KAPITIS”
4. Dapat
meningkatkan
komplikasi
pernapasan.
3. Pencatatan
terhadap tingkah
3. Observasi respon
laku memberikan
4. Menggunakan
klien.
info yang komunikasi yang dapat
diperlukan untuk diterima oleh klien.
perkembangan
proses rehabilitasi.
4. Pasien mungkin
mengalami
keterbatasan
4. Gunakan
perilaku dengan
komunikasi dengan
tindakan ini
5. Mengevaluasi
suara yang lambut
membantu pasien kemampuan klien
dan pelan.
untuk misalnya dengan
memunculkan mengajak berbicara atau
komunikasi. menanyakan sesuatu.
5. Kerusakan dapat
terjadi saat trauma
awal atau setelah
kejadian sehingga
5. evaluasi secara mengakibatkan
teratur perubahan gangguan dalam
orientasi proses pikir.
kemampuan
berbicara dan
proses pikir.