DINAS PENDIDIKAN
T U L U N G A G U N G
Kompetensi Dasar
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui diskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat:
1. Menjelaskan konsep desain/prototype dan kemasan produk barang/jasa
2. Menentukan konsep desain/prototype dan kemasan produk barang/jasa
3. Menyajikan konsep desain/prototype dan kemasan produk barang/jasa
D. Materi Pembelajaran.
A. PENGERTIAN PROTOTYPE
Prototype adalah suatu contoh awal atau model dibangun untuk menguji suatu konsep
atau proses atau untuk bertindak sebagai sesuatu yang harus direplikasi atau belajar dari.
Kata prototipe berasal dari bahasa Yunani πρωτότυπον (prototypon), "bentuk primitif", netral
πρωτότυπος (prototypos), "asli, primitif", dari πρῶτος (protos), "pertama" dan τύπος (kesalahan
ketik), "kesan".
Prototyping adalah pengembangan cepat dan pengujian model kerja. Prototyping
merupakan proses dalam tahapan desain yang membutuhkan proses interaktif dan berulang.
Prototyping membuat pengembangan sistem berjalan lebih cepat dan mudah, terutama ketika
keinginan end user sulit didefinisikan.
Ada dua tipe prototipe, yaitu prototipe fisik yang merupakan benda nyata dibuat untuk
memperkirakan produk yang diminati oleh tim pengembang secara nyata dibuat menjadi suatu
benda untuk pengujian. Kemudian yang kedua ada prototipe analitik yang lebih fleksibel dari
prototipe fisik karea sifatnya nontangible seperti sketsa, simulasi dan matematik. Prototipe
analitik juga lebih murah dibandingkan dengan fisik. Namun tetap saja protitipe fisik dibutuhkan
untuk mendeteksi fenomena-fenomena yang tidak terantisipasi sebelumnya. Bila dijalankan
maka prototipe fisik akan berfungsi sesuai dengan produk asli. Maka jika terjadi ketidaksesuaian
seperti dalam rancangan akan memudahkan Anda untuk mendeteksi. Akses laman berikut untuk
memperdalam materi.
Pengusaha muda biasanya menghabiskan banyak waktunya untuk berpikir bahwa produk
mereka bisa menyelesaikan sebuah masalah tanpa pernah mengetesnya di pelanggan yang asli.
Dalam fase pengulangan desain, Anda harus menuliskan bentuk, fungsionalitas, dan cara
pembuatan produk Anda. Kemudian, buatlah desain awal bentuk produk Anda, bisa dengan
sketching biasa sampai membuat bentuk 3D nya di komputer. udian, tiap bertemu orang,
tunjukkan desain tersebut dan tanyakan pendapat mereka tentang produk Anda. Ulangi terus
sampai kebanyakan orang merasa puas dan produk Anda layak dipasarkan.
Fase pengulangan engineering dilakukan ketika Anda merasa telah berhasil menyelesaikan
fase pengulangan desain. Semua input yang didapatkan dalam fase pengulangan desain akan
menjadi dasar pengembangan produk. Fase engineering intinya adalah bagaimana cara membuat
produk Anda telah bekerja sesuai dengan yang diinginkan, namun hal ini berlaku jika membuat
produk manufaktur. Untuk produk di bidang kuliner yang perlu dilakukan adalah mengulang uji
coba resep. Kemudian produk yang sudah jadi langsung diteskan pada calon pelanggan, dan
berdasarkan feedback dari calon pelanggan, kembali ke fase pengulangan ini. Cobalah tanyakan
seberapa jauh calon pelanggan bisa menerima produk Anda. Tujuan akhir dari fase ini adalah
membuat prototipe versi beta.
C. TAHAPAN-TAHAPAN PROTOTYPE
2. Working model: dibuat tidak harus mempresentasikan fungsi produk secara keseluruhan dan
dibuat pada skala yang seperlunya saja untuk membuktikan konsep dari pembuatan produk dan
menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan konsep yang telah dibuat. Working model juga
dibangun untuk menguji parameter fungsional dan membantu perancangan prototipe rekayasa.
3. Prototipe rekayasa (engineering prototype): dibuat seperti halnya working model namun
mengalami perubahan tingkat kompleksitas maupun superioritas dari working model, dibangun
mencapai tingkat kualitas teknis tertentu agar dapat diteruskan menjadi prototipe produksi atau
untuk dilanjutkan pada tahapan produksi.
Prototipe rekayasa ini dibuat untuk keperluan pengujian kinerja operasional dan kebutuhan
rancangan sistem produksi.
4. Prototipe produksi (production prototype): bentuk yang dirancang dengan seluruh fungsi
operasional untuk menentukan kebutuhan dan metode produksi dibangun pada skala
sesungguhnya dan dapat menghasilkan data kinerja dan daya tahan produk dan part-nya.
5. Qualified production item: dibuat dalam skala penuh berfungsi secara penuh dan diproduksi pada
tahap awal dalam jumlah kecil untuk memastikan produk memenuhi segala bentuk standar
maupun peraturan yang diberlakukan terhadap produk tersebut biasanya untuk diuji-cobakan
kepada umum.
6. Untuk mematangkan produk yang hendak diproduksi secara komersil, maka produk perlu
memasuki pasar untuk melihat ancaman-ancaman produk yang terjadi; misal: keamananan,
regulasi, tanggung jawab, ketahanan dan kerusakan (wear–and–tear), pelanggaran, siklus break
even dan polusi, dan konsekuensinya diperlukan peningkatan program pemasaran.
7. Model: merupakan alat peraga yang mirip produk yang akan dibangun (look–like–models). Secara
jelas menggambarkan bentuk dan penampilan produk baik dengan skala yang diperbesar, 1:1,
atau diperkecil untuk memastikan produk yang akan dibangun sesuai dengan lingkungan produk
maupun lingkungan user.
8. Prototipe adalah bentuk efektif dalam mengkomunikasikan konsep produk namun jangan sampai
menyerupai bentuk produk sebenarnya karena mengandung resiko responden akan
menyamakannya dengan produk akhir.
Kemasan adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi
dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan. Kemasan
digunakan untuk membungkus, melindungi, mengirim, mengeluarkan, menyimpan,
mengidentifikasi dan membedakan sebuah produk di pasar (Klimchuk dan Krasovec, 2006:33).
Menurut Kotler & Keller (2009:27), pengemasan adalah kegiatan merancang dan memproduksi
wadah atau bungkus sebagai sebuah produk. Pengemasan adalah aktivitas merancang dan
memproduksi kemasan atau pembungkus untuk produk. Biasanya fungsi utama dari kemasan
adalah untuk menjaga produk. Namun, sekarang kemasan menjadi faktor yang cukup penting
sebagai alat pemasaran (Rangkuti, 2010:132).
Kemasan yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas merek dan mendorong
penjualan. Kemasan adalah bagian pertama produk yang dihadapi pembeli dan mampu menarik
atau menyingkirkan pembeli. Pengemasan suatu produk biasanya dilakukan oleh produsen untuk
dapat merebut minat konsumen terhadap pembelian barang. Produsen berusaha memberikan
kesan yang baik pada kemasan produknya dan menciptakan model kemasan baru yang berbeda
dengan produsen lain yang memproduksi produk-produk sejenis dalam pasar yang sama.
1. Fungsi Protektif
Berkenaan dengan proteksi produk, perbedaan iklim, prasarana transportasi, dan saluran
distribusi yang semua berimbas pada pengemasan. Dengan pengemasan protektif, para
konsumen tidak perlu harus menanggung risiko pembelian produk rusak atau cacat.
2. Fungsi Promosional
Peran kemasan pada umumnya dibatasi pada perlindungan produk. Namun kemasan juga
digunakan sebagai sarana promosional. Menyangkut promosi, perusahaan
mempertimbangkan preferensi konsumen menyangkut warna, ukuran, dan penampilan.
Terdapat empat fungsi kemasan sebagai satu alat pemasaran menurut Kotler (1999:228),, yaitu :
1. Self service. Kemasan semakin berfungsi lebih banyak lagi dalam proses penjualan, dimana
kemasan harus menarik, menyebutkan ciri-ciri produk, meyakinkan konsumen dan memberi
kesan menyeluruh yang mendukung produk.
2. Consumer offluence. Konsumen bersedia membayar lebih mahal bagi kemudahan, penampilan,
ketergantungan dan prestise dari kemasan yang lebih baik.
3. Company and brand image. Perusahaan mengenal baik kekuatan yang dikandung dari kemasan
yang dirancang dengan cermat dalam mempercepat konsumen mengenali perusahaan atau merek
produk.
4. Inovational opportunity. Cara kemasan yang inovatif akan bermanfaat bagi konsumen dan juga
memberi keuntungan bagi produsen.
Selain berfungsi sebagai media pemasaran, kemasan juga memiliki beberapa fungsi lain, yaitu
sebagai berikut:
1. Kemasan melindungi produk dalam pergerakan. Salah satu fungsi dasar kemasan adalah
untuk mengurangi terjadinya kehancuran, busuk, atau kehilangan melalui pencurian atau
kesalahan penempatan.
2. Kemasan memberikan cara yang menarik untuk menarik perhatian kepada sebuah produk
dan memperkuat citra produk.
3. Kombinasi dari keduanya, marketing dan Logistik dimana kemasan menjual produk dengan
menarik perhatian dan mengkomunikasikannya.
Kemasan dan pelabelan kemasan menurut Louw dan Kimber (2007), mempunyai beberapa
tujuan, yaitu:
1. Physical Production. Melindungi objek dari suhu, getaran, guncangan, tekanan dan sebagainya.
2. Barrier Protection. Melindungi dari hambatan oksigen uap air, debu, dan sebagainya.
3. Containment or Agglomeration. Benda-benda kecil biasanya dikelompokkan bersama dalam satu
paket untuk efisiensi transportasi dan penanganan.
4. Information Transmission. Informasi tentang cara menggunakan transportasi, daur ulang, atau
membuang paket produk yang sering terdapat pada kemasan atau label.
5. Reducing Theft. Kemasan yang tidak dapat ditutup kembali atau akan rusak secara fisik
(menunjukkan tanda-tanda pembukaan) sangat membantu dalam pencegahan pencurian. Paket juga
termasuk memberikan kesempatan sebagai perangkat anti-pencurian.
6. Fitur yang menambah kenyamanan dalam distribusi, penanganan, penjualan, tampilan, pembukaan,
kembali penutup, penggunaan dan digunakan kembali.
7. Kemasan dan label dapat digunakan oleh pemasar untuk mendorong calon pembeli untuk membeli
produk.
G. JENIS-JENIS KEMASAN
1. Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng susu, botol
minuman, dll).
2. Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan
lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak kayu untuk wadah buah-
buahan yang dibungkus dan sebagainya.
3. Kemasan Tersier dan Kuarter, yaitu kemasan yang diperlukan untuk menyimpan, pengiriman atau
identifikasi. Kemasan tersier umumnya digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan.
Berdasarkan frekuensi pemakaiannya, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Kemasan sekali pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah satu kali pakai.
Contohnya bungkus plastik, bungkus permen, bungkus daun, karton dus, makanan kaleng.
2. Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (Multi Trip), kemasan jenis ini umumnya tidak
dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk kemudian
dimanfaatkan ulang oleh pabrik. Contohnya botol minuman dan botol kecap.
3. Kemasan yang tidak dibuang (Semi Disposable). Kemasan ini biasanya digunakan untuk
kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai. Contohnya kaleng biskuit, kaleng susu dan
berbagai jenis botol.
Berdasarkan tingkat kesiapan pakai, kemasan dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Kemasan siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah
sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng, dan
sebagainya.
2. Kemasan siap dirakit, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum
pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat
dari kertas, foil atau plastik.
TUGAS SISWA
A. Tugas Tertulis
1. Apakah yang dimaksud prototyping?
2. Terangkang yang di maksud prototipe?
3. Sebutkan manfaat prototyping?
4. Bagaimana pembuatan desain fisik?
5. Sebutkan dan jelaskan tahapan pembuatan kemasan!
6. Jelaskan fungsi kemasan produk ?
7. Apa saja yang perlu di perhatikan dalam membuat desain kemasan produk barang/jasa?
8. Jelaskan apa yang di maksud kemasan tersier dan kuarter! Berikan masing-masing satu
contoh?
B. Penugasan Portofolio
1. Carilah 1 contoh konsep desain/prototype kemasan produk barang/jasa gambar dan
berikan penjelasan !
Lembar Jawaban
A. Tugas Tertulis
1. Prototyping adalah pengembangan cepat dan pengujian model kerja. Prototyping
merupakan proses dalam tahapan desain yang membutuhkan proses interaktif dan
berulang.
2. Prototype atau prototipe bentuk dasar suatu produk bisa digunakan untuk menyampaikan
berbagai macam informasi gambaran produk yang akan Anda buat
3. - Terjadi komunikasi antara user dengan pengembang sistem, sehingga Analis sistem
dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan user
- Peningkatan peran user pada pengembangan system
- Sistem dapat dikembangkan lebih cepat
- Tahap implementasi menjadi lebih mudah, karena user sudah mengenali apa yang dapat
dihasilkan oleh sistem yang dikembangkan.
4. Mendesain output dan melakukan analisis kelayakan sesuai SDLC hingga proses terakhir
yaitu menyerahkan system yang telah dikembangkan.
5. Tahapan pembuatan kemasan
o Menentukan jenis kemasan yang akan di pakai
o Menampilkan kemasan baru yang tidak seraya dengan kemasan produk lainya
o Membuat kemasan semenarik mungkin dan kenyamanan dalam menggunakan
kemasan produk tersebut yang meliputi kemudahan ketika dibawa
6. Fungsi kemasan
Kemasan melindungi produk dalam pergerakan. Salah satu fungsi dasar kemasan adalah
untuk mengurangi terjadinya kehancuran, busuk, atau kehilangan melalui pencurian atau
kesalahan penempatan.
Kemasan memberikan cara yang menarik untuk menarik perhatian kepada sebuah produk dan
memperkuat citra produk.
Kombinasi dari keduanya, marketing dan Logistik dimana kemasan menjual produk dengan
menarik perhatian dan mengkomunikasikannya.
7. Yang perlu di perhatikan dalam pembuatan kemasan
Efektivitas
Keamanan
Desain
8. Kemasan Tersier dan Kuarter, yaitu kemasan yang diperlukan untuk menyimpan, pengiriman atau
identifikasi. Kemasan tersier umumnya digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan.
E. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Ke-1
Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu
1. Pendahuluan
Melakukan pembukaan dengan salam pembukaan dan berdoa untuk
30 menit
memulai pembelajaran.
Menyanyikan lagu Indonesia Raya
Membaca literasi
Mengkondisikan peserta didik
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
Menyampaikan teknik penilaian yang akan digunakan
Menyampaikan metode pembelajaran yang akan digunakan
Melakukan pretest
2. Kegiatan Inti
Pendahuluan - Guru menyampaikan kompetensi yang harus 50 menit
dikuasai siswa, langkah kegiatan pembelajaran,
apersepsi, dan mengarahkan perhatian siswa
terhadap materi pengertian, macam-macam,
desain/prototype, dan kemasan produk/jasa
Penyajian materi - Guru menyampaikan materi tentang pengertian, 90 menit
macam-macam, desain/prototype, dan
kemasan produk/jasa dengan metode ceramah
dan tanya jawab, kemudian dilanjutkan dengan
demonstrasi penanyangan slide untuk
memperjelas materi yang disajikan
- Guru mempersilahkan kepada semua siswa
untuk memberikan tanggapan terhadap materi
yang telah disampaikan, dan mempersilahkan
untuk mempertanyakan materi tentang
pengertian, macam-macam, desain/prototype,
dan kemasan produk/jasa apabila belum dapat
dipahami.
- Guru sesekali memberikan pertanyaan kepada
siswa secara acak terkait materi pengertian,
macam-macam, desain/prototype, dan
kemasan produk/jasa sebagai tolak ukur
tingkat terhadap materi yang telah disampaikan.
Latihan terbimbing - Guru memonitor siswa, memberikan umpan 90 menit
balik, menyampaikan kembali apabila
diperlukan, dan melanjutkan kegiatan
pembelajaran dengan latihan terbimbing hingga
siswa dianggap menguasai materi pengertian,
macam-macam, desain/prototype, dan
kemasan produk/jasa Guru memberikan
latihan soal secara individu maupun kelompok
Latihan mandiri - Guru memberikan tugas/latihan soal tentang 90 menit
pengertian, macam-macam, desain/prototype,
dan kemasan produk/jasa yang harus
dikerjakan secara mandiri oleh siswa
- Guru melakukan pemeriksaan sebagai tolak ukur
pemahaman siswa terhadap materi pengertian,
macam-macam, desain/prototype, dan
kemasan produk/jasa dan memberikan umpan
balik setelah siswa mengerjakan soal latihan
Penilaian - Guru memberikan penilaian terhadap siswa 90 menit
terkait materi yang telah disampaikan, baik
secara afektif, kognitif, dan psikomotor.
- Guru bersama-sama dengan siswa membuat
rangkuman berupa kesimpulan materi tentang
pengertian, macam-macam, desain/prototype,
dan kemasan produk/jasa
3. Penutup
Secara bersama-sama siswa diminta untuk menyimpulkan tentang 40 menit
pengertian, macam-macam, desain/prototype, dan kemasan
produk/jasa Guru menyampaikan konfirmasi dan penguatan terhadap
kesimpulan dari hasil pembelajaran
Guru memberikan evaluasi (post test) dan menyuruh siswa secara
individu untuk mengerjakannya
Siswa diberi tugas untuk melakukan observasi tentang pengertian,
macam-macam, desain/prototype, dan kemasan produk/jasa Guru
mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan pada siswa
untuk mempelajari materi berikutnya
Guru menyuruh salah satu siswa untuk memimpin doa penutup
Nama :
Kelas :
Waktu Pelaksanaan :
Skor
Skor
No Aspek penilaian <75 76- 84- 93- Nilai Akhir
Perolehan
83 92 100
1 Persiapan alat dan
bahan
2 Ketetapan cara
pengolahan
3 Sikap kerja
4 Performance
5 Keselamatan kerja
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐏𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡𝐚𝐧
𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐀𝐤𝐡𝐢𝐫 =
𝟓
KRITERIA PENILAIAN KERJA
Kompetensi Inti : KI-1, KI-2, KI-3, KI-4
Kompetensi Dasar :
3.4 Menganalisis konsep desain/prototype dan kemasan produk barang/jasa
4.4 Membuat desain/prototype dan kemasan produk barang/jasa