Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


PERILAKU KEKERASAN

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI
2017/2018
PROPOSAL
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

A. Topik
Sesi 1 : Mengenal Perilaku Kekerasan yang Biasa Dilakukan

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien dapat mengenali dan mengontrol rasa marahnya
2. Tujuan Khusus
 Klien dapat menyebutkan penyebab kemarahannya
 Klien dapat menyebutkan tanda dan gejala orang marah
 Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah
 Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan
 Klien dapat mengontrol rasa marahnya dengan melakukan nafas dalam

C. Landasan Teoritis
1. Pengertian prilaku kekerasan
Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang
bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. (Berkowitz, 1993).
Berdasarkan definisi ini maka perilaku kekerasan dapat dibagi menjadi dua yaitu
perilaku kekerasan secara verbal dan fisik. (Keltner et al, 1995). Sedangkan marah
tidak harus memiliki tujuan khusus. Marah lebih menunjuak kepada suatu perangkat
perasaan-perasaan tertentu dengan perasaan marah. (Berkowitz, 1993).
2. Penyebab Prilaku kekerasan
Respon kemarahan dapat di fluktuasi dalam rentang adaptif – mal adaptif.
Rentang respon kemarahan dapat digambarkan sebagai berikut ; (Keliat, 1997, hlm 6)
a. Assertif adalah mengungkapkan marah tanpa menyakiti, melukai perasaan orang
lain, atau tanpa merendahkan harga diri orang lain.
b. Frustasi adalah respon yang timbul akibat gagal mencapai tujuan atau keinginan.
Frustasi dapat dialami sebagai suatu ancaman dan kecemasan. Akibat dari
ancaman tersebut dapat menimbulkan kemarahan.
c. Pasif adalah respon dimana individu tidak mampu mengungkapkan perasaan yang
dialami.
d. Agresif merupakan perilaku yang menyertai marah namun masih dapat dikontrol
oleh individu. Orang agresif bisaanya tidak mau mengetahui hak orang lain. Dia
berpendapat bahwa setiap orang harus bertarung untuk mendapatkan kepentingan
sendiri dan mengharapkan perlakuan yang sama dari orang lain.
e. Mengamuk adalah rasa marah dan bermusuhan yang kuat disertai kehilangan
control diri. Pada keadaan ini individu dapat merusak dirinya sendiri maupun
terhadap orang lain.
3. Proses Marah
Strees, cemas, marah merupakan bagian kehidupan sehari-hari yang harus
dihadapi oleh setiap individu. Strees dapat menyebabkan pemicu kemarahan.stressor
yang kuat dapat menyebabkan mekanisme koping seseorang tak adekuat sehingga
terjadi penyimpangan perilaku kekerasan pada seseorang.
4. Gejala Marah
Kemarahan dinyatakan dalam berbagai bentuk, ada yang menimbulkan
pengrusakan, tetapi ada juga yang hanya diam seribu bahasa. Gejala-gejala atau
perubahan-perubahan yang timbul pada klien dalam keadaan marah diantaranya
sebagai berikut :
a. Perubahan Fisioligik : tekanan darah meningkat, denyut nadi dan pernapasan
meningkat, pupil dilatasi, tonus otot meningkat, mual, frekuensi buang air besar
meningkat, kadang-kadang konstipasi, refleks tendon tinggi.
b. Perubahan Emosional : mudah tersinggung, tidak sabar, frustasi, ekspresi wajah
tampak tegang, bila mengamuk kehilangan control diri.
c. Perubahan Perilaku : agresif pasif, menarik diri, bermusuhan, sinis, curiga,
mengamuk, nada suara keras dan kasar.
5. Perilaku Marah
Perilaku yang berkaitan dengan perilaku kekerasan antara lain :
a. Menyerang atau menghindar (fight of flight)
Pada keadaan ini respon fisiologis timbul karena system syaraf otonom bereaksi
terhadap sekresi
b. Menyatakan secara asertif (assertiveness)
Perilaku yang sering ditampilkan individu dalam mengekspresikan kemarahannya
yaitu dengan perilaku pasif, agresif, dan asesif. Perilaku asertif adalah cara yang
terbaik untuk mengekspresikan marah karena individu dapat mengekspresikan
rasa marahnya tanpa menyakiti orang lain secara fisik maupun psikologis. Di
samping itu perilaku ini dapat juga untuk mengembangkan diri klien.
c. Memberontak (acting out)
Perilaku yang muncul basanya disertai akibat konflik perilaku “acting out” untuk
menarik perhatian orang lain.
d. Perilaku kekerasan
Tindakan kekerasan atau amuk yang ditujukan kepada diri sendiri, orang lain,
maupun lingkungan.
6. Therapi Aktifitas Kelompok
Kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan satu dengan yang
lain saling bergantungan serta mempunyai norma- norma yang sama. Kelompok
terapeutik memberi kesempatan untuk saling bertukar tujuan. Misalnya : membantu
individu yang berperilaku abstruktif dalam hubungan dengan orang lain.
Mengidentifikasi dan memberi alternatif untuk berubah dari perilaku abstruktif
menjadi konstruktif. Therapi aktivitas kelompok adalah salah satu upaya untuk
mefasilitasi sikotrapis terhadap sejumlah klien pada waktu yang sama untuk memantau
dan meningkatkan hubungan anatr anggota.

D. Klien
1. Kriteria
- Klien yang memiliki riwayat perilaku kekerasan namun sudah tenang dan
kooperatif
- Klien yang tidak gelisah
- Klien yang bisa kooperatif dan tidak mengganggu berlangsungnya Terapi
Aktifitas Kelompok.
- Klien tindak kekerasan yang sudah sampai tahap mampu berinteraksi dalam
kelompok kecil
- Kondisi fisik dalam keadaan baik
- Mau mengikuti kegiatan terapi aktifitas kelompok
2. Proses Seleksi
- Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
- Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
- Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
- Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAKPK, meliputi : menjelaskan
tujuan TAKPK pada klien, rencana kegiatan kelompok, dan aturan main dalam
kelompok.
3. Klien peserta TAK :
- Bp. Sukomo - Bp. Nazarudin
- Bp. Mariarta - Bp. Mara
- Bp. Samar - Bp. Agus

E. Pengorganisasian
1. Waktu
Hari / tanggal : Sabtu / 22 Desember 2017
Jam : 09.00 – 09.45
Lama Kegiatan : 45 Menit
Fase Orientasi : 5 Menit
Fase Kerja : 30 Menit
Fase Terminasi : 10 Menit
Jumlah Anggota : 6 Orang
Tempat : ruang Abimanyu
2. Uraian Struktural
Tim Therapis
a. Leader :
Tugas :
1. Memimpin jalannya TAK
2. Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya TAK
3. Membuka acara
4. Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK
5. Memimpin diskusi kelompok
6. Menutup acara diskusi
b. Observer :
Tugas :
1. Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang tersedia)
2. Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga
penutupan

c. Fasilitator :
Tugas :
1. Menyediakan fasilitas yang dibutuhkan peserta
2. Menuntun peserta apabila ada yang kurang jelas
3. Membantu dalam mengantisipasi masalah peserta
3. Setting
1) Klien dan terapis berdiri bersama dalam lingkaran
2) Ruangan nyaman dan tenang
flipchart

L Ob
.
K1
K6

F1 F3
K2
K5

K3 K4
Keterangan: F2
L : Leader
Ob : Observer
F1,2,3,... : Fasilitator
K1,2,3,… : Klien

4. Metode dan Media


a. Metode yang digunakan :
1) Dinamika Kelompok.
2) Diskusi dan tanya jawab.
3) Bermain peran / simulasi.
b. Adapun Media yang digunakan :
1) Papan tulis /flipcart/witeboard
2) Kapur/spidol
3) Papan nama
4) Buku catatan dan pulpen
5) Pemutar musik
5. Proses Pelaksanaan
a. Persiapan
1) Memilih klien perilaku kekerasan yang sudah koorporatif
2) Membuat kontrak dengan klien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi
Pada tahap ini therapis melakukan :
- Salam Terapeutik :
a) Salam dari terapis kepada klien
b) Membuat kontrak dengan klien
c) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
- Evaluasi / Validasi
a) Menanyakan perasaan klien saat ini
b) Menanyakan masalah yang dirasakan
- Kontrak
a) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal perilaku kekerasan yang
biasa dilakukan
b) Menjelaskan aturan main sebagai berikut :
- Tidak diperkenankan makan, minum,merokok selama kegiatan TAK
- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin
kepada terapis
- Lama kegiatan 45 menit
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
c. Tahap Kerja
1) Mendiskusikan penyebab marah
 Tanyakan pengalaman setiap klien
 Tulis di papan tulis/flipchart/withboard
2) Mendiskusikan tanda dan gejala yang dirasakan klien saat terpapar oleh
penyebab marah sebelum perilaku kekerasan terjadi
 Tanyakan perasaan setiap klien saat terpapar oleh penyebab (tanda dan
gejala)
 tulis di papan tulis/flipchart/withboard
3) Mendiskusikan perilaku kekerasan yang pernah di lakukan klien (verbal,
merusak lingkungan, menciderai/memukul orang lain dan memukul diri
sendiri)
 Tanyakan perilaku yang dilakukan saat marah
 Tulis di papan tulis/flipchart/withboard
4) Membantu klien memilih perilaku kekerasan yang paling sering dilakukan
untuk diperagakan
5) Melakukan bermain peran/simulasi untuk perilaku kekerasan yang tidak
berbahaya (terapis sebagai sumber penyebab dank lien yang
melakukankkekerasan)
6) Menanyakan perilaku klien setelah selesai bermain simulasi
7) Mendiskusikan dampak/akibat perilaku kekerasan
 Tanyakan akibat perilaku kekerasan
 Tuliskan di papan tulis/flipchart/withtboard
8) Mencontohkan cara mengontrol rasa marah dengan nafas dalam kemudian
memberikan kesempatan kepada peserta satu persatu untuk mempraktikannya
9) Memberikan reinforcemen pada peran serta klien
10) Dalam menjalankan point 1 sampai 9, upayakan semua klien terlibat
11) Beri kesimpulan penyebab, tanda dan gejala perilaku kekerasan yang terjadi,
dan akibat dari perilaku kekerasan serta cara mengontrolnya dengan nafas
dalam
12) Menanyakan kesediaan klien untuk mempelajari cara baru yang sehat dalam
menghadapi kemarahan di sesi TAK berikutnya
c) Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1. Fasilitator menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2. Memberikan reinforcement positif terhadap perilaku klien yang positif.
b. Rencana tidak lanjut
1. Menganjurkan klien menilai dan mengevaluasi jika terjadi penyebab
marah, yaitu tanda dan gejala, perilaku kekerasan yang terjadi serta akibat
perilaku kekerasan
2. Menganjurkan klien mengingat penyebab, tanda dan gejala perilaku
kekerasan dan akibat yang belum diceritakan.
c. Kontrak yang akan datang.
1. Menyepakati belajar cara baru yang sehat untuk mencegah perilaku
kekerasan
2. Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.
Evaluasi dan Dokumentasi
1. Evaluasi Struktur
a. Mengumpulkan referensi sebelum melakukan TAK
b. Menganalisa TAK yang baik untuk klien di ruangan Abimanyu
c. Berdiskusi dengan perawat ruang
d. Mengajukan proposal TAK dengan Dosen Pembimbing Ruangan maupun Dosen
pembimbing Akademik
e. Proposal di ACC
f. Melakukan persiapan untuk pelaksanaan TAK di Ruang Abimanyu
g. TAK dilaksanakan dengan beranggotakan 5 orang:
- Leader : Asta Putra
- Observer : Manik Gita
- Fasilitator : Ngurah Arya Mahendra, Febriani Basundari, Erika Yugestin

2. Evaluasi Proses
a. TAK berhasil dilakukan di ruang Abimanyu
b. Jumlah mahasiswa yang melakukan TAK berjumlah 5 orang
c. Pasien hadir yaitu ..... orang
d. Acara di mulai dengan salam pembuka, penjelasan topik yang akan dilakukan dalam
TAK hari ini.
e. Peserta aktif dalam mengikuti kegiatan yaitu .....%
f. Klien dapat mengikuti kegiatan sampai selesai
g. Leader dapat mengarahkan peserta untuk aktif melaksanakan kegiatan.
h. Observer dapat melaporkan jalankan kegiatan
i. Sarana dan prasarana dapat berfungsi dengan baik.

3. Evaluasi Hasil
Target yang ingin kami Capai adalam kegiatan aktivitas kelompok (TAK) yang dilakukan
pada hari Sabtu, tanggal 23 Desember 2017, pukul 09.00 – 09.45 di Ruang Abimanyu RSJ
Provinsi Bali. Dimana target yang ingin kami Capai dalam pengembangan kemampuan
klien untuk melakukan TAK ini sekitar ....%, dengan kriteria hasil:
1. Kemampuan Verbal
- Klien mampu menyebutkan nama lengkap.
- Klien mampu menyebutkan nama panggilan.
- Klien mampu menyebutkan hobi.
- Klien mampu menyebutkan asal
- Klien mampu menyebutkan cita-cita
- Klien dapat menyebutkan penyebab kemarahannya
- Klien dapat menyebutkan tanda dan gejala orang marah
- Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah
- Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan
- Klien dapat mengontrol rasa marahnya dengan melakukan nafas dalam
2. Kemampuan Non Verbal
a. Kontak mata : ...%
b. Duduk tegap : ...%
c. Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai : ...%
d. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir : ...%

Evaluasi di lakukan pada proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja untuk
menilai kemampuan klien melakukan TAK. Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan
klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK di evaluasi kemampuan klien berkenalan
dengan orang lain secara verbal dan nonverbal dengan menggunakan formulir evaluasi
berikut:
Sesi 1
EVALUASI
a. Kemampuan Verbal
No ASPEK YANG DINILAI NAMA KLIEN

1 Menyebutkan nama lengkap


2 Menyebutkan nama panggilan
3 Menyebutkan asal
4 Menyebutkan hobi
5 Menyebutkan penyebab
kemarahannya
6 Menyebutkan tanda dan gejalan
orang marah
7 Menyebutkan reaksi saat marah
8 Menyebutkan akibat perilaku
kekerasan
9 Dapat mempraktikan tehnik nafas
dalam
JUMLAH

Petunjuk:
1. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAK.
2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan member tanda (√) jika ditemukan
pada klien atau tanda (x) jika tidak ditemukan
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan jika nilai 3 atau 4 klien mampu dan jika
nilai 1 atau 2 klien belum mampu

b. Kemampuan Non Verbal

No ASPEK YANG DINILAI NAMA KLIEN

1 Kontak mata

2 Duduk tegak

3 Menggunakan bahasa tubuh

4 Mengikuti kegiatan dari awal sampai


akhir

Petunjuk:
1. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAK.
2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan member tanda (√) jika ditemukan
pada klien atau tanda (x) jika tidak ditemukan

4. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki oleh klien ketika TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien, misalnya klien mengikuti sesi 2 TAK, klien mampu berkenalan
dengan orang lain secara verbal dan nonverbal, dianjurkan klien dapat berkenalan dengan
orang lain kemudian masukkan ke dalam jadwal.
STRATEGI PELAKSANAAN
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PERILAKU KEKERASAN

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS :
- Klien mengatakan pernah mengikuti TAK
- Klien mengatakan senang bila diadakan TAK
DO :
- Klien tampak senang saat membicarakan TAK
- Klien tampak bersahabat
- Klien tampak kooperatif
- Klien tampak Gembira
2. Diagnosa Keperawatan
Riwayat Perilaku Kekerasan

B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi.
1) Salam Theraputik
”Salamat Pagi, Bapak - Bapak?”
2) Evaluasi Validasi.
”Bagaimana perasaan Bapak - Bapak hari ini” ”Apakah bapak ada merasa kesal
atau marah hari ini..?”
3) Kontak.
Topik : ”Bapak - Bapak hari ini kami Mahasiswa Keperawatan Program
Profesi Ners dari STIKES Bali akan melakukan TAK (Terapi
Aktifitas Kelompok) mengenai cara mengenali dan mengontrol
perilaku kekerasan
Waktu : ”sesuai janji kita kemarin, bahwa hari ini TAK ini akan dilakukan
jam 09.00 wib, selama 45 menit.”
Tempat : ”TAK ini akan dilaksanakan di Ruang Abimanyu RSJ Provinsi
Bali.”
Tujuan : ”Tujuan dilaksanakannya TAK ini adalah agar Bapak – Bapak
mengenali dan mengontrol perilaku kekerasan
2. Fase Kerja
a. ”Nah , sekarang suster mau tanya dulu masih ingat tidak nama-nama suster dan
pak mantri yang ada di sini?
b. ”Bapak - Bapak sebelum kita memulai acara TAK, Saya akan membuka acara
dengan berdoa terlebih dahulu: ”Baik Bapak - Bapak sebelum kita memulai
kegiatan TAK ini, mari kita berada menurut agama dan kepercayaan masing-
masing.”
c. Sekarang saya akan menjelaskan peraturan main dalam TAK.
Adapun peraturannya yaitu :
- ”Bapak - Bapak tidak boleh merokok selama TAK ini berlangsung”.
- ”Bapak - Bapak tidak boleh meninggalkan tempat selama dilakukan kegiatan
TAK ini tanpa ijin dari tim Therapis”
- ”Kemudian Saya akan menyalakan musik dan nantinya bapak-bapak harus
mengoper bolanya ke teman di sebelahnya , ketika musik berhenti siapapun
yang terakhir memegang bola nantinya harus maju ke depan dan
memperkenalkan diri serta menjawab pertanyaa yang diajukan perawat
Misalnya ; Selamat pagi, perkenalkan nama saya Asta Putra, nama kamu siapa?
Nama panggilan saya Asta, nama panggilan kamu siapa?
Saya berasal dari Bali, kalau kamu dari mana?
hobi saya baca buku, kalau kamu?.”
Begitu caranya Bapak - Bapak. Dan semua peserta akan mendapat giliran
untuk mempraktekkan caranya berkenalan dengan orang yang sebelumnya
belum pernah diajak berkenalan.
- ”Seluruh perawat memberikan pujian kepada peserta yang sudah melakukan
kegiatan dengan baik.
- ”Mengajak seluruh peserta TAK untuk bertepuk tangan dan meregangkan otot
dengan bernyanyi.”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subyektif.
”Bagaimana perasaan Bapak - Bapak setelah mengikuti TAK ini?”
”karena semua sudah bisa mempraktekkan caranya berkenalan dengan orang lain
dan cara mengontrol rasa marah mari kita berikan tepuk tangan yang meriah untuk
kita semua ”
b. Evaluasi Objektif.
”Coba, diantara Bapak - Bapak siapa yang dapat mengulangi apa yang sudah kita
lakukan tadi?” bagus sekali, ayo berikan tepuk tangan pada bapak...
c. Tindak Lanjut.
Bapak – bapak nanti kalau bertemu dengan orang yang baru bapak kenal, suster
harap Bapak bisa berkenalan seperti yang kita pelajari tadi dan juga saat bapak
merasa marah bapak bisa mempraktikan cara mengontrol marah dengan
melakukan nafas dalam.”
d. Kontrak yang akan datang
”Bapak TAK sesi 2 yaitu mengontrol rasa marah dengan melakukan kegiatan fisik
seperti memukul bantal dan kasur , nanti akan dilakukan oleh perawat
ruangan...TAK akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal di ruangan Abimanyu ...”
Tempatnya di ruangan ini juga ya bapak – bapak. Nah sebelum kita akhiri mari
semuanya berdiri sambil bernyanyi dan bergoyang diiringi musik, untuk
meregangkan otot – otot kita.
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN
PERILAKU KEKERASAN
DI RUANG ABIMANYU RSJ PROVINSI BALI

Topik : Perilaku Kekerasan


Dilaksanakan pada :
- Tanggal : 23 Desember 2017
- Waktu : Pukul 09.00-09.30 wib
- Tempat : Ruang Abimanyu
Dengan jumalah peserta : 9 Orang
Klien dengan Perilaku Kekerasan : 6 Orang

A. Evaluasi struktur
Sesuai dengan kegiatan TAK yang telah dilaksanakan dapat dilakukan evaluasi struktur
sebagai berikut:
TAK dilaksanakan dengan beranggotakan 9 orang dimana
1. Leader yaitu Asta Putra: aktif dan antusias memimpin TAK, cemas TAK tidak berjalan
dengan lancar dan takut ada klien yang drop out. Tapi leader senang melihat keaktifan
co leader, fasilitator dalam mengarahkan dan memfasilitasi klien sehingga semua klien
menyimak TAK dengan baik.
2. Observer yaitu Manik Gita : aktif menyimak jalannya kegiatan dan mengobservasi
semua kegiatan yang dilakukan klien ataupun terapis lainnya.
Sedangkan klien yang mengikuti TAK adalah sebanyak 9 orang, hal ini sesuai dengan
proposal yang diajukan.
3. Fasilitator yaitu Erika, Ngurah Arya, Febri : semuanya aktif dalam memfasilitasi klien
dalam melakukan TAK. Fasilitator juga cemas kalau ada klien yang drop out dari
ruangan dan takut kalau klien bosan dan tidak mau lagi mengikuti TAK.

B. Evaluasi proses
TAK sesi 2 Perilaku Kekerasan: berkenalan dilaksanakan pada tanggal 23 Desember
2017 pada pukul 09.30 wib. Waktu pelaksanaan TAK tidak sesuai dengan jadwal yang
telah dibuat dalam proposal karena pembimbing pada pukul 09.00 wib sedang konsultasi
dengan dokter karena pada hari itu ada salah satu pasien yang akan pulang. Pasien yang
mengikuti TAK sebanyak 9 orang dimana pada proposal rencana pasien yang akan
mengkuti TAK sebanyak 6 orang. Hal ini terjadi karena pada proses persiapan pasien
dibantu oleh perawat ruangan sehingga pasien yang awalnya tidak mau mengikuti TAK
menjadi termotivasi untuk ikut dalam TAK.
Pelaksanaan fase orientasi berjalan dengan lancar karena sudah ada feed back antara
pasien dan perawat. Leader sudah dapat membangkitkan suasana semangat pada pasien,
co leader pun sudah dapat memotivasi pasien agar tetap terfokus dan bersemangat untuk
mengikuti TAK. Namun kerja fasilitator menjadi kurang optimal karena jumlah pasien
dengan fasilitator tidak seimbang, satu fasilitator menangani 3 pasien sekaligus sehingga
bila fasilitator menangani pasien yang satu, dua pasien lainnya tidak tertangani. Namun
secara keseluruhan dengan keterbatasan jumlah fasilitator pasien masih dapat diarahkan
untuk tetap terfokus pada pelaksanaan TAK.
Dalam pelaksanaan kegiatan pada fase kerja 95% klien sudah dapat
mempraktekkan caranya berkenalan dengan orang lain. Selama kegiatan berlangsung
tidak ada peserta TAK yang meninggalkan ruangan. Semua peserta TAK dapat mengikuti
pelaksanaan TAK dengan tertib walaupun ada dua orang pasien yang sibuk dengan dirinya
sendiri tetapi tidak mempengaruhi peserta TAK yang lainnya. Ada dua orang pasien yang
sangat kooperatif sehingga mempengaruhi teman-temannya, hal ini membantu tim
pelaksana TAK untuk tetap mempertahankan suasana yang tertib.
Pelaksanaan fase terminasi sedikit kacau karena leader mengacak urutan
pelaksanaan TAK, dimana urutan yang harusnya dilaksanakan di akhir malah
dilaksanakan di awal sehingga tidak sesuai dengan proposal. Walaupun pelaksanaan fase
terminasi tidak berurutan pasien masih dapat dipertahankan untuk tetap mengikuti
pelaksanaan TAK. Secara keseluruhan TAK sudah dapat berjalan dengan lancar walaupun
terjadi beberapa hal di luar rencana pada proposal, namun tujuan dari sesi 2 isolasi social:
berkenalan sudah tercapai karena pasien sudah tahu caranya berkenalan dan
mempraktekkan caranya berkenalan dengan orang lain.

C. Evaluasi hasil
Pelaksanaan TAK tanggal 16 Desember 2017 di ruangan Abimanyu dengan topik sesi
2 isolasi social:berkenalan, diperoleh hasil pelaksanaan sebagai berikut:
a. Kemampuan Verbal
No ASPEK YANG NAMA KLIEN
DINILAI Tn Tn TnW Tn Tn S TnM TnB TnY TnSh
E N R
1 Menyebutkan V - V - V V V V -
nama lengkap (4) (2) (4) (2) (4) (4) (4) (3) (2)

2 Menyebutkan V V V V V V V V V
nama panggilan (4) (4) (4) (4) (4) (4) (4) (4) (4)

3 Menyebutkan V V V V V V V V V
asal (3) (3) (4) (4) (4) (4) (4) (4) (3)

4 Menyebutkan V - V V V V V V V
hobi (3) (2) (4) (4) (3) (4) (4) (3) (3)

JUMLAH 3,5 2,75 4 3,5 3,75 4 4 3,5 3

Dari data di atas, sesuai dengan ketentuan yang telah dibuat di proposal, dapat dilihat
bahwa 8 orang pasien sudah dapat melakukan cara berkenalan sesuai yang telah
diajarkan namun ada 1 orang yang masih kurang mampu melakukan cara berkenalan
denagn orang lain, hal ini dikarenakan pasien dalam sehari harinya memang terlihat
masih senang menyendiri, jarang bergaul dengan teman-temanya dan malas untuk
melakukan kegiatan.

b. Kemampuan Non Verbal


No ASPEK YANG NAMA KLIEN
DINILAI Tn TnN TnW Tn Tn TnM TnB TnY TnSh
E R S
1 Kontak mata V - - V V V V V -

2 Duduk tegak V - - V V V V V -
3 Menggunakan V V V - V - V V V
bahasa tubuh

4 Mengikuti V V V V V V V V V
kegiatan dari
awal sampai
akhir

Dari data di atas, sesuai dengan proposal kegiatan dapat diperoleh bahwa 67% klien
yang sudah ada kontak mata dengan lawan bicaranya, hal ini tidak sesuai dengan
proposal yang telah dibuat, ini dikarenakan klien masih belum dapat terfokus dengan
apa yang dilakukannya.
Klien yang sudah duduk dengan tegak sebanyak 67%, pada proposal persentase
pasien yang duduk tegak yang ingin dicapai adalah 80%. Tidak tercapainya
persentase yang diharapkan dikarenakan suasana ruangan yang panas, tempat duduk
yang terlalu berdekatan dank klien masih perlu untuk selalu diingatkan.
Pasien yang sudah dapat menggunakan bahasa tubuhnya dalam berkomunikasi
sebanyak 78%, di proposal yang ingin dicapai 70%. Ini menunjukkan tercapainya
tujuan proposal yang dibuat.
Sebanyak 100% pasien sudah dapat mengikuti jalannya kegiatan TAK, sedangkan
pada proposal persentase yang ingin dicapai sebanyak 90%, ini menunjukkan bahwa
pelaksana kegiatan TAK sudah dapat memotivasi pasien untuk tetap terfokus dan
bertahan mengikuti pelaksanaan TAK.

Anda mungkin juga menyukai