Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolisme yang termasuk
dalam kelompok gula darah yang melebihi batas normal/hiperglikemi.
Hiperglikemi disebabkan oleh berbagai hal, namun hiperglikemi paling sering
disebabkan oleh diabetes melitus. Pada diabetes melitus gula menumpuk
dalam darah sehingga gagal masuk ke dalam sel. Kegagalan tersebut terjadi
akibat hormon insulin jumlahnya kurang atau cacat fungsi. Hormon insulin
merupakan hormon yang membantu masuknya gula darah (Maulana, 2009).
Diabetes Melitus (DM) telah menjadi masalah kesehatan utama di
dunia dengan angka kejadian dan kematian yang masih sangat tinggi. World
Health Organization (WHO) (2017) menyatakan bahwa angka kejadian
diabetes melitus sebanyak 108 juta pada tahun 1980 menjadi 422 juta pada
tahun 2014. Pada tahun 2015 diabetes melitus merupakan penyakit
mematikan ke-6 di dunia dengan angka 1,6 juta orang tiap tahunnya dalam 15
tahun terakhir. Berdasaran data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
Kementerian Kesehatan RI, terakhir tahun 2013 sudah mencapai angka 9,1
juta jiwa. Dan jumlah ini terus bertambah, diprediksi pada tahun 2030 akan
mencapai 21,3 juta jiwa (Nur Laelatul, 2017).
Prevalensi Diabetes Melitus di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2016
sebesar 22,1%, angka ini lebih tinggi dibanding tahun 2015 yakni sebesar
15,77%. Prevalensi Diabetes Melitus tipe 2 di Kota Semarang mengalami
penurunan dari tahun 2014 ke 2015 yaitu 9,76% menjadi 7,59%, namun
mengalami peningkatan kembali di tahun 2016 yaitu 9,33%. Diabetes Melitus
tipe 2 merupakan urutan ke 5 tertinggi 10 besar penyakit puskesmas di
Semarang tahun 2016. Berdasarkan kelompok umur, kasus Diabetes Melitus

1
2

tipe 2 di Kota Semarang pada tahun 2016 62,39% terjadi pada kelompok
umur 45 – 65 tahun (Dinkes, 2016 dalam Adriana Rizki, 2018).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tahun 2018 di Puskesmas
Srondol Banyumanik Kota Semarang didapatkan data jumlah populasi
penderita diabetes mellitus tipe 2 mengalami peningkatan dari 617 kasus pada
tahun 2016 menjadi 661 kasus pada tahun 2017.
Diabetes mellitus tipe 2 terjadi karena kurang sensitifnya jaringan
tubuh terhadap insulin. Pengobatan terhadap penderita diabetes mellitus tipe 2
ini dapat diawali dengan berolahraga, mengurangi asupan karbohidrat
(termasuk nasi), dan berdiet dengan tujuan mengurangi berat badan (Maulana,
2009). Salah satu bagian terpenting dalam pengelolaan diabetes mellitus tipe
2 adalah latihan jasmani, salah satunya dengan senam diabetes yang bertujuan
untuk mencegah, menghindari, dan menurunkan resiko peningkatan kadar
gula darah. Menurut PERSADIA (Persatuan Diabetes Indonesia) senam
diabetes adalah senam fisik yang dikonsep untuk dapat digunakan pada
penderita diabetes di kondisi, usia, dan status fisik tertentu. Pada proses
pelaksanaannya senam ini dilakukan untuk menurunkan kadar gula darah.
Ilyas (2013) menyatakan bahwa latihan jasmani semisal senam diabetes
menyebabkan peningkatan aliran darah pada tubuh. Hal tersebut
menyebabkan jalan kapiler semakin terbuka. Pada tahap lanjut kondisi ini
akan membuat tubuh memproduksi banyak reseptor insulin sehingga
berpengaruh pada penurunan kadar gula darah pada tubuh (Nirwanto, 2016).
Menurut Karinda (2013) senam tersebut dilakukan dengan gerakan ritmis
yang dilakukan 3 kali dalam seminggu selama 1 bulan dengan durasi latihan
30 - 60 menit.
Upaya dukungan keluarga pada penderita diabetes mellitus tipe 2
menjadi faktor yang penting untuk keberhasilan penatalaksanaan diabetes tipe
2. Anggota keluarga sudah seharusnya memfasilitasi dalam pengendalian
kadar gula darah dengan cara mengingatkan pasien untuk melakukan diet
diabetes mellitus, rutin olahraga, dan mengingatkan dalam mengkonsumsi
obat diabetes mellitus. Dengan dukungan keluarga seperti itu dapat
3

membantu keluarga yang menderita diabetes mellitus tipe 2 menjadi lebih


baik.
Berdasarkan fenomena latar belakang diatas, dapat disimpulkan bahwa
salah satu latihan jasmani yang bisa di lakukan oleh penderita diabetes
melitus tipe 2 adalah dengan melakukan senam diabetes yang bertujuan
menurunkan kadar gula darah. Oleh karena itu penulis tertarik untuk
memberikan “Asuhan Keperawatan pada penderita diabetes mellitus tipe 2
dengan fokus studi menurunkan kadar gula darah dengan senam diabetes di
Puskesmas Srondol, Banyumanik, Kota Semarang”.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menggambarkan asuhan keperawatan keluarga pada Tn. X yang
menderita diabetes mellitus tipe 2 dengan fokus studi menurunkan kadar
gula darah dengan senam diabetes di Puskesmas Srondol Banyumanik
Kota Semarang.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien yang mengalami
diabetes mellitus tipe 2 dengan fokus studi menurunkan kadar gula
darah dengan senam diabetes di Puskesmas Srondol Banyumanik
Kota Semarang.
b. Melakukan diagnosis keperawatan pada klien yang mengalami
diabetes mellitus tipe 2 dengan fokus studi menurunkan kadar gula
darah dengan senam diabetes di Puskesmas Srondol Banyumanik
Kota Semarang
c. Melakukan perencanaan keperawatan pada klien yang mengalami
diabetes mellitus tipe 2 dengan fokus studi menurunkan kadar gula
darah dengan senam diabetes di Puskesmas Srondol Banyumanik
Kota Semarang.
d. Melakukan tindakan keperawatan pada klien yang mengalami diabetes
mellitus tipe 2 dengan fokus studi menurunkan kadar gula darah
4

dengan senam diabetes di Puskesmas Srondol Banyumanik Kota


Semarang.
e. Melakukan evaluasi pada klien yang mengalami diabetes mellitus tipe
2 dengan fokus studi menurunkan kadar gula darah dengan senam
diabetes di Puskesmas Srondol Banyumanik Kota Semarang.

C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
keperawatan khususnya pada asuhan keperawatan yang diberikan pada
klien yang mengalami penyakit diabetes mellitus tipe 2 terutama dalam
menurunkan kadar gula darah dengan senam diabetes.
2. Manfaat Praktisi
a. Institusi Pendidikan
Memberikan manfaat dan menambahkan pengetahuan atau
bahan bacaan bagi mahasiswa/mahasiswi Poltekkes Kemenkes
Semarang, terutama Jurusan Keperawatan Semarang.
b. Perawat
Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan pada klien yang
mengalami diabetes mellitus tipe 2 dengan cara melibatkan keluarga
dalam menurunkan kadar gula darah dengan senam diabetes
c. Keluarga
Untuk menambah informasi kepada keluarga tentang penyakit
diabetes mellitus tipe 2, serta meningkatkan kemampuan keluarga
untuk mengenal dan mengetahui cara penyelesaian masalah.
d. Klien
Memberikan informasi lebih untuk klien tentang penyakit
diabetes mellitus tipe 2.

Anda mungkin juga menyukai