Kelas : 3-A1
Di susun oleh :
1. Velani Analan N (P1337420116001)
2. Widya Kurniawati (P1337420116008)
3. Khoirun Nisa (P1337420116018)
4. Tri Mustyarini (P1337420116019)
5. Umi Rohmawati (P1337420116021)
6. Refi Noor Indah (P1337420116022)
7. Dwi Miftah Nur J (P1337420116024)
8. Chindy Febria R (P1337420116026)
9. Afriana Noer M (P1337420116029)
10. Dwi Safitri (P1337420116041)
11. Wakid Tohari T (P1337420116043)
12. Septy Firdayanti (P1337420116052)
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan YME. Diantara sekian banyak
nikmat Tuhan YME yang selalu memberi nikmat kesehatan lebih lebih nikmat iman dan islam,
sehingga karenanya kita dapat melaksanakan segala kewajiban kita sehari hari yang berupa
kewajiban kepada sesama makhluk dah lebihnya kewajiban kepada sang khalik.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini adalah untuk memenuhi salah
satu tugas kewajiban kami yaitu melaksanakan tugas dari dosen kami . Oleh karena itu melalui
kesempatan ini kami berterima kasih kepada dosen kami yang telah memberikan tugas kepada
kami dengannya kami dapat belajar banyak dari hambatan hambatan, kesulitan, kerjasama, dan
kepuasan pada diri kami sendiri setelah menyelesaikan tugas kami. Jika ada kesalahan yang kami
sengaja maupun yang tidak sengaja mohon maklum dan bimbingannya karena segala kesalahan
hanya dari kami, dan segala kebenaran yang hak hanya dari milik Tuhan YME.
Penulis
LEMBAGA-LEMBAGA PEMBERANTASAN KORUPSI
B. Kejaksaan
Tugas dan kewenangan kejaksaan secara juridis formal terdapat didalam undang-undang
nomor 16 tahun 2004 yaitu pasal 30 ayat 1-3. Dari isi pasal 30 tersebut maka tugas dan
kewenangan kejaksaan dapat dibagi kedalam tiga bagian yaitu :
1. Dibidang Pidana, kejaksaan mempunyai tugas dan wewenang:
a. Melakukan penuntutan
b. Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap
c. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, putusan
pidana pengawasan, dan keputusan lepas bersyarat
d. Melakukan penyelidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang-
undang
e. Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan
tambahan sebelum dilimpahkan ke Pengadilan yang dalam pelaksanaannya
dikoordinasikan dengan penyidik.
2. Dibidang Perdata dan Tata Usaha Negara, Kejaksaan dengan kuasa khusus dapat
bertindak didalam maupun diluar pengadilan untuk dan atas nama Negara atau
pemerintah.
3. Dalam bidang ketertiban dan ketentraman umum, Kejaksaan turut menyelenggarakan
kegiatan :
a. Peningkatan kesadaran hukum masyarakat;
b. Pengamanan kebijakan penegakan hukum;
c. Pengamanan peredaran barang cetakan;
d. Pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan negara;
dan
e. Penegahan penyalahgunaan dan / atau penodaan agama;
f. Penelitian dan pengembangan hukum serta statistic criminal.
Disamping itu kejaksaan juga memiliki tugas-tugas lain yaitu seperti diatur dalam pasal 31,
33 dan 34 UU nomor 16 tahun 2004 yaitu :
1. Kejaksaan dapat meminta kepada hakim untuk menempatkan seseorang terdakwa
dirumahsakit atau tempat perawatan jiwa, atau tempat lain yang layak
2. Membina hubungan kerjasama dengan badan penegak hukum dan badan Negara
lainnya;
3. Dapat memberikan pertimbangan dalam bidang hukum kepada instansi pemerintah
lainnya;
Disamping tugas dan kewenangan kejaksaan, khusus Jaksa Agung oleh UU nomor 16 tahun
2004 juga mengatur tugas dan kewenangan Jaksa Agung yaitu didalam pasal 35, 36,37 UU
nomor 16 tahun 2004.
Undang-undang nomor 16 tahun 2004 tentang kejaksaan secara eksplisit telah menyebutkan
secara tegas bahwa kejaksaan memiliki kewenangan dalam penyidikan tindak pidana
korupsi. Hal ini diatur dalam Pasal 30 ayat (1) huruf d yaitu: Melakukan penyelidikan
terhadap tindak pidana tertentu. Dalam penjelasannya disebutkan bahwa yang dimaksud
dengan tindak pidana tertentu adalah tindak pidana Korupsi dan Pelanggaran HAM. Dengan
bunyi Pasal 30 ayat (1) huruf d UU Nomor 16 tahun 2004 maka secara juridis formil
kejaksaan telah memiliki kewenangan dalam hal melakukan penyelidikan tindak pidana
korupsi dan Pelanggaran HAM.
Mahkamah Agung telah mengeluarkan pendapat/fatwa nomor KMA/102/III/2005 tanggal 9
Maret 2005, dimana pada pokonya fatwa tersebut berpendirian bahwa jaksa mempunyai
kewenangan untuk menyidik perkara tindak pidana korupsi sesudah berlakunya UU Nomor
31 tahun 1999 Jo. Undang-undang nomor 20 tahun 2001 dengan dasar :
1. Pasal 26 UU nomor 31 tahun 1999 ju undang-undang nomor 20 tahun 2001
2. Pasal 27 UU nomor 31 tahun 1999 Jo. Undang-undang nomor 20 tahun 2001.
3. Pasal 284 ayat (2) KUHAP dan penjelasannya.
4. Pasal 17 PP Nomor 27 tahun 1983
5. Pasal 30 ayat (1) huruf d UU nomor 16 tahun 2004.
C. Kepolisian
Fungsi kepolisian sesuai dengan pasal 2 Undang-Undang No 2 Tahun 2002 tentang
Kepolisian adalah Pasal 2 adalah salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang
pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan,
pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Sedangkan polisi dalam mencegah dan
menangani tindak pidana korupsi mempunyai sebuah direktorat khusus yaitu Badan Reserse
Kriminal Direktorat Tindak Pidana Korupsi.
Sedangkan dalam penegakan korupsi polisi mempunyai strategi, yaitu:
1. Sinergitas penanganan tindak pidana korupsi baik dengan KPK maupun dengan aparat
penegak hukum lainnya.
2. Meningkatkan fungsi koordinasi baik dalam penyelidikan mau penyidikan tindak pidana
korupsi.
3. Fokus melaksanakan penyelidikan terhadap 10 area yang rawan terjadi korupsi.
4. Merespon tuntutan masyarakat untuk melaksanakan percepatan penyidikan tindak
pidana korupsi dalam koridor Due Process Of Law (Proses Hukum yang Benar).
10 area rawan korupsi menurut kepolisian adalah :
1. Pengadaan barang atau jasa pemerintah.
2. Keuangan dan perbankan.
3. Perpajakan.
4. Minyak dan gas bumi.
5. BUMN dan BUMD.
6. Kepabeanan dan cukai.
7. Pengelolaan APBN dan APBD.
8. Aset negara dan aset daerah.
9. Pertambangan.
10. Pelayanan umum.
Djaja, Firmansjah. 2010. Mendesain Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. Jakarta: Sinar Grafika.
Hartanti, Evi. 2005. Tindak Pidana Korupsi. Jakarta: Sinar Grafika.
Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU RI No. 31 Tahun 1999 UU RI 20
Tahun 2001)
Undang-Undang Badan Pemeriksa Keuangan (UU RI No. 15 Tahun 2006).
Undang-Undang Kepolisian (UU RI No. 02 Tahun 2002).
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011 Tentang Tata Cara Pelaksanaan
Kewenangan Pusat Pelaporan Dan Analisis Transaksi Keuangan.
http://semarang.bpk.go.id/?p=2579
http://buletinauditor.blogspot.com/2011/12/peran-badan-pemeriksa-keuangan-dalam.html
http://itjen.kemenag.go.id/web/page/jenis-pemeriksaan
http://hendriesipahutar.blogspot.com/2011/04/kewenangan-kejaksaan-menyidik-korupsi.html
web.kominfo.go.id/sites/default/files/TIPIKOR_0.pdf