Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN

PENGHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA


DAN BERBAGAI METODA PENUGASAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3

1. MARYAM ZUNAR (P1337420116006)


2. RENI ARIYANTI (P1337420116013)
3. DWI INDAH PARWANTI (P1337420116023)
4. LANCAR NASTITI (P1337420116030)
5. NOVITA INAWATI DEWI (P1337420116042)
6. SEPTY FIRDAYANTI (P1337420116052)

DIPLOMA III KEPERAWATAN SEMARANG

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

2018/2019
PENGHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA

A. HAKEKAT KETENAGAKERJAAN
Hakekat ketenagakerjaan pada intinya adalah pengeturan, mobilisasi potensi, proses
motivasi, dan pengembangan sumber daya manusia dalam memenuhi kepuasan
melalui karyanya. Hal ini berguna untuk tercapainya tujuan individu, organisasi,
ataupun komunitas dimana ia berkarya.
Keputusan yang diambil tentang ketenagakerjaan sangat dipengaruhi oleh falsaah
yang dianut oleh pimpinan keperawatan tentang pendayagunaan tenaga kerja.
Misalnya, pandangan tentang motivasi kerja dan konsep tentang tenaga keperawatan.
Dari pandangan tersebut akan terbentuk pola ketenagakerjaan yang disesuaikan
dengan gambaran pimpinan.

B. PRINSIP – PRINSIP DALAM KETENAGAKERJAAN


1. Pembagian Kerja
Prinsip dasar untuk mencapai efisiensi yaitu pekerjaan dibagi-bagi sehingga setiap
orang memilik tugas tertentu. Untuk ini kepala bidang keperawatan perlu
mengetahui tentang :
a. Pendidikan dan pengalaman setiap staf
b. Peran dan fungsi perawat yang diterapkan di RS tersebut
c. Mengetahui ruang lingkup tugas kepala bidang keperawatan dan kedudukan
dalam organisasi
d. Mengetahui batas wewenang dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya
e. Mengetahui hal- hal-hal yang dapat didelegasikan kepada staf dan kepada
tenaga non keperawatan

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pengelompokkan dan pembagian kerja

a. Jumlah tugas yang dibebankan seseorang terbatas dan sesuai dengan


kemampuannya
b. Tiap bangsal / bagian memiliki perincian aktivitas yang jelas dan tertulis
c. Tiap staf memiliki perincian tugas yang jelas
d. Variasi tugas bagi seseorang diusahakan sejenis atau erat hubungannya
e. Mencegah terjadinya pengkotakkan antar staf/kegiatan
f. Penggolongan tugas berdsasarkan kepentingan mendesak, kesulitan dan waktu

Disamping itu setiap staf mengetahui kepada siapa dia harus melapor, minta
bantuan atau bertanya, dan siapa atasan langsung serta dari siapa dia menerima
tugas

2. Pendelegasian Tugas
Pendelegasian adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada staf
untuk bertindak dalam batas-batas tertentu. Dengan pendelegasian, seorang
pimpinan dapat mencapai tujuan dan sasaran kelompok melalui usaha orang lain,
hal mana merupakan inti manajemen. Selain itu dengan pendelegasian , seorang
pimpinan mempunyai waktu lebih banyak untuk melakukan hal lain yang lebih
penting seperti perencanaan dan evaluasi. Pendelegasian juga merupakan alat
pengembangan dan latihan manajemen yang bermanfaat. Staf yang memiliki
minat terhadap tantangan yang lebih besar akan menjadi lebih komit dan puas bila
diberikan kesempatan untuk memegang tugas atau tantangan yang penting.
Sebaliknya kurangnya pendelegasian akan menghambat inisiatif staf.
Keuntungan bagi staf dengan melakukan pendelegasian adalah mengambangkan
rasa tanggung jawab, meningkatkan pengetahuan dan rasa percaya diri,
berkualitas, lebih komit dan puas pada pekerjaan.. Disamping itu mamfaat
pendelegasian untuk kepala bidang keperawatan sendiri adalah mempunyai waktu
lebih banyak untuk melakukan hal-hal lain seperti perencanaan dan evaluasi,
meningkatkan kedewasaan dan rasa percaya diri, memberikan pengaruh dan
power baik intern maupun ekstern, dapat mencapai pelayanan dan sasaran
keperawatan melalui usaha orang lain
Walaupun pendelegasian merupakan alat manajemen yang efektif, banyak
pimpinan yang gagal mengerjakan pendelegasian ini. Beberapa alasan yang
menghambat dalam melakukan pendelegasian :
a. Meyakini pendapat yang salah “Jika kamu ingin hal itu dilaksanakan dengan
tepat, kerjakanlah sendiri”.
b. Kurang percaya diri
c. Takut dianggap malas
d. Takut persaingan
e. Takut kehilangan kendali
f. Merasa tidak pasti tentang apa dan kapan melakukan pendelegasian,
mempunyai definisi kerja yang tidak jelas
g. Takut tidak disukai oleh staf, dianggap melemparkan tugas
h. Menolak untuk mengambil resiko tergantung pada orang lain
i. Kurang kontrol yang memberikan peringatan dini adanya masalah,
sehubungan dengan tugas yang didelegasikan
j. Kurang contoh dari pimpinan lain dalam hal mendelegasikan
k. Kurang keyakinan dan dan kepercayaan terhadap staf, merasa staf kurang
memiliki ketrampilan atau pengetahuan untuk melakukan tugas tersebut.

Dalam pendelegasian wewenang, masalah yang terpenting adalah apa tugas dan
seberapa besar wewenang yang harus dan dapat dilimpahkan kepada staf.Hal ini
tergantung pada :

a. Sifat kegiatan
Untuk kegiatan rutin, delegasi wewenang dapat diberikan lebih besar kepada
staf.
b. Kemampuan staf
Tugas yang didelegasikan jangan terlalu ringan atau terlalu berat.
c. Hasil yang diharapkan
Applebaum dan Rohrs menyarankan agar pimpinan jangan mendelegasikan
tanggung jawab untuk perencanaan strategik atau mengevaluasi dan
mendisiplin bawahan baru. Mereka juga menyarankan agar mendelegasikan
tugas yang utuh dari pada mendelegasikan sebagian aspek dari suatu kegiatan.

Beberapa petunjuk untuk melakukan pendelegasian yang efektif :

a. Jangan membaurkan dengan pelemparan tugas. Oleh karena itu jangan


mendelegasikan tugas yang anda sendiri tidak mau melakukannya.
b. Jangan takut salah
c. Jangan mendelegasikan tugas pada seseorang yang kurang memiliki
ketrampilan atau pengetahuan untuk sukses
d. Kembangkan tingkat keterampilan dan pengetahuan staf, sehingga mereka
dapat melakukan tugas yang didelegasikan
e. Perlihatkan rasa percaya atas kemampuan staf untuk berhasil
f. Antisipasi kesalahan yang dapat terjadi dan ambil langkah pemecahan
masalahnya
g. Hindari kritik bila terjadi kesalahan
h. Berikan penjelasan yang jelas tentang tanggung jawab, wewenang, tanggung
gugat dan dukungan yang tersedia
i. Berikan pengakuan dan penghargaan atas tugas yang telah terlaksana dengan
baik

Langkah yang harus ditempuh agar dapat melakukan pendelegasian yang efektif:

a. Tetapkan tugas yang akan didelegasikan


b. Pilihlah orang yang akan diberi delegasi
c. Berikan uraian tugas yang akan didelegasikan dengan jelas
d. Uraikan hasil spesifik yang anda harapkan dan kapan anda harapkan hasil
tersebut
e. Jelaskan batas wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki staf tersebut
f. Minta staf tersebut menyimpulkan pokok tugasnya dan cek penerimaan staf
tersebut atas tugas yang didelegasikan.
g. Tetapkan waktu untuk mengontrol perkembangan
h. Berikan dukungan
i. Evaluasi hasilnya

3. Koordinasi
Koordinasi adalah keselarasan tindakan, usaha, sikap dan penyesuaian antar
tenaga yang ada dibangsal. Keselarasan ini dapat terjalin antar perawat dengan
anggota tim kesehatan lain maupun dengan tenaga dari bagian lain.
Manfaat Koordinasi:
a. Menghindari perasaan lepas antar tugas yang ada dibangsal / bagian dan
perasaan lebih penting dari yang lain
b. Menumbuhkan rasa saling membantu
c. Menimbulkan kesatuan tindakan dan sikap antar staf

Cara koordinasi

a. Komunikasi terbuka, dialog, pertemuan/rapat, pencatatan dan pelaporan,


pembakuan formulir yang berlaku.
4. Manajemen Waktu
Dalam mengorganisir sumber daya, sering kepala bidang keperawatan mengalami
kesulitan dalam mengatur dan mengendalikan waktu. Banyak waktu pengelola
dihabiskan untuk orang lain. Oleh karena itu perlu pengontrolan waktu sehingga
dapat digunakan lebih efektif. Untuk mengendalikan waktu agar lebih efektif
perlu :
a. Analisa waktu yang dipakai; membuat agenda harian untuk menentukan
kategori kegiatan yang ada
b. Memeriksa kembali masing-masing porsi dari tiap aktifitas
c. Menentukan prioritas pekerjaan menurut kegawatan, dan perkembangannnya
serta tujuan yang akan dicapai
d. Mendelegasikan

Hambatan yang sering terjadi pada pengaturan waktu

a. Terperangkap dalam pekerjaan


b. Menunda karena takut salah
c. Tamu yang tidak terjadwal
d. Telpon
e. Rapat yang tidak produktif
f. Peraturan “open door”
g. Tidak dapat mengatakan “tidak” pada hal-hal yang tidak perlu

C. PERHITUNGAN TENAGA PERAWAT.


Didalam penerapan kebutuhan ketenagakerjaan harus diperhatikan adanya faktor yang
terkait beban kerja perawat, diantaranya seperti berikut :
1. Jumlah klien yang dirawat/hari/bulan/tahun dalam suatu unit
2. Kondisi atau tingkat ketergantungan klien
3. Rata-rata hari perawatan klien
4. Pengukuran perawatan langsung dan tidak langsung
5. Frekuensi tindakan yang dibutuhkan
6. Rata-rata waktu keperawatan langsung dan tidak langsung
7. Pemberian cuti
Menurut Suyanto (2008), perhitungan tenaga kerja perawat perlu diperhatikan hal-
hal, sebagai berikut :

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan tenaga keperawatan.


a. Faktor klien, meliputi : tingkat kompleksitas perawat, kondisi pasien sesuai
dengan jenis penyakit dan usianya, jumlah pasien dan fluktuasinya, keadaan
sosial ekonomi dan harapan pasien dan keluarga.
b. Faktor tenaga, meliputi : jumlah dan komposisi tenaga keperawatan, kebijakan
pengaturan dinas, uraian tugas perawat, kebijakan personalia, tingkat
pendidikan dan pengalaman kerja, tenaga perawat spesialis dan sikap ethis
professional.
c. Faktor lingkungan, meliputi : tipe dan lokasi rumah sakit, lay out keperawatan,
fasilitas dan jenis pelayanan yang diberikan, kelengkapan peralatan medik atau
diagnostik, pelayanan penunjang dari instalasi lain dan macam kegiatan yang
dilaksanakan.
d. Faktor organisasi, meliputi : mutu pelayanan yang ditetapkan dan kebijakan
pembinaan dan pengembangan.
2. Rumusan perhitungan tenaga perawat
a. Peraturan Men.Kes.R.I. No.262/Men.Kes./Per/VII/1979 menetapkan bahwa
perbandingan jumlah tempat tidur rumah sakit dibanding dengan jumlah
perawat adalah sebagai berikut :

Jumlah tempat tidur : Jumlah perawat = 3-4 tempat tidur : 2 perawat.

b. Hasil Work Shop Perawatan oleh Dep.Kes RI di Ciloto Tahun 1971


menyebutkan bahwa :

Jumlah tenaga keperawatan : pasien = 5 : 9 tiap shift


c. Menggunakan sistem klasifikasi pasien berdasarkan perhitungan
kebutuhantenaga.
Klasifikasi Klien Berdasarkan Tingkat Ketergantungan Menurut Douglas
(1984, dalam Swansburg & Swansburg, 1999) membagi klasifikasi klien
berdasarkan tingkat ketergantungan klien dengan menggunakan standar
sebagai berikut :
1) Kategori I : self care/perawatan mandiri, memerlukan waktu 1-2 jam/hari
a) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
b) Makanan dan minum dilakukan sendiri
c) Ambulasi dengan pengawasan
d) Observasi tanda-tanda vital setiap pergantian shift
e) Minimal dengan status psikologi stabil
f) Perawatan luka sederhana.

2) Kategori II : Intermediate care/perawatan partial, memerlukan waktu 3-4


jam/hari
a) Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
b) Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
c) Ambulasi dibantu
d) Pengobatan dengan injeksi
e) Klien dengan kateter urin, pemasukan dan pengeluaran dicatat
f) Klien dengan infus, dan klien dengan pleura pungsi.

3) Kategori III : Total care/Intensif care, memerlukan waktu 5-6 jam/hari


a) Semua kebutuhan klien dibantu
b) Perubahan posisi setiap 2 jam dengan bantuan
c) Observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam
d) Makan dan minum melalui selang lambung
e) Pengobatan intravena “perdrip”
f) Dilakukan suction
g) Gelisah / disorientasi
h) Perawatan luka kompleks
i)
D. METODE – METODE CARA PERHITUNGAN KETENAGAKERJAAN
Tingkat ketergantungan perhitungan tenaga perawat ada beberapa metode, antara
lain yaitu
1. Metode Douglas
2. Metode Sistem Akuitas
3. Metode Gillies
4. Metode Swanburg

Penjelasan dari metode-metode cara perhitungan ketenagakerjaan adalah sebagai


berikut :
1. Metode Douglas
Douglas (1984, dalam Swansburg & Swansburg, 1999) menetapkan jumlah
perawat yang dibutuhkan dalam suatu unit perawatan berdasarkan klasifikasi
klien, dimana masingmasing kategori mempunyai nilai standar per shift nya, yaitu
sebagai berikut :

Jumlah Klasifikasi Klien


Pasien Minimal Parsial Total
Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60
dst
Contoh kasus
Ruang rawat dengan 17 orang klien, dimana 3 orang dengan ketergantungan
minimal, 8 orang dengan ketergantungan partial dan 6 orang dengan ketergantungan total.
Maka jumlah perawat yang dibutuhkan :

Minimal Parsial Total Jumlah


Pagi 0,17 x 3 = 0,51 0.27 x 8 = 2.16 0.36 x 6 = 2.16 4.83 (5) orang
Sore 0.14 x 3 = 0.42 0.15 x 8 = 1.2 0.3 x 6 = 1.8 3.42 (4) orang
Malam 0.07 x 3 = 0.21 0.10 x 8 = 0.8 0.2 x 6 = 1.2 2.21 (2) orang
Jumlah secara keseluruhan perawat perhari 11 Orang

2. Metode Sistem Akuitas


a) Kelas I : 2 jam/hari
b) Kelas II : 3 jam/hari
c) Kelas III : 4,5 jam/hari
d) Kelas IV : 6 jam/hari

Untuk tiga kali pergantian shift •¨ Pagi : Sore : Malam = 35% : 35 % : 30%
Contoh :
Rata rata jumlah klien
a) Kelas I = 3 orang x 2 jam/hari = 6 jam
b) Kelas II = 8 orang x 3 jam/hari = 24 jam
c) Kelas III = 4 orang x 4.5 jam/hari = 18 jam
d) Kelas IV = 2 orang x 6 jam/hari = 12 jam
Jumlah jam 60 jam

 Pagi/sore = 60 jam x 35% = 2.625 orang (3 orang)


8 jam
 Malam = 60 jam x 30% = 2.25 orang (2 orang )
8 jam
Jadi jumlah perawat dinas 1 hari = 3+3+2 = 8 orang.
3. Metode Gillies
Gillies (1994) menjelaskan rumus kebutuhan tenaga keperawatan di suatu unit
perawatan adalah sebagai berikut :

Jumlah jam keperawatan rata rata jumlah


yang dibutuhkan klien/hari x klien/hari x hari/tahun
Jumlah hari/tahun - hari libur x jmlh jam kerja
Masing2 tiap perawat
Perawat

Prinsip perhitungan rumus Gillies :


Jumlah Jam keperawatan yang dibutuhkan klien perhari adalah :
a) Waktu keperawatan langsung (rata rata 4-5 jam/klien/hari) dengan spesifikasi
pembagian adalah : keperawatan mandiri (self care) = ¼ x 4 = 1 jam ,
keperawatan partial (partial care ) = ¾ x 4 = 3 jam , keperawatan total (total
care) = 1-1.5 x 4 = 4-6 jam dan keperawatan intensif (intensive care) = 2 x 4
jam = 8 jam.
b) Waktu keperawatan tidak langsung
Menurut RS Detroit (Gillies, 1994) = 38 menit/klien/hari. Menurut Wolfe &
Young ( Gillies, 1994) = 60 menit/klien/hari = 1 jam/klien/hari. Waktu
penyuluhan kesehatan lebih kurang 15 menit/hari/klien = 0,25 jam/hari/klien.
c) Rata rata klien per hari adalah jumlah klien yang dirawat di suatu unit
berdasarkan rata- rata biaya atau menurut Bed Occupancy Rate (BOR) dengan
rumus :

Jumlah hari perawatan RS dalam waktu tertentu x 100 %


Jumlah tempat tidur x 365 hari

d) Jumlah hari pertahun yaitu : 365 hari.


e) Hari libur masing-masing perawat per tahun, yaitu : 73 hari (
hari minggu/libur = 52 hari ( untuk hari sabtu tergantung kebijakan rumah
sakit setempat, kalau ini merupakan hari libur maka harus diperhitungkan ,
begitu juga sebaliknya ), hari libur nasional = 13 hari, dan cuti tahunan = 8
hari).
f) Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam per minggu (kalau hari kerja
efektif 6 hari maka 40/6 = 6.6 = 7 jam per hari, kalau hari kerja efektif 5 hari
maka 40/5 = 8 jam per hari)
g) Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan disatu unit harus ditambah 20%
(untuk antisipasi kekurangan /cadangan ).
h) Perbandingan profesional berbanding dengan vocasional = 55% : 45 %

Contoh
1. Rata rata jam perawatan klien per hari = 5 jam/hari
2. Rata rata = 17 klien / hari (3 orang dengan ketergantungan minimal, 8 orang
denganketergantungan partial dan 6 orang dengan ketergantungan total)
3. Jumlah jam kerja tiap perawat = 40 jam/minggu ( 6 hari/minggu ) jadi jumlah
jam kerja perhari 40 jam dibagi 6 = 7 jam /hari
4. Jumlah hari libur : 73 hari ( 52 +8 (cuti) + 13 (libur nasional)
a) Jumlah jam keperawatan langsung
b) Ketergantungan minimal = 3 orang x 1 jam = 3 jam
c) Ketergantungan partial = 8 orang x 3 jam = 24 jam
d) Ketergantungan total = 6 orang x 6 jam = 36 jam
Jumlah jam = 63 jam
e) Jumlah keperawatan tidak langsung
17 orang klien x 1 jam = 17 jam
f) Pendidikan Kesehatan = 17 orang klien x 0,25 = 4,25 jam
Sehingga Jumlah total jam keperawatan /klien/hari :

63 jam + 17 jam + 4,25 jam = 4,96 Jam/klien/hari


17 orang
Jadi,,
1. Jumlah tenaga yang dibutuhkan :
4,96 x 17 x 365 = 30.776,8 = 15,06 orang ( 15 orang )
(365 – 73) x 7 2044
2. Untuk cadangan 20% menjadi 15 x 20% = 3 orang
3. Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 15 + 3 = 18 orang
/hari
4. Perbandingan profesional berbanding dengan vocasional = 55% : 45 % =
10 : 8 orang

4. Metode Swansburg
Contoh:
Pada suatu unit dengan 24 tempat tidur dan 17 klien rata rata perhari .
Jumlah jam kontak langsung perawat – klien = 5 jam /klien/hari.
1. Total jam perawat /hari : 17 x 5 jam = 85 jam jumlah perawat yang dibutuhkan
: 85 / 7 = 12,143 ( 12 orang) perawat/hari
2. Total jam kerja /minggu = 40 jam jumlah shift perminggu = 12 x 7 (1 minggu)
= 84 shift/minggu jumlah staf yang dibutuhkan perhari = 84/6 = 14 orang
(jumlah staf sama bekerja setiap hari dengan 6 hari kerja perminggu dan 7
jam/shift)

Menurut Warstler dalam Swansburg dan Swansburg (1999),


merekomendasikan untuk pembagian proporsi dinas dalam satu hari •¨ pagi :
siang : malam = 47 % : 36 % : 17 %
Sehingga jika jumlah total staf keperawatan /hari = 14 orang
1. Pagi : 47% x 14 = 6,58 = 7 orang
2. Sore : 36% x 14 = 5,04 = 5 orang
3. Malam : 17% x 14 = 2,38 = 2 orang
METODA PENUGASAN

Anda mungkin juga menyukai