Laporan Pendahuluan Konsep Diri (Repaired) (Repaired)
Laporan Pendahuluan Konsep Diri (Repaired) (Repaired)
A. PENGERTIAN
a) Pengertian Stress
Dalam pengertian umum, stress adalah suatu tekanan atau sesuatu yang terasa menekan dalam diri
individu. Sesuatu tersebut dapat terjadi disebabkan oleh ketidakseimbangan antara harapan dan
kenyataan yang dinginkan oleh individu, baik keinginan yang bersifat jasmaniah maupun rohaniah.
(Sukadiyanto, 2010)
b) Pengertian Adaptasi
Adapatasi adalah suatu proses perubahan terjadi dalam aktivitas aspek fisiologis dan psikososial dalam
berespon terhadap suatu stresor. Perubahan yang terjadi dalam rangka menyesuaikan diri melalui suatu
pertahanan diri yang di dapat sejak lahir atau diperoleh melalui pengalaman. (I Wayan Candra, dalam
Manajemen Stres, 2012)
c) Pengertian Koping
Pengertian coping menurut Sarafino dan Smith (2011) adalah proses dimana individu mencoba untuk
mengelola perbedaan yang dirasakan antara tuntutan dan sumber daya.
Hipotalamus Stres
mengaktifkan sistem
berkepanjangan
saraf simpatis
1. Elektroensefalogram (EEG)
CT Scan adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mendapatkan gambaran dari berbagai sudut kecil
dari tulang tengkorak dan otak, mengukur struktur otak untuk mendeteksi lesi, abses, daerah infark atau
aneurisma. CT Scan juga dapat mengidentifikasi perbedaan anatomi pasien skizofrenia, gangguan
mental organik, dan gangguan bipolar.
Magnetic Resonance Imaging (MRI) ialah gambaran pencitraan bagian badan yang diambil dengan
menggunakan daya magnet yang kuat mengelilingi anggota badan tersebut. MRI digunakan untuk
mengukur anatomi dan status biokimia otak, mendeteksi edema otak, iskemia, infeksi, neoplasma,
trauma, dan lain-lain.
Positron Emission Tomography, yang dikenal dengan sebutan penggambaran PET adalah pemeriksaan
diagnostik dengan cara visualisasi fungsi tubuh menggunakan radioisotop yang memancarkan positron.
PET digunakan untuk mengukur fungsi otak secara spesifik, seperti : metabolisme glukose, penggunaan
oksigen, aliran darah, dll.
SPECT adalah bagian dari kedokteran nuklir untuk mengukur aliran darah dan tingkat aktivitas otak
pada pasien dengan gangguan, dan membandingkannya dengan otak normal. sama dengan PET, tetapi
SPECT juga digunakan untuk melihat kesan dari aktivitas sirkulasi cairan serebrospinalis
D. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Menurut pola fungsi Gordon 1982, terdapat 11 pengkajian pola fungsi kesehatan :
1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan rasa khawatir yang dialami membuat dirinya mudah menangis dan mudah marah,
karena kurangnya pengetahuan pasien jarang memeriksakan kesehatannya di pusat pelayanan
kesehatan.
2. Pola nutrisi
Pasien mengatakan nafsu makannya berkurang akibat khawatir yang dialaminya
3. Pola eliminasi
Pasien mengatakan BAB dan BAK masih lancer
4. Pola aktivitas dan latihan
Pasien mengatakan lebih banyak melakukan aktivitas diluar rumah daripada didalam rumah
5. Tidur dan Istirahat
Pasien mengatakan sering terbangun saat tidur
6. Sensori, persepsi, kognitif
Pasien dapat berkomunikasi dengan baik
7. Konsep diri
a. Identitas diri : pasien mampu mengenal dirinya sendiri
b. Gambaran diri : pasien merasa dirinya tidak berguna lagi
c. Harga diri : pasien merasa bahwa lingkungan sekitar menolak dirinya
d. Peran diri : selama ini pasien berperan sebagai kepala keluarga
8. Seksual dan reproduksi
Tidak dikaji
9. Pola peran dan hubungan
Pasien mengatakan tidak pernah melaksanakan peran sebagai kepala keluarga
10. Manajemen koping stress
Pasien mengatakan tidak pernah membicarakan masalah dengan keluarga
11. Sistem nilai dan kepercayaan
Pasien mengatakan melaksanakan ibadaha dan berdoa setiap waktu.
E. DIGNOSA KEPERAWATAN
a. Analisa data
NO DATA FOKUS DATA STANDAR POHON MASALAH MASALAH
1 DS: pasien/keluarga pasien - Pasien lebih berenergi Keputusasaan Keputusasaan
mengatakan bahwa pasien - Pola tidur pasien
merasa kurang berenergi dan normal
lebih banyak tidur. - Nafsu makan pasien Gangguan pola
DO: tidak berkurang tidur : lebih banyak
Gangguan pola tidur : lebih - Verbalisasi pasien tidur
banyak tidur normal Kurang berenergi
Nafsu makan berkurang - Afek pasien normal Nafsu makan
Verbalisasi menurun - Pasien memiliki berkurang
Afek menurun ambisi, inisiatif, dan Verbalisasi
Tidak mempunyai ambisi, minat menurun
inisiatif, dan minat - Tidak terjadi perilaku Afek menurun
Perilaku isolasi isolasi pasien Tidak mempunyai
Respon terhadap stimulus - Respon pasien ambisi, inisiatif,
melambat terhadap stimulus dan minat
cepat Perilaku isolasi
Respon terhadap
stimulus melambat
Stres berkepanjangan
Merasa kecewa
FAKTOR KRISIS
SITUASI
(menderita penyakit
terminal, perubahan
fisik, kehilangan
anggota tubuh,
kehilangan orang
terdekat, kegagalan,
dsb.)
2 DS: Pasien merasa - Pasien tidak merasa Harga diri rendah Harga diri rendah
bersalah, merasa malu, dan bersalah kronik kronik
mengatakan mengalami - Pasiean tidak merasa
kegagalan berulang. malu
- Pasien tidak
mengalami kegagalan Merasa bersalah
DO: berulang Merasa malu
Enggan mencoba hal baru - Pasien bersedia Enggan mencoba
Menolak umpan balik mencoba hal baru hal baru
positif tentang diri sendiri - Pasien menerima Kegagalan
Perilaku bimbang/ragu umpan balik positif berulang
Perilaku tidak asertif tentang diri sendiri Menolak umpan
Sering kali mencari - Psien tidak balik positif
penegasan menunjukan perilaku tentang diri
Melebih-lebihkan umpan bimbang/ragu sendiri
balik negatif tentang diri - Pasien asertif Perilaku
sendiri - Pasien tidak sering bimbang/ragu
mencari penegasan Perilaku tidak
- Pasien tidak melebih- asertif
lebihkan umpan balik
tentang diri sendiri. Sering kali
mencari
penegasan
Melebih-lebihkan
umpan balik
negatif tentang
diri sendiri
Koping keluarga
menurun
FAKTOR KRISIS
SITUASI
(menderita penyakit
terminal, perubahan
fisik, kehilangan
anggota tubuh,
kehilangan orang
terdekat, kegagalan,
dsb.)
Kadar epinefrin
meningkat
Epinefrin dihasilkan
Hipotalamus
mengaktifkan sistem
saraf simpatis
Terjadi ketegangan
fisik dan emosional
FAKTOR KRISIS
SITUASI
(menderita peyakit
terminal, perubahan
fisik, kehilangan
anggota tubuh,
kehilangan orang
terdekat, kegagalan,
dsb.)
Abdul Nasir (2011), Akramawita Kadir (2012), Lynda Juall (2012), NANDA 2015, Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia( 2017), Syarifudin (2016)
b. Analisa masalah
1. Keputusasaan
DS:
pasien/keluarga pasien mengatakan bahwa pasien merasa kurang berenergi
dan lebih banyak tidur.
DO:
Gangguan pola tidur : lebih banyak tidur, nafsu makan berkurang, verbalisasi
menurun, afek menurun, tidak mempunyai ambisi, inisiatif, dan minat,
perilaku isolasi, respon terhadap stimulus melambat
P: Keputusasaan
E: stres berkepanjangan
S: gangguan pola tidur ( lebih banyak tidur), kurang berenergi, nafsu makan
berkurang, verbalisasi menurun, afek menurun, tidak mempunyai ambisi,
inisiatif, dan minat, perilaku isolasi, respon terhadap stimulus melambat
Proses terjadinya
Pada kasus keputusasaan, akibat mengalami krisis situasi, seperti menderita
peyakit terminal, perubahan fisik, kehilangan anggota tubuh, kehilangan
orang terdekat, kegagalan, individu yang renta terhadap tekanan mengalami
dapat kekecewaan. Individu yang larut dalam perasaan kecewa dalam waktu
yang lama, maka akan terjadi stres berkepanjangan. Stres berkepanjangan
apabila tidak diatasi dengan segera, memungkinkan individu mengalami
keputusasaan
Akibat jika tidak ditangani : keputusasaan rentan terinfeksi
Proses terjdinya
c. Diagnosa keperawatan
1. Keputusasaan berhubungan dengan stres berkepanjangan, ditandai dengan gangguan
pola tidur ( lebih banyak tidur), kurang berenergi, nafsu makan berkurang,
verbalisasi menurun, afek menurun, tidak mempunyai ambisi, inisiatif, dan minat,
perilaku isolasi, respon terhadap stimulus melambat.
2. Harga diri rendah kronik berhubungan dengan berkuraangnya dukungan dan kasih
sayan, ditandai dengan merasa bersalah, merasa malu, enggan mencoba hal baru,
kegagalan berulang, menolak umpan balik positif tentang diri sendiri, perilaku
bimbang/ragu, perilaku tidak asertif, sering kali mencari penegasan, melebih-
lebihkan umpan balik negatif tentang diri sendiri.
3. Ansietas berhubungan dengan meningkatnya kadar epinefrin, ditandai dengan
peningkatan frekuensi jantung, peningkatan tekanan darah, peningkatan frekuensi
napas, produksi keringat berlebihan (diaforesis), dilatasi pupil, insomnia, gelisah
F. RENCANA KEPERAWATAN
a) Prioritas Diagnosa Keperawatan
1. Keputusasaan
Berhubungan dengan : stres berkepanjangan
Ditandai dengan :
gangguan pola tidur ( lebih banyak tidur), kurang berenergi, nafsu makan berkurang, verbalisasi
menurun, afek menurun, tidak mempunyai ambisi, inisiatif, dan minat, perilaku isolasi, respon
terhadap stimulus melambat.
2. Harga diri rendah kronik
Berhubungan dengan : berkurangnya dukungan dan kasih sayang
Ditandai dengan :
merasa bersalah, merasa malu, enggan mencoba hal baru, kegagalan berulang, menolak
umpan balik positif tentang diri sendiri, perilaku bimbang/ragu, perilaku tidak asertif,
sering kali mencari penegasan, melebih-lebihkan umpan balik negatif tentang diri
sendiri.
3. Ansietas
Berhubungan dengan : meningkatnya kadar epinefrin
ditandai dengan :
peningkatan frekuensi jantung, peningkatan tekanan darah, peningkatan frekuensi napas,
produksi keringat berlebihan (diforesis), dilatasi pupil, insomnia, gelisah
H. EVALUASI
1. Evaluasi formatif (merefleksikan observasi perawat dan analisis terhadap klien terhadap respon
langsung pada intervensi keperawatan)
2. Evaluasi sumatif (merefleksikan rekapitulasi dan synopsis observasi dan analisis mengenai status
kesehatan klien terhadap waktu)
I. REFERENSI