Disusun Oleh :
TUTOR 5
Kasus 2
Ny. N 49th pekerjaan IRT datang ke poli kebidanan dengan keluhan menstruasinya
tidah teratur tiap bulannya. TD: 130/80 mmHg, N: 88x/menit, RR: 20x/menit, S: 37,2 C klien
mengatakan sering timbul gatal pada vagina dan nyeri pada waktu senggama, klien
mengatakan akhir-akhir ini sering merasa ada gejolak panas sehingga sering berkeringat
banyak yang membuatnya merasa tidak nyaman dan sulit untuk tidur.
Klien mengatakan kalau perasaannya akhir-akhir ini mudah tersinggung, gelisah,
lekas marah. Padahal ia merupakan ibu yang biasanya sabar. Apalagi setelah anaknya yang
cuma satu-satunya menikah dan pindah rumah ia merasa anaknya mulai tidak peduli padanya.
Anaknya hanya memperhatikan istri dan cucunya. Anaknya mulai jarang berkunjung
kerumah, kalau ditelepon sering tidak diangkat. Pasien sering merasa tidak diperhatikan oleh
suaminya yang usianya sama seperti dirinya, suaminya lebih memperhatikan mobil barunya
dari pada pasien. Pasien mengatakan pada keadaannya sekarang ia jd takut kalau suaminya
tidak menyukainya, apa lagi ia juga sering menolak untuk berhubungan suami istri karena
adanya nyeri.
Pasien mengatakan bahwa menurut tetangga kalau seumuran pasien kehidupan sexnya
berakhir, dimana sudah tidak ada gairah lagi. Ia jadi semakin cemas memikirkan hal tersebut,
apa lagi tetangganya juga mengatakan bahwa semakin lama wanita akan semakin menua akan
mengalami sakit-sakitan disbanding laki-laki di usia yang sama, dimana laki-laki akan selalu
terlihat lebih sehat dan gagah.
Step 1
-
Step 2
1. Apa penyebab timbulnya gatal dan nyeri saat senggama ? (Tsaalits)
2. Penyebab gelisah, mudah tersinggung, lekas marah? (Ayu)
3. Tahap perkembangan reproduksi wanita dari usia ke usia? (Putri)
4. Penyebab gejolak panas dan keringat banyak? (Nurasiyah)
5. Penkes tentang isu-isu dari tetangga kepada klien? (Ria)
6. Apakah setiap wanita mengalami fase ini? Kenapa? (Wina)
7. Cara meminimalisir gejala-gejala? (Sisca)
8. Apakah isu dari tetangganya benar? (Sarita)
9. Kenapa wanita semakin lama semakin sakit-sakitan? Apakah ada faktor hormon?
(Febri)
10. Siklus haid pada usia 49th? (Ayu)
11. Penkes pada pasangan yang menginjak usia 49th? (Putri)
12. Klien lekas marah apakah ada pengaruh hormon terhadap psikis? (Ria) Kekanak-
kanakan karena hormon? (Kamila)
13. Diagnose keperawatan prioritas untuk kasus ini? (Nurasiyah)
14. Pencegahan dini untuk gejala-gejala? (Wina)
15. Diagnose medis? (Sarita)
16. Kondisi klien sekarang apakah patologis atau fisiologis? Kenapa? (Febri)
17. Peran perawat? (Sisca)
18. Penatalaksanaannya? karena ini alami terjadi pada wanita (Kamila)
19. Peran keluarga dalam membantu pasien melewati fase ini (Fuji)
20. Peran perawat terhadap klien yang merasa tidak diperjatikan oleh keluarga? (Dhea)
21. Peran orang tua terhadap anak yang sudah menikah ? Sejauh mana? (Tsaalits)
22. Hormon yang membedakan wanita dengan pria pada usia ini? mengapa suami lebih
sehat? (Putri)
23. Perkembangan reproduksi laki-laki (Tsaalits)
24. Faktor stress menjadi faktor prnyakit atau komplikasi penyakit? (Wina)
Step 3
1. Pre menopause → produksi lendir berkurang, yang berfungsi untuk melumasi vagina
sehingga menyebabkan nyeri saat senggama. (Fuji)
Penurunan hormone estrogen (Putri)
Lender sebagai barier fisik → mudah terjadi infeksi vagina (Sisca)
2. LO
3. 12-13th : menarche (Wina)
13-17th : menstruasi belum teratur
↑17th : menstruasi sudah teratur (kematangan ovum)
24-30th : masa subur wanita untuk hamil dan melahirkan
49-50th : pra menopause
4. Karena adanya cemas, berkeringat karena factor eksternal, emosional → metabolisme
↑ (Sarita)
5. LO
6. Ya, karena terjadinya ↓ estrogen , tetapi waktunya kapan tergantung factor eksternal
dan internal (Nurasiyah)
7. Distraksi, alihkan perhatian dengan kegiatan lain (Fuji)
8. LO
9. LO
10. 49th masa akan menopause, ↓ estrogen (Sisca)
Rangsangan hipofisis masih normal tetapi terjadi resistensi → terganggu kematangan
ovarium → haid tidak lancar
Pembentukan sel telur terganggu → tidak teratur (Putri)
11. Penjelasan fungsi reproduksi (Ayu)
Pengarahan hubungan sex agar tidak terjadi gejala-gejala
12. Biasa, karena ↓ estrogen ditambah adanya pendapat dari tetangga dan melihat kondisi
suami yang beda, masih sehat dan gagah (Fuji)
13. - Gangguan rasa nyaman: nyeri (Fuji)
- Ansietas
- Gangguan pemenuhan kebutuhan seksual
- Gangguan pola tidur
- Resiko tinggi infeksi
14. - Life stye sehat (Sarita)
- Kacang-kacangan, buah-buahan
- Mengurangi paparan zat karsinogenik
15. Klimakterium (masa pra menopause) (Wina)
16. Fisiologis, semua wanita mengalaminya, karena ↓ estrogen (Tsaalits)
17. LO
18. LO
ANATOMI DAN FISIOLOGI ORGAN REPRODUKSI WANITA
1. Genetalia Eksternal
a. Mons Veneris
Disebut juga gunung venus, adalah bagian yang menonjol di atas simfisis dan
pada wanita dewasa ditutup oleh rambut kemaluan.
b. Labia Mayora
Merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk lonjong. Kedua bibir ini
di bagian bawah bertemu membentuk perineum.
Permukaan ini terdiri dari :
Bagian luar : tertutup rambut, yang merupakan selaput yang mengandung
kelenjar sebasea(lemak).
Bagian dalam : tanpa rambut, merupakan selaput yang mengandung kelenjar
sebasea (lemak).
c. Labia Minora
Adalah suatu lipatan tipis dari kulit sebelah dalam bibir besar. Ke depan kedua
bibir kecil bertemu dan membentuk di atas klitoris preputium klitoridis, dan di
bawah klitoris frenulum klitoridis.
Ke belakang kedua bibir kecil juga bersatu dan membentuk fossa navikulare
ini pada wanita yang belum pernah bersalin tampak utuh, cekung seperti perahu;
pada wanita yang pernah melahirkan kelihatan tebal dan tak rata. Kulit yang
meliputi bibir kecil mengandung banyak grandula sebasea (kelenjar-kelenjar
lemak) dan juga ujung-ujung urat saraf yang menyebabkan bibir kecil sangat
sensitif. Jaringan ikatnya mengandung banyak pembuluh darah dan beberapa otot
polos yang menyebabkan bibir kecil ini dapat mengembang.
d. Klitoris
Merupakan lipatan di bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil.
Mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat
sensitif. Klitoris kira-kira sebesar kacang ijo, tertutup oleh prepotium klitoridis,
dan terdiri atas glans klitoridis, korpus klitoridis, dan dua krura yang
menggantungkan klitoridis ke os pubis. Glans klitoridis terdiri atas jaringan yang
dapat mengembang, penuh dengan urat saraf, hingga amat sensitif.
e. Vestibulum
Merupakan alat reproduksi bagian luar yang dibatasi oleh: kedua bibir kecil,
bagian atas klitoris, bagian belakang (bawah) pertemuan kedua bibir kecil. Pada
vestibulum terdapat muara uretra, dua lubang saluran kelenjar bartholini, dua
lubang saluran kelenjar skene.
f. Kelenjar Bartholi
Kelenjar yang penting didaerah vulva dan vagina, kerena dapat mengeluarkan
lendir. Pengeluaran lendir meningkat berhubungan seks.
g. Himen (selaput dara)
Merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina, bersifat rapuh dan mudah
robek. Hymen ini berlubang sehingga menjadi saluran dari lendir yang
dikeluarkan uterus dan darah saat menstruasi. Bila hymen tertutup menimbulkan
gejala klinik setelah mendapat menstruasi. Setelah persalinan sisanya disebut
karunkule himenalis, atau kurunkule mirtiformis.
A. Definisi
Klimakterium merupakan periode peralihan dari fase reproduksi menuju fase
usia tua (senium) yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif ataupun
endokrinologik dari ovarium. (Baziad, 2003, hal 1)
Klimakterium yaitu fase peralihan antara pramenopause dan pascamenopause.
(Baziad, 2003, hal 1)
Klimakterium adalah masa peralihan yang dilalui seorang wanita dari periode
reproduktif ke periode non reproduktif. (Kasdu, 2002, hal 2 )
Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir masa reproduksi sampai
awal masa senium dan terjadi pada wanita berumur 40 – 65 tahun.
B. Etiologi
Menurut Kasdu (2002) beberapa faktor yang mempengaruhi menopause yaitu:
1. Usia saat haid pertama sekali
Semakin muda seorang mengalami haid pertama sekali, semakin tua atau lama
ia memasuki masa menopause artinya wanita yang mendapatkan menstruasi pada
usia 16 atau 17 tahun akan mengalami menopase lebih dini.
2. Faktor Psikis
Wanita yang tidak menikah dan bekerja diduga mempengaruhi perkembangan
psikis seorang wanita. Menurut beberapa penelitian mereka akan mengalami masa
menopause lebih muda, dibandingkan mereka yang menikah dan bekerja.
3. Jumlah anak
Beberapa penelitian menemukan bahwa makin sering seorang wanita
melahirkan, maka makin tua mereka memasuki menopause. Hal ini dikarenakan
kehamilan dan persalinan akan memperlambat sistem kerja organ reproduksi
wanita dan juga memperlambat penuaan tubuh.
4. Usia melahirkan
Semakin tua seseorang melahirkan anak, semakin tua ia memulai memasuki
usia menopause. Hal ini terjadi karena kehamilan dan persalinan akan
memperlambat sistem kerja organ reproduksi. Bahkan memperlambat proses
penuaan tubuh.
5. Pemakaian kontrasepsi
Pemakaian kontrasepsi, khususnya kontrasepsi hormonal, pada wanita yang
menggunakannya akan lebih lama atau lebih tua memasuki usia menopause. Hal
ini dapat terjadi karena cara kerja kontrasepsi yang menekan fungsi indung telur
sehingga tidak memproduksi sel telur.
6. Merokok
Diduga, wanita perokok akan lebih cepat memasuki masa menopause dini
dibandingkan dengan perempuan yang tidak merokok.
7. Genetik
Menopause dikarenakan adanya Terapi Kanker seperti radiasi dan kemoterapi
8. Infeksi seperti TB, gondok
9. Menopause akibat Pembedahan seperti pembedahan karena endometriosis, kanker
ovarium, kanker rahim, polip.
D. Komplikasi
Kekurangan estrogen yang terus terjadi dapat menyebabkan efek jangka panjang, yaitu:
a. Atrofi vagina dan mukosa uretra
Menyebabkan penurunan keasaman vagina, yang meningkatkan resiko infeksi,
kekeringan vagina dan dispareunia, serta gejala perkemihan, seperti desakan untuk
berkemih, sering berkemih dan sistitis.
b. Prolaps uterovagina
Menyebabkan atrofi dan perubahan otot dasar panggul dan ligamen penopangnya.
c. Osteoporosis, penurunan masa tulang menyebabkan wanita lebih rentan mengalami
fraktur.
d. Penyakit kardiovaskular, terdapat peningkatan insidens penyakit jantung koroner
dan stroke secara bermakna pada wanita setelah mengalami menopause.
e. Perubahan rambut dan kulit, dan atrofi payudara.
f. Defek kognitif, dimensia, dan cedera sistem saraf pusat
Mekanisme yang diajukan meliputi disregulasi berbagai neurotransmiter, penurunan
faktor pertumbuhan neuron, penurunan aliran darah otak, peningkatan kejadian
iskemia serebral secara laten, dan perubahan pola tidur (misal : tidur yang
berhubungan dengan gangguan pernapasan, insomnia). (Chris Brooker, 2008)
E. Pemeriksaan diagnostik
a. Indeks maturasi
Penilaian terhadap defisiensi estrogen vagina adalah evaluasi terhadap indeks
pematangan epitel vagina. Prosedur ini dilakukan dengan cara pengambilan sel
pada batas atas dan sepertiga tengah dinding samping vagina menggunakan sikat.
Dibuat slide dan dilakukan pengecatan dengan tehnik Papanicolaou kemudian
persentase dari sel parabasal, intermediat dan superfisialis dihitung. Meskipun
indeks maturasi berubah secara bermakna setelah terapi pengganti estrogen,
diagnosis tidak dapat membandingkan indeks maturasi dengan karakteristik siklus
haid.
b. pH vagina
Beberapa peneliti mengatakan bahwa peningkatan pH vagina (6,0-7,5) dimana
tidak ditemukan bakteri patogen menjadi alasan adanya penurunan kadar estradiol
serum. Uji ini dilakukan secara langsung dengan kertas pH pada dinding lateral
vagina. Perubahan pH dapat diakibatkan oleh berubahnya komposisi dari sekresi
vagina yang menyertai atropi.
c. Ketebalan kulit
Estrogen menstimulasi pertumbuhan epidermal dan promotes pembentukan
kolagen dan asam hialuronik sehingga turgor dan vaskularisasi kulit bertambah.
Selama klimakterik, berkurangnya kadar estrogen mengakibatkan epidermis
menjadi tipis dan atropi.
d. Pengukuran FSH
Pengukuran kadar plasma FSH telah dilakukan untuk mencoba
mengidentifikasi wanita perimenopause dan postmenopause. Kadar FSH yang
tinggi menunjukkan telah terjadi menopause yang terjadi pada ovarium. Ketika
ovarium menjadi kurang responsif terhadap stimulasi FSH dari kelenjar pituitari
(produksi estrogen sedikit), kelenjar pituitari meningkatkan produksi FSH untuk
mencoba merangsang ovarium menghasilkan estrogen lebih banyak.
Bagaimanapun, banyak klinikus dan peneliti meragukan nilai klinik dari
pengukuran FSH pada wanita perimenopause dimana kadar FSH berfluktuasi
considerably setiap bulan yang tergantung pada adanya ovulasi.
e. Estradiol
Penelitian longitudinal akhir-akhir ini melaporkan bahwa wanita dengan early
perimenopause (perubahan dalam frekuensi siklus) kadar estradiol premenopause
terjaga sedangkan pada perimenopause lanjut (tidak haid dalam 3-11 bulan
sebelumnya) dan wanita postmenopause terjadi penurunan secara bermakna dari
kadar estradiol. Estradiol dapat diukur dari plasma, urine dan saliva. Seperti
halnya FSH, kadar estradiol mempunyai variasi yang tinggi selama
perimenopause.
f. Inhibin
Inhibin A dan inhibin B disekresikan oleh ovarium dan seperti estradiol, exert
umpan balik negatif terhadap kelenjar pituitari, menurunkan sekresi FSH dan LH.
Kurangnya inhibin menyebabkan peningkatan FSH yang terjadi pada ovarium
senescence. Kadar inhibin B menurun pada perimenopause sedangkan inhibin A
tidak mengalami perubahan. Inhibin A akan menurun pada saat sekitar haid akan
berhenti. Kadar inhibin biasanya diukur dari plasma. Ovarium menghasilkan
inhibin B lebih sedikit karena hanya sedikit folikel yang menjadi matang dan
sejumlah folikel berkurang karena umur.
Rekomendasi program skrining untuk wanita usia 40 sampai 65 tahun setiap 1
sampai 3 tahun. (Bobak dkk, 2004)
g. Pemeriksaan fisik
- Tinggi dan berat badan
- Pemeriksaan payudara
- Pemeriksaan pelvis
- Pemeriksaan vulva
- Pemeriksaan rektum
h. Periksa tekanan darah
i. Pemeriksaan laboratorium/uji diagnostik
- Pap smear
- Mamogram
Massa payudara yang terlalu kecil untuk dideteksi oleh SADARI atau
oleh petugas kesehatan bisa dideteksi dengan mamografi, suatu pemeriksaan
sinar-X dengan dosis rendah. Mamografi dilakukan dengan mengambil dua
kali sinar-X pada setiap payudara, satu penyinaran dengan payudara ditekan
dari atas ke bawah dan penyinaran yang lain adalah payudara ditekan dari satu
sisi ke sisi lain untuk memperoleh gambaran jaringan payudara yang jelas.
Prosesur berlangsung sekitar 15 menit dan menyebabkan sedikit
gangguan rasa nyaman. Perawat harus membahas manfaat mamografi dengan
wanita tersebut (ketenangan pikiran dan deteksi dini), menjelaskan prosedur
kepadanya, dan menjelaskan persiapan pemeriksaan: pada hari pemeriksaan ia
harus mengenakan pakain yang bagian atasnya dapat dibuka dengan mudah, ia
harus mandi, tetapi tidak menggunakan deodoran atau krim, salep atau bedak
badan pada area payudara atau dibawah lengan, dan ia harus menghindari
pengobatan lain atau minuman, seperti kopi, asupan kafein selama seminggu
menjelang pemeriksaan karena kafein memperbesar pembuluh darah dan dapat
mengacaukan hasil.
- Kolesterol darah total tidak puasa
- Urinalisis
- Stool guiac
- Hgb/Hct
F. Pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan yang bisa diberikan kepada para ibu menopause diantaranya
a) Masalah : Penurunan Kesuburan
Ini berkaitan dengan kualitas dari sel telur yang dihasilkan oleh tubuh seorang wanita.
Proses ini dimulai sekitar usia 35 sampai 38, sekitar 10 sampai 15 tahun sebelum
menopause terjadi.
Pendkes :
Aturlah kehamilan. Semakin tua saat mengandung, semakin besar resiko melahirkan
bayi dengan ketidaknormalan genetik. Tetap gunakan alat kontrasepsi. Tidak berarti
dengan penurunan kesuburan, ibu terlindung dari kehamilan.
b) Masalah : Perubahan Siklus Haid
Perubahan yang terjadi sangat bervariasi antar individu. Ada yang jarak antar
siklusnya memendek, ada yang memanjang, ada pula pendarahan yang terjadi menjadi
lebih banyak atau hanya sedikit (spotting). Bahkan sebagian wanita akan mengalami
haid yang tiba-tiba berhenti dan tidak haid lagi untuk selamanya.
Pendkes :
Bersikaplah tenang. Jika menemui perdarahan haid yang lebih banyak atau lama
perdarahan yang lebih lama atau juga pendarahan yang terjadi antara masa haid,
segeralah kunjungi dokter untuk mendapatkan tindak lanjut agar hal-hal yang
berbahaya dapat dihindari.
c) Masalah : Hot Flashes
Gejala dari Hot Flashes adalah sensasi rasa hangat sampai panas sekujur tubuh yang
terjadi secara mendadak terutama pada daerah dada, muka dan kepala sebagai akibat
dari melebarnya pembuluh darah. Gejala-gejala lain yang mengikutinya seperti
berkeringat, peningkatan jumlah nadi serta peningkatan detak jantung.
Pendkes :
Berusahalah untuk mengenali dan menghindari hal-hal pencetus hot flashes ini seperti
ruangan yang hangat, emosi, minuman panas, makanan tertentu, kopi, alkohol, rokok.
Gunakan baju yang sejuk, gunakan kipas angin serta tidur di ruangan yang sejuk.
Ketika hot flashes muncul, tariklah nafas yang dalam dan lambat untuk menenangkan
diri. Olah raga rutin dapat mengurangi stress atau dapat juga dengan meditasi, yoga
atau pijat.
d) Masalah : Perubahan Emosional
Banyak hal-hal yang melatarbelakangi hal ini. Hot flashes sering kejadiannya
berlangsung pada malam hari, yang menyebabkan wanita yang mengalaminya akan
mengalami kesulitan tidur. Kurangnya waktu tidur ini dapat menyebabkan keletihan
serta perubahan emosional seperti mudah marah. Perubahan hormonal juga ikut
berpengaruh. Selain itu, banyak peristiwa kehidupan yang terjadi pada masa ini yang
terjadi yang sedikit banyak juga berpengaruh, contohnya pertentangan dengan kaum
muda, takut menjadi tua, pernikahan anak, persiapan masa pensiun bagi yang bekerja
dan sebagainya.
Pendkes :
Ikutlah aktivitas yang menyenangkan. Perbanyak kawan bicara. Makanlah secara
teratur dan yang bergizi, kurangi lemak, alkohol dan kafein. Olah raga secara teratur.
Cobalah teknik mengurangi stress seperti nafas yang dalam, meditasi. Lakukan
aktivitas bagi diri Anda sendiri seperti pijat, manicure. Tidurlah yang cukup setiap
malam. Tertawalah sebanyak-banyaknya . Carilah pihak-pihak yang berkompeten
untuk membantu.
e) Masalah : Perubahan Vagina dan Inkontinensia
Pada masa ini vagina akan memendek serta menyempit. Dinding vagina menjadi tipis
dan kehilangan elastisitasnya. Gejala-gejala yang akan timbul seperti rasa panas,
gatal, pendarahan serta sakit pada saat bersenggama. Sedangan pada saluran kemih
akan timbul apa yang disebut inkontinensia, yang artinya pengeluaran urin secara
tidak sadar atau ngompol. Hal ini dapat berdampak pada lingkungan sosial serta
higienitas personal.
Pendkes :
Untuk perubahan pada vagina : Gunakan vaginal moisturizer untuk melembutkan
vagina. Gunakan lubrikan vagina yang bersifat larut air atau water-soluble untuk
melembabkan vagina. Lakukan Pap's smear serta pemeriksaan kebidanan lainnya
secara berkala.
Untuk inkontinesia : Atur jumlah minuman yang diminum secukupnya . Kurangi
kafein dan makanan yang asam karena akan mengiritasi kandung kemih. Jaga
kebersihan sehingga terbebas dari infeksi. Lakukan latihan otot dasar panggul (Kegel
Exercise). Kurangi berat badan.
f) Masalah : Perubahan Aktivitas Seksual
Pada usia tua aktivitas seksual akan berubah pada kedua belah pihak pasangan, baik
sang wanita maupun sang pria. Banyak faktor yang mendasarinya seperti, perubahan
usia, hormonal serta kejiwaan masing-masing pasangan. Perubahan-perubahan yang
terjadi meliputi berkurangnya respon seksual, aktivitas seksual yang menurun, hasrat
seksual yang berkurang, pasangan seksual yang menjadi disfungsional (misal difungsi
ereksi) dan sebagainya.
Pendkes :
Perpanjang masa foreplay, hal ini akan memperpanjang orgasme. Ubah kebiasaan
seksual, misal dengan melakukan hubungan senggama pada pagi hari saat tingkat
energi lebih tinggi. Lakukan pendekatan dengan pasangan sehingga hubungan yang
lebih baik dapat terbangun. Cobalah saling membantu dalam mengatasi masalah
seksual masing-masing pasangan.
g) Masalah : Bertambahnya berat badan
Bertambahnya berat badan akan muncul akibat bertambahnya lemak dan
berkurangnya massa otot tubuh. Selain itu detak jantung akan cenderung lebih cepat.
Hal ini dicetuskannya antara lain oleh faktor hot flashes seperti yang telah dijelaskan
di atas serta perubahan emosional. Sakit kepala pun akan ikut muncul pada wanita
yang rentan terhadap perubahan hormonal. Serta hal-hal yang lain yang mengikuti
dengan penurunan usia wanita tersebut.
Pendkes :
Mengkonsumsi makanan gizi seimbang dengan rendah kalori. Olah raga secara
teratur. Hindari pencetus stress. Lakukan hal-hal yang meredakan ketegangan.
Minumlah air yang cukup. Gunakan sun-block untuk mencegah kanker kulit. Bila
perlu konsumsi makanan tambahan.
G. Penatalaksanaan
1. Farmakologi
a. Terapi sulih hormon (TSH)
TSH atau HRT (Hormon Replacement Terapy) merupakan pilihan untuk
mengurangi keluhan pada wanita dengan keluhan atau sindroma menopause
dalam masa premenopause dan postmenopause. Selain itu, TSH juga berguna
untuk menjaga berbagai keluhan yang muncul akibat menopause, seperti keluhan
vasomotor, vagina yang kering, dan gangguan pada saluran kandung kemih.
Penggunaan TSH juga dapat mencegah perkembangan penyakit akibat dari
kehilangan hormon estrogen, seperti osteoporosis dan jantung koroner. Jadi,
tujuan pemberian TSH adalah sebagai suatu usaha untuk mengganti hormon yang
ada pada keadaan normal untuk mempertahankan kesehatan wanita yang
bertambah tua (Kasdu, 2002).
Syarat minimal sebelum pemberian estrogen dimulai :
- Tekanan darah tidak boleh tinggi.
- Pemeriksaan sitologi uji Pap normal.
- Besar uretus normal ( tidak ada mioma uterus ).
- Tidak ada varises di ekstremitas bawah.
- Tidak terlalu gemuk / tidak obesitas.
- Kelenjar tiroid normal.
- Kadar normal : Hb, kolesterol total, HDL, trigliserida, kalsium, fungsi hati.
- Nyeri dada, hipertensi kronik, hiperlipidemia, diabetes militus perlu
dikonsulkan terlebih dahulu ke spesialis penyakit dalam
Kontraindikasi :
- Troboemboli, penderita penyakit hati, kolelitiasis.
- Sindrom Dubin Johnson / Botor yaitu gangguan sekresi bilirubin konjugasi.
- Riwayat ikterus dalam kehamilan.
- Kanker endometrium, kanker payudara, riwayat gangguan penglihatan, anemia
berat.
- Varises berat, tromboflebitis
Prinsip dasar pemberian Terapi Sulih Hormon :
- Wanita yang memiliki uterus, maka pemberian estrogen harus selalu
dikombinasikan dengan progesteron. Tujuan penambahan progesteron adalah
untuk mencegah kanker endometrium.
- Wanita tanpa uterus, maka cukup pemberian estrogen saja dan estrogen
diberikan secara kontinue (tanpa istirahat).
- Pada wanita perimenopause yang masih haid dan masih tetap menginginkan
haid, TSH diberikan secara sekuensial. Wanita paska menopause yang masih
ingin haid diberikan secara sekuensia, kecuali jika tidak terjadi haid diberikan
secara kontinyu.
- Jenis estrogen yang diberikan adalah estrogen dan progesteron alamiah.
- Pemberian selalu dimulai dengan dosis rendah.
- Dapat dikombinasikan dengan androgen atau diberikan dengan TSH yang
memiliki sifat androgenik.
Jenis Pemberian :
Sulih hormon dapat berisi estrogen saja atau kombinasi dengan progesteron.
Pilihan rejimen yang digunakan bergantung pada riwayat histerektomi. Untuk
wanita yang tidak menjalani histerektomi, umumnya diberikan kombinasi dengan
progesteron untuk mengurangi risiko terjadinya keganasan pada uterus.
a. Rejimen I, yang hanya mengandung estrogen
Rejimen ini bermanfaat bagi wanita yang telah menjalani histerektomi.
Estrogen diberikan setiap hari tanpa terputus.
b. Rejimen II, yang mengandung kombinasi antara estrogen dan progesteron.
Kombinasi sekuensial: estrogen diberikan kontinyu, dengan progesteron
diberikan secara sekuensial hanya untuk 10-14 hari (12-14 hari) setiap siklus
dengan tujuan mencegah terjadinya hiperplasia endometrium. Lebih sesuai
diberikan pada perempuan pada usia pra atau perimenopause yang masih
menginginkan siklus haid.
Estrogen dan progesteron diberikan bersamaan secara kontinyu tanpa terputus.
Cara ini akan menimbulkan amenorea. Pada 3-6 bulan pertama dapat saja
terjadi perdarahan bercak. Rejimen ini tepat diberikan pada perempuan
pascamenopause.
Cara pemberian TSH :
• Oral
• Transdermal
• Semprot hidung
• Implan (susuk)
• Pervaginam (krem vagina)
• Sublingual
Dosis:
Oral 1-2 mg
Transdermal 50-100 mg
Medroksiprogesteron
asetat (MPA) 10 mg 2,5-5 mg
Siproteon asetat 1 mg 1 mg
Didrogesteron 10-20 mg 10 mg
Lama Penggunaan :
Menurut NHMRC lamanya pemberian terapi sulih hormon adalah sebagai
berikut:
a. Untuk penatalaksanaan gejolak panas, pemberian terapi sulih hormon
sistemik selama 1 tahun dan kemudian dihentikan total secara berangsur-
angsur (dalam periode 1-3 bulan) dapat efektif.
b. Untuk perlindungan terhadap tulang dan menghindari atrofi urogenital,
pemakaian jangka lama diindikasikan tetapi lamanya waktu yang optimal
tidak diterangkan dengan jelas.
c. Setelah penghentian terapi masih terdapat manfaat untuk perlindungan
terhadap tulang dan koroner, tetapi menghilang bertahap setelah beberapa
tahun.
Mengacu pada hasil penelitian terbaru dari WHI, lama pemakaian terapi sulih
hormon di Indonesia maksimal 5 tahun. Hal ini ditentukan berdasarkan aspek
keamanan penggunaan terapi sulih hormon jangka panjang.
Efek Samping :
- Meningkatkan resiko kanker payudara
- Meningkatkan resiko penyakit tromboemboli
- Peningkatan berat badan
- Meningkatkan frekuensi dan derajat sakit kepala pada pasien migrain
- Perdarahan
-
b. Pengobatan Alternatif
- Vitamin B6 dalam dosis kurang dari 200 mg dapat meredakan beberapa gejala
yang menegangkan.
- Vitamin E efektif mengurangi rasa panas.
- Androgen digunakan bersama estrogen pada beberapa wanita untuk
meningkatkan libido, mengurangi nyeri payudara, dan mengurangi migrain.
2. Non Farmakologi
a. Olahraga
Olahraga akan meningkatkan kebugaran dan kesehatan seseorang, biasanya ini juga
membawa dampak positif, seperti :
- Menguatkan tulang
- Meningkatkan kebugaran
- Menstabilkan berat badan
- Mengurangi keluhan menopause
- Mengurangi stres akibat menopause
Olahraga bagi wanita yang mengalami menopause tentu saja berbeda dengan wanita
yang masih dalam usia reproduktif karena biasanya beberapa organ tubuhnya sudah tidak
berfungsi sempurna, selain itu beberapa penyakit sudah dideritanya.
Tujuan olahraga bagi wanita menopause adalah selain menjaga kebugaran juga untuk
mengurangi atau mengobati penyakit.
Jenis-jenis olahraga yang bisa dilakukan untuk wanita usia menopause yaitu jalan
cepat, senam, dan berenang.
Gerakan yang dilarang:
– Melompat
– Membungkuk dengan punggung ke depan seperti gerakan mengambil sesuatu di
lantai
– Menggerakkan kaki ke samping atau ke depan melawan beban
b. Nutrisi (Diet)
Bertambahnya usia menyebabkan beberapa organ tidak melakukan proses perbaikan
(remodelling) diri lagi, misalnya masa tulang tidak melakukan pembentukan kembali.
Selain itu, semakin tua aktivitas gerak yang dilakukan juga tidak sekuat dulu sehingga
kalori yang dikeluarkan juga berkurang sehingga kalori yang dibutuhkan untuk
metabolisme tubuh juga menurun dengan demikian, asupan makanan yang dibutuhkan
juga berkurang. Sehingga setiap orang tetap membutuhkan makanan bergizi seimbang
yang berfungsi untuk memenuhi zat – zat gizi seperti karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, dan mineral (Kasdu, 2002).
c. Fitoestrogen
Fito artinya tanaman sedangkan estrogen maksudnya memiliki struktur kimia dan
khasiat biologik seperti estrogen. Struktur kimia fitoestrogen sebagian besar bukan
steroid sedangkan estrogen umumnya adalah steroid.
Fitoestrogen terdiri dari :
a. Isoflavon (banyak ditemukan dalam kacang kedelai, kacang hitam, lentil,
red clover, chickpea, terutama kedelai dengan produk olahannya : susu, tofu,
tempe, tauco, kecap)
Khasiat: bisa mengatasi osteoporosis dan hot flush, serta mencegah kanker
payudara dan kandung kemih.
b. Coumestan (terdapat pada daun semanggi, kacang kedelai, kacang hijau,
kecambah kedelai, red clover)
Khasiat: efektif mencegah kanker bila dikombinasikan isoflavon.
c. lignan (Terdapat dalam: gandum, sayuran (buncis), buah-buahan (pepaya,
bengkuang), biji bunga matahari).
Khasiat: menurunkan kadar kolesterol dan kepekaan insulin, serta risiko kanker
payudara.
d. Kalsium
− Kebutuhan 1200mg/hari
− Dapat diperoleh pada: susu,keju,daun pepaya,bayam, teri, tahu, singkong, daun
melinjo,kedelai, apel, kangkung, kacang ijo dan pepaya,kacang tanah kupas, ikan segar,
beras giling, roti putih, ayam, dan daging sapi.
e. Gaya Hidup
Gaya hidup seseorang menentukan kesehatannya di masa yang akan mendatang.
Perubahan gaya hidup untuk pencegahan jantung koroner pada wanita, salah satu dgn
mengurangi atau kalau mungkin menghentikan merokok termasuk minum minuman
beralkohol.
Hal penting yang juga perlu diperhatikan adalah masalah makanan dan olahraga, pola
makanan yang baik, disesuaikan dengan kebutuhan gizi usia tersebut serta aktivitas.
f. Pemberian Konseling
Masalah utama yang dialami wanita pada masa klimakterium adalah faktor psikis,
wanita biasanya mempunyai rasa takut, gelisah, tegang, tidak percaya diri dan khawatir
bahwa dirinya tidak semenarik dan seprima dulu lagi. Alasan bahwa badan lemah dan
tidak bergairah hanyalah alasan untuk menutupi ketakutan dan kekhawatiran tersebut.
Banyak wanita yang mengalami gejala-gejala akibat perubahan tersebut dan biasanya
menghilang perlahan dan tidak mengakibatkan kematian. Namun tak jarang
mengakibatkan rasa tidak nyaman dan terkadang menyebabkan gangguan dalam aktivitas
sehari-hari.
Konseling yang diberikan pada wanita yang memasuki masa klimakterium meliputi
penjelasan dan pemahaman kesehatan reproduksi wanita yang mencakup perubahan-
perubahan fisik dan psikologis serta berbagai permasalahan yang terjadi dalam berbagai
masa kehidupan wanita. Perubahan itu dimulai dari masa bayi, masa kanak-kanak,
pubertas, masa reproduksi, masa klimakterium dan masa senium. Masing-masing masa
mempunyai kekhususan yang memerlukan pemahaman dan perawatan keadaan tubuhnya
dalam menghadapi masa tersebut. Perubahan-perubahan tersebut adalah hal yang wajar
dan pasti terjadi dalam siklus kehidupan wanita. Pada masa sekarang ini tanggung jawab
kesehatan reproduksi wanita bukan saja berada pada istri, namun melibatkan peran
suami. Oleh karena itu maslah kesehatan reproduksi wanita sudah merupakan tanggung
jawab bersama antara suami dan istri.
PATOFISIOLOGI KLIMAKTERIUM
Usia lanjut
Hiperseksi folikel
Klimakterium
Stres psikologi
Pola koping tidak efektif Keluaran estrogen dan
Ketidakberdayaan progesteron sedikit
Cemas dan gelisah
Berkeringat banyak Kurang pengetahuan tentang Produksi cairan vagina
proses penuaan berkurang
Insomnia Sakit saat bersenggama
Informasi tetangga Libido seks terganggu
Gangguan Pola Tidur Kurang percaya diri
Ansietas
Disfungsi seksual
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN KLIMAKTERIUM
A. Pengkajian
1) Identitas Klien
a. Nama : Ny. N
b. Umur : 49 Tahun
c. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
d. Jenis Kelamin : Perempuan
e. Diagnosa Medis : Klimakterium
2) Keluhan Utama :
Klien mengeluh menstruasi tidak teratur
3) Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Timbul gatal pada vagina, nyeri saat bersenggama, sering merasa gejolak panas
sehingga berkeringat sehingga tidak nyaman dan sulit tidur, mudah tersinggung,
gelisah, dan lekas marah.
b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu : -
c. Riwayat Kesehatan Keluarga : -
d. Riwayat Lingkungan : -
e. Riwayat pengobatan : -
f. Riwayat Bio Psiko Sosial Spirutual
Biologis :-
Psikologis : Mudah tersinggung, gelisah, dan lekas marah padahal biasanya sabar
apalagi setelah anaknya menikah dan pindah sehingga merasa anaknya tidak lagi
peduli dengan dia dan anaknya lebih memikirkan istri dan anaknya, jarang ke
rumah, telpon tidak di anggap. Sudah merasa suami tidak memperhatikannya lagi
suami lebih memperhatikan mobil. Klien jadi takut jika suami tidak menyukai dia
lagi apalagi dia sering menolak berhubungan suami istri karena nyeri.
Sosial : Mendengar dari tetangga dengan pertambahan usia kehidupan seksual
berakhir dimana tidak ada gairah lagi, tetangga juga mengatakan akan mulai sakit-
sakitan dibandingkan laki-laki yang selalu terlihat lebih sehat dan gagah.
Spiritual :-
4) Kebutuhan Dasar
a. Pola makan :-
b. Pola napas :-
c. Pola eliminasi :-
d. Aktivitas :-
e. Pola tidur : Sulit tidur
f. Pola seksual : nyeri saat senggama, sering menolak ketika suami mengajak
berhubungan seksual
5) Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : -
b. Kesadaran : -
c. Antropometri :
- BB : -
- TB : -
d. TTV (Tanda-Tanda Vital)
RR : 20 x/mt
TD : 130/80 mmHg
HR : 88 x/mt
S : 37,2oC
e. Pemeriksaan Persistem
Sistem Respirasi : -
Sistem Reproduksi : menstruasi tidak teratur, nyeri saat senggama, gatal pada
vagina
Sistem Kardiovaskular : -
Sistem Neurobehaviour : -
Sistem Imun dan Hematologi : -
Sistem Integumen : terasa gatal pada vagina
f. Pemeriksaan Fokus
Inspeksi :-
Palpasi :-
Perkusi :-
Auskultasi :-
6) Pemeriksaan yang dilakukan : -
7) Terapi yang di berikan : -
B. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1. DO: Usia lanjut Disfungsi seksual
Nyeri saat senggama
Gatal pada vagina Menurunnya Fungsi Ovarium
di ajak berhubungan
seksual Estrogen dan progesteron menurun
Klimakterium
Disfungsi seksual
2. DO: Usia lanjut Gangguan pola tidur
Merasa gejolak panas
sehingga tidak Menurunnya Fungsi Ovarium
nyaman
Sedikitnya sel telur yang
dilepaskan
DS:
Pasien menyatakan Estrogen dan progesteron menurun
sulit tidur
Gejolak panas Rahim dan Ovarium mengerut
sehingga tidak
nyaman
Klimakterium
Stress Psikologis
Ketidakberdayaan
Stress Psikologis
Ketidakberdayain
Informasi Tetangga
Ansietas
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
1. Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur dan fungsi seksual di tandai
dengan klien mengeluh nyeri saat senggama, klien sering menolak berhubungan suami
istri karena adanya nyeri.
Tupen : Setelah dilakukan perawatan 3x24 jam, klien dapat menjalankan aktivitas
seksual alternatif yang memuaskan dengan kriteria : Nyeri hilang saat
berhubungan, klien tidak menolak bila diajak berhubungan suami istri.
Tupan : Setelah dilakukan perawatan 7x24 jam, disfungsi seksual teratasi.
Intervensi Rasional
1. Ciptakan lingkungan saling percaya dan biasanya klien kesulitan untuk berbicara
beri kesempatan kepada klien untuk tentang subjek sensitive, tapi dengan
menggambarkan masalahnya dalam terciptanya rasa saling percaya dapat
kata-kata sendiri menentukan/mengetahui apa yang
dirasakan pasien yang menjadi
kebutuhannya
2. Beri informasi tentang kondisi individu informasi akan membantu klien memahami
situasinya sendiri
3. Anjurkan klien untuk berbagi komunikasi terbuka dapat mengidentifikasi
pikiran/masalah dengan pasangan/orang area penyesuaian atau masalah dan
dekat meningkatkan diskusi dan resolusi
4. Diskusikan dengan klien tentang mengurangi kekeringan vagina yang dapat
penggunaan cara/teknik khusus saat menimbulkan rasa sakit dan iritasi,
berhubungan (misalnya: penggunaan sehingga meningkatkan kenyamanan dalam
minyak vagina) berhubungan
5. Kolaborasi : − memulihkan atrofi genetalia, kekeringan
- Dengan dokter : Beri obat sesuai vagina, uretra
indikasi (Estrogen pengganti) − mungkin dibutuhkan bantuan tambahan
- Dengan konselor/ahli seksualitas untuk meningkatkan kepuasan hasil
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan produksi keringat yang berlebihan akibat hot
flash di tandai dengan klien mengeluh merasa panas dan sering berkeringat
Tupen : Setelah dilakukan perawatan 3x24 jam, keseimbangan istirahat dan aktivitas
klien optimal KH : Klien dapat mengidentifikasi teknik untuk memudahkan
tidur, klien dapat tidur.
Tupan : Setelah dilakukan perawatan 7x24 jam, kebutuhan istirahat/tidur klien
terpenuhi.
Intervensi Rasional
1. Tentukan kebiasaan tidur dan perubahan Mengkaji perlunya dan mengidentifikasi
yang terjadi intervensi yang tepat
2. Kurangi kebisingan dan lampu saat Memberikan situasi yang kondusif untuk
tidur tidur
3. Anjurkan klien untuk memakai pakaian Pakaian yang menyerap keringat
yang menyerap keringat mengurangi ketidaknyamanan akibat
keringat berlebih
4. Anjurkan klien untuk menghindari Mengurangi rasa tidak nyaman
makanan berbumbu, pedas, dan goreng-
gorengan, alkohol
5. Anjurkan klien untuk menghindari Menghindari trigger yang mencetuskan hot
beraktivitas di cuaca yang panas flash
6. Anjurkan klien untuk mencuci muka Mengurangi rasa panas dan keringat
saat hot flashes terjadi berlebih
7. Kolaborasi : Berikan sedatif sesuai Dapat membantu klien tidur/istirahat
dengan indikasi
Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat ketakutan dengan cara Hubungan saling percaya mempermudah
pendekatan dan bina hubungan saling klien dalam megungkapkan perasaannya
percaya
2. Pertahankan lingkungan yang tenang Lingkungan yang nyaman dan aman dapat
dan aman serta menjauhkan benda- mencegah terjadi hal-hal yang tidak
benda berbahaya diinginkan
3. Libatkan klien dan keluarga dalam Keterlibatan keluarga dapat meningkatkan
prosedur pelaksanaan dan perawatan kerja sama klien dan penyesuaian positif
terhadap keadaannya
4. Ajarkan penggunaan relaksasi Teknik relaksasi dapat meningkatkan
perasaan kontrol klien terhadap tubuhnya
pada keadaan stress
5. Beritahu tentang penyakit klien dan Membantu klien dalam kegaitan mandiri
tindakan yang akan dilakukan secara
sederhana
DAFTAR PUSTAKA
Baziad, Ali.2003. Menopause dan Andropause. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Pramihardjo
Brooker,Chris. 2008. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta : EGC
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21262/4/Chapter%20II.pdf
LAMPIRAN
Step 7
Definisi
• Pra menopause (fase peralihan) → pasca menopause 40-65th (Ayu)
• 2-8th sebelum menopause, 1th setelah menopause (Sarita)
• Reproduksi → senium, karena degenerative ovarium (Putri)
• ↓ estrogen , gonadotripin ↑ (Wina)
Etiologi
• Fisiologis tubuh →usia lanjut →fungsi ovarium ↓ →folikel ↓ → ↓ estrogen, ↑
GnRH
• Factor penyerta :
- Penyakit (TB, Anemia) (Nurasiyah)
- Gaya hidup (merokok)
- Aktivitas tinggi
- Social ekonomi : ekonomi rendah, cepat klimakterium
- Lingkungan
- Obesitas
- Jumlah klahiran
• Alami → fisiologi (sklerosis pembuluh darah) → ↓ O2 dan nutrient yang
dibutuhkan ovarium (Sisca)
• Buatan (belum saatnya klimekterium tetapi terjadi ), co pengangkatan
ovarium, kemoterapi, radioterapi
• Gizi
• Diabetic terkait gen (Nurasiyah)
• Fungsi genetic
Manifestasi klinis
• Tidak mendapat haid (Ria)
• Hot flush
• Jantung berdebar-debar
• Sakit kepala
• Vertigo
• Cemas
• Depresi
• Insomnia
• Cepat lupa
• Sulit konsentrasi
Pra menopause (Fuji)
• Haid tidak teratur
• Neurovegetatif
• Gangguan psikis
• Gangguan organic (osteoporosis )
Hot flash → sensasi panas kemerahan , tiba-tiba → keringat → tidak nyaman
(Febri)
Kulit vagina menipis, ↑ pertumbuhan rambut pada wajah (Sarita)
Tidak dapat menahan berkemih → kontinensia urin, ISK (Wina)
Gg. Mata → kaji air mata → kering, gatal (Putri)
Cemas depresi (gigi mudah copot)
Gg. Dihipotalamus (preoptik media)→ pengaturan keringat dam suhu
(Tsaalits)
Kekeringan vagina → ↓ estrogen → stimulus kekelenjar bartolini ↓ →
lubrikasi↓ →nyeri (Sisca)
Fase-fase klimakterium
1. Pra menopause (4-5th sebelum menopause) (Febri)
2. Menopause (50th)
3. Pasca menopause
4. Oovaropause → kehilangan seluruh fungsi hormonnya
Komplikasi
• Jantung koroner (kamila)
• Osteoporosis
• Arteriosklerosis
Pemeriksaan diagnostic
• Colonoscopy : kelainan di liang senggama (Wina)
• USG : kelainan pada abdomen
• Pas smear : deteksi kanker rahim (Ayu )
• Sinar x-ray : tulang vertebra dan panggul (Febri)
• Kadar FSH dan estrogen (Nurasiyah)
• Scrining densitas tulang (Putri)
• Fisik : TB bias berkurang
Kulit , mulut, rectum, darah, dan fisura
Penatalaksanaan
• Olah raga : senam, jalan cepat, berenag (Ayu)
• Diet : gizi seimbang
• Life style : pola makan
• Pemberian estrogen : Oral : resiko ke lambung dan masuk ke hati yang
memicu rennin (Putri)
Topikal : oleskan di vagina → sedikit yang menyerap ke pembuluh darah
Transdermal : tempelkan di kulit
• Vit B.6 (Tsalis)
• Vit.E → hot flash ↓
• Terapi androgen
• Estrogen alami kacang-kacangan, daun semanggi, gandum , sayur
• Atasi nyeri → krim hormon , jelly K-Y (Kamila)
• Atasi gatal → krim hidrokortison / krim kortikosteroid
Pencegahan
• Atur makanan cukup, vit A,B,C,D,E (Dea)
• Kadar gula rendah
• Kalsium
• Papsmear nutrisi
• Tidur cukup
• Olah raga teratur
• Banyak mengkonsumsi air putih (Febri)
Patofosiologi
(Sisca)
Pengkajian
(Kamila)
Askep
(Wina, Kamila, Fuji, Tsaalits)