Alfiansyah, Muhammad. (2012). Gangguan dan Kelainan Pada Tulang [Online]. Tersedia
:http://www.sentra-edukasi.com/2011/07/gangguan-dan-kelainan-pada-
tulang.html [08 September 2018]
Etiologi
Penyebab kelainan ini bukan hanya karena faktor genetik, tapi juga ada sejumlah faktor lain,
seperti:
1. Posisi tidur yang salah, misalnya tengkurap seperti katak. Jika berlangsung lama,
kebiasaan ini dapat mengakibatkan gangguan rotasi dan bentuk tungkai.
2. Kebiasaan duduk yang salah, misalnya duduk dengan posisi kaki membentuk huruf W
atau bersila pada anak.
3. Kebiasaan menggendong yang salah, misalnya saat digendong menyamping, kaki anak
dibiarkan melingkari tubuh Anda dan membentuk sudut 90 derajat.
4. Memakaikan popok sekali pakai dengan cara dan pada saat yang tidak tepat, misalnya
terus-menerus pada saat anak sedang belajar berjalan. Hal ini membuat anak sulit
menemukan posisi kaki yang stabil.
5. Memakaikan baby walker. Anak yang belum cukup kuat menopang berat tubuhnya
akan memaksakan salah satu kakinya untuk menyangga seluruh berat tubuhnya.
Akibatnya, tungkai bawah dan pergelangan kaki saja yang terlatih, sehingga terjadi
ketidakseimbangan kekuatan otot (muscle imbalance). Penggunaan baby walker
memang tidak dianjurkan, karena sering juga menimbulkan kecelakaan pada anak.
6. Anak kekurangan kalsium dan vitamin D. Anak yang kekurangan kalsium akan
mengalami gangguan pada proses mineralisasi. Demikian juga apabila ia kekurangan
vitamin D. Di dalam tubuh vitamin D berfungsi membantu penyerapan kalsium di
dalam tubuh. Jika kedua unsur ini tidak terpenuhi makan tulang-tulang si kecil menjadi
lunak dan mudah patah. Proses mineralisasi adalah proses terakhir pembentukan tulang.
Jika kebutuhan kalsium anak tercukupi maka otomatis proses mineralisasi dalam
tubuhnya akan berlangsung dengan baik.
7. Anak menderita gangguan hati seperti sirosis. Hal ini karena organ hatinya tak mampu
memroses vitamin D sehingga fase mineralisasi tidak terjadi.
8. Adanya gangguan fungsi ginjal sehingga proses ekskresi/pembuangan kalsium akan
meningkat. Dengan begitu proses mineralisasi akan terhambat.
9. Pemakaian obat dalam jangka waktu panjang. Pada kasus tertentu, efek pemakaian obat
seperti streroid dalam jangka waktu yang panjang rentan terhadap penyakit ini.
10. Gangguan penyerapan.
1. Menurunnya penyerapan vitamin D akibat penyakit bilier, penyakit mukosa usus halus
proksimal dan penyakit ileum.
2. Peningkatan katabolisme vitamin D akibat obat yang menyebabkan peningkatan kerja
enzim-enzim oksidase hati.
3. Gangguan tubulus renalis yang disertai terbuangnya fosfat (acquired), renal tubular
acidosis yang disertai disproteinemia kronik.
Patofisiologi
Kandungan
mineral Ca dan
Vit.D dalam Suplai Ca ke
darah menurun otot menurun
Gangguan/
kerusakan
Hiperpara pada hati Kelemahan
tiroidisme Suplai ke
otot
tulang
Kegagalan terganggu
Konsentrasi proses
ion Ca konversi Gangguan
meningkat vit.D menjadi proses
karsitrol remodelling
Karena terjadi tulang MK: Risiko
pelepasan Ca cedera
dan fosfat dari Pelunakan
matriks tulang tulang/Rakitis MK: Nyeri
kronis
Kelainan Ektremitas
bentuk tulang bawah
melengkung
MK: Risiko
pertumbuhan Gangguan
tidak cara berjalan
proporsional
MK:
Gangguan
citra tubuh