Anda di halaman 1dari 57

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

INFEKSI DAN INFLAMASI SISTEM MUSKULOSKELETAL


SARCOIDOSIS DAN RAKHITIS

Kel 2 A1 2015
SARCODOSIS
Definisi
◦ Sarkoidosis (Sarcoidosis) adalah suatu penyakit peradangan yang ditandai dengan
terbentuknya granuloma pada kelenjar getah bening, paru-paru, hati, mata, kulit dan jaringan
lainnya. Granuloma merupakan sekumpulan makrofag, limfosit dan sel-sel raksasa berinti
banyak. Granuloma ini pada akhirnya akan menghilang total atau berkembang menjadi
jaringan parut.
Etiologi
◦ Etiologi sarkoidosis belum diketahui dengan pasti, apakah merupakan penyakit infeksi,
penyakit genetik atau reaksi terhadap benda asing atau apakah penyakit akibat satu atau banyak
penyebab. Banyak agen infeksius yang dicurigai sebagai penyebabnya. Perubahan patologik
sarkoidosis menyerupai infeksi mikobakteri atau infeksi mikotik sistemik, tetapi organisme
tersebut tidak dapat ditemukan baik dari lesi maupun dari kultur. Inhalasi bahan kimia seperti
zirkonium dan berilium juga dapat menimbulkan granuloma, tetapi pajanan bahan-bahan
tersebut pada penderita sarkoidosis jarang terbukti. Faktor genetik mungkin pula berperan
karena adanya kasus pada kembar monozigot dan dizigot.
◦ Faktor antigenik atau kompleks imun mungkin menimbulkan reaksi sistem fagositosis
mononuklear sehingga terbentuk leaf griftulomatosa, dimana sel limfosit T dan sel plasma turut
berperan.
W
Agen infeksius : infeksi Faktor lingkungan : bahan Faktor genetik Faktor antigenik :
mikobakteri & infeksi kimia seperti zirkonium gangguan sistem imun
mikotik sistemik dan berilium

SARCOIDOSIS O
Kompensasi fisiologis
dari supresi kadar
Paru-paru Kulit Mata Terjadi peradangan
atau infeksi
C
hormon paratiroid
Limfodenopati hilus Granuloma pada kulit Segmen anterior Segmen
posterior Mengenai satu/beberapa
Menyebabkan penyakit organ
celiac Pembengkakan kelenjar Benjolan berwarna
getah bening pada hilus kemerahan Sklera Uveitis posterior

Terjadi peradangan
Terjadi reaksi kronis pd
Kerusakan integritas Skleritis atau infeksi
rantai protein tertentu
Oksigen yang masuk ke kulit Mengenai
paru-paru tidak optimal bagian retina
Sklera odem dan Tubuh mengeluarkan monosit
hiperemis dan limfosit
Kerusakan pada vili-vili Retinitis
usus halus Sesak napas
Leukosit mengeluarkan IL-1,
Pelepasan mediator
Penglihatan TNF alfa,IL-6, dan INF
nyeri
kabur
Malabsorbsi
IL-1 menuju ke
Nyeri akut Resiko cedera
hipotalamus anterior
Sel epitel hipotalamus
Ketidakseimbangan Ketidakefektifan pola
anterior
nutrisi kurang dari nafas
mensekresikan asam
kebutuhan tubuh
arakhidonat

Asam arakhidonat
menstimulasi
pengeluaran
prostaglandin E2

Prostaglandin E2
menyebakan demam

Hipertermi
Manifestasi Klinis
◦ Tanda dan gejala Sarkoidosis bervariasi, tergantung pada organ yang terkena. Sarkoidosis kadang-kadang berkembang secara
bertahap dan menghasilkan gejala yang berlangsung selama satu tahun. Dan terkadang, gejala muncul secara tiba-tiba dan
kemudian menghilang dengan cepat. Banyak orang dengan Sarkoidosis tidak memiliki gejala, sehingga penyakit dapat ditemukan
hanya dengan melakukan sinar-x dada.
◦ Gejala umum
Bagi banyak orang, Sarkoidosis dimulai dengan tanda-tanda dan gejala:
1. Kelelahan
2. Demam
3. Pembengkakan kelenjar getah bening
4. Penurunan Berat badan
◦ Gejala Paru-paru
Hampir setiap orang yang memiliki Sarkoidosis akhirnya mengalami masalah paru-paru, yang mungkin mencakup:
1. Batuk kering yang berat
2. Sesak napas
3. Mengi
4. Nyeri dada
Lanj..
◦ Gejala Kulit
Sebanyak 25 persen dari orang yang memiliki Sarkoidosis mengembangkan masalah kulit, yang dapat meliputi:
1. Ruam. Ruam benjolan merah atau ungu kemerahan, biasanya terletak pada tulang kering atau pergelangan kaki,
yang dapat menjadi hangat dan lembut saat disentuh.
2. Lesi. Luka kulit dapat terjadi pada hidung, pipi dan telinga.
3. Perubahan warna. Kulit mungkin menjadi lebih gelap atau lebih ringan dalam warna.
4. Nodul. Pertumbuhan tepat di bawah kulit dapat berkembang, khususnya di sekitar bekas luka atau tato.
◦ Gejala Mata
Sarkoidosis dapat mempengaruhi mata tanpa menyebabkan gejala, sehingga sangat penting untuk memeriksa mata
Anda. Ketika gejala mata terjadi, mereka mungkin termasuk:
1. Penglihatan buram
2. Sakit mata
3. Kemerahan parah
4. Kepekaan terhadap cahaya
Pemeriksaan Penunjang
◦ Pemeriksaan laboraturium
◦ CT resolusi-tinggi (HRCT)
◦ Tes fungsi paru
◦ Foto Thorak
◦ Tes Kveim
◦ Histologi
Penatalaksanaan
◦ Tanpa terapi: sarkoidosis dengan prognosis baik (eritema nodosum dan pembesaran KGB hilus bilateral
[bilateral hilus lymphadenopathy-BHL]) tidak membutuhkan terapi.
◦ Untuk nyeri digunakan obat antiinflamasi nonsteroid.
◦ Steroid oral digunakan pada penyakit paru simtomatik, sarkoid jantung, dan neurologis. Pasien dengan
penyakit paru serta perubahan radiologis yang menetap selama lebih dari 6 bulan, memiliki hasil terapi
jangka panjang lebih baik dengan pemberian steroid oral (prednisolon 30-40 mg per hari.
Dihentikansetelah sebulan bila tidak ada perbaikan) selama 6 bulan. Obat imunosuresif lain juga telah
digunakan dan dilaporkan bermanfaat.
◦ Steroid topical untuk uveitis. Kadang-kadang perlu diberi prednisolon oral.
◦ Klorokuin bisa bermanfaat pada penyakit kulit dan penyakit paru progresif.
Pencegahan
◦ Menghindari terlalu sering terpapar zat kimia, debu, serta uap dan gas yang beracun.
◦ Berhenti merokok
◦ Diet dan pola makan seimbang
◦ Memenuhi asupan air putih yang proposional
◦ Olahraga dan istirahat yang cukup
Komplikasi
◦ Gangguan sistem syaraf utama, terjadi akibat terbentuknya granuloma di dalam otak dan saraf
tulang belakang misalnya kelumpuhan pada syaraf wajah.
◦ Jaringan parut permanen pada paru-paru yang mengakibatkan kesulitan dalam bernapas.
◦ Peradangan pada mata, dapat menyebabkan katarak, glaucoma hingga kebutaan yang
permanen.
◦ Granuloma pada jantung menyebabkan abnormalitas pada detak jantung. Pada keadaan yang
semakin parah, dapat menyebabkan kematian.
◦ Gagal ginjal, terjadi karena kondisi sarkoidosis ini berdampak kepada kendali tubuh terhadap
kalsium.
Asuhan Keperawatan Umum
A. Pengkajian
1. Anamnesa
◦ Identitas Klien
Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur, agama, pendidikan, suku/bangsa, alamat, jenis kelamin, status perkawinan,
pekerjaan, kondisi tempat tinggal, dan status sosial ekonomi.
◦ Keluhan Utama
Klien dengan penyakit ini biasanya secara umum mengeluhkan keluhan demam dan berkeringat di malam hari, kehilangan nafsu makan dan berat
badan turun, kelelahan, malaise hingga penurunan kualitas hidup akibat serangan yang sudah meliputi berbagai organ. Keluhan utama yang didapat
perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut, karena gejala yang dirasakan tidak langsung fokus pada sarcoidosis.
◦ Riwayat Penyakit Sekarang
Secara umum pasien dengan Sarcoidosis biasanya mengeluh demam, berkeringat di malam hari. Selain itu, riwayat berat badan klien menurun dan
kelelahan yang mungkin dialami juga harus ditanyakan sudah sejak kapan gejala tersebut terjadi. Hal ini bertujuan untuk membantu merumuskan
diagnosa keperawatan dan intervensi yang akan diberikan dengan tepat.
◦ Riwayat Penyakit Dahulu
Penyakit dahulu ini bisa di lakukan pengkajian seperti pernahkah klien didiagnosa sarcoidosis dan mendapatkan pengobatan sebelumnya.
◦ Riwayat Penyakit Keluarga
Berhubungan dengan adanya keluarga dengan penyakit yang sama seperti pasien.
2. Pemeriksaan Fisik ◦ B3 (Brain)
◦ B1 (Breathing) Pada sistem neurosensory tidak ditemukan
Sarcoidosis mampu melibatkan berbagai organ, salah masalah. Kesadaran compos mentis dengan GCS
satunya adalah paru-paru. Infeksi dan pembentukan 456.
jaringan pada paru-paru mampu mengakibatkan daya ◦ B4 (Bladder)
ekspansi paru yang tidak optimal. Yang perlu
dilakukan dalam pemeriksaan fisik pada sistem Pemeriksaan pada sistem ini tidak ditemukan masalah
pernapasan antara lain: dengan frekuensi dan konsistensi urine normal.
1. Inspeksi : Apakah klien batuk, produksi sputum, ◦ B5 (Bowel)
sesak nafas, penggunaan otot bantu nafas dan Pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri abdomen. Juga
peningkatan frekuensi pernafasan. terdapat distensi abdomen bagian atas dan terdengar
2. Palpasi : Taktil premitus seimbang kanan dan kiri. bunyi timpani apabila diduga sarcoidosis menyerang
limpa dan hepar.
3. Auskultasi : Bunyi nafas tambahan seperti rales
yang menunjukkan terjadinya efusi pleural. ◦ B6 (Bone)
◦ B2 (Blood) Pada sistem ini biasanya terdapat lesi dan kemerahan
pada kulit, kemudian turgor kulit menurun dan eritema
Jantung sangat mempengaruhi pada ke adaan ini daya yang dapat mencerminkan dehidrasi ringan sampai
pompa akan menurun karna granuloma yang tumbuh sedang akibat demam berkepanjangan.
pada jaringan otot jantung mampu menghambat
keefektifan kontraktilitas otot. Akibatnya timbul
respon gangguan kontraktilitas otot jantung.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas
2. Hipertermia b.d proses penyakit
3. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (granuloma)
4. Gangguan integritas kulit b.d perubahan pigmentasi dan sirkulasi
5. Risiko cedera b.d perubahan fungsi psikomotor
6. Gangguan Citra Tubuh b.d. perubahan penampilan peran
Inter
vensi
Evaluasi
1. Pola napas klien kembali normal, tidak mengalami kesulitan saat melakukan inspirasi-
ekspirasi, RR dalam rentang normal (12-20x/menit). Tidak ada suara napas abnormal.
2. Klien tidak lagi mengalami hipertermi, mampu menerapkan upaya meredakan demam baik
dengan medikamentosa maupun non medikamentosa seperti mengompres. Suhu tubuh dalam
rentang normal (36,5 – 37,5 derajat celsius).
3. Klien memperlihatkan pengendalian nyeri yang dibuktikan oleh klien menyatakan nyeri
hilang/terkontrol dan klien mengikuti program terapeutik menunjukkan metode mengurangi
nyeri
RAKHITIS
Definisi
◦ Rakitis atau osteomalasia di masa kanak-kanak merupakan gangguan kesehatan yang meliputi
pelunakan dan pelemahan tulang, keadaan ini ,terutama disebabkan oleh kekurangan vitamin
D, kalsium dan fosfat.
Klasifikasi
◦ Nutritional Rickets
Rakhitis yang disebabkan oleh defisiensi vitamin D baik dari faktor paparan sinar matahari
maupun dari makanan yang mengandung vitamin D.
◦ Rickets pada Prematuritas
Pada bayi prematur, resiko terkenanya rickets meningkat disebabkan inadekuat nya jumlah susu
yang di minum. Maka dari itu bayi yang prematur diberikan formula susu yang mengandung 3.0
mmol kalisum dan 2.5 mmol fosfat di setiap 100 ml air (Dimitri P, Bishop N, 2007).
◦ Genetik
Abnormalitas pada transpor fosfat renal yang dikode oleh gen PHEX ((phosphate-regulating
gene with homologies to endopeptidases on the X chromosome) di kromosom Xp22.2- p22
(Dimitri P, Bishop N, 2007).
◦ Adanya gangguan fungsi ginjal sehingga proses

Etiologi
ekskresi/pembuangan kalsium akan meningkat.
Dengan begitu proses mineralisasi akan terhambat.
◦ Pemakaian obat dalam jangka waktu panjang. Pada
kasus tertentu, efek pemakaian obat seperti streroid
Penyebab kelainan ini bukan hanya karena faktor genetik, tapi dalam jangka waktu yang panjang rentan terhadap
juga ada sejumlah faktor lain, seperti: penyakit ini.
◦ Posisi tidur yang salah, misalnya tengkurap seperti katak. ◦ Gangguan penyerapan.
◦ Kebiasaan duduk yang salah, misalnya duduk dengan posisi kaki
membentuk huruf W atau bersila pada anak. Penyebab utama rakhitis yang terjadi setelah masa
anak-anak ialah :
◦ Kebiasaan menggendong yang salah, misalnya saat digendong
menyamping, kaki anak dibiarkan melingkari tubuh Anda dan ◦ Menurunnya penyerapan vitamin D akibat penyakit
membentuk sudut 90 derajat. bilier, penyakit mukosa usus halus proksimal dan
penyakit ileum.
◦ Memakaikan popok sekali pakai dengan cara dan pada saat yang
tidak tepat, misalnya terus-menerus pada saat anak sedang belajar ◦ Peningkatan katabolisme vitamin D akibat obat
yang menyebabkan peningkatan kerja enzim-enzim
berjalan. Hal ini membuat anak sulit menemukan posisi kaki yang oksidase hati.
stabil.
◦ Gangguan tubulus renalis yang disertai terbuangnya
◦ Memakaikan baby walker. fosfat (acquired), renal tubular acidosis yang disertai
◦ Anak kekurangan kalsium dan vitamin D. Anak disproteinemia kronik.
◦ Anak menderita gangguan hati seperti sirosis.
WOC
Manifestasi Klinis
Ada beberapa gejala yang ditimbulkan saat terjangkit rakhitis, antara lain:
1. Munculnya tonjolan tulang pada sambungan antara tulang iga dan tulang rawan di bagian dada.
2. Tulang terasa lunak dan jika disentuh akan merasakan nyeri
3. Sakit pada seluruh tulang tubuhnya
4. Mengalami gangguan motorik karena kurang beraktivitas dan menjadi pasif.
5. Merasakan sakit saat duduk & mengalami kesulitan bangun dari posisi duduk ke posisi berdiri.
6. Mudah sekali mengalami patah tulang. Terutama di bagian tulang panjang seperti tulang lengan atau tulang
kaki.
7. Nyeri otot atau kelemahan otot
8. Kaki terlihat melengkung atau busur-berkaki
9. Pertumbuhan yang terhambat, terlambat atau lemahnya pertumbuhan gigi
10.Ketika rakhitis sangat parah, dapat menyebabkan rendahnya tingkat kalsium dalam darah. Hal ini dapat
menyebabkan kejang otot (kram), kejang-kejang dan kesulitan bernapas
Pemeriksaan Penunjang
◦ Tes darah
◦ Pemeriksaan urin
◦ Pemeriksaan vertebra
◦ X-ray
◦ Biopsi tulang
Penatalaksanaan
◦ Penatalaksanaan medik ◦ Penatalaksanan non medik
1. Jika penyebabnya kekurangan vitamin D, maka dapat disuntikkan 1. Jika kekurangan kalsium maka yang harus
vitamin D 200.000 IU per minggu selama 4-6 minggu, yang dilakukan adalah memperbanyak konsumsi unsur
kemudian dilanjutkan dengan 1.600 IU setiap hari atau 200.000 kalsium. Agar sel osteoblas (pembentuk tulang)
IU setiap 4-6 bulan. bisa bekerja lebih keras lagi. Selain mengkonsumsi
sayur-sayuran, buah, tahu, tempe, ikan teri, daging,
2. Jika terjadi kekurangan fosfat (hipofosfatemia), maka dapat yogurt. Konsumsi suplemen kalsium sangatlah
diobati dengan mengonsumsi 1,25-dihydroxy vitamin D. disarankan.
3. Jika sudah telanjur mengalami patah tulang maka dilakukan 2. Jika kekurangan vitamin D, sangat dianjurkan
tindakan seperti gips untuk patah tulang di bagian lengan. Kalau untuk memperbanyak konsumsi makanan seperti
patah tulang di bagian tungkai atau tulang paha dilakukan dengan ikan salmon, kuning telur, minyak ikan, dan susu.
biopsi. Berbeda patah tulang pada anak-anak relatif mudah Untuk membantu pembentukan vitamin D dalam
tersambung kembali, yakni sekitar tiga bulanan. Tindakan tubuh cobalah sering berjemur di bawah sinar
selanjutnya upaya rehabilitasi atau fisioterapi untuk melatih matahari pagi antara pukul 7 – 9 pagi dan sore pada
kemampuan atau keterampilan gerak. Misalnya, melatih pukul 16 – 17.
keseimbangan duduk, berdiri, dan berjalan.
4. Jika karena pengaruh atau efek samping dari obat-obatan seperti
steroid.Maka konsumsi obat itu harus segera dikurangi atau kalau
bisa diganti dengan obat yang bisa menyerap kalsium.
5. Jika karena gangguan ginjal atau hati maka langkah pertama
adalah menyembuhkan dulu gangguan/penyakit tersebut.
Biasanya terapi yang dilakukan lebih lama karena gangguan
ginjal maupun hati mengganggu metabolisme penyerapan
kalsium.
Pencegahan
Penyakit rakitis dapat dicegah dengan mencukupi kebutuhan vitamin D dan kalsium. Beberapa cara yang dapat dilakukan
untuk menghindari kekurangan vitamin D, berikut adalah rekomendasi jumlah vitamin D yang dikonsumsi setiap harinya :
1. Wanita hamil dan menyusui, dianjurkan untuk minimal mengonsumsi 10 mikrogram vitamin D.
2. Bayi usia 0-1 tahun, dianjurkan untuk minimal mendapatkan 8,5-10 mikrogram vitamin D, terlepas dari apakah bayi
tersebut mendapatkan ASI eksklusif atau tidak.
3. Bayi yang hanya diberikan susu formula, tidak perlu mendapatkan suplemen vitamin D, kecuali konsumsi susu
formula kurang dari 500 ml per hari.
4. Anak-anak usia 1-4 tahun, dianjurkan mendapatkan 10 mikrogram suplemen vitamin D setiap harinya.
◦ Menjemur anak di bawah sinar matahari pagi (sebelum jam 10 pagi) secara rutin sekitar 10-15 menit, karena sinar
matahari pagi dapat membantu pembentukan vitamin D oleh tubuh. Selama menjemur anak di bawah sinar matahari pagi,
jangan dipakaikan krim tabir surya karena dapat menghalangi sinar matahari pada kulit. Akan tetapi, jika anak aktif di
luar lebih dari 15 menit, dapat dipakaikan krim tabir surya dengan SPF 15 untuk menghindari kerusakan kulit akibat sinar
matahari.
◦ Mencukupi konsumsi kalsium untuk optimalisasi kerja sel osteoblas (sel pembentuk tulang).
Komplikasi
1. Keterlambatan pertumbuhan
2.Kejang-kejang
3.Kelainan pada gigi
4.Kelainan tulang
5.Perlengkungan tulang belakang yang abnormal
6.Infeksi pernafasan seperti bronchitis dan bronkhopneumonia sering pada bayi rakhitis dan atelektasis
paru sering disertai deformitas dada yang berat.
7.Anemia karena defisiensi besi atau infeksi yang menyertai sering timbul pada rakhitis berat.
Asuhan Keperawatan Umum
A. Pengkajian
1. Identitas klien
2. Riwayat Kesehatan
◦ Keluhan Utama
Adanya nyeri yang timbul pada daerah yang terkena. Nyeri bertambah jika melakukan aktivitas atau bergerak. Terjadi deformitas pada daerah yang terkena.
Rasa sakit tulang punggung (bagian bawah), leher, dan pinggang.
◦ Riwayat Kesehatan Sekarang
Sejak kapan timbul keluhan, apakan ada riwayat trauma. Hal-hal yang menimbulkan gejala. Timbulnya gejala mendadak atau perlahan. Timbulnya untuk
pertama kalinya atau berulang. Perlu ditanyakan pula tentang ada-tidaknya gangguan pada sistem lainnya. Kaji klien untuk mengungkapkan alasan klien
memeriksakan diri atau mengunjungi fasilitas kesehatan, keluhan utama pasien dan gangguan muskuloskeletal meliputi :
◦ Nyeri
◦ Kekuatan sendi
◦ Bengkak
◦ Deformitas dan imobilitas
◦ Perubahan sensori
◦ Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Data ini meliputi kondisi kesehatan individu. Data tentang adanya efek langsung atau tidak langsung terhadap muskuloskeletal, misalnya
riwayat trauma atau kerusakan tulang rawan, riwayat artritis dan osteomielitis.
◦ Riwayat penyakit keluarga
Perlu diketahui untuk menentukan hubungan genetik yang perlu diidentifikasi misalnya (penyakit diabetes melitus yang merupakan
predisposisi penyakit sendi degeneratif, TBC, artritis, riketsia, osteomielitis, dll)
3. Pola Aktivitas
4. Pola Nutrisi

B. Pemeriksaan Fisik
◦ Pengkajian Skeletal Tubuh
◦ Pengkajian Tulang Belakang
◦ Pengkajian Sistem Persendian
◦ Pengkajian Sistem Otot
◦ Pengkajian Cara Berjalan
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri b.d kelemahan
2. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri, hilangnya integritas struktur tulang
3. Intoleransi aktifitas b.d kelemahan
4. Gangguan ADL b.d. defisit pengawasan diri
5. Gangguan konsep diri : harga diri rendah b.d tungkai melengkung, jalan bebek, deformitas
vertebra
Evaluasi
◦ Akhir dari proses keperawatan adalah ketentuan hasil yang diharapkan terhadap perilaku dan
sejauh mana masalah klien dapat teratasi. Disamping itu perawat juga melakukan umpan balik
atau pengkajian ulang jika tujuan ditetapkan belum berhasil/ teratasi.
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
An. D (10 tahun) dibawa ke RS Kasih Ibu oleh kedua orang tuanya dengan keluhan anaknya
sering menangis menahan nyeri pada tulang bagian punggung bawah sejak 5 bulan yang lalu.
Selain itu, orang tua klien mengeluh cara berjalan anaknya seperti bebek dan An.D terlihat
lemas.Orangtua kliem juga mengatakan An. D kesulitan dalam melakukan aktifitas sehari hari.
Setelah dilakukan anamnesa, orang tua An.D menjelaskan saat masih bayi jarang sekali djemur
terkena sinar matahari saat pagi hari karena orang tua An.D tidak mengetahui manfaat dari
menjemur bayi pada pagi hari. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan deformitas skelet, deformitas
vertebrae dan deformitas lengkungan tulang panjang yang memberikan efek cara berjalan seperti
bebek. Orang tua An.D sangat bingung dengan kondisi anaknya ini. Saat pemeriksaan sinar X
didapatkan adanya penurunan osifikasi/demineralisasi tulang secara umum. Laboratorium kadar
kalsium serum 4.2 mg/dl (normalnya 6.7-10.7 mg/dl); kadar fosfat serum 1.9 mg/dl (normalnya
2.5-4.5 mg/dl pada anak bisa sampai 6 mg/dl). An.D didiagnosis mengalami rakitis. TD: 115/60
mmHg; RR: 22x/menit; S: 35,5°C; N: 95x/menit
Evaluasi
◦ Diagnosa 1
◦ S : Klien mengatakan nyeri berkurang
◦ O : Ekspresi klien tenang, TTV normal
◦ A : Masalah teratasi sebagian
◦ P : Intervensi dilanjutkan
◦ Diagnosa 2
◦ S : Klien mengatakan dapat melakukan aktifitas sehari hari
◦ O : Klien tampak tidak lemah dan cara berjalan membaik
◦ A : Masalah teratasi sebagian
◦ P : Modifikasi Intervensi
◦ Diagnosa 3
◦ S : Klien dan keluarga memahami informasi yang dielaskan
◦ O : Klien dan keluarga dapat mengulangi informasi yang diberikan
◦ A : Masalah teratasi
◦ P : Intervensi dihentikan
TERIMA KASIH
CINTA❤
Pertanyaan
1. Vega 076
Hubungan penyakit sarkoidosis dengan gangguan muskulo? Klarifikasi askep kasus x
ke 3
2. Kusnul
Bagaimana tidur terkurang dan duduk silang menyebabkan rakitis?
3. Gifri
Etio rakitis, penggunaan baby walker di intervensinya hanya konsumsi dan perbaiki
poosisi kaki? Umur yang baik untuk diajari jalan?
4. Retno
bagaimana bisa komplikasi rakitis bisa menyebabkan kejang? Pada WOC mungkin
bisa ditambahkan prosesnya sampai terjadi masalah keperawatan nyeri?
5. Nanda
Kriteria hasil pada askep rakitis dx hambatan mobilitas fisik?
6. Hesti
Perbedaan sarkoidosis dengan inflamasi pada organ lainnya?
Rangkuman dari dosen
Sarcoidosis :
yaitu Penyakit peradangan/inflamasi. Penyebab granulosa berlebihan biasanya karena infeksi
primer. Peradangannya di bagian sendi. Gejalanya mirip dengan artritis/nyeri sendi.
Pemberian steroid atau kortikosteroid dalam jangka waktu lama harus dihindari.
Rakitis :
Kalau sudah didiagnosa rakitis anak tidak boleh tidur tengkurap, posisi duduk harus anatomis, tidak
boleh memakai baby wolker : karena ketika diterapi maka bisa menyebabkan pembengkokan
tulang.

Anda mungkin juga menyukai