Anda di halaman 1dari 7

BATUAN BEKU LUAR

Batuan beku adalah batuan yang banyak ditemukan di kerak bumi. Batuan beku menutupi
permukaan bumi hingga 90%. Batuan beku memiliki peranan bagi manusia, karena batuan
beku adalah salah satu aspek pembentuk lempeng. Selain itu, di dalam batuan beku sering
ditemukan adanya bijih- bijih timah, uranium, platinum atau kromium. Dimana bijih tersebut
banyak dipakai manusia untuk keperluan sehari- hari. Seperti timah yang dipakai sebagai
peluru, platinum sebagai salah satu logam mulia yang bernilai, kromium dipakai sebagai bagian
dari pelapis kendaraan, dan uranium sebagai salah satu bahan pembuatan bom atom.
Batuan beku adalah batuan yang banyak ditemukan di kerak bumi. Batuan beku menutupi
permukaan bumi hingga 90%. Batuan beku memiliki peranan bagi manusia, karena batuan
beku adalah salah satu aspek pembentuk lempeng. Selain itu, di dalam batuan beku sering
ditemukan adanya bijih- bijih timah, uranium, platinum atau kromium. Dimana bijih tersebut
banyak dipakai manusia untuk keperluan sehari- hari. Seperti timah yang dipakai sebagai
peluru, platinum sebagai salah satu logam mulia yang bernilai, kromium dipakai sebagai bagian
dari pelapis kendaraan, dan uranium sebagai salah satu bahan pembuatan bom atom.
Proses pendinginan batuan beku ini, dapat terjadi melalui proses kristalisasi atau tanpa proses
kristalisasi. Batuan beku yang terjadi didalam bumi disebut batuan beku dalam. Batuan ini juga
bisa disebut batuan beku intrusif atau plutinik. Batuan beku dalam berasal dari magma yang
mengalami pendinginan di dalam inti bumi. Magma adalah cairan panas yang berada di dalam
perut bumi. Di dapur magma, magma dapat bersuhu 1500 hingga 25000 derajat celcius
(baca: Proses Terjadinya Magma – Suhu dan Kandungannya). Magma bergerak keluar bumi,
akibat adanya tekanan yang tinggi di dapur magma, yang memaksa magma bergerak menuju
daerah dengan tekanan lebih rendah. Dalam prosesnya menuju luar bumi, magma ini
mengalami pendinginan, sehingga menciptakan batuan beku di dalam bumi. Rata- rata batuan
beku yang berada di dalam bumi, dapat ditemukan hingga 15 km dari permukaan bumi.
Berbeda dengan batuan beku dalam, batuan beku luar terjadi akibat magma yang mengalami
letusan, dan berubah menjadi lava. Lava inilah yang mengalami pendinginan dan menjadi batu.
Batuan beku luar juga bisa disebut sebagai batuan ekstrusi. Batuan beku luar juga bisa disebut
sebagai batuan vulkanik. Disebut batuan vulkanik, karena batuan beku luar juga terjadi akibat
adanya vulkanisme. Vulkanisme adalah proses pembentukkan relief bumi, melalui letusan
gunung api yang mengeluarkan magma (Baca: Dampak Vulkanisme dalam Kehidupan).
Magma yang keluar dari perut bumi disebut lava. Dan lava inilah yang menjadi batuan beku
luar. Nama lain batuan beku luar adalah batuan leleran. Leleran, karena proses terjadinya
batuan beku luar berasal dari lava yang meleler keluar dari dalam bumi, sehingga mengalami
pendinginan dan menjadi batuan beku.
Batuan beku adalah batuan yang banyak ditemukan di kerak bumi. Batuan beku menutupi
permukaan bumi hingga 90%. Batuan beku memiliki peranan bagi manusia, karena batuan beku
adalah salah satu aspek pembentuk lempeng. Selain itu, di dalam batuan beku sering ditemukan
adanya bijih- bijih timah, uranium, platinum atau kromium. Dimana bijih tersebut banyak dipakai
manusia untuk keperluan sehari- hari. Seperti timah yang dipakai sebagai peluru, platinum sebagai
salah satu logam mulia yang bernilai, kromium dipakai sebagai bagian dari pelapis kendaraan, dan
uranium sebagai salah satu bahan pembuatan bom atom.

Proses pendinginan batuan beku ini, dapat terjadi melalui proses kristalisasi atau tanpa proses
kristalisasi. Batuan beku yang terjadi didalam bumi disebut batuan beku dalam. Batuan ini juga bisa
disebut batuan beku intrusif atau plutinik. Batuan beku dalam berasal dari magma yang mengalami
pendinginan di dalam inti bumi. Magma adalah cairan panas yang berada di dalam perut bumi. Di
dapur magma, magma dapat bersuhu 1500 hingga 25000 derajat celcius (baca: Proses Terjadinya
Magma – Suhu dan Kandungannya). Magma bergerak keluar bumi, akibat adanya tekanan yang
tinggi di dapur magma, yang memaksa magma bergerak menuju daerah dengan tekanan lebih
rendah. Dalam prosesnya menuju luar bumi, magma ini mengalami pendinginan, sehingga
menciptakan batuan beku di dalam bumi. Rata- rata batuan beku yang berada di dalam bumi, dapat
ditemukan hingga 15 km dari permukaan bumi.

Berbeda dengan batuan beku dalam, batuan beku luar terjadi akibat magma yang mengalami
letusan, dan berubah menjadi lava. Lava inilah yang mengalami pendinginan dan menjadi batu.
Batuan beku luar juga bisa disebut sebagai batuan ekstrusi. Batuan beku luar juga bisa disebut
sebagai batuan vulkanik. Disebut batuan vulkanik, karena batuan beku luar juga terjadi akibat adanya
vulkanisme. Vulkanisme adalah proses pembentukkan relief bumi, melalui letusan gunung api yang
mengeluarkan magma (Baca: Dampak Vulkanisme dalam Kehidupan). Magma yang keluar dari perut
bumi disebut lava. Dan lava inilah yang menjadi batuan beku luar. Nama lain batuan beku luar adalah
batuan leleran. Leleran, karena proses terjadinya batuan beku luar berasal dari lava
yang meleler keluar dari dalam bumi, sehingga mengalami pendinginan dan menjadi batuan beku.

Tekstur Batuan Beku Luar


Batuan beku adalah batuan yang sangat bergantung pada proses pendinginan lava. Perbedaan
kekentalan lava dan lama waktu pendinginan, membuat tekstur batuan beku berbeda- beda. Lava
yang cair dan mengalami pendinginan, akan berubah menjadi kental. Kekentalan ini dapat diibaratkan
saat sedang memanaskan gula pasir. Gula yang telah dipanaskan, perlahan akan mencair, cairan ini
kental dan lengket yang disebut karamel. Cepat atau tidaknya pendinginan berlangsung, juga menjadi
penyebab permukaan batuan beku luar berbeda- beda. Lava yang mengalami pendinginan dengan
cepat, biasanya akan bertekstur halus. Jika sangat cepat, sehingga tidak sempat mengkristal, maka
batuan akan bertekstur seperti kaca. Sedangkan jika pendinginan berjalan lambat, maka batuan beku
luar akan bertekstur kasar.

Lava cair yang mulai mengalami pembekuan akan terlihat seperti karamel. Selain itu, akibat
perbedaan suku yang sangat signifikan antar di dalam bumi dan di kerak bumi, membuat proses
pendinginan batuan beku luar lebih cepat dari batuan beku dalam. Akibatnya, tekstur batuan beku
luar lebih halus dari pada batuan beku dalam. Pendinginan yang begitu cepat, menyebabkan batuan
beku luar, rata- rata memiliki kristal- kristal kecil pada teksturnya. Tekstur kristal ini sangat kecil,
sehingga sulit untuk dibedakan. Akan tetapi, ada juga batuan beku luar yang tidak memiliki partikel
kristal pada permukaannya. Batuan beku dalam yang tidak memiliki serpihan kristal di sebut amorf
atau tidak berbentuk. Beberapa batuan beku ada yang memiliki banyak rongga maupun pori- pori. Hal
ini juga menjadi pembeda antara batuan beku luar dan batuan beku dalam.

Batuan beku adalah batuan yang banyak ditemukan di kerak bumi. Batuan beku menutupi
permukaan bumi hingga 90%. Batuan beku memiliki peranan bagi manusia, karena batuan beku
adalah salah satu aspek pembentuk lempeng. Selain itu, di dalam batuan beku sering ditemukan
adanya bijih- bijih timah, uranium, platinum atau kromium. Dimana bijih tersebut banyak dipakai
manusia untuk keperluan sehari- hari. Seperti timah yang dipakai sebagai peluru, platinum sebagai
salah satu logam mulia yang bernilai, kromium dipakai sebagai bagian dari pelapis kendaraan, dan
uranium sebagai salah satu bahan pembuatan bom atom.

Proses pendinginan batuan beku ini, dapat terjadi melalui proses kristalisasi atau tanpa proses
kristalisasi. Batuan beku yang terjadi didalam bumi disebut batuan beku dalam. Batuan ini juga bisa
disebut batuan beku intrusif atau plutinik. Batuan beku dalam berasal dari magma yang mengalami
pendinginan di dalam inti bumi. Magma adalah cairan panas yang berada di dalam perut bumi. Di
dapur magma, magma dapat bersuhu 1500 hingga 25000 derajat celcius (baca: Proses Terjadinya
Magma – Suhu dan Kandungannya). Magma bergerak keluar bumi, akibat adanya tekanan yang
tinggi di dapur magma, yang memaksa magma bergerak menuju daerah dengan tekanan lebih
rendah. Dalam prosesnya menuju luar bumi, magma ini mengalami pendinginan, sehingga
menciptakan batuan beku di dalam bumi. Rata- rata batuan beku yang berada di dalam bumi, dapat
ditemukan hingga 15 km dari permukaan bumi.
Berbeda dengan batuan beku dalam, batuan beku luar terjadi akibat magma yang mengalami
letusan, dan berubah menjadi lava. Lava inilah yang mengalami pendinginan dan menjadi batu.
Batuan beku luar juga bisa disebut sebagai batuan ekstrusi. Batuan beku luar juga bisa disebut
sebagai batuan vulkanik. Disebut batuan vulkanik, karena batuan beku luar juga terjadi akibat adanya
vulkanisme. Vulkanisme adalah proses pembentukkan relief bumi, melalui letusan gunung api yang
mengeluarkan magma (Baca: Dampak Vulkanisme dalam Kehidupan). Magma yang keluar dari perut
bumi disebut lava. Dan lava inilah yang menjadi batuan beku luar. Nama lain batuan beku luar adalah
batuan leleran. Leleran, karena proses terjadinya batuan beku luar berasal dari lava
yang meleler keluar dari dalam bumi, sehingga mengalami pendinginan dan menjadi batuan beku.

Tekstur Batuan Beku Luar


Batuan beku adalah batuan yang sangat bergantung pada proses pendinginan lava. Perbedaan
kekentalan lava dan lama waktu pendinginan, membuat tekstur batuan beku berbeda- beda. Lava
yang cair dan mengalami pendinginan, akan berubah menjadi kental. Kekentalan ini dapat diibaratkan
saat sedang memanaskan gula pasir. Gula yang telah dipanaskan, perlahan akan mencair, cairan ini
kental dan lengket yang disebut karamel. Cepat atau tidaknya pendinginan berlangsung, juga menjadi
penyebab permukaan batuan beku luar berbeda- beda. Lava yang mengalami pendinginan dengan
cepat, biasanya akan bertekstur halus. Jika sangat cepat, sehingga tidak sempat mengkristal, maka
batuan akan bertekstur seperti kaca. Sedangkan jika pendinginan berjalan lambat, maka batuan beku
luar akan bertekstur kasar.

Lava cair yang mulai mengalami pembekuan akan terlihat seperti karamel. Selain itu, akibat
perbedaan suku yang sangat signifikan antar di dalam bumi dan di kerak bumi, membuat proses
pendinginan batuan beku luar lebih cepat dari batuan beku dalam. Akibatnya, tekstur batuan beku
luar lebih halus dari pada batuan beku dalam. Pendinginan yang begitu cepat, menyebabkan batuan
beku luar, rata- rata memiliki kristal- kristal kecil pada teksturnya. Tekstur kristal ini sangat kecil,
sehingga sulit untuk dibedakan. Akan tetapi, ada juga batuan beku luar yang tidak memiliki partikel
kristal pada permukaannya. Batuan beku dalam yang tidak memiliki serpihan kristal di sebut amorf
atau tidak berbentuk. Beberapa batuan beku ada yang memiliki banyak rongga maupun pori- pori. Hal
ini juga menjadi pembeda antara batuan beku luar dan batuan beku dalam.

Batuan beku adalah batuan yang sangat bergantung pada proses pendinginan lava. Perbedaan
kekentalan lava dan lama waktu pendinginan, membuat tekstur batuan beku berbeda- beda.
Lava yang cair dan mengalami pendinginan, akan berubah menjadi kental. Kekentalan ini
dapat diibaratkan saat sedang memanaskan gula pasir. Gula yang telah dipanaskan, perlahan
akan mencair, cairan ini kental dan lengket yang disebut karamel. Cepat atau tidaknya
pendinginan berlangsung, juga menjadi penyebab permukaan batuan beku luar berbeda- beda.
Lava yang mengalami pendinginan dengan cepat, biasanya akan bertekstur halus. Jika sangat
cepat, sehingga tidak sempat mengkristal, maka batuan akan bertekstur seperti kaca.
Sedangkan jika pendinginan berjalan lambat, maka batuan beku luar akan bertekstur kasar.
Lava cair yang mulai mengalami pembekuan akan terlihat seperti karamel. Selain itu, akibat
perbedaan suku yang sangat signifikan antar di dalam bumi dan di kerak bumi, membuat proses
pendinginan batuan beku luar lebih cepat dari batuan beku dalam. Akibatnya, tekstur batuan
beku luar lebih halus dari pada batuan beku dalam. Pendinginan yang begitu cepat ,
menyebabkan batuan beku luar, rata- rata memiliki kristal- kristal kecil pada teksturnya.
Tekstur kristal ini sangat kecil, sehingga sulit untuk dibedakan. Akan tetapi, ada juga batuan
beku luar yang tidak memiliki partikel kristal pada permukaannya. Batuan beku dalam yang
tidak memiliki serpihan kristal di sebut amorf atau tidak berbentuk. Beberapa batuan beku ada
yang memiliki banyak rongga maupun pori- pori. Hal ini juga menjadi pembeda antara batuan
b e k u l u a r d a n b a t u a n b e k u d a l a m .
1. Batuan Andesit
Contoh batuan beku luar yang mudah kita temukan adalah batuan andesit. Batuan ini merupakan
batuan ekstrusif dengan tekstur butiran halus dengan kandungan plagioklas, piroksen, hornblende, dan
biotit sebagai mineral penyusunnya. Ciri ciri batuan Andesit dapat kita identifikasi dari warnanya
yang abu-abu hingga kelabu. Batuan Andesit di Indonesia umumnya dapat ditemukan sebagai
material bangunan candi-candi kuno. Selain itu, jenis batuan beku ini juga biasanya digunakan
sebagai bahan pengeras jalan, konstruksi, dan batu tempel.

2. Batuan Basalt
Batuan basalt adalah contoh batuan beku luar yang memiliki ciri ciri berupa tekstur yang halus,
berwarna gelap, kepadatan tinggi, sehingga bobotnya berat. Batuan ini mengandung plagioklas, augit,
dan olivin sebagai mineral penyusunnya. Perbandingan dari mineral penyusunnya itu adalah 50%
plagioklas : 30% augit : 10% olivin. Dalam penggunaan sehari-hari batuan basalt umumnya dipakai
sebagai bahan pondasi dan pengeras jalan.
3. Batuan Obsidian
Batuan obsidian adalah batuan vulkanik yang terbentuk dengan cepat sehingga tidak mengalami
pengkristalan. Ciri batuan ini adalah warnanya yang hitam dengan tekstur halus hingga menyerupai
kaca. Pada masa silam, contoh batuan beku luar ini lazim digunakan sebagai pedang dan titik
proyektil. Adapun saat ini, batuan ini umumnya digunakan sebagai skapel operasi.

4. Batuan Apung
Batuan apung adalah batuan beku berwarna terang yang terbentuk melalui pemadatan sangat cepat
dari lelehan magma. Ciri batuan apung dapat diidentifikasi dari teksturnya yang berongga, amat tipis,
tembus cahaya, dan warnanya terang. Batuan yang juga dikenal dengan nama gelas volkanik silikat
ini umumnya digunakan sebagai material pembuatan beton ringan dan bahan penggosok (pelitur,
pengelupas kosmetik, dan penghapus pensil.
5. Batuan Riolit
Riolit adalah contoh batuan beku luar yang bertekstur halus, berwarna terang, dan biasanya
mengandung kuarsa dan feldspar sebagai mineral penyusunnya. Secara fisik, jenis batuan ini memiliki
kemiripan dengan batuan granit.
6. Batuan Scoria
Scoria adalah contoh batuan beku luar yang mempunyai ciri ciri berwarna gelap dan bersifat
vesikular. Batuan ini terbentuk dari hasil pembekuan gas yang terperangkap dalam lelehan selama
pemadatan lava.

7. Batuan Tuff
Contoh batuan beku yang terakhir adalah batuan Tuff. Batuan ini umumnya mengandung abu
vulkanik. Biasanya, batuan ini digunakan sebagai bahan baku semen alam (hidraulic cement) pada
pembuatan batako.

Anda mungkin juga menyukai