PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara kuantitatif atau empirik, pengujian butir instrumen atau soal tes
dapat dilakukan dengan analisis statistika. Misalnya untuk uji validitas dengan
cara menghitung koefisien korelasi antara sekor butir instrumen atau soal tes
yang sekornya mempunyai koefisien korelasi atau soal tes yang signifikan
dengan sekor total instrumen atau tes. Rumus statistika yang banyak
digunakan diantaranya korelasi Point Biserial dan korelasi Product Moment.
1
Idrus Alwi, Metode Penelitian Pendidikan,(Jakarta: Saraz, 2013), Cet. Ke-1,
h.49.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
3
pada umumnya, para peneliti mencari ukuran sampel yang akan menghasilkan
temuan dengan minimal 95% tingkat keyakinan (yang berarti bahwa jika Anda
survei diulang 100 kali, 95 kali dari seratus, Anda akan mendapatkan respon
yang sama) dan plus / minus 5 persentase poin margin dari kesalahan. Banyak
survei sampel dirancang untuk menghasilkan margin yang lebih kecil dari
kesalahan.2
1. Metode Survei
Metode survei adalah metode penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai
instrumen utama untuk mengumpulkan data. Metode ini adalah yang paling sering
dipakai di kalangan mahasiswa. Desainnya sederhana, prosesnya cepat. Tetapi
bila dilakukan dengan sembrono, temuan survei ini cenderung superficial
(dangkal) meskipun dalam analisisnya peneliti menggunakan statistik yang rumit.
Penelitian survei dengan kuesioner ini memerlukan responden dalam jumlah
yang cukup agar validitas temuan bisa dicapai dengan baik. Hal ini wajar, sebab
apa yang digali dari kuesioner itu cenderung informasi umum tentang fakta atau
opini yang diberikan oleh responden. Karena informasi bersifat umum dan
(cenderung) dangkal maka diperlukan responden dalam jumlah cukup agar “pola”
yang menggambarkan objek yang diteliti dapat dijelaskan dengan baik.
Karena validitas data sangat tergantung pada “kejujuran” responden maka
peneliti sebaiknya juga menggunakan cara lain (selain kuesioner) untuk
meningkatkan keabsahan data itu. Misalnya, peneliti mungkin bertanya kepada
responden tentang pendapatan per bulannya (dalam rupiah). Dalam hal ini,
peneliti juga mempunyai sumber data lain untuk meyakinkan kebenaran data yang
2
Syamsul Hadi, http://www.maribelajarbk.web.id/2015/07/pengertian-metode-penelitian-
kuantitatif.html, artikel ini Diakses Pada, Jum’at 30 September 2016, Pukul 11. 57 WIB.
4
Dari contoh-contoh di atas, kita sadar bahwa tidak mudah menggolongkan suatu
penelitian ke jenis penelitian tertentu dengan hanya melihat judul atau tema
penelitian itu. Jika hanya judul yang kita baca maka kita sebenarnya bisa
memasukkan suatu penelitian ke jenis penelitian mana pun. Karena itu, kita harus
bisa membaca seluruh desain penelitian untuk mengetahui jenis penelitian atau
metode yang digunakan seorang peneliti.
2. Metode Eksperimen
5
3. Expost Facto
a. Pengertian Expost facto
Menurut Polit dan Back (2008:194) expost facto berasal dari bahasa Latin
yang berarti “After the Fact” dan mengamati hubungan dari suatu kejadian
yang terjadi secara alami tanpa adanya intervensi dari peneliti. Tujuan dari
penelitian expost facto sama dengan penelitian eksperimental yaitu keduanya
memahami hubungan antar variabel. Sebuah perbedaan penting antara dua
tipe ini ini adalah ketika pelaksanaan penelitian expos facto yaitu “ lebih sulit
dibanding hubungan kausal karena disana tidak terdapat kontrol manipulasi
6
dari variabel bebas karena variabelnya telah terjadi dan pengujian variabel
bebasnya setelah terjadi suatu kejadian”.
Sebagian ahli membagi penelitian expost facto menjadi dua jenis, yaitu
penelitian korelasional dan penelitian kausal komparatif (Sukardi, 2013: 165).
Sebagian ahli yang lain membedakan antara penelitian expost facto dengan
penelitian korelasional dan menyamakan penelitian e post facto dengan
penelitian kausal komparatif.
Menurut Subali (2011:2) disebut expost facto karena faktanya diduga telah
berubah akibat adanya peristiwa yang telah dialami oleh sekelompok mahluk
hidup. Peristiwa itu merupakan suatu ekhibisi berupa perubahan/perbedaan
kondisi, yang diduga telah mempengaruhi subjek yang bersangkutan sehingga
akhirnya menjadi berbeda dengan keadaan semula.
kuantitatif berawal dari adanya masalah yang dapat digali dari sumber empiris
dan teoretis, sebagai suatu aktivitas penelitian pendahuluan (pra-riset). Agar
masalah ditemukan dengan baik memerlukan fakta-fakta empiris dan diiringi
dengan penguasaan teori yang diperoleh dari mengkaji berbagai literatur relevan.
Pada tahap selanjutnya, penelitian diarahkan untuk mencari data didasari oleh
rumusan masalah dan hipotesis yang dikemukakan sebelumnya. Dalam hal ini
diperlukan desain penelitian yang berisi tahapan penelitian, metode penelitian,
teknik pengumpulan data, sumber data (populasi dan sampel), serta alasan
mengapa menggunakan metode tersebut. Sebelum kegiatan pengumpulan data
dilakukan, terlebih dahulu harus ditetapkan teknik penyusunan dan pengujian
instrumen yang akan digunakan untuk pengumpulan data. Data yang diperoleh
kemudian dianalisis menggunakan teknik statistik. Hasil analisis data merupakan
temuan yang belum diberi makna.
4
http://www.membumikanpendidikan.com/2014/09/prosedur-penelitian-
kuantitatif.html, Artikel ini Diakses Pada, Jum’at 30 September 2016, Pukul 18.45 WIB.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Pada makalah ini penyusun menyadari banyak sekali kekurangan oleh karena
itu penyusun sangat mengaharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca agar kedepannya makalah ini lebih baik lagi.
10
11