Anda di halaman 1dari 22

BAB IV HASIL PENELITIAN, INTERPRETASI DAN PEMBAHASAN A.

Gambaran Umum Lokasi Penelitian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Terpadu Ad-Dimyati merupakan salah satu sekolah rintisan berbasis pesantren. Didirikan oleh KH. Muh. Amar Sholeh, Drs. H. Achmad Saefurridjal dan H. Iik Abdul Chalik, SH, CN sebagai bentuk pengembangan pendid ikan di Pesantren Sirnamiskin yang didirikan tahun 1935 oleh KH. Achmad Dimyati. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Terpadu Ad-Dimyati beralamat di Jl. KH. Wahid H asyim (Kopo) Nomor 429-433 Kota Bandung Jawa Barat. Saat ini, pendidikan yang sudah ada antara lain PAUD, TK, SD Islam Unggulan Ad-D imyati, serta Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA). Sebagai tuntut an masyarakat, maka dikembangkan pendidikan yang berorientasi dunia kerja yang b erbasis keilmuwan, kecerdasan, kemandirian dan ketaqwaan. Dalam kerangka inilah SMK Terpadu Ad-Dimyati yang berada di dalam naungan Pondok Pesantren Sirnamiskin Kota Bandung-Jawa Barat memberikan tawaran kepada anak bangsa, bukan hanya meng uasai ilmu pengetahuan dan teknologi saja, akan tetapi memiliki intelektualitas yang dilandasai Akidah Islam Ahlussunnah wal Jamaah yang kuat, Akhlak Mulia, ber kompetensi tinggi, berguna bagi dirinya, keluarga, agama, bangsa dan Negara. Visi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Terpadu Ad-Dimyati adalah Terciptanya SMK Te rpadu dalam pengembangan siswa yang berilmu amaliyah, beramal ilmiyah, bertaqwa ilahiyah, berakhlakul karimah dan berdaya saing di dunia kerja yang berbasis pes antren (seimbang antara soft skill dan hard skill). Sejalan dengan visi di atas, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Terpadu Ad-Dimyati mempunyai misi sebagai berikut: 1. Terciptanya sekolah unggulan model dan terdepan dalam mewujudkan kader b angsa yang memiliki kualitas Imtaq dan Iptek serta memiliki sikap sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab; 2. Terciptanya suasana sekolah yang kondusif bagi terselenggaranya proses p embelajaran yang bermutu dengan didukung berbagai fasilitas yang memadai dan ten aga pendidik yang ahli dan bertanggung jawab; 3. Terciptanya siswa yang berorientasi pada keilmuwan, kecerdasan, keshaleh an, kemandirian dan ketaqwaan; 4. Menyiapkan siswa agar mampu berkiprah di masyarakat, diterima di dunia u saha atau industry, mampu berwirausaha dan melanjutkan ke jenjang pendidikan yan g lebih tinggi. Kurikulum yang digunakan di SMK Terpadu Ad-Dimyati adalah integrasi dan interkon eksi antara kurikulum Kementerian Agama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan se rta Local Genuine Pondok Pesantren, sehingga target ke arah pemenuhan penguasaan Imtaq dan Iptek terpenuhi secara seimbang. Beberapa keunggulan SMK Terpadu Ad-Dimyati dibandingkan dengan sekolah sejenis a ntara lain karena memiliki fasilitas yang lengkap antara lain: 1) Mesjid dengan daya tamping kurang lebih 1.500 jamaah. 2) Perpustakaan dengan koleksi buku yang relatif lengkap. 3) Laboratorium komputer, internet, bahasa, IPA dan multimedia. 4) Lapangan olahraga untuk basketball, bulu tangkis, tenis meja, sepakbola dan atletik. 5) Aula yang diperuntukkkan bagi kegiatan siswa, seminar maupun pesta perni kahan, khitanan dan lain-lain. 6) Asrama bagi yang berminat dengan bimbingan penuh dari dewan guru. 7) Koperasi yang menyediakan segala kebutuhan siswa, dan 8) Asuransi. Berbagai instansi maupun perusahaan yang menjalin kerjasama dengan SMK Terpadu A d-Dimyati antara lain: PT. INTI, PT. LEN, PT.TELKOM, KEMENINFO, PT. Surya Cemerl ang Komputer, CV. Orbit Cyber Corner, PT. Nusantara Insan Cemerlang, Paragon Com puter dan lain-lain, yang memudahkan para siswa untuk melaksanakan Praktek Kerja Industri (Prakerin) dalam meningkatkan kemampuan dan kreatifitas siswa dalam bi dang rekayasa dan teknologi. Tenaga pengajar terdiri dari para guru yang berpengalaman dan terpilih secara se

lektif serta memiliki intergritas ahlak, berdedikasi dan menguasai di bidangnya. Saat ini jumlah guru di SMK Terpadu Ad-Dimyati sebanyak 18 orang guru yang terd iri dari guru Tetap Yayasan sebanyak 8 orang, guru tidak tetap sebanyak 10 orang . Sementara itu tenaga kependidikan yang meliputi Tata Usaha, Staf bagian sarana dan kebersihan sebanyak 3 orang. Para guru dan tenaga kependidikan secara profe sional yang terus mengikuti pelatihan-pelatihan secara berkala untuk meningkatka n dan mengembangkan kemampuan mendidik. B. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diperoleh berdasarkan wawancara, studi dokumentasi dan obse rvasi peneliti kepada Kepala SMK Terpadu Ad-Dimyati, guru Bahasa Indonesia, sisw a dan informan lainnya yang dianggap memiliki kompetensi mengenai tema penelitia n. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui integrasi nilai-nilai akhlak mulia dalam materi pembelajaran bahasa indonesia untuk membina kesantunan berbahasa si swa di SMK Terpadu Ad-Dimyati, dilihat dari aspek perencaan, pelaksanaan, evalua si dan faktor pendukung serta penghambat integrasi nilai-nilai akhlak mulia dala m materi pembelajaran bahasa indonesia untuk membina kesantunan berbahasa siswa di SMK Terpadu Ad-Dimyati. Uraian temuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan Pengintegrasian Nilai-Nilai Akhlak Mulia dalam Materi Pelaja ran Bahasa Indonesia untuk Membina Kesantunan Berbahasa Siswa SMK Terpadu Ad-Dim yati Perencanaan pengintegrasian nilai-nilai akhlak mulia dalam materi pelajaran Bah asa Indonesia dalam rangka membina kesantunan berbahasa para siswa SMK Terpadu A d-Dimyati adalah langkah awal dalam proses pembinaan skesantuan berbahasa para s iswa. Wawancara peneliti dengan informan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMK Ter padu Ad-Dimyati, diperoleh informasi bahwa perencanaan pengintegrasian nilai-nil ai akhlak mulia dalam pelajaran Bahasa Indonesia di SMK Terpadu Ad-Dimyati didas ari oleh adanya fenomena bahwa usaha peningkatan membina kesantunan berbahasa pa da siswa SMK, selama ini nampaknya belum mencapai taraf yang memadai, karena seb agaimana diketahui bahwa aspek kesantunan berbahasa lebih berkaitan dengan budi pekerti ataupun akhlak, sehingga perencanaannya sering diabaikan. Hasil wawancar a peneliti dengan informan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum diperoleh infor masi sebagai berikut: Selama ini telah ada kecenderungan dalam memaknai mutu pendidikan yang hanya dika itkan dengan aspek kemampuan akademik dan lebih khusus lagi hanya aspek kognitif , yang pada gilirannya berdampak terabaikannya aspek-aspek moral, akhlak, budi p ekerti, seni dan olah raga serta life skill. Aspek-aspek kesantunan berbahasa, pe rilaku yang Islami, dan kesopanan seringkali tidak termasuk dalam ranah penilaia n siswa Lebih lanjut informan juga menjelaskan tentang perencanaan pengintegrasian nilai -nilai akhlak mulia dalam pelajaran Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut: Adanya ide atau gagasan dalam pengembangan model pengintegrasian nilai-nilai akhl ak mulia seperti dalam bentuk kesantunan berbahasa dilandasi oleh keinginan piha k sekolah untuk meningkatkan akhlak siswa. Hal ini sangat penting ditekankan pad a siswa SMK, karena seperti sudah dimaklumi bersama, bahwa sebagian orang menila i bahwa rata-rata atau bahkan sebagian besar, siswa SMK seringkali kurang mempe rhatikan aspek kesantunan berbahasa, hal ini mungkin agak berbeda dengan siswa d i SMA atau MA Berdasarkan adanya pandangan masyarakat terhadap sikap dan tutur kata siswa SMK, maka pembelajaran Bahasa Indonesia dipandang memiliki kontribusi dalam rangka m enanamkan nilai-nilai akhlak mulia dalam bentuk kesantunan berbahasa bagi para s iswa, sehingga pelajaran Bahasa Indonesia yang dilaksanakan perlu memadukan nila i-nilai pendidikan nasional dengan pendidikan keagamaan. Dalam hal ini, guru Bah asa Indonesia harus peka merespon beragam perubahan dan tuntutan masyarakat yang menginginkan adanya kesantunan berbahasa para siswa SMK. Langkah-langkah yang dilakukan oleh guru Bahasa Indonesia SMK Terpadu Ad-Dimyati dalam perencanaan pengintegrasian nilai-nilai akhlak mulia dalam pelajaran Baha sa Indonesia meliputi: Pertama, perencanaan pengintegrasian sejalan dengan visi SMK Terpadu Ad-Dimyati.

Rumusan visi ini merupakan penjabaran visi lembaga. Perumusan visi didasarkan a tas pertimbangan social needs, professional needs, dan academic needs. Dalam men etapkan visi sekolah, dilakukan dengan melibatkan komponen-komponen sekolah. Waw ancara peneliti dengan kepala SMK Terpadu Ad-Dimyati menjelaskan sebagai berikut : Perumusan visi sekolah ditetapkan oleh para pimpinan dengan melibatkan para guru. Visi SMK Terpadu Ad-Dimyati dirumuskan untuk jangka waktu lima tahun. Setelah m elakukan beberapa kali rapat, akhirnya ditetapkan visi SMK Terpadu Ad-Dimyati ya itu Terciptanya SMK Terpadu dalam pengembangan siswa yang berilmu amaliyah, beram al ilmiyah, bertaqwa ilahiyah, berakhlakul karimah dan berdaya saing di dunia ke rja yang berbasis pesantren (seimbang antara soft skill dan hard skill). Visi tersebut antara lain terinspirasi dari visi pendidikan nasional sebagaimana tertuang dalam penjelasan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendid ikan Nasional yaitu mewujudkan sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menja di manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah . Visi SMK Terpadu Ad-Dimyati merupakan harapan yang ingin di capai oleh lembaga dalam rangka meningkatkan mutu sekolah agar mampu menjadi lem baga pendidikan tingkat menengah yang unggul dan berdaya saing di bidang pengeta huan dan ilmu agama, khususnya pada tingkat Provinsi Jawa Barat. Perencanaan integrasi nilai-nilai akhlak mulia dalam pelajaran Bahasa Indonesia juga disesuaikan dengan misi SMK Terpadu Ad-Dimyati agar sejalan dengan tujuan y ang hendak dicapai. Misi SMK Terpadu Ad-Dimyati yang dijadikan sebagai rujukan p engelolaan bagi seluruh komponen sekolah dalam proses pendidikan dan pembelajara n. Misi SMK Terpadu Ad-Dimyati adalah sebagai berikut: a) Terciptanya sekolah unggulan model dan terdepan dalam mewujudkan kader b angsa yang memiliki kualitas Imtaq dan Iptek serta memiliki sikap sebagai warga negara yang baik dan bertanggungjawab; b) Terciptanya suasana sekolah yang kondusif bagi terselenggaranya proses p embelajaran yang bermutu dengan didukung berbagai fasilitas yang memadai dan ten aga pendidik yang ahli dan bertanggungjawab; c) Terciptanya siswa yang berorientasi pada keilmuwan, kecerdasan, keshaleh an, kemandirian dan ketaqwaan; d) Menyiapkan siswa agar mampu berkiprah di masyarakat, diterima di dunia u saha atau industri, dan mampu berwirausaha. Hasil wawancara peneliti dengan kepala SMK Terpadu Ad-Dimyati diperoleh penjelas an sebagai berikut: Ide pokok dari pengintegrasian nilai-nilai akhlak mulia pada pelajaran Bahasa Ind onesia dalam bentuk kesantunan berbahasa ini merupakan sebuah model yang mencoba mengembangkan kurikulum nasional pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang tela h ada dengan memasukkan nilai-nilai akhlak mulia. Visi dan misi, adalah suatu ci ta-cita atau harapan optimal SMK Terpadu Ad-Dimyati untuk menuju ke arah yang le bih baik. Kedua, dalam perencanaan pengintegrasian adalah perumusan kompetensi yang akan d icapai siswa. Tahap ini dimaksudkan untuk mengetahui kompetensi apa yang akan di peroleh melalui pengintegrasian ini. Dari perumusan tersebut kemudian dapat dire ncanakan model pembelajaran Bahasa Indonesia seperti apa yang akan diterapkan. Penyusunan kompetensi yaitu perumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki sisw a SMK Terpadu Ad-Dimyati untuk melakukan suatu tugas/pekerjaan yang didasari ata s pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang diper syaratkan. Standar Kompetensi (SK) adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang d iharapkan dicapai pada setiap tingkat dan/atau semester; Standar kompetensi terd iri atas sejumlah kompetensi dasar sebagai acuan baku yang harus dicapai dan ber laku secara nasional. Dengan dikuasainya kompetensi tersebut, maka yang bersangkutan akan mampu meng erjakan suatu tugas/pekerjaan, mengorganisasikannya agar pekerjaan tersebut dapa

t dilaksanakan, melakukan suatu tindakan bilamana terjadi hal yang berbeda denga n rencana semula dan menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan mas alah atau melaksanakan tugas dengan kondisi yang berbeda. Langkah ketiga, adalah mengidentifikasi materi pelajaran. Identifikasi ini berhu bungan dengan tujuan materi pelajaran. Misalnya, dapat dikategorikan sebagai tuj uan operasional. Tujuan operasional adalah tujuan yang inti kegiatan didalamnya mencakup bagaimana transaksi pembelajaran berlangsung, bagaimana terjadi transfe r ilmu antara guru dan murid, bagaimana terjadi proses pembelajaran, dan terjadi nya perubahan pola pikir setelah siswa mendapat transfer ilmu pengetahuan. Mengindentifikasi bahan kajian/materi pokok yang menunjang pencapaian standar ko mpetensi dan kompetensi dasar dengan mempertimbangkan: a) tingkat perkembangan f isik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual siswa, b) kemanfaatan bagi s iswa, c) struktur keilmuan, d) kedalaman dan keluasan materi, e) Relevansi denga n kebutuhan siswa dan tuntutan lingkungan, f) Alokasi waktu. Dalam implementasin ya, dijabarkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dilaksanakan, dieva luasi dan ditindaklanjuti oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam kegiatan pembelajaran terutama intergasi nilai-nilai akhlak mulia pada sua tu pelajaran tertentu, guru dituntut untuk menguasai keterampilan dalam mengemba ngkan proses perencanaan pembelajaran (Silabus, RPP, dan perangkat pembelajaran lainnya). Silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) harus dikembangkan dengan baik, karena keduanya merupakan elemen penting yang menentukan tujuan dar i kurikulum dapat terlaksana dengan baik atau tidak. Keempat, mengembangkan silabus. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu d an/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, pengalaman belajar (kegiatan pembel ajaran), pencapaian indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/referensi be lajar. Perencanaan integrasi nilai-nilai akhlak mulia pada pelajaran Bahasa Indonesia, juga dilakukan langkah-langkah pengembangan silabus antara lain mengkaji standa r kompetensi dan kompetensi dasar. Dalam mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran dengan mem pertimbangkan: a) urutan berdasarkan hirarkhis konsep disiplin dan/atau tingkat kesulitan materi, b) keterkaitan antar unsur standar kompetensi dan kompetensi d asar dalam materi ajar, dan c) keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi das ar antar mata pelajaran. Kelima, merumuskan indikator keberhasilan belajar. Upaya ini merupakan penjabara n dari kompetensi. Indikator-indikator pada kegiatan dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang t erukur dan dapat diamati. Indikator ini dapat dijadikan dasar untuk menyusun ala t penilaian. Langkah keenam dalam perencanaan pengintegrasian nilai-nilai akhlak mulia pada p elajaran Bahasa Indonesia adalah menentukan format pelajaran yang akan digunakan , meliputi standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator. Format Silabus: memu at standar kompetensi, kompetensi dasar, pangalaman belajar, hasil belajar, indi kator pencapaian, langkah pembelajaran yang memuat kegiatan siswa dan materi, al okasi waktu, sistem evaluasi yang digunakan, serta sarana dan sumber belajar yan g digunakan. Format silabus terlampir. Format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP), yang meliputi identitas materi pelajaran, tahap kegiatan, kegiatan pembela jaran, media, metode, sumber belajar/bahan, dan alokasi waktu. Semua kegiatan yang dilaksanakan dalam proses perencanaan kurikulum tersebut dil aksanakan secara berkesinambungan oleh Kepala Sekolah, Guru Bahasa Indonesia, da n wali kelas. Tujuan yang akan dicapai dalam rencana pengintegrasian ini merupak an hasil-hasil yang lebih baik dari apa yang selama ini telah dicapai oleh sekol ah. 2. Pelaksanaan Pengintegrasian Nilai-Nilai Akhlak Mulia dalam Materi Pelaja ran Bahasa Indonesia untuk Membina Kesantunan Berbahasa Siswa SMK Terpadu Ad-Dim yati Salah satu keunggulan pendidikan di SMK Terpadu Ad-Dimyati dan sekaligus yang me mbedakannya dengan lembaga pendidikan lainnya adalah pelaksanaan kurikulum yang memadukan kurikulum nasional dengan kurikulum pesantren yang bertujuan untuk men

cetak siswa agar berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas dan berfiki r kreatif dan dinamis. Berdasarkan tujuan pendidikan yang ingin dicapai tersebut, pendidikan agama tida k semata-mata dilakukan melalui bidang studi agama, melainkan harus pula termuat dalam setiap mata pelajaran umum. Melalui semua mata pelajaran itulah diharapka n transfer nilai, bukan sekedar transfer Islam dapat berjalan dengan baik. Perlu ada integralisasi agama pada setiap kegiatan pendidikan. Wawancara peneliti dengan Kepala SMK Terpadu Ad-Dimyati, diperoleh informasi seb agai berikut: Sebenarnya tentang pelaksanaan pendidikan yang berbasis integral di sekolah ini d apat terlihat dari seluruh dimensi aktivitas keseharian para siswa (dan santri) dan guru di sekolah ini disatukan dalam kesatuan pemahaman keislaman yang univer sal dengan menjadikannya Islam sebagai Way of Life tanpa adanya cara pandang yan g dikotomis antara hal yang berbau agama atau non agama. Ibu, bisa membuktikan s endiri di lapangan bahwa para pengurus sekolah atau guru-gurunya itu juga bertan ggung jawab atas baik tidaknya proses pembelajaran di SMK, antara lain adanya ko ntrol atau pengawasan dari mereka terhadap siswa. Dalam konteks seperti inilah; yaitu di mana moralitas kelakuan dan keilmuan siswa tidak hanya menjadi tanggung jawab satu palajaran yang telah diformalkan tetapi semua pihak bertanggung jawa b yang diikat dalam kesatuan komunal Hasil pengamatan peneliti menunjukkan bahwa pada umumnya guru SMK Terpadu Ad-Dim yati mengharapkan siswa mampu memahami dan mempunyai daya nalar yang bagus dalam memahami dan menghayati pelajaran yang telah disampaikan, untuk menciptakan pol a pemikiran islam yang modern sesuai dengan tujuan SMK Terpadu Ad-Dimyati. Pembe rian pelajaran yang sifatnya satu arah (monolog) tidak mampu menghasilkan out pu t yang siap mandiri. Untuk itu guru memberikan kesempatan dan dorongan kepada si swa agar senantiasa aktif dan menjalankan segala aktifitas tanpa dibebani perasa an takut berbuat kesalahan. Pendidikan di SMK Terpadu Ad-Dimyati juga diarahkan untuk menumbuhkan rasa keped ulian peserta didik terhadap masalah yang berkembang di masyarakatnya. Untuk itu kegiatan pendidikan harus dirancang agar peserta didik bisa lebih dekat dengan ummat, agar mereka mengetahui secara jelas keadaannya. Pendidikan jangan sampai menjadi menara gading, tapi hendaknya menjadi menara air. Pendidikan hendaknya t idak diarahkan untuk memproduksi golongan elite yang jauh dari ummat. Justru yan g diharapkan adalah hasil didik yang dekat dengan ummat, mampu memahami sekaligu s mampu menyodorkan solusi atau berbagai persoalan yang dihadapi umat. Pelaksanaan kurikulum di SMK Terpadu Ad-Dimyati diselenggarakan melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran setiap hari diawali dengan sholat duha seca ra serentak di masjid sekolah yang dilanjutkan dengan kegiatan home room session yang dipandu langsung oleh wali kelas. Pelaksanaan pengintegrasian nilai-nilai akhlak mulia pada pelajaran Bahasa Indon esia di SMK Terpadu Ad-Dimyati, secara umum dapat dilihat dari: 1) perencanaan p embelajaran, 2) penguasaan bidang studi, 3) penggunaan metode, strategi dan tekn ik, 4) pengelolaan kelas, 5) penggunaan media, 6) evaluasi hasil dan 7) upaya-up aya perbaikan mutu yang dilaksanakan di SMK Terpadu Ad-Dimyati. Hasil observasi yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa pelaksanaan pengintegr asian nilai-nilai akhlak mulia pada pelajaran Bahasa Indonesia di SMK Terpadu Ad -Dimyati tidak menambah atau mengurangi alokasi waktu yang telah diatur pada dal am kurikulum mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah ada. Waktu untuk impleme ntasi pengintegrasian nilai-nilai akhlak mulia pada pelajaran Bahasa Indonesia d ilakukan dengan memakai alokasi pembelajaran yang telah ada dengan sedikit penga turan penyajian. Pelaksanaan pengintegrasian nilai-nilai akhlak mulia pada pelaj aran Bahasa Indonesia dilaksanakan setiap hari Senin sampai Rabu yaitu ketika gu ru Bahasa Indonesia memberikan pelajaran kepada siswa Kelas X- XII. Hasil temuan peneliti tentang pelaksanaan pengintegrasian nilai-nilai akhlak mul ia pada pelajaran Bahasa Indonesia di SMK Terpadu Ad-Dimyati, antara lain dapat dilihat berdasarkan beberapa indikator, yaitu: Pertama, perencanaan pembelajaran. Pelaksanaan pengintegrasian nilai-nilai akhla k mulia pada pelajaran Bahasa Indonesia di SMK Terpadu Ad-Dimyati pada dasarnya tetap mengacu pada pedoman pengembangan silabus yang telah diberlakukan di sekol

ah tersebut. Wawancara peneliti dengan Guru Bahasa Indonesia, diperoleh informas i sebagai berikut: Pengembangan silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia yang dikembangkan pada dasar nya tidak banyak merubah dari desain yang ada kecuali memasukkan dan memberi sup lemen nilai-nilai keislaman pada kurikulum nasional yang telah ada. Asepek-aspek yang dimuat dalam silabus kurikulum terpadu mata pelajaran umum dengan agama ya ng akan dikembangkan sejalan dengan desain kurikulum yang ada. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia yang dikembangkan pada dasarnya juga m engacu kepada model rencana pembelajaran yang lazim dilakukan oleh guru di sekol ah lainnya dengan memasukkan ide atau konsep-konsep pemaduan mata pelajaran umum dengan agama sebagaimana dikemukakan di atas. Hal penting dalam pengembangan re ncana pelaksanaan pembelajaran sebagai implementasi pelaksanaan kurikulum ialah mengembangkan proses kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan Guru Bahasa Indonesia, diperoleh ga mbaran tentang pelaksanaan proses pembelajaran di kelas sebagai implementasi kur ikulum, yakni dilakukan hal-hal berikut: 1. Pendahuluan a. Melakukan Pre Test b. Klarifikasi Tujuan Pembelajaran c. Menjelaskan pokok materi yang akan dipelajari d. Menjelaskan prosedur dan teknis kegiatan pembelajaran e. Memberikan motivasi kesiapan siswa untuk memasuki pelajaran 2. Proses Pembelajaran a. Eksplorasi materi materi pelajaran b. Diskusi kelompok untuk melakukan analisis, sintesis dan evaluasi materi dan hubungan materi mata pelajaran umum dengan agama c. Membuat laporan kelompok. d. Diskusi kelas e. Penjelasan guru 3. Penutup a. Melakukan post test b. Membuat kesimpulan dan saran-saran Hasil observasi peneliti ketika pembelajaran berlangsung di kelas X SMK Terpadu Ad-Dimyati menunjukkan bahwa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, Guru bertanggu ngjawab terhadap keseluruhan kegiatan pembelajaran. Kedua, pelaksanaan pembelajaran yang mengintegrasikan nilai-nilai akhlak mulia p ada pelajaran Bahasa Indonesia ini tidak menambah atau mengurangi alokasi waktu yang telah diatur pada dalam kurikulum mata pelajaran iptek yang telah ada. Wak tu untuk pengintegrasian nilai-nilai akhlak mulia pada pelajaran Bahasa Indonesi a dilakukan dengan memakai alokasi pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam hal ini, siswa mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memper oleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenan gkan. Wawancara peneliti dengan beberapa orang siswa SMK Terpadu Ad-Dimyati diperoleh informasi sebagai berikut: Kami di sini memperoleh pelayanan yang baik selama proses pelajaran Bahasa Indone sia berlangsung. Mereka tidak merasa ragu ataupun mendapatkan tekanan dari guru untuk mengajukan pertanyaan, mengekspresikan diri di depan kelas, diberi kebebas an untuk mengemukakan pendapat, dan suasana belajar yang menyenangkan. Kondisi i ni pun terbawa di luar kelas, antara lain ketika mereka berada di lingkungan asr ama, para siswa tidak merasa terbebani dengan aturan-aturan yang ditetapkan oleh pihak sekolah, serta mengaplikasikan pembelajaran seperti dengan menggunakan ba hasa-bahasa yang baik dan benar ketika berbicara dengan teman-teman. Kurikulum yang dilaksanakan di SMK Terpadu Ad-Dimyati didasarkan dengan menegakk an kelima pilar belajar. Pelaksanaan kurikulum di SMK Terpadu Ad-Dimyati didasar kan pada lima pilar pelajar, yaitu: (a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepad a Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar un tuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersa ma dan berguna bagi orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan ja

ti diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenang kan. Pembelajaran yang selalu mengaitkan materi pelajaran dengan nilai-nilai keislama n, pelaksanaan kegiatan pendampingan dan halaqoh, dan pembiasaan ibadah sholat d uha, sholat zuhur dan ashar berjamaah di masjid di kedua sekolah terteliti menun jukkan bahwa pendidikan karakter di SMK Terpadu Ad-Dimyati dapat terlaksana deng an baik. Pelaksanaan pengintegrasian nilai-nilai akhlak mulia pada pelajaran Bahasa Indon esia di SMK Terpadu Ad-Dimyati memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yan g bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, taha p perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, ke sosialan, dan moral. Pembelajaran yang dilaksanakan di SMK Terpadu Ad-Dimyati dengan menggunakan pend ekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, sejalan dengan visi SMK Terpadu Ad-Dimyati. Hasil wawancara peneliti dengan Kepala SMK Terpadu Ad-Di myati diperoleh informasi sebagai berikut: Pelaksanaan pembelajaran di SMK Terpadu Ad-Dimyati selalu mengaitkan aspek aqliya h, jasadiyah, dan ruhiyah. Pembelajaran juga berdasarkan RPP dan menggunakan sar ana LCD, internet dan e- learning. Pembelajaran di luar kelas juga menjadi kegia tan terjadwal di SMK Terpadu Ad-Dimyati. Pendekatan multi strategi dalam pelaksanaan kurikulum di SMK Terpadu Ad-Dimyati mengikuti program kerja yang sudah ditetapkan, baik program jangka pendek, menen gah maupun panjang. Program jangka pendek SMK Terpadu Ad-Dimyati adalah program kerja yang harus dicapai dalam kurun waktu satu sampai dengan lima tahun sebagai upaya untuk membuat program kerja yang lebih konkrit didasarkan pada kondisi ob yektif yang ada. dan pembelajaran di SMK Terpadu Ad-Dimyati. Program jangka menengah di SMK Terpadu Ad-Dimyati adalah program kerja yang haru s dicapai dalam kurun waktu 15 (lima belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun, sebaga i upaya untuk membuat program kerja yang lebih konkrit berdasarkan pada kemampua n yang ada. Program jangka panjang adalah program kerja yang harus dicapai oleh SMK Terpadu Ad-Dimyati dalam kurun waktu 30 (tiga puluh) sampai dengan 50 (lima puluh) tahun , sebagai upaya untuk memberikan arah bagi pelaksanaan program SMK Terpadu Ad-Di myati secara umum yaitu meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan dan pembelajar an di SMK Terpadu Ad-Dimyati agar peserta didik berakhlak karimah, berbadan seha t, berpengetahuan luas serta kreatif, inovatif dan dinamis. Pelaksanaan mengintegrasikan nilai-nilai akhlak mulia pada pelajaran Bahasa Indo nesia di SMK Terpadu Ad-Dimyati juga didukung oleh adanya kompetensi dari guru. Hasil observasi peneliti menemukan kenyataan bahwa penguasaan dan pemahaman terh adap model kurikulum yang memadukan mata pelajaran umum dengan agama tersebut re latif sudah cukup dipahami oleh para guru di SMK Terpadu Ad-Dimyati. Di samping itu, penguasaan materi, konsep dan nilai-nilai imtaq, khususnya yang berhubungan dengan materi, konsep dan teori yang diajarkan di SMK Terpadu Ad-Dim yati, relatif cukup baik. Hal tersebut dikarenakan latar belakang pendidikan dan pengetahuan guru yang bervariasi, serta berasal dari lembaga pendidikan yang ba ik. 3. Evaluasi Pengintegrasian Nilai-Nilai Akhlak Mulia dalam Materi Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Membina Kesantunan Berbahasa Siswa SMK Terpadu Ad-Dimyat i Evaluasi merupakan salah satu komponen kurikulum. Dalam pengertian terbatas, eva luasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan-tujuan p endidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang bersangkutan. Sebagai seb uah lembaga pendidikan, SMK Terpadu Ad-Dimyati terus menerus berupaya untuk meni ngkatkan mutu pendidikan. Evaluasi pengintegrasian nilai-nilai akhlak mulia dalam materi pelajaran Bahasa Indonesia untuk membina kesantunan berbahasa siswa SMK Terpadu Ad-Dimyati dimaks udkan untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan pendidikan yang diinginkan mel alui mata pelajaran yang bersangkutan, indikator kerja yang akan dievaluasi yait

u efektivitas program. Evaluasi pengintegrasian nilai-nilai akhlak mulia dalam m ateri pelajaran Bahasa Indonesia adalah untuk memeriksa aspek yaitu efektivitas, relevansi, efisiensi, dan kelayakan (feasibility) kegiatan. Berdasarkan wawancara peneliti dengan wakil kepala sekolah bidang kurikulum, dik emukakan bahwa evaluasi dalam pengembangan kurikulum SMK Terpadu Ad-Dimyati dima ksudkan untuk keperluan sebagai berikut: Pertama, perbaikan program SMK Terpadu Ad-Dimyati. Dalam hal ini, evaluasi bersi fat konstruktif karena informasi hasil evaluasi dijadikan input bagi perbaikan p embelajaran yang dilaksanakan di SMK Terpadu Ad-Dimyati. Evaluasi merupakan kegi atan yang harus dilakukan sebagai titik akhir dari sebuah proses pembelajaran da n juga merupakan titik awal dari proses pengembangan kurikulum berikutnya. Artin ya, hasil evaluasi kurikulum dipergunakan sebagai dasar untuk mengembangkan atau memperbaiki pembelajaran yang akan dikembangkan berikutnya. Kedua, evaluasi merupakan pertanggungjawaban kepada berbagai pihak. Pihak-pihak yang dimaksud mencakup kepala sekolah, masyarakat, orangtua dan siswa. Pada tata ran ini, tujuan dari evaluasi adalah untuk senantiasa meningkatkan kinerja dari program yang sedang dilaksanakan. Semua informasi yang didapat dari kegiatan eva luasi dapat berfungsi sebagai alat ukur untuk mengontrol kualitas dan juga berfu ngsi sebagai dasar untuk membuat keputusan bagi program berikutnya. Ketiga, evaluasi merupakan penentuan tindak lanjut hasil pengintegrasian. Tindak lanjut hasil pengintegrasian nilai-nilai akhlak mulia pada pelajaran Bahasa Ind onesia di SMK Terpadu Ad-Dimyati dapat berbentuk jawaban atas dua kemungkinan ya itu apakah progam tersebut akan atau tidak akan disebarluaskan ke dalam sistem y ang ada? dan dalam kondisi yang bagaimana dan dengan cara yang bagaimana pula pr ogram tersebut akan disebarluaskan ke dalam sistem yang ada? Pertanyaan yang ked ua dirasakan lebih konstruktif dan lebih dapat diterima ditinjau dari segi sosia l, ekonomi, moral, maupun teknis. Jadi untuk menghasilkan informasi yang diperlu kan dalam menjawab pertanyaan yang kedua itulah diperlukan adanya kegiatan evalu asi. Evaluasi yang dilaksanakan di SMK Terpadu Ad-Dimyati merupakan salah satu alat p engukuran perilaku siswa untuk mengungkapkan perbedaan individual maupun kelompo k. Hasil evaluasi digunakan untuk keperluan seleksi siswa, bimbingan pendidikan dan perbandingan efektivitas antara dua atau lebih program/metode pendidikan. Ob jek evaluasi dititikberatkan pada hasil belajar dalam aspek kognitif dan diukur dengan alat evaluasi yang objektif dan dapat dibakukan. Evaluasi juga merupakan pemeriksaan kesesuaian atau congruence antara tujuan pen didikan dan hasil belajar yang dicapai, untuk melihat sejauhmana perubahan hasil pendidikan telah terjadi. Hasil evaluasi diperlukan dalam rangka penyempurnaan program, bimbingan pendidikan dan pemberian informasi kepada pihak-pihak di luar pendidikan. Objek evaluasi dititikberatkan pada hasil belajar dalam bentuk kogn itif, psikomotorik, maupun nilai dan sikap. 4. Faktor Pengintegrasian Nilai-Nilai Akhlak Mulia dalam Materi Pelajaran B ahasa Indonesia untuk Membina Kesantunan Berbahasa Siswa SMK Terpadu Ad-Dimyati Upaya mengintegrasikan nilai-nilai akhlak mulia dalam materi pelajaran Bahasa In donesia untuk membina kesantunan berbahasa biswa memang tidak mudah. Kendalanya bukan sekedar pada proses belajar mengajar di dalam kelas, tetapi pada proses pe mbinaan secara intensif di luar kelas. Dalam mengintegrasikan nilai-nilai akhlak mulia dalam materi pelajaran Bahasa In donesia di SMK Terpadu Ad-Dimyati terdapat faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaannya. Faktor pendukung antara lain: Pertama, Koordinasi dan interaksi yang terjalin sangat baik antara kepala sekola h dengan seluruh komponennya. Kepala sekolah dan guru-guru senantiasa menjalin k omunikasi dan interaksi yang baik sehingga setiap ada kendala selalu diselesaika n dengan cara musyawarah. Komunikasi antara kepala sekolah dan guru selama ini t idak ada kendala. Terjalinnya koordinasi yang baik bisa dilihat dari kinerja yan g baik antara guru sebagai pendidik yang melakukan kegiatan belajar mengajar. Kedua, profesionalitas guru Bahasa Indonesia. Guru Bahasa Indonesia yang ada di SMK Terpadu Ad-Dimyati memiliki kompetensi terhadap bidangnya. Proses rekruitmen guru yang ketat dan memperhatikan mutu, melahirkan guru-guru yang professional

dan memiliki kompetensi yang baik. Di samping itu terdapat beberapa pendidik yan g menjadi Pembina di asrama pesantren sehingga dapat langsung mengontrol dan mem antau kegiatan siswa. Ketiga, faktor lingkungan pesantren. Adanya program pesantren yang memungkinkan pengawasan secara intensif selama 24 jam. Seluruh siswa diasramakan di pesantren sehingga program pengajaran dapat dilaksanakan di sekolah sekaligus di pesantre n. Ketika di pesantren pun para siswa dapat lebih tenang dan bisa melakukan bela jar kelompok dengan teman-temannya. Sedangkan faktor penghambatnya adalah bagi siswa yang tinggal di asrama keberada an orangtua yang jauh dari siswa sehingga kurang bisa mengontrol perkembangan ak hlak siswa terutama dalam kesantunan berbahasa. Pada umumnya orang tua hanya bis a mengetahui prestasi belajar anak melalui buku raport yang dibawah pulang setia p libur. Selain itu, padatnya jadwal kegiatan sehingga siswa cepat merasa letih dan jenuh sehingga mengurangi semangat belajar, serta perbedaan minat siswa dala m belajar sehingga mempengaruhi semangat untuk menerima pelajaran, atau dengan k ata lain siswa sering merasa jenuh dalam mengikuti pelajaran. Solusi untuk mengatasinya antara lain dengan menjalin komunikasi yang baik dari pihak SMK Terpadu Ad-Dimyati dan pesantren kepada orangtua dengan cara sering me ngadakan pertemuan tiap semester serta selalu menjalin komunikasi yang baik, sel ain itu juga pihak SMK Terpadu Ad-Dimyati sering mengadakan kegiatan di luar kel as untuk melepas penat seperti outbond, serta lebih memfungsikan peran para pemb ina asrama sebagai wakil dari orangtua untuk memberi semangat siswa dalam belaja r. B. Interpretasi Pada tahap perencanaan yang mula-mula dilakukan adalah analisis SK/KD, pengemban gan silabus Bahasa Indonesia, penyusunan RPP Bahasa Indonesia, dan penyiapan bah an ajar Bahasa Indonesia. Analisis SK/KD dilakukan untuk mengidentifikasi nilainilai akhlak mulia yang secara substansi dapat diintegrasikan pada SK/KD yang be rsangkutan. Identifikasi nilai-nilai akhlak mulia ini tidak dimaksudkan untuk me mbatasi nilai-nilai yang dapat dikembangkan pada pembelajaran SK/KD yang bersang kutan. Guru Bahasa Indonesia dituntut lebih cermat dalam memunculkan nilai-nilai yang ditargetkan dalam proses pembelajaran. Secara praktis pengembangan silabus dapat dilakukan dengan merevisi silabus yang telah dikembangkan sebelumnya dengan menambah komponen (kolom) akhlak mulia tep at di sebelah kanan komponen (kolom) Kompetensi Dasar atau di kolom silabus yang paling kanan. Pada kolom tersebut diisi nilai(-nilai) karakter yang hendak diin tegrasikan dalam pembelajaran. Nilai-nilai yang diisikan tidak hanya terbatas pa da nilai-nilai yang telah ditentukan melalui analisis SK/KD, tetapi dapat ditamb ah dengan nilai-nilai lainnya yang dapat dikembangkan melalui kegiatan pembelaja ran (bukan lewat substansi pembelajaran). Setelah itu, kegiatan pembelajaran, in dikator pencapaian, dan/atau teknik penilaian, diadaptasi atau dirumuskan ulang dengan penyesuaian terhadap akhlak mulia yang hendak dikembangkan. Metode menjad i sangat urgen di sini, karena akan menentukan nilai-nilai karakter apa yang aka n ditargetkan dalam proses pembelajaran. Selanjutnya adalah bahan ajar yang perlu disiapkan. Bahan ajar yang biasanya dia mbil dari buku ajar (buku teks) Bahasa Indonesia perlu disiapkan dengan merevisi atau menambah nilai-nilai akhlak mulia ke dalam pembahasan materi yang ada di d alamnya. Buku-buku yang ada selama ini meskipun telah memenuhi sejumlah kriteria kelayakan buku ajar, yaitu kelayakan isi, penyajian, bahasa, dan grafika, akan tetapi materinya masih belum secara memadai mengintegrasikan pendidikan karakter di dalamnya. Apabila guru sekedar mengikuti atau melaksanakan pembelajaran deng an berpatokan pada kegiatan-kegiatan pembelajaran pada buku-buku tersebut, pendi dikan akhlak mulia secara memadai belum berjalan. Oleh karena itu, sejalan denga n apa yang telah dirancang pada silabus dan RPP yang berwawasan akhlak mulia, ba han ajar perlu diadaptasi. Sebagaimana langkah-langkah pengembangan silabus, penyusunan RPP dalam rangka pe ndidikan karakter yang terintegrasi dalam pembelajaran dilakukan dengan cara mer evisi RPP yang telah ada. Pertama-tama rumusan tujuan pembelajaran direvisi/diad aptasi. Revisi/adaptasi tujuan pembelajaran dapat dilakukan dengan dua cara, yai

tu: (1) rumusan tujuan pembelajaran yang telah ada direvisi hingga satu atau leb ih tujuan pembelajaran tidak hanya mengembangkan kemampuan kognitif dan psikomot orik, tetapi juga karakter, dan (2) ditambah tujuan pembelajaran yang khusus dir umuskan untuk karakter. Adaptasi yang paling mungkin dilaksanakan oleh guru adalah dengan cara menambah kegiatan pembelajaran yang sekaligus dapat mengembangkan karakter. Cara lainnya adalah dengan mengadaptasi atau mengubah kegiatan belajar pada buku ajar yang di pakai. Selain itu, adaptasi dapat dilakukan dengan merevisi substansi pembelajar annya. Pada tahap pelaksanaan, kegiatan pembelajaran dari tahapan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup dipilih dan dilaksanakan agar peserta didik mempraktikkan nil ai-nilai akhlak mulia yang ditargetkan. Sebagaimana disebutkan di depan, prinsip -prinsip Contextual Teaching and Learning disarankan diaplikasikan pada semua ta hapan pembelajaran karena prinsip-prinsip pembelajaran tersebut sekaligus dapat memfasilitasi terinternalisasinya nilai-nilai akhlak pada peserta didik. Selain itu, perilaku guru sepanjang proses pembelajaran harus merupakan model pelaksana an nilai-nilai bagi peserta didik. Dalam pembelajaran ini guru harus merancang langkah-langkah pembelajaran yang me mfasilitasi peserta didik aktif dalam proses mulai dari pendahuluan, inti, hingg a penutup. Guru dituntut untuk menguasai berbagai metode, model, atau strategi p embelajaran aktif sehingga langkah-langkah pembelajaran dengan mudah disusun dan dapat dipraktikkan dengan baik dan benar. Dengan proses seperti ini guru juga b isa melakukan pengamatan sekaligus melakukan evaluasi (penilaian) terhadap prose s yang terjadi, terutama terhadap akhlak peserta didiknya. Evaluasi atau penilaian merupakan bagian yang sangat penting dalam proses pendid ikan. Dalam penanaman nilai-nilai akhlak mulia, penilaian harus dilakukan dengan baik dan benar. Penilaian tidak hanya menyangkut pencapaian kognitif peserta di dik, tetapi juga pencapaian afektif dan psikomorotiknya. Penilaian karakter lebi h mementingkan pencapaian afektif dan psikomotorik peserta didik dibandingkan pe ncapaian kognitifnya. Agar hasil penilian yang dilakukan guru bisa benar dan obj ektif, guru harus memahami prinsip-prinsip penilaian yang benar sesuai dengan st andar penilaian yang sudah ditetapkan oleh para ahli penilaian. Pemerintah (Kemd ikbud) sudah menetapkan Standar Penilaian Pendidikan yang dapat dipedomani oleh guru dalam melakukan penilaian di sekolah, yakni Permendiknas RI Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Dalam standar ini banyak teknik dan b entuk penilaian yang ditawarkan untuk melakukan penilaian, termauk dalam penilai an karakter. Dalam penilaian akhlak mulia, khususnya kesantunan berbahasa, guru Bahasa Indone sia hendaknya membuat instrumen penilaian yang dilengkapi dengan rubrik penilaia n untuk menghindari penilaian yang subjektif, baik dalam bentuk instrumen penila ian pengamatan (lembar pengamatan) maupun instrumen penilaian skala sikap (misal nya skala Likert).

C. Pembahasan Bahasa sebagaimana yang dikemukakan sebelumnya berperan penting dalam pembentuka n karakter dan kepribadian Indonesia. Dalam pembentukan karakter, bahasa hanyala h salah satu unsur penting yang perlu mendapat pertimbangan. Masih banyak unsur penting lainnya, oleh karena itu pembelajaran bahasa perlu diintegrasikan dengan pembelajaran lainnya sehingga fungsi pembelajaran bahasa sebagai alat kecerdasa n, penalaran dan kebajikan dapat diwujudkan seutuhnya. Bahasa santun merupakan alat yang paling tepat dipergunakan dalam berkomunikasi. Anak didik perlu dibina dan diarahkan berbahasa santun, sebab anak didik merupa kan generasi penerus yang akan hidup sesuai dengan zamannya. Bila anak didik dib iarkan berbahasa tidak santun maka tidak mustahil bahasa santun yang sudah adap un bisa hilang dan selanjutnya lahir generasi yang arogan, kasar, kering dari n ilai-nilai etika, agama dan tidak berkarakter. Nilai-nilai utama yang menjadi ka rakter guru dalam bertindak tutur yang santun adalah toleransi, keteladanan, pel ayanan maksimal, emosional dan intelektual serta pentingnya transformasi nilai t

radisi budaya lokal atau kearifan lokal melalui proses pendidikan sangat dirasak an penting oleh penulis dan guru bahasa Indonesia terutama dalam kesantunan berb ahasa. Dalam membina akhlak siswa, terutama kesantunan berbahasa di sekolah, Guru Bahas a Indonesia mempunyai peran sangat besar dan penting. Dengan menggunakan kurikul um yang ada, idealnya dapat terwujud penyelenggaraan pendidikan dapat diperkirak an, baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan. Saat ini, kurikulum resmi dalam pelajaran Bahasa Indonesia adalah kurikulum yang disusun secara resmi oleh pemerintah seperti Garis-garis Besar Program Pembelaj aran (GBPP) dan segala macamnya, oleh karena itu kurikulum formal sering pula di sebut kurikulum yang tertulis. Sedangkan kurikulum informal atau kurikulum tidak resmi, atau kurikulum tidak nyata adalah pelaksanaan kurikulum dalam praktek pe mbelajaran. Pengertian kurikulum ini sangat fundamental dan menggambarkan posisi sesungguhnya kurikulum dalam suatu proses pendidikan. Nilai akhlak mulia, seperti kesantunan berbahasa yang dapat diintegrasikan dalam pembelajaran untuk semua mata pelajaran pada dasarnya sama, yaitu nilai karakte r manusia dalam berkehidupan, berketuhanan, dan bersesama. Lebih rinci, nilai ka rakter itu berkenaan dengan kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, di ri sendiri, orang lain, lingkungan, dan bangsa. Artinya, dalam kehidupan, nilai karakter itu berfungsi mengontrol dan dimanifestasikan dalam hubungan seseorang dengan Tuhan, diri sendiri, orang lain, lingkungan alam, dan bangsa. Demikian pu la, nilai karakter untuk mata pelajaran bahasa Indonesia Perpaduan kurikulum antara kurikulum sekolah (nasional) dengan kurikulum pesantr en di SMK Terpadu Ad-Dimyati dihadapkan dengan beragam kondisi. Pada awalnya uns ur yang ada di sekolah merasakan adanya tantangan dan tuntutan baru disebabkan o leh pengembangan kurikulum tersebut. Dalam implementasinya, guru diharuskan berp ikir mengenai apa yang harus dilakukan, apa yang dibutuhkan siswa, bagaimana men yusunnya, bagaimana menggunakannya dan beragam pertanyaan lainnya. Adanya perpad uan kurikulum tersebut, juga memungkinkan untuk melakukan integrasi nilai-nilai akhlak mulia pada setiap pelajaran. Pada pelajaran Bahasa Indonesia, penanaman n ilai-nilai akhlak mulia tersebut antara lain dituangkan dalam bentuk kesantunan berbahasa para siswa SMK Terpadu Ad-Dimyati. Dalam integrasi nilai-nilai akhlak mulia pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMK Terpadu Ad-Dimyati, semua unsu r dituntut untuk mampu menjembatani antara tuntutan kurikulum dengan upaya yang harus dilakukan agar siswa memiliki kompetensi tanpa melupakan karakteristik yan g mereka miliki. Integrasi nilai-nilai akhlak mulia pada pelajaran Bahasa Indonesia yang dilaksan akan di SMK Terpadu Ad-Dimyati melalui mekanisme perencanaan, pelaksanaan, evalu asi, dan tindaklanjut. Setelah pembelajaran dilaksanakan, maka akan terlihat dam pak dari pembelajaran tersebut dan peluang serta kendala yang dihadapinya. Nilai akhlak mulia yang dapat diitegrasikan dalam mata pelajaran bahasa Indonesi a terdiri dari beberapa nilai akhlak mulia pokok atau utama. Ketentuan yang berk enaan dengan nilai akhlak mulia pokok atau utama itu bukan berarti membatasi pen genalan, pengembangan, dan pembudayaan nilai akhlak mulia yang lain. Artinya, ni lai akhlak mulia yang lain, sepanjang memungkinkan diitegrasikan dalam pembelaja ran, juga dianjurkan untuk dikenalkan, dikembangkan, dan dibudayakan dalam kehid upan nyata peserta didik. Nilai akhlak mulia pokok, dalam hal ini, ialah nilai a khlak mulia yang dijadikan pangkal tolak pengembangan nilai akhlak mulia yang la in. Melalui penanaman, pengembangan, dan pembudayaan nilai akhlak mulia pokok in i diharapkan nilai akhlak mulia yang lain dapat dikembangkan pula. Nilai karakte r utama ialah nilai akhlak mulia yang diprioritaskan untuk ditanamkan, dikembang kan, dan dibudayakan bagi dan oleh peserta didik. Beberapa nilai akhlak mulia ut ama juga disebutkan dalam nilai akhlak mulia pokok karena nilai akhlak mulia itu merupakan dasar atau pangkal tolak pengenalan, pengembangan, dan pembudayaan ni lai akhlak mulia yang lain. Di antara butir-butir nilai akhlak mulia yang dianjurkan untuk diintegrasikan da lam pembelajaran, ada enam butir nilai yang dipilih sebagai nilai karakter pokok , yaitu nilai karakter yang menjadi pangkal tolak pengembangan nilai akhlak muli a yang lain. Enam nilai akhlak mulia pokok tersebut dapat dirumuskan indikatorny a berdasarkan empat kompetensi keterampilan berbahasa seperti pada tabel berikut

Nilai akhlak mulia Indikator Kereligiusan Berkata dan bertindak sesuai norma keagamaan Menjauhi hal-hal yang dilarang oleh agama Melakukan hal-hal yang diperintahkan oleh agama memiliki kepekaan dalam memah dan atau menguasai aspek-aspek keimanan (kereligiusan) dalam konteks keterampil an mendengarkan; misalnya, mampu mengidentifikasi, memahami, dan menerapkan aspe k-aspek kereligiusan melalui kegiatan mendengarkan. memiliki kepekaan dalam memahami dan atau menguasai aspek-aspek keimanan (religius) dalam konteks keterampilan berbicara; misalnya, mampu menerapkan as pek-aspek kereligiusan melalui kegiatan berbicara memiliki kepekaan dalam memahami dan atau menguasai aspek-aspek keimanan (religius) dalam konteks keterampilan membaca; misalnya, mampu mengidentifikas i, memahami, dan menerapkan aspek-aspek kereligiusan melalui kegiatan membaca.

memiliki kepekaan dalam memahami dan atau menguasai aspek-aspek keimanan (religius) dalam konteks keterampilan menulis; misalnya, mampu menerapkan aspe k-aspek kereligiusan melalui kegiatan menulis. Kejujuran berkata dan bertindak apa adanya berkata dan bertindak dengan ikhlas memiliki kebiasaan menghargai dan menerapkan nilai kejujuran dalam konte ks keterampilan mendengarkan; misalnya, mampu mengidentifikasi, memahami, dan me nerapkan aspek nilai kejujuran melalui kegiatan mendengarkan. memiliki kebiasaan menghargai dan menerapkan nilai kejujuran dalam konte ks keterampilan berbicara; misalnya, mampu menerapkan aspek-aspek nilai kejujura n melalui kegiatan berbicara. memiliki kebiasaan menghargai dan menerapkan nilai kejujuran dalam konte ks keterampilan membaca; misalnya, mampu mengidentifikasi, memahami, dan menerap kan aspek nilai kejujuran melalui kegiatan membaca. memiliki kebiasaan menghargai dan menerapkan nilai kejujuran dalam konte ks keterampilan menulis; misalnya, mampu menerapkan aspek-aspek nilai kejujuran melalui kegiatan menulis. Kecerdasan berpikir rasional berpikir faktual berpikir cermat berpikir kritis berpikir kreatif berpikir inovatif memiliki kebiasaan berupaya untuk mendapatkan dan ata enerapkan berbagai aspek nilai kecerdasan dalam konteks penguasaan keterampilan mendengarkan; misalnya, mampu mengidentifikasi, memahami, dan menerapkan aspek n ilai kejujuran melalui kegiatan mendengarkan. memiliki kebiasaan berupaya untuk mendapatkan dan atau menerapkan berbag ai aspek nilai kecerdasan dalam konteks penguasaan keterampilan berbicara; misal nya, mampu menerapkan aspel nilai kecerdasan dalam kegiatan berbicara. memiliki kebiasaan berupaya untuk mendapatkan dan atau menerapkan berbag ai aspek nilai kecerdasan dalam konteks penguasaan keterampilan membaca; misalny a, mampu mengidentifikasi, memahami, dan menerapkan aspek nilai kecerdasan melal ui kegiatan membaca. memiliki kebiasaan berupaya untuk mendapatkan dan atau menerapkan berbag ai aspek nilai kecerdasan dalam konteks penguasaan keterampilan menulis; misalny a, mampu menerapkan aspel nilai kecerdasan dalam kegiatan menulis. Ketangguhan ulet dalam melakukan pekerjaan pantang menyerah ketika mendapatkan kendala atau tatangan tahan dlm menghadapi permasalahan memiliki berbagai aspek nilai ketangg

n dalam konteks penguasan keterampilan mendengarkan; misalnya, dapat mengidentif ikasi, memahami, dan menerapkan aspek nilai ketangguhan dalam kegiatan mendengar kan. memiliki berbagai aspek nilai ketangguhan dalam konteks penguasan ketera mpilan berbicara; dapat menerapkan aspek nilai ketangguhan dalam kegiatan berbic ara. memiliki berbagai aspek nilai ketangguhan dalam konteks penguasan ketera mpilan membaca; misalnya, dapat mengidentifikasi, memahami, dan menerapkan aspek nilai ketangguhan dalam kegiatan membaca. memiliki berbagai aspek nilai ketangguhan dalam konteks penguasan ketera mpilan menulis; dapat menerapkan aspek nilai ketangguhan dalam kegiatan menulis.

Kedemokratisan menghargai hak orang lain menyadari kewajiban diri sendiri menyadari, menghargai, dan menerapkan rbagai aspek nilai demokratis dalam konteks penguasaan keterampilan mendengarkan ; misalnya, dapat mengidentifikasi dan menghargai hak dan kewajiban orang lain m elalui kegiatan mendengarkan. menyadari, menghargai, dan menerapkan berbagai aspek nilai demokratis da lam konteks penguasaan keterampilan berbicara; misalnya, dapat menghargai dan me nyadari hak dan kewajiban diri dan orang lain melalui kegiatan berbicara. menyadari, menghargai, dan menerapkan berbagai aspek nilai demokratis da lam konteks penguasaan keterampilan membaca; misalnya, dapat mengidentifikasi da n menghargai hak dan kewajiban orang lain melalui kegiatan membaca. menyadari, menghargai, dan menerapkan berbagai aspek nilai demokratis da lam konteks penguasaan keterampilan menulis; misalnya, dapat menghargai dan meny adari hak dan kewajiban diri dan orang lain melalui kegiatan menulis. Kepedulian memperhatikan sesama dan lingkungan menghiraukan sesama dan lingkungan mengindahkan sesama dan lingkungan memiliki kepekaan dan kebiasaan menerapkan berbagai aspek nilai kepeduli an dalam kontek penguasaan keterampilan mendengarkan; misalnya, dapat mengidenti fikasi, memahami, dan menerapkan aspek nilai kepedulian dalam kegiatan mendengar kan. memiliki kepekaan dan kebiasaan menerapkan berbagai aspek nilai kepeduli an dalam kontek penguasaan keterampilan berbicara; misalnya, dapat menerapkan as pek nilai kepedulian dalam kegiatan berbicara. memiliki kepekaan dan kebiasaan menerapkan berbagai aspek nilai kepeduli an dalam kontek penguasaan keterampilan membaca; misalnya, dapat mengidentifikas i, memahami, dan menerapkan aspek nilai kepedulian dalam kegiatan membaca. memiliki kepekaan dan kebiasaan menerapkan berbagai aspek nilai kepeduli an dalam kontek penguasaan keterampilan menulis; misalnya, dapat menerapkan aspe k nilai kepedulian dalam kegiatan menulis. Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk dijadikan media pendidikan nilai-nilai akhlak mulia karena pada dasarnya merupakan pembel ajaran keterampilan berbahasa Indonesia dalam semua aspek dan konteks kehidupan. Pendidikan karakter dapat diintegrasikan ke dalam pembelajaran empat keterampil an berbahasa Indonesia, yaitu keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, sebaiknya empat keterampilan berb ahasa itu tidak disajikan secara terpisah, tetapi dikemas secara terpadu. Melalu i pembelajaran terpadu itulah, integrasi akhlak mulia di dalam pembelajaran baha sa Indonesia menjadi semakin mudah dan memiliki cakupan yang luas. Perencanaan integrasi nilai-nilai akhlak mulia pada pelajaran Bahasa Indonesia d i SMK Terpadu Ad-Dimyati diwujudkan dengan adanya pembuatan struktur program. St ruktur program ini berisi susunan materi selama satu semester. Kegiatan perenca naan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum,

para guru, dan komite sekolah ini sudah diupayakan sesuai dengan standar yang te rdapat pada standar isi dan standar proses. Perencanaan dimulai dari penyusunan kurikulum berdasarkan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang di tetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional maupun oleh yayasan. Standar Kompet ensi-Kompetensi Dasar tersebut kemudian diterjemahkan pada seluruh proses aktifi tas pembelajaran. Dalam rangka integrasi nilai-nilai akhlak mulia pada pelajaran Bahasa Indonesia di SMK Terpadu Ad-Dimyati dilakukan antara lain menetapkan visi sekolah. Visi ya ng ada terinspirasi dari visi pendidikan nasional sebagaimana tertuang dalam pen jelasan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu mewujudkan sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa un tuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang b erkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu beru bah. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, merupakan dasar hukum penyelenggaraan dan reformasi sistem pendidikan nasional. Undang-Undang tersebut mencakup visi, misi dan tujuan pendidikan nasional, serta strategi pembangunan pendidikan nasio nal untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu, relevan dengan kebutuhan masyaraka t, berdaya saing dalam kehidupan global (Depdiknas, 2007). Misi merupakan pernyataan formal tentang tujuan utama yang akan direalis asikan (Jayadi dan Aziz, 2004:15). Sebagaimana telah dipaparkan dalam visi dan misi SMK Terpadu Ad-Dimyati adalah mengintegrasikan pendidikan umum dengan pendi dikan agama. Dalam proses integrasi yang dilakukan SMK Terpadu Ad-Dimyati a dalah dalam bentuk pendidikan non-formal dan informal yang notabenenya me njadi ciri khas pesantren dan dalam pendidikan yang sifatnya formal yang menja di karakteristik sekolah. Seperti apa yang telah digambarkan di atas da lam pembahasan kondisi obyektif pendidikan sekolah dan pesantren. Kombinas i ini dilakukan sejak awal didirikannya SMK Terpadu Ad-Dimyati dan hasilny a sangat positif dalam meningkatkan mutu pendidikan secara kualitatif maupun kuantitatif. Dengan adanya integrasi yang demikian maka guru Bahasa Indoensia SMK Terpadu Ad -Dimyati ingin membentuk manusia yang berakhlak mulia disertai iman dan taqw a, dan manusia yang unggul dalam ilmu dan teknologi. Atau dalam kata lain manusia yang cerdas secara spiritual dan intelektual. Integrasi yang dilakukan itu sebenarnya sudah tepat dan sesuai dengan kodrat manusia yang di karunia hati dan akal, dalam ajaran Islam manusia diperintahkan untuk m enggunakan dan memfungsikan hati dan akal secara seimbang dan benar. Setelah menetapkan visi, selanjutnya adalah perumusan kompetensi. Hal ini bert ujuan untuk mengetahui lulusan seperti apa yang akan dibentuk melalui program pe ndidikan ini, dari perumusan tersebut kemudian dapat direncanakan kurikulum sepe rti apa yang akan dibuat. Setelah perumusan kompetensi dibuat, maka perlu untuk mengidentifikasi nama mata pelajaran, pengalaman belajar, sumber-sumber belajar dan alokasi waktu yang ditetapkan berdasarkan pengalaman belajar, luas bahan, ti ngkat kesulitan dan sebagainya. Standar kompetensi adalah kemampuan yang harus dimiliki siswa untuk melakukan suatu tugas/pekerjaan yang didasari atas pengetah uan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan. Dalam merencanakan integrasi juga dikembangkan silabus. Langkah-langkah pengemb angan silabus antara lain mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sem entara itu prinsip-prinsip pengembangan silabus di SMK Terpadu Ad-Dimyati, adala h sebagai berikut: a. Ilmiah. Keseluruhan materi dalam kajian silabus harus benar dan dapat di pertanggungjawabkan secara keilmuan. b. Relevan. Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran, dan urutan penyajian mat eri sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial emosional, dan spiritual siswa. c. Sistematis. Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsion al dalam mencapai kompetensi. d. Konsisten. Adanya hubungan konsisten (taat asas) antara kompetensi dasar , indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penila

ian. e. Memadai. Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber bel ajar dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar. f. Aktual dan kontekstual. Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman bela jar, sumber belajar dan sistem penilaian harus memperhatikan perkembangan ilmu d an teknologi dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata dan peristiwa yang terjadi. g. Fleksibel. Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keberagaman siswa, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di kampus dan tuntutan ma syarakat. h. Menyeluruh. Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kogn itif, psikomotor, dan afektif). Setelah pengembangan silabus, maka selanjutnya adalah merumuskan indikator keber hasilan belajar. Indikator-indikator pada kegiatan dikembangkan sesuai dengan ka rakteristik mata pelajaran, dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang ter ukur dan dapat diamati. Indikator ini dapat dijadikan dasar untuk menyusun alat penilaian. Pengembangan silabus diikuti dengan mengidentifikasi bahan/materi pokok; yang me nunjang pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dalam implementasiny a, silabus dijabarkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dilaksanakan , dievaluasi dan ditindaklanjuti oleh masing-masing guru mata pelajaran. Silabus harus dikaji dan dikembangkan secara berkelanjutan dengan memperhatikan masukan hasil evaluasi proses (pelaksanaan pembelajaran) dan evaluasi rencana pembelaja ran. Pengintegrasian nilai akhlak mulia dalam silabus pada dasarnya merupakan pengemb angan silabus yang sudah ada dengan memasukkan nilai-nilai karakter di dalamnya. Pengembangan silabus dapat dilakukan dengan merevisi silabus yang telah dikemba ngkan dengan menambah komponen (kolom) karakter tepat di sebelah kanan komponen (kolom) Kompetensi Dasar. Pada kolom tersebut diisikan nilai karakter yang akan diintegrasikan dalam pembelajaran. Nilai-nilai yang diisikan tidak hanya terbata s pada nilai-nilai yang telah ditentukan melalui analisis SK/KD, tetapi dapat di tambah dengan nilai-nilai lainnya yang dapat dikembangkan melalui kegiatan pembe lajaran (bukan lewat substansi pembelajaran). Setelah itu, kegiatan pembelajaran , indikator pencapaian, dan/atau teknik penilaian, diadaptasi atau dirumuskan ul ang menyesuaikan karakter yang hendak dikembangkan. Langkah merencanakan kurikulum juga diikuti dengan menentukan isi kurikulum, di mana pada bagian ini ditulis mengenai identitas sekolah, termasuk segala perangk at pendukungnya. Langkah terakhir dalam perencanaan kurikulum SMK Terpadu Ad-Dim yati adalah menentukan format kurikulum yang akan digunakan, meliputi standar ko mpetensi, kompetensi dasar, indikator. Format Silabus: memuat standar kompetensi , kompetensi dasar, pangalaman belajar, hasil belajar, indikator pencapaian, lan gkah pembelajaran yang memuat kegiatan siswa dan materi, alokasi waktu, sistem e valuasi yang digunakan, serta sarana dan sumber belajar yang digunakan. Format s ilabus terlampir. Format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yang meliputi i dentitas mata pelajaran, tahap kegiatan, kegiatan pembelajaran, media, metode, s umber belajar/bahan, dan alokasi waktu. Pelaksanaan integrasi nilai-nilai akhlak mulia pada pelajaran Bahasa Indoensia d i SMK Terpadu Ad-Dimyati bertujuan untuk mencetak siswa agar berbudi pekerti yan g baik, berpengetahuan luas dan berfikir kreatif dan dinamis. Berdasarkan tujuan pendidikan yang ingin dicapai tersebut, pendidikan agama tidak semata-mata dila kukan melalui bidang studi agama, melainkan harus pula termuat dalam setiap mata pelajaran umum. Melalui semua mata pelajaran itulah diharapkan transfer nilai, bukan sekedar transfer islam dapat berjalan dengan baik. Perlu ada integralisasi agama pada setiap kegiatan pendidikan. Jangan sampai ada satupun mata pelajaran yang bertentangan atau bertolak belakang dengan proses integralisasi nilai Isla m ini. Itulah pula pentingnya dilakukan islamisasi ilmu pengetahuan, utamanya ya ng langsung terkait dengan kurikulum. Untuk mengintegrasikan nilai-nilai akhlak mulia di dalam pembelajaran, guru dapa t memilih salah satu cara berikut: (i) adaptasi lengkap sebelum pembelajaran, (i i) adaptasi parsial sebelum pembelajaran, atau (iii) adaptasi parsial selama pem

belajaran. Namun, agar pengintegrasian nilai-nilai akhlak mulia dalam pembelajar an lebih efektif, cara pertama lebih dianjurkan, yaitu adaptasi lengkap atau pen uh sebelum proses pembelajaran dilaksanakan. Melalui adaptasi itu, guru dapat me revisi atau menyusun kembali materi pembelajarannya berdasarkan materi pembelaja ran yang ada di dalam buku sekolah. Revisi yang perlu dilakukan berkenaan dengan isi, kegiatan pembelajaran, dan teknik evaluasinya. (i) Pada bagian isi, guru dapat mengubah atau menambahkan materi pembelajara n yang memiliki muatan nilai-nilai akhlak mulia. (ii) Pada bagian kegiatan pembelajaran, guru dapat mengubah atau menambahkan kegiatan tertentu yang dapat memfasilitasi peserta didik dalam mengenal, mengemb angkan, atau membudayakan nilai karakter dalam kehidupannya. Dalam hal ini, meto de atau beberapa metode yang diterapkan harus disertai penjelasan mengenai cara atau mekanisme pelaksanaannya agar peserta didik dapat melakukan kegiatan secara efektif dan efisien, sesuai yang diharapkan. (iii) Pada bagian evaluasi, guru dapat mengubah teknik evaluasi yang ada atau menambah teknik evaluasi baru yang dapat digunakan untuk mengukur pencapaian nil ai-nilai akhlak mulia yang diharapkan. Setelah adaptasi itu selesai dilakukan, guru dapat mencetak hasilnya dan memberi kannya kepada peserta didik. Tentu saja, cara ini membutuhkan waktu yang agak ba nyak dan kesungguhan dalam mengerjakannya. Namun, jika dibandingkan dengan tujua n pembelajaran dan pendidikan yang begitu mulia, jerih payah guru seperti itu su ngguh jauh dari sebanding. Segala aktivitas guru, baik dalam perencanaan, pelaks anaan, maupun penilaian, sebaiknya diarahkan pada pencapaian tujuan pembelajaran dan tujuan pendidikan. Dengan demikian, aktivitas guru menjadi bermakna dan ber manfaat bagi perkembangan dan masa depan peserta didik. Pelaksanaan kurikulum di SMK Terpadu Ad-Dimyati diselenggarakan melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran setiap hari diawali dengan sholat duha seca ra serentak di masjid sekolah yang dilanjutkan dengan kegiatan home room session yang dipandu langsung oleh wali kelas atau Home Room Teacher (HRT). Materi kegi atan home room session bervariasi antara quran, hadits, bahasa arab dan bahasa i nggris. Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan pembelajaran di kelas sesuai dengan jadwal pelajaran. Pelaksanaan integrasi nilai-nilai akhlak mulia pada pelajaran Bahasa Indonesia m elalui kesantunan berbahasa di SMK Terpadu Ad-Dimyati didasarkan pada potensi, p erkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna ba gi dirinya. Dalam hal ini peserta didik mendapatkan pelayanan pendidikan yang be rmutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, d inamis dan menyenangkan. Pembelajaran bahasa bukan mengajarkan tentang bahasa, tetapi mengajarkan bagaima nakah bahasa yang sesungguhnya dalam arti penggunaan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lain. Paradigma kesantunan tindak tutur secara fungsional dalam PBM memandang tindak tutur sebagai identitas sosial pemakainya. Oleh karena itu, me lalui pendidikan karakter, guru memiliki peranan strategis untuk membentuk kesan tunan tindak tutur siswanya. Evaluasi pelaksaaan kurikulum di SMK Terpadu Ad-Dimyati tidak hanya mengevaluasi hasil belajar peserta didik dan proses pembelajarannya, tetapi juga rancangan d an pelaksanaan kurikulum, kemampuan dan kejauhan siswa, sarana dan prasarana, se rta sumber belajarnya. Hasil evaluasi pelaksanaaan kurikulum dapat digunakan ole h pengambil keputusan untuk menentukan kebijaan pendidikan pada tingkat pusat, d aerah dan sekolah untuk memperbaiki kekurangan yang ada dan meningkatkan hasil ya ng lebih optimal. Hasil tersebut dapat juga digunakan oleh kepala sekolah, guru, dan pelaksanaan pendidikan di daerah dalam memahami dan membantu meningkatkan k emampuan siswa, memilih bahan pelajaran, memilih metode, dan perangkat pembelaja ran yang sesuai. Model integrasi yang dikembangkan di SMK Terpadu Ad-Dimyati sudah terbentuk seja k lama dan hingga saat ini telah memberikan dampak adanya peningkatan minat dan aktivitas belajar siswa. Peningkatan minat dan aktivitas ditandai dengan antara lain terkonsentrasinya pada kegiatan persiapan pembelajaran, perhatian terhadap

penjelasan guru mengenai model, teknis kegiatan pembelajaran, pada waktu apperse psi, mencatat pelajaran, menyimak, bertanya, menjawab pertanyaan, memanfaat buku dan sarana pembelajaran, menyelesaikan tugas dalam kelompok dan keterlibatan da lam kerja kelompok. Pengembangan nilai-nilai akhlak mulia siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesi a dilakukan melalui pembelajaran keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan mend engarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Hal itu sesuai dengan tujuan pembelaj aran bahasa Indonesia, yaitu mengembangkan kompetensi siswa dalam penggunaan bah asa Indonesia sesuai dengan konteks kehidupan siswa. Terkait dengan pendidikan n ila-nilai akhlak mulia, pengembangan kompetensi siswa dalam penggunaan bahasa In donesia itu akan bermuara pada penguasaan keterampilan berbahasa yang nila-nilai akhlak mulia; penguasaan keterampilan berbahasa yang mencerminkan dan berdampak pada penguasaan nila-nilai akhlak mulia. Dengan demikian, misalnya, keterampila n siswa dalam mendengarkan tidak terbatas pada keterampilan mendengarkan semata, tetapi keterampilan mendengarkan yang dilandasi oleh nilai-nilai karakter. Demi kian pula, keterampilan berbicara, membaca, dan menulis. Hal itu merupakan kekha san tujuan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia; termasuk kekh asan tujuan dan pelaksanaan kegiatan pendidikan nilai yang terintegrasi di dalam nya. Lebih jauh lagi, dampak pembelajaran bahasa Indonesia yang diharapkan ialah sisw a dapat memanfaatkan keterampilan berbahasa Indonesia yang dilandasi oleh nilai karakter itu dalam mempelajari ilmu pengetahuan atau mata pelajaran yang lain. H al itu dilandasi oleh asumsi bahwa keberhasilan siswa dalam mempelajari ilmu ata u mata pelajaran yang lain, salah satunya ditentukan oleh faktor keberhasilan si swa dalam menguasai keterampilan berbahasa Indonesia. Artinya, penguasaan bahasa (Indonesia) ikut menentukan keberhasilan siswa dalam menguasai ilmu pengetahuan atau mata pelajaran yang lain.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka simpulan penelitian adalah: 1. Perencanaan integrasi nilai-nilai akhlak mulia pada pelajaran Bahasa Ind onesia untuk membentuk kesantunan berbahasa siswa SMK Terpadu Ad-Dimyati telah s ejalan dengan visi sekolah yaitu pengembangan siswa yang berilmu amaliyah, beram al ilmiyah, bertaqwa ilahiyah, berakhlakul karimah dan berdaya saing di dunia ke rja yang berbasis pesantren (seimbang antara soft skill dan hard skill. Kegiatan perencanaan integrasi tersebut meliputi perumusan kompetensi, mengidentifikasi kompetensi, mengembangkan silabus dan indikator hasil belajar, yang akan dilaksa nakan dan menentukan format pembelajaran Bahasa Indonesia yang akan disampaikan kepada siswa. 2. Pelaksanaan integrasi nilai-nilai akhlak mulia pada pelajaran Bahasa Ind onesia untuk membentuk kesantunan berbahasa siswa di SMK Terpadu Ad-Dimyati dise lenggarakan melalui kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan didasarkankan pada potensi, perkembangan dan kondisi siswa dalam menguasai kompetensi yang ber guna bagi dirinya. Pelaksanaan integrasi tersebut menggunakan metode pembelajar an Bahasa Indonesia yang diikuti dengan penanaman nilai-nilai akhlak mulia baik dalam keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, maupun menulis. 3. Evaluasi intergasi nilai-nilai akhlak mulia pada pelajaran Bahasa Indone sia untuk membentuk kesantunan berbahasa siswa SMK Terpadu Ad-Dimyati dimaksudka n untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan pendidikan yang diinginkan melalui kurikulum yang bersangkutan, indikator kerja yang akan dievaluasi yaitu efektiv itas program. Evaluasi tidak hanya mengevaluasi hasil belajar peserta didik dan proses pembelajarannya, tetapi juga rancangan dan pelaksanaan kurikulum, kemampu an dan kejauhan siswa, sarana dan prasarana, serta sumber belajarnya. 4. Dalam pelaksanaan integrasi nilai-nilai akhlak mulia pada pelajaran Baha sa Indonesia untuk membentuk kesantunan berbahasa siswa di SMK Terpadu Ad-Dimyat i terdapat faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaannya. Faktor pendukun g antara lain sarana prasarana yang sangat memadai; koordinasi dan interaksi yan g terjalin sangat baik antara kepala sekolah dengan seluruh komponennya; profesi onalitas guru dalam kesesuaian mata pelajaran yang diampu, dan adanya program pe santren yang memungkinkan pengawasan secara intensif selama 24 jam. Sedangkan fa ktor penghambatnya adalah keberadaan orangtua yang jauh dari siswa sehingga kura ng bisa mengontrol perkembangan prestasi belajar. Selain itu, padatnya jadwal se rta perbedaan minat siswa dalam belajar mempengaruhi semangat untuk menerima pel ajaran. B. Implikasi Implikasi dari hasil penelitian ini dapat dirumuskan menjadi tiga sasaran yaitu: 1) implikasi bagi guru, 2) implikasi bagi bahan ajar dan 3) implikasi bagi meto de pembelajaran. 1. Implikasi bagi Guru Melakukan integrasi terhadap kurikulum yang baik memerlukan pemahaman tentang pe ngembangan kurikulum secara mendalam. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMK Terpa du Ad-Dimyati diharapkan dapat memanfaatkan teori maupun konsep tentang pengemba ngan kurikulum pada semua mata pelajaran. Adaptasi yang mungkin dilaksanakan ole h guru Bahasa Indonesia adalah dengan cara menambah kegiatan pembelajaran yang s ekaligus dapat mengembangkan nilai-nilai akhlak mulia, mengadaptasi atau menguba h kegiatan belajar pada buku ajar yang dipakai. Selain itu, adaptasi dapat dilak ukan dengan merevisi substansi pembelajarannya dengan menambahkan unsur nilai-ni lai akhlak mulia pada materi yang disampaikan. 2. Implikasi bagi Bahan Ajar Guru seharusnya memiliki kemampuan tambahan selain mengajar, yaitu mengembangkan dan menyusun bahan ajar, karena kurikulum yang digunakan adalah memadukan kurik ulum nasional dengan pesantren yang secara tidak langsung membutuhkan kecermatan dalam membuat bahan ajar. Dengan menyusun bahan ajar sendiri diharapkan lebih m engena, karena guru berhubungan langsung dengan mereka sehingga lebih memahami s

ifat dan karakter peserta didiknya. Oleh karena itu sangat penting bagi guru mem peroleh pengetahuan tentang bagaimana mengembangkan dan menyusun bahan ajar bent uk cetak, mulai dari bentuk sederhana seperti handout, LKS sampai pada bentuk ya ng memerlukan pemikiran yang lebih lama dan mendalam, seperti diktat, modul, dan buku ajar. 3. Implikasi bagi Metode Pembelajaran Metode sebagai cara guru untuk meningkatkan kemampuan siswa perlu terus dilakuka n pembaharuan, misalnya pada mulanya guru dalam kegiatan pembelajaran hanya meng gunakan metode ceramah, akan tetapi metode ceramah ini tidak efektif apabila dig unakan secara terus menerus, sehingga dapat diperbaharui dengan misalnya menggun akan metode resitasi, demonstrasi, simulasi, tanya jawab, eksperimen dan lain-la in sehingga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam kegiatan belajar . 4. Implikasi bagi Evaluasi Pembelajaran Integrasi nilai-nilai akhlak mulia pada pelajaran Bahasa Indonesia di SMK Terpad u Ad-Dimyati berdampak optimal jika diikuti dengan kegiatan evaluasi yang baik. Kegiatan evaluasi ini dapat dilaksanakan secara seragam, di mana guru mata pelaj aran Bahasa Indonesia memiliki format penilaian atau evaluasi yang sama dengan g uru mata pelajaran lainnya, sehingga evaluasi atau penilaian yang dilakukan terh adap siswa mencakup semua aspek, baik kognitif, afektif maupun psikomotornya. C. Rekomendasi Rekomendasi dari hasil penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1. Untuk Kepala Sekolah dan Guru: a. Mengingat kecerdasan dan kemampuan yang dimiliki siswa berbeda-beda maka dalam mengelola kelas agar lebih kreatif dan menggunakan berbagai macam metode pembelajaran serta memanfaatkan sarana dan prasana pembelajaran yang lebih varia tif sesuai dengan karakteristik dan mata pelajaran. b. Dalam intergasi nilai-nilai akhlak mulia pada pelajaran Bahasa Indonesia untuk membentuk kesantunan berbahasa siswa SMK Terpadu Ad-Dimyati diperlukan du kungan dari berbagai pihak antara lain pemerintah, orang tua dan masyarakat, kar ena upaya peningkatan mutu pendidikan tidak mungkin dapat dilakukan oleh pihak s ekolah saja. 2. Untuk Lembaga: Diharapkan kepada lembaga pendidikan SMK Terpadu Ad-Dimyati lebih meningkatkan l agi program pelaksanaan intergasi nilai-nilai akhlak mulia pada pelajaran Bahasa Indonesia untuk membentuk kesantunan berbahasa siswa yang sudah dilaksanakan se hingga SMK Terpadu Ad-Dimyati lebih baik lagi di masa yang akan datang.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI C. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka simpulan penelitian adalah: 1. Perencanaan intergasi nilai-nilai akhlak mulia pada pelajaran Bahasa Ind onesia untuk membentuk kesantunan berbahasa siswa SMK Terpadu Ad-Dimyati mengacu pada visi dan misi sekolah, perumusan kompetensi, mengidentifikasi kompetensi, mengembangkan silabus dan indikator hasil belajar, yang akan dilaksanakan dan me nentukan format pembelajaran yang akan digunakan. 2. Pembinaan kesantunan berbahasa Indonesia bisa dilakukan dengan dua cara . Pertama, transformasi nilai-nilai transenden (religi) oleh guru secara implisi t atau eksplisit dalam proses pembelajaran bahasa. Di sini guru hendaknya mengua sai relevansi ajaran agama dengan prinsip-prinsip bahasa. Kedua, pemilihan bahan ajar yang mendukung terintegrasinya antara nilai-nilai akhlak mulia dengan kei

lmuan lainnya. Pemilihan bahan ajar memungkinkan dilakukan dalam pembelajaran ba hasa Indonesia karena sikap integrasinya bahasa terhadap berbagai informasi di l uar bidang bahasa itu sendiri. Guru misalnya, bisa melakukan hal tersebut dalam pemilihan wacana dan jenis bacaan untuk para siswanya. 3. Pelaksanaan intergasi nilai-nilai akhlak mulia pada pelajaran Bahasa Ind onesia untuk membentuk kesantunan berbahasa siswa di SMK Terpadu Ad-Dimyati terd apat faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaannya. Faktor pendukung anta ra lain sarana prasarana yang sangat memadai; koordinasi dan interaksi yang terj alin sangat baik antara kepala sekolah dengan seluruh komponennya; profesionalit as guru dalam kesesuaian mata pelajaran yang diampu, dan adanya program pesantre n yang memungkinkan pengawasan secara intensif selama 24 jam. Sedangkan faktor p enghambatnya adalah keberadaan orangtua yang jauh dari siswa sehingga kurang bis a mengontrol perkembangan prestasi belajar. Selain itu, padatnya jadwal serta pe rbedaan minat siswa dalam belajar mempengaruhi semangat untuk menerima pelajaran . D. Implikasi Implikasi dari hasil penelitian ini berkenaan dengan visi dan misi SMK Terpadu Ad-Dimyati yang yang sedang diimplemantasikan kedalam semua aspek pendidikan dan tenga kependidikan . Hal ini dapat dilihat pada upaya sekolah dalam mensosiali sasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai dan sikap kebersamaan baik guru, st af administrasi dan peserta didik melalui himbauan kepala sekolah, ungkapan-ungk apan yang bertujuan bagi pembentukan sikap yang santun dan sopan, misalnya: : Keb ersihan ialah bagian dari Iman ; Kami siswa yang mempunyai pribadi yang unggul , Kami siswa yang kreatif, disiplin dan berbudi luhur . Ungkapan hikmah itu ditempelkan pada tiang-tiang dan dinding sekolah. Penyampaian pesan model ini cukup efektif karena peserta didik akan menjadi terbiasa dengan ungkapan tersebut. Perlunya peningkatan kemampuan guru bahasa Indonesia dalam memahami nilai-nilai akhlak mulia dalam konteks bahasa. Hal ini disadari karena terintegrasinya pemb elajaran bahasa dengan nilai keimanan dan ketakwaan bergantung pada kemampuan gu ru dalam membuka hikmah di balik semua proses pembelajaran bahasa. Pada proses p embelajaran di kelas, aspek bahasa guru perlu menjadi perhatian guru. Aspek tutu r kata guru yang sopan akan memberikan keindahan dan daya tarik bagi siswa, seba liknya tutur kata yang kurang sopan dapat menjadikan guru tersebut dicap kurang santun. Oleh karenanya, peneliti cukup konsen terhadap bahasa guru pada proses p embelajaran. Kemampuan guru untuk menampilkan bahasa tutur yang sopan dan santu n dalam proses pembelajaran akan berimplikasi terhadap pembiasaan sikap dan kesa ntunan berbahasa siswa baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Demikian pula, sikap yang ditunjukkan oleh dewan guru dan peserta didik nya kepada sesama guru, siswa dan tamu. Siswa menyapa sambil membungkukkan badan ketika berpapasan dengan guru dan dengan sesama siswa. Sikap ramah guru dan sis wanya ditunjukkan ketika peneliti pertama kali masuk ke lingkungan sekolah. Baik guru maupun peserta didiknya menyapa peneliti dengan ramah dan penuh persahabat an. Sebagaimana yang dituturkan oleh Kepala sekolah bahwa dia secara terus mener us menyampaikan pesan-pesan persahabatan, kejujuran, kedisiplinan dan sikap sopa n santun. C. Rekomendasi Rekomendasi dari hasil penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1. Untuk Kepala Sekolah dan Guru: c. Mengingat kecerdasan dan kemampuan yang dimiliki siswa berbeda-beda maka dalam mengelola kelas agar lebih kreatif dan menggunakan berbagai macam metode pembelajaran serta memanfaatkan sarana dan prasana pembelajaran yang lebih varia tif sesuai dengan karakteristik dan mata pelajaran. d. Dalam intergasi nilai-nilai akhlak mulia pada pelajaran Bahasa Indonesia untuk membentuk kesantunan berbahasa siswa SMK Terpadu Ad-Dimyati diperlukan du kungan dari berbagai pihak antara lain pemerintah, orang tua dan masyarakat, kar ena upaya peningkatan mutu pendidikan tidak mungkin dapat dilakukan oleh pihak s ekolah saja.

2. Untuk Lembaga: Diharapkan kepada lembaga pendidikan SMK Terpadu Ad-Dimyati lebih meningkatkan l agi program pelaksanaan intergasi nilai-nilai akhlak mulia pada pelajaran Bahasa Indonesia untuk membentuk kesantunan berbahasa siswa yang sudah dilaksanakan se hingga SMK Terpadu Ad-Dimyati lebih baik lagi di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA Al Qur an Al Ghazali (1966). Ikhtisar Ilhya Ulumuddin, terjemahan Mochtar Rasidi dan Moch tar Jahja. Yogyakarta: PT Alfalah Abrurahman an Nahlawi. Depdikbud (1998). Peningkatan Wawasan Keagamaan (Islam) Guru Bukan Pendidikan Ag ama Islam SLTP dan SMTA. Jakarta: Dirjen Dikdasmen. Habibie, BJ. (1992). Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pembangunan Bangsa. Jakart a: BPPT. Hasnain, Imtiaz Iriantara, Y. dan Syaripudin, U. (2013).Komunikasi Pendidikan. Bandung: Simbios a Rekatama Media Bacaan Mulia (Terjemahan Puitis Al Qur an). Jakarta: Djambatan. Khalid, Muh. Khali d, M (1985). Khilafah Rasulullah. Bandung: Diponegoro Madjid, N. (1995). Agama, Kerohanian, dan Akhlak Umum dalam Ruh Islam dan Budaya Bangsa. Jakarta: Festival Istiqlal. Madjid, Nurcholish. Tafsir, A (2008). Strategi Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam. Bandung: Ro sda Karya Zaini, A.W (1995), Dunia Pemikiran Kaum Santri. Yogyakarta: LKPSASM Departemen Agama Republik Indonesia, 2003, Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah , Jakarta: Depag RI Abdul, Majid, Dian Andayani. 2004. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi. B andung: PT Remaja Rosdakarya. Creech. (1996). Total Quality Management. (terjemahan). Jakarta: Gramedia. Nawawi, H. 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis yang Kompetitif, Yog yakarta: Gajah Mada University Press. Hamalik, Oe. 2006. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakar ya. Hamzah Ya qub(1988) Etika Islam : Pembinaan Akhlakul Karimah (suatu pengantar), Ba ndung, Diponegoro Handoko T. H, 1989, Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, Edisi II, Cetak an Keempat Belas, Penerbit BPFE, Yogyakarta. Hasibuan, Malayu S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi. Jakarta : Bumi Aksara. Guntur, H. (2009). Pengajaran Pragmatik Bandung : Angkasa Husen, A. .(1997). Perencana Pengajaran Bahasa. Jakarta. Depdiknas Permadi (1998). Kepemimpinan Mandiri (Profesional) Kepala Sekolah. Bandung: Sara na Panca Karya.

J, Rahmat (1996) Sistem Etika Islami (Akhlak Mulia), Jakarta, Pustaka Panjima. Kridalaksana, H. (2001). Kamus Linguistik akarta : PT. Gramedia Diponegoro Rowe et al. (1990). Strategic Management, A Methodological Approach. New York an Co: Addison-Wesley Publishing Company. Stewart, Aileen Mitchell. (1994). Empowering People. Singapore: Institut of Mana jement. Sanusi, S. (1987). Integrasi Umat Islam. Bandung: Iqomatuddin Wheelen and Hunger. (1995). Strategic Management. Florid: The Florida State Uni versity Press. Burton, W.H., (2005), The Guidance of The Learning Activities, New York: Appleto n Century Crofts. Moleong, Lexy J. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja R osdakarya. Mutia, Ria. (2008). Relevansi Bahan Pembelajaran Berbahasa dan Sastra Indonesia SMP Kelas VII Terbitan 2007 Erlangga dengan Standar Isi. Skripsi Universitas Tan jungpura. Mulyasa, E.( 2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai