Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
Dosen Pembimbing :
Lizar, M.T.
1
pembaharuan dalam BRT ini terus berkembang. Secara umum, BRT adalah angkutan
berorientasi pelanggan yang berkualitas tinggi, yang memberikan mobilitas perkotaan
yang cepat, nyaman, dan murah. BRT juga dikenal dengan nama lain di berbagai tempat,
termasuk Sistem Bus Berkapasitas Tinggi, Sistem Bus Berkualitas Tinggi, Bus-Metro,
Sistem Bus Ekspres, dan Sistem busway. Sistem BRT menggabungkan kebanyakan aspek
berkualitas tinggi dari sistem metro bawah tanah yang untunglah tidak mahal. Oleh
karena itu, sistem BRT juga dikenal sebagai sistem “metro darat.”
2
Gambar 2.1 Implementasi BRT di beberapa kota di Dunia
Gambar 2.3 Bus TransJakarta (Kiri) dan Bus Trans Jogja (Kanan)
3
Bus Rapid Transit (BRT) sendiri sudah ada dibeberapa tempat di Indonesia,
diantaranya ada di Kota Pekanbaru, Kota Jakarta, Palembang, Bali, Semarang, Bandung,
Yogyakarta, dan Manado. Berikut adalah jenis bus yang digunakan dibeberapa wilayah
di Indonesia, dan kapasitas bus tersebut :
Gambar 2.4 Jenis Bus dan kapasitas bus di berbagai wilayah di Indonesia
2.4 Standardisasi Sarana dan Prasarana Bus Rapid Transit (BRT) di Indonesia
2.4.1 Standar Shelter
Shelter merupakan tempat pemberhentian kendaraan angkutan umum massal
(BRT) yang berfungsi untuk proses penarikan tiket, menaikkan dan menurunkan
penumpang. Shelter memiliki beberapa fasilitas pendukung yang ada didalam shelter
sebagai penunjang dalam penyelenggaraan prasarana BRT. Berikut ini adalah table
mengenai standar shelter yang harus terpenuhi :
4
Gambar 2.5 Fasikitas yang harus disediakan Shelter yang memenuhi Standar.
Gambar 2.6 Fasilitas yang harus disediakan Shelter yang memenuhi Standar.
5
Gambar 2.7 Shelter dikawasan Kota Jakarta
6
Gambar 2.9 Perbandingan Sistem Ticketing dan manual
7
Dibangunnya aksesibilitas menuju ke bus BRT merupaan unsur penting untuk
memberikan kenyamanan seorang penumpang menuju shelter. Dibeberapa negara
aksesibilitas menjadi prioritas ddalam membangun system BRT. Aksesibilitas tersebut
diantaranya jembatan penyeberang, adanya tempat parkir, ada bus feeder, adanya akses
trotoar bagi pejalan kaki.
Konsep kenyamanan aksesibilas ini kemudian memberikan dampak orang memilih
BRT sebagai sarana transportasi umum yang layak.
Berikut adalah cakupan kebutuhan infrastruktur didalam aksesibilitas BRT :
8
Gambar 2.13 Peta jaringan merupakan bagian system informasi BRT
9
Lajur khusus BRT merupakan prasarana yang sebaiknya harus dimiliki dalam
pengadaan system BRT. Pada dasarnya lajur khusu jalan ruang yang cukup untuk sebuah
bus BRT sama halnya dengan lajur khusus jalan pada Bus umum, namun perbedaan
terletak pada keharusan pemberian marka jalan yang tegas, sehingga akan bermanfaat dan
memberikan ruang bus BRT dalam mengontrol kecepatan kendaraan.
Lebar lajur khusus bus sekurang-kurangnya sama dengan lebar lajur lalu lintas
standar yaitu 3,5 m atau dalam kisaran 3 sampai 4 m. semakin sempit jalur yang
digunakan akan menurunkan kecepatan bus kecuali bila dilengkapi dengan roda pengarah
(Guide bus way).
10
Gambar 2.16 Standar fasilitas penumpang kebutuhan khusus BRT
BAB 1II
11
MASS RAPID TRANSIT (MRT)
1. Definisi MRT
Pengertian MRT adalah sebuah sistem transportasi massal dan transit cepat yang
merupakan transportasi berbasis rel listrik yang efektif dan nyaman dan telah terbukti
hasilnya dengan banyak diterapkannya moda transportasi ini oleh kota-kota besar yang
terdapat di berbagai negara.
Pengertian MRT (Mass Rapid Transit) yang secara harfiah adalah angkutan yang
dapat mengangkut penumpang dalam jumlah besar secara cepat
Secara Umum MRT juga merupakan kategori kereta yang dioperasikan secara
otomatis tanpa harus dikendalikan oleh masinis. hanya menekan tombol dari pusat
kendali, kereta akan berjalan dengan sendirinya sampai ketujuan. MRT mampu melaju
hingga 100 km/jam.
Jalur MRT Jakarta dengan bentang kurang lebih ±110.8 km, yang terdiri dari Koridor
Selatan – Utara (Koridor Lebak Bulus - Kampung Bandan) sepanjang ±23.8 km dan
Koridor Timur – Barat sepanjang ±87 km.[6]
12
Jalur Selatan-Utara merupakan jalur yang pertama dibangun. Jalur ini akan
menghubungkan Lebak Bulus, Jakarta Selatan dengan Kampung Bandan, Jakarta Utara.
Pengerjaan jalur ini dibagi menjadi 2 tahap pembangunan.
Stasiun pemberhentian
Posisi
Stasiun Keterangan Lokasi
Stasiun
Fatmawati
Cipete Raya
Sisingamaraja
Senayan
Bawah
tanah
Istora
13
Bendungan
Hilir
Setiabudi Jakarta
Pusat
Stasiun yang terintegrasi dengan kereta
Dukuh Atas
bandara, LRT dan transjakarta.
Tahap II akan melanjutkan jalur Selatan - Utara dari Bundaran HI sampai dengan
Kampung Bandan sepanjang 8.1 km. Tahap II akan mulai dibangun ketika tahap I
beroperasi dan ditargetkan beroperasi pada tahun 2020. Studi kelayakan untuk tahap ini
sudah selesai.
14
2.2 Jalur Barat - Timur
Jalur Barat - Timur saat ini sedang dalam tahap studi kelayakan. Jalur ini ditargetkan
paling lambat beroperasi pada 2024 - 2027.
Menurut Rachmadi, Direktur Teknik Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, ada lima
keunggulan kereta api yaitu diantaranya:
"Tentu kelemahannnya juga banyak," kata Rachmadi dalam diskusi "Masa Depan
Angkutan Rel" di Jakarta, Senin (10/8) siang. Kelemahan diantaranya adalah sebagai
berikut:
15
a. biaya investasinya besar,
b. kurang fleksibel sehingga harus terhubung dengan jenis transportasi lain, dan
c. pengelolaan yang masih perlu ditingkatkan.
4. SISTEM MRT
a. Sistem Pelayanan
Pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) fase I rute Lebak Bulus-Bundaran HI masuk
tahapan pemasangan instalasi sistem jalan rel. Pada tahapan ini meliputi sistem
persinyalan serta Telekomunikasi.Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar
mengatakan,sistem persinyalan-telekomunikasi menggunakan CBTC
atau Communications-based Train Control. CBTC merupakan salah satu sistem
tercanggih di dunia saat ini“MRT Jakarta menggunakan sistem CBTC dalam
pengoperasiannya. Sistem persinyalan kereta api ini memanfaatkan radio komunikasi
antara peralatan VOBC atau vehicle on board controllerdan wayside (perangkat yang
berada di luar kereta), serta jalur untuk pengendalian lalu lintas dan infrastruktur.
Dengan sistem CBTC, posisi kereta dapat diketahui secara akurat dan tepat sehingga
mendukung pengelolaan lalu lintas kereta api secara efisien dan aman.Dengan sistem ini,
MRT dikendalikan otomatis dengan pendeteksi bersolusi tinggi serta komunikasi data
dua arah berkapasitas tinggi. Sistem ini mampu menerapkan perlindungan, operasi dan
pengawasam kereta secara otomatis.Sistem CBTC pada MRT Jakarta adalah yang
pertama di Indonesia. Pada tahapan ini diperlukan transfer pengetahuan untuk internal
MRT dan pemangku kepentingan lainnya.
b. Sistem pembayarannya
Dengan menggunakan kartu yang diterima pada saat menggunakan transportasi publik
seperti MRT, BIS dan LRT supaya perjalanan tetap nyaman selama berlibur. Kartu yang
dibuat oleh pengelola ini di pergunakan untuk pembayaran tiket secara terus menerus
sehingga tertampung di sebuah rekening yang ada dikartu.Kartu ini sangat berguna dan
harus wajib dimiliki saat melakukan perjalanan dipusat wisata disana dan cepat
sampainya.kemudian kartu yang sering digunakan oleh wisatawan didunia yaitu EZ link
yang sudah populer sebagai kartu untuk melakukan pembayaran transportasi
16
publik.penggunaannya sangat mudah sekali hanya dengan melakukan taping dipintu
masuk dan taping lagi saat keluar. Pembelian kartu ini bisa di seven eleven/ 7 .11 dan
konter stasiun MRT di bagian tiketing.
Pembangunan jalur MRT Fase I sepanjang ± 16 kilometer dari Terminal Lebak Bulus
hingga Bundaran Hotel Indonesia yang memiliki 13 stasiun berikut 1 Depo. Untuk
meminimalisir dampak pembangunan fisik Fase I, selain menggandeng konsultan
manajemen lalu lintas, PT MRT Jakarta juga memiliki Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (Amdal). Pengoperasian Fase I akan dimulai pada tahun 2019.Pembangunan
jalur MRT Fase I akan menjadi awal sejarah pengembangan jaringan terpadu dari sistem
MRT yang merupakan bagian dari sistem transportasi massal DKI Jakarta pada masa
yang akan datang. Pengembangan selanjutnya meneruskan jalur Sudirman menuju Ancol
(disebut jalur Utara-Selatan) serta pengembangan jalur Timur-Barat.
Dalam tahap operasi dan pemeliharaan, PT MRT Jakarta bertanggung jawab terhadap
pengoperasian dan perawatan, termasuk memastikan agar tercapainya jumlah
penumpang yang cukup untuk memberikan pendapatan yang layak bagi perusahaan.
17
Pelaksanaan pembangunan MRT melibatkan beberapa instansi, baik pada tingkatan
Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dan PT MRT Jakarta sendiri. Oleh
karena itu, dokumen anggaran yang diperlukan juga melibatkan lembaga-lembaga
tersebut dengan nama program dan kegiatan berbeda namun dengan satu keluaran yang
sama, pembangunan MRT Jakarta.
18
BAB 1V
LIGHT RAPID TRANSIT (LRT)
A. PENGERTIAN
LRT (Light Rail Transit) merupakan salah satu sistem Kereta Api Penumpang
(tipe Kereta Api ringan) yang biasanya beroperasi dikawasan perkotaan yang memiliki
konstruksi ringan dan dapat berjalan bersama lalu lintas lain atau dalam lintasan khusus,
LRT sering juga disebut dengan tram. LRT (Light Rail Transit) sendiri merupakan
moda transportasi masal yang merupakan bagian dari Mass Rapid Transit (MRT) dengan
cakupan wilayah yang lebih kecil. LRT telah diterapkan di berbagai negara di belahan
dunia, di kawasan (Asia Tenggara) sudah ada Singapur dan Filipina yang telah
menerapkannya. Di Singapur LRT termasuk dalam bagian SMRT (Singapore Mass Rapid
Transit).
LRT tergolong dalam kereta ringan dan merupakan moda transportasi masal yang
cocok dioperasikan di daerah kota.
LRT memiliki lebar antar 2,7-2,8 meter, dan dikendalikan dengan sistem otomatis
(melaui ruang kontrol) tanpa menggunakan masinis yang ada di kereta seperti
KRL.
LRT dapat ditempatkan diantara lalu lintas lainnya mengingat kecepatan LRT
biasanya hanya sekitar 30-40 kilometer / jam.
19
Dengan dimensi yang relatif kecil, LRT memiliki keunggulan pada radius
putarnya yang hanya 20-30 meter, jauh lebih kecil dari KRL atau MRT. hal ini
lah yang menyebabkan pemerintah kepincut dengan LRT ketimbang monorail,
karena dengan radius putar yang relatif kecil LRT cocok dengan kondisi Jakarta
yang memiliki banyak gedung tinggi.
b. Kekurangan
Kekurangan LRT adalah Biaya pembangunan yang mahal. Proyek Light Rail
Transit (LRT) yang dibangun elevated atau jalan layang seperti yang dibangun di
Palembang Sumatera Selatan dan Jakarta memiliki sejumlah keunggulan. Meski diakui,
biaya pembangunan proyek elevated itu jauh lebih mahal.
20
C. DAERAH YANG MENGGUNAKAN LRT
LRT SINGAPURA
Light Rail Transit (LRT) adalah jenis angkutan rel ringan yang merupakan bagian
dari jaringan angkutan rel di Singapura, terdiri dari sistem rel terlokalisasi yang berfungsi
sebagai penghubung ke jaringan MRT Singapura. Jalur LRT pertama dibuka tahun 1999
dan kemudian berkembang menjadi 3 jalur yang melayani kawasan perumahan di Bukit
Panjang, Sengkang dan Punggol. Jalur ini terhubung ke jaringan MRT di stasiun Choa
Chu Kang, Sengkang dan Punggol, ditambah Jalur LRT Bukit Panjang akan terhubung
ke Bukit Panjang tahun 2016. Semua jalur LRT sudah terotomatisasi dan dibuat
melayang, untuk mengatasi keterbatasan lahan di Singapura. Jalurnya dibangun
oleh Land Transport Authority, dengan konsesi operasi diberikan ke SMRT Light
Rail dan SBS Transit.
21
D. SISTEM LRT DI SINGAPURA
LRT atau light rail transit (kereta ringan) dengan tiga jalur sepanjang 28,8
kilometer, serta 42 stasiun, yang lebih ditujukan sebagai pengumpan bagi MRT. Jalur-
jalur LRT menghubungkan kawasan permukiman Singapura dengan jaringan MRT.
Selain moda transportasi berbasis rel, warga Singapura juga mengandalkan moda
transportasi berbasis bus untuk bepergian. Setidaknya ada empat operator bus dengan
lebih dari 300 rute layanan, serta armada dengan jumlah total setidaknya 4.600 unit bus.
Rapinya sistem transportasi di Singapura membuat warga Singapura lebih
mengandalkan moda transportasi umum, daripada kendaraan pribadi untuk bepergian.
Data Pemerintah Singapura menunjukkan bahwa ada 7,2 juta penumpang harian yang
menggunakan MRT, LRT, dan sistem bus. Besarnya jumlah pengguna itu juga
disebabkan layanan-layanan transportasi di Singapura reliable. Warga Singapura hanya
menghabiskan waktu rata-rata selama 84 menit dalam satu pekan untuk bepergian
menggunakan moda-moda transportasi itu. Sejumlah rencana pengembangan lebih lanjut
juga sudah disiapkan otoritas transportasi darat Singapura. Rencana itu mencakup
pembangunan 35 stasiun MRT baru, pemanjangan jalur, serta pengembangan tiga jalur
baru, hingga pembangunan jalur lintas negara hingga Malaysia.
22