Anda di halaman 1dari 2

23

Pestisida organik dari rempah-rempah penyedap dan menyehatkan

Back to nature, akan menjadi tren dunia dalam produksi pertanian yang berkelanjutan
dan ramah lingkungan. Dengan kekayaan hayati yang besar dan berragam, Indonesia
memiliki potensi besar mentransformasikan keunggulan komparatif sumberdaya alam
tersebut menjadi produk yang unggul di pasar global, baik domestik maupun
internasional. Untuk itu perlu dukungan riset yang kuat di semua lini.

Ke depan, kebutuhan terhadap produksi pertanian akan semakin tinggi. Hal ini karena tidak
hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk yang semakin meningkat, produk
pertanian juga diperlukan untuk biofuel terbarukan (renewable) yang lebih ramah
lingkungan serta untuk memenuhi kebutuhan bahan baku berbagai industri lainnya. Karena
itu ke depan, peningkatan produktivitas pertanian merupakan suatu keniscayaan. Demikian
juga kebutuhan agrokimia (agrochemicals) seperti pupuk dan pestisida, akan semakin
meningkat.

Kesadaran akan semakin menipisnya cadangan minyak dunia yang merupakan bahan baku
tak terbarukan (unrenewable) dari agrokimia tersebut, telah mendorong upaya beralih ke
bahan baku yang terbarukan. Termasuk dalam upaya ini adalah peralihan dari pestisida
sintetik ke pestisida organik atau pestisida alami (natural) yang bahan bakunya berasal dari
makhluk hidup (tanaman, mikroba ataupun hewan). Selain terbarukan, keunggulan dari
pestisida organik ini, termasuk fungisida organik, adalah ramah lingkungan dan positif
bagi kesehatan manusia. Untuk pestisida organik yang bahan bakunya berasal dari rempah-
rempah yang banyak digunakan dalam industri kuliner khas Indonesia, jelas tidak
berdampak negatif terhadap kesehatan manusia.

Sebagai salah satu negara kaya keanekaragaman hayati, Indonesia memiliki peluang yang
sangat besar menjadi produsen pestisida organik atau pestisida alami yang sekarang dan
kedepan juga menjadi tren dunia dalam pertanian organik (green agriculture), back to
nature. Chemo-biodiversity, kaya akan keanekaragaman hayati dapat berarti kaya
keanekaragam kimia alami [1]. Indonesia memiliki sejarah panjang sebagai penghasil
rempah-rempah dunia. Dengan dukungan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) dari riset
dan pengembangan yang baik, keunggulan komparatif sumberdaya alami ini akan
mengantarakan produk alami Indonesia yang memiliki keunggulan kompetitif di pasar
dunia. Produk-produk pestisida organik dari perusahan multinasional telah beredar di pasar
dunia [1].

Daftar di bawah ini adalah contoh rempah-rempah Indonesia yang digunakan dalam
industri kuliner khas Indonesia dan dengan kearifan lokal telah pula digunakan sebagai
bahan baku untuk membuat pestisida organik. Beberapa produk organik tersebut telah
beredar di pasar internasional dengan Merk Dagang terdaftar. Di Indonesia, sebagian besar
pembuatan dan pemanfaatannya masih menggunakan cara-cara tradisional, sederhana dan
murah serta mudah aplikasinya di tingkat petani. Untuk produksi skala industri “besar”

www.ibriec.org | November 2013 | 1(2), 23-24 Djoko Santoso – Peneliti BPBPI


24

perlu sentuhan iptek sehingga apa yang selama ini menjadi kelemahan pestisida organik,
dapat diperbaiki. Dibanding pertisida sintetik, kelemahan pestisida organik adalah
pengaruhnya relatif lambat, stabilitasnya dalam penyimpanan suhu ruang relatif rendah,
dan mutunya kurang konsistensi [2]. Iptek pendukung yang diperlukan dalam
pengembangan dan produksi pestisida organik antara lain iptek bidang proteksi tanaman,
mikrobiologi, kimia bahan alam atau organik, biokimia, bioteknologi dan bioindustri.

Daftar contoh beberapa produk pestisida organik yang dimanfaatkan oleh praktisi pertanian
Produk Sumber hayati Aktivitas biologis Merk Dagang
Cabe keriting (Capsicum Fungisida, repelant, Hot Papper Wax;
Oleoresin cabe
annum) bakteri-, insekti-sida Insect Reppelent
Minyak sereh Sereh (Cymbopogon spp.) Insektisida, herbisida GreenMatch Ex
Cengkeh (S. aromaticum; Insektisida, herbisida, Matran EC;
Minyak cengkeh
Eugenia aromaticum) baterisida Bioorganic Lawn
kayu manis Weed Zap;
Minyak kayu manis Insektisida; herbisida
(Cinnamomum spp) Repellex
Minyak bawang Bawang (Ollium sativum) Pestisida, fungisida -
lengkuas (Alpinia
Ekstrak lengkuas Insektisida, fungisida -
galanga)
kunyit (Curcuma
Ekstrak kunyit Fungisida -
domestica V)
Ekstrak jahe Jahe (Zingiber officinale) Insektisida -
Ekstrak lada Lada (Piper ningrum L.) Insektisida, fungisida -
Kencur (Kaempferia
Ekstrak kencur Fungisida -
galanga L.)
jeruk nipis (Citrus
Ekstrak jeruk nipis Fungisida -
aurantifolia)

Referensi:
[1] Pino O., Y. Sánchez, M.M. Rojas (2013) Plant secondary metabolites as an alternative
in pest management. I: Background, research approaches and trends. Rev. Protección
Veg. 28: 81-94
[2] Anonim (2013) Macam pestisida organik dan cara membuatnya: http://www.alamtani.
com/pestisida-organik.html

www.ibriec.org | November 2013 | 1(2), 23-24 Djoko Santoso – Peneliti BPBPI

Anda mungkin juga menyukai