Anda di halaman 1dari 101

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

BAB III
PROFIL SANITASI
KOTA PALEMBANG
TPA SUKAWINATAN PALEMBANG
Alamat : Jl. Sukawinatan Rt.68Kel.Sukajaya Kec.Sukarami Palembang Telp : 0711-9254248 E-mail :
tpa_sukawinatanplg@yahoo.com

Sumber

https://www.academia.edu/10344447/Palembang_Eco_City

Profil sanitasi kota Palembang secara umum dapat dilihat dari


tingkat layanan, cakupan layanan maupun akses masyarakat
terhadap ketersediaan sarana dan prasarana baik untuk sektor air
limbah, persampahan dan drainase lingkungan yang ada di Kota
Palembang. Karena sektor air bersih juga erat kaitannya dengan
sektor

sanitasi,

maka

profil

sanitasi

kota

juga

berusaha

menggambarkan kondisi pengelolaan air bersih, demikian juga


kondisi kesehatan lingkungan kota, kesehatan dan pola perilaku
masyarakat serta pembiayaan sanitasi kota.

3.1 Kondisi Umum Sanitasi Kota


3.1.1 Kesehatan Lingkungan
Masalah yang terkait dengan kesehatan lingkungan antara lain
adalah penggunaan air bersih, dan jamban keluarga. Untuk akses
air

bersih,

masyarakat

Kota

Palembang

mendapatkan

dari

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), sumur tangan, sumur gali,


sumur artesis, air sungai dan sumber air lainnya (air hujan).
Pelayanan air bersih untuk kebutuhan perkotaan di Kota
Palembang terdiri atas sistem perpipaan dan non perpipaan. Data
tahun 2010 menunjukkan bahwa pelayanan perpipaan menjangkau
89% lebih rumah tangga di Kota Palembang, sedangkan sisanya

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

(11%) masih memanfaatkan air permukaan (sungai, air tanah,


sumur).

Oleh

karena

masih

banyak

rumah

tangga

yang

menggunakan air bersih selain ledeng, maka dikhawatirkan air


bersih yang digunakan tidak memenuhi persyaratan dilihat secara
fisik, kimiawi, maupun bakteriologi ataupun air yang mengalami
pencemaran.
Begitu juga masalah jamban keluarga, pada umumnya rumah
tangga di Kota Palembang yang memiliki jamban keluarga sendiri
telah mencapai 89% lebih (89,49% tahun 2010, profil dinkes 2010).
Dibandingkan dengan rumah tangga di kabupaten dan kota di
Sumatera Selatan, rumah tangga yang memiliki jamban keluarga
relatif lebih baik, karena ada di beberapa kabupaten yang rumah
tangga memiliki jamban keluarga kurang dari 50 persen. Namun
persoalan kita adalah apakah jamban yang dimiliki oleh warga
sudah memenuhi persyaratan yang ditentukan seperti jarak septik
tank/jamban dengan sumber air, apakah tidak merembes atau
sudah dikuras sesuai anjuran.
Di beberapa tempat di wilayah Kota Palembang, kondisi
drainase lingkungan juga kurang memenuhi syarat, sehingga pada
saat hujan di beberapa ruas jalan masih terdapat genangan air.
Terkait dengan kondisi geografis yang landai serta adanya sungai
besar maupun kecil yang dipengaruhi pasang surut air laut
merupakan salah satu permasalahan dalam pengelolaan drainase
di Kota Palembang.
Kondisi

sanitasi

Kota

Palembang

secara

umum

dapat

digambarkan dengan melihat kondisi umum kesehatan lingkungan


di Kota Palembang. Berikut ini akan diuraikan kondisi kesehatan
lingkungan di Kota Palembang yang meliputi kondisi kepemilikan
jamban, data rumah sehat, sekolah sehat maupun tempat-tempat
umum sehat.
a)

Rumah Sehat

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

Pada tahun 2010, di Kota Palembang terdapat jumlah rumah


sebanyak 268.591. Dari jumlah rumah yang ada, dilakukan
pemeriksaan terhadap 226.540 (84,34%). Berdasarkan hasil
pemeriksaan tersebut, maka ditemukan 181.464 Rumah Sehat
atau sebanyak 80,10%. Angka capaian ini sudah mencapai
target SPM yang sebesar 80%. Jika dilihat sebaran tiap
Kecamatan, maka wilayah dengan rumah sehat tertinggi
adalah Kecamatan Bukit Kecil (91,41%), sedangkan yang
paling sedikit rumah sehatnya ada di Kecamatan

Kertapati

(68,03%). Sedangkan jika dilihat dari sebaran tiap Puskesmas,


maka wilayah dengan persentase rumah sehat tertinggi adalah
di wilayah Puskesmas Sei Baung (98,82%), dan yang terendah
di wilayah Puskesmas Keramasan (56,56%).
Jika

dibandingkan tahun 2007, persentase rumah sehat

mengalami peningkatan yaitu dari 65,51% menjadi 80,10%.


Tabel 3.1
Persentase Rumah Sehat di Kota Palembang Tahun 2010
N
O
1
1

KECAMATAN

2
Ilir Barat II

Gandus

Seberang Ulu I

JUMLAH
YANG
ADA

JUMLAH
DIPERIK
SA

3
Makrayu

4
14.432

5
13.250

Jumlah

14.432

Gandus
Jumlah

JUMLA
H
SEHAT

%
SEHA
T

6
91,81

7
9.830

13.250

91,81

9.830

11.432

9.503

83.13

7.127

11.432

9.503

83,13

7.127

1 Ulu

5.641

5.530

98,03

3.554

8
74,19
74,1
9
75.00
75,0
0
64,27

4 Ulu

8.804

7.901

89,74

5.327

67,42

7 Ulu

3.931

3.820

97,18

2.524

66,07

Pembina

4.619

3.597

77,87

3.057

84,99

Opi

3.747

0,00

26.742

20.848

77,96

14.462

2.906

2.765

95,15

1.564

0,00
69,3
7
56,56

10.122
13.028

9.020
11.785

89,11
90,46

6.453
8.017

71,54
68,0

PUSKESMAS

Jumlah
4

Kertapati

RUMAH
%
DIPERIK
SA

Keramasan
Kertapati
Jumlah

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

RUMAH
JUMLAH
%
DIPERIK DIPERIK
SA
SA

N
O

KECAMATAN

PUSKESMAS

JUMLAH
YANG
ADA

Seberang Ulu II

Nagaswidak

6.279

Taman Bacaan

Plaju

Ilir Barat I

JUMLA
H
SEHAT

%
SEHA
T

8
3

5.802

92,40

3.911

67,41

7.025

6.386

90,90

5.403

Jumlah

13.304

12.188

91,61

9.314

Plaju

15.060

14.980

99,47

10.431

Jumlah

15.060

14.980

99,47

10.431

Kampus

6.377

5.121

81,73

5.095

84,61
76,4
2
69,63
69,6
3
97,76

Pakjo

4.990

3.913

78,42

3.374

86,23

Padang Selasa

5.856

4.730

80,77

3.631

76,77

Sei Baung

6.377

5.250

82,33

5.188

23.600

19.105

80,95

17.288

23 Ilir

5.386

4.218

78,31

3.709

98,82
90,4
9
87,93

Merdeka

4.590

3.873

84,38

3.687

Jumlah

9.976

8.091

81,10

7.396

Ariodilah

3.338

3.111

93,20

2.614

95,20
91,4
1
84,02

Dempo

6.926

5.743

82,92

5.440

94,72

Talang Ratu

5.446

4.255

78,13

3.765

15.710

13.109

83,44

11.819

Basuki Rahmat

5.796

4.849

83,66

4.436

88,48
90,1
6
91,48

Sekip

8.955

8.866

99,01

6.373

14.751

13.715

92,98

10.809

5 Ilir

4.255

4.140

97,30

3.314

71,88
78,8
1
80,05

11 Ilir

4.076

3.840

94,21

2.782

72,45

Boom Baru

3.574

3.075

86,04

2.829

92,00

Kenten

5.511

3.814

69,21

3.481

91,27

Sobo Kingking

11.322

8.809

77,80

7.703

Jumlah

15.208

13.256

87,16

10.365

Bukit Sangkal

4.352

3.840

88,24

3.552

87,44
78,1
9
92,50

Kalidoni

6.819

5.677

83,25

3.577

63,01

Sei Selincah

4.037

3.739

92,62

3.236

15.208

13.256

87,16

10.365

8.190
8.190

6.511
6.511

79,50
79,50

5.634
5.634

86,55
78,1
9
86,53
86,5

Jumlah
8

Bukit Kecil

Ilir Timur I

Jumlah
10

Kemuning

Jumlah
11

12

Ilir Timur II

Kalidoni

Jumlah
13

Sako

Multiwahana
Jumlah

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

RUMAH
JUMLAH
%
DIPERIK DIPERIK
SA
SA

N
O

KECAMATAN

PUSKESMAS

JUMLAH
YANG
ADA

Sako

16.339

Jumlah

14

15

Sematang
Borang
Sukarami

JUMLA
H
SEHAT

%
SEHA
T

13.430

82,20

11.818

16.339

13.430

82,20

11.818

8
3
88,0
0
88,00

9.771

9.650

98,76

8.442

87,48

11.817

10.120

85,64

8.764

86,60

5.348

4.750

88,82

3.661

26.936

24.520

91,03

20.867

77,07
85,1
0

Punti Kayu

8.718

8.571

98,31

6.178

72,08

Alang-alang
Lebar

6.427

0,00

0,00

15.145

8.571

56,59

6.178

Sosial
Sukarami
Talang Betutu
Jumlah

16

Alang-Alang
Lebar

Jumlah

181.46
4
Sumber: Profil Kesehatan Kota Palembang Tahun 2010, Dinkes Kota Palembang
JUMLAH KOTA PALEMBANG

b)

268.591

226.540

84,34

72,0
8
80,1
0

Tempat Tempat Umum (TTU) Sehat


Tempat-tempat umum (TTU) yang ada di Kota Palembang
meliputi hotel, Restoran/Rumah makan, pasar dan lain-lain.
Pada tahun 2009 dari 1.744 TTU yang ada, Tempat-tempat
umum yang diperiksa oleh Dinas Kesehatan Kota Palembang
sebanyak 1.021 dengan jumlah 789 (77,3 %) termasuk
kategori sehat. TTU diperiksa terbanyak di Kecamatan Plaju
dengan jumlah 151 tempat dengan 119 (78,8 %) termasuk
kategori sehat. TTU diperiksa paling sedikit pada Kecamatan
Sako sebesar 4 TTU dengan 3 TTU (75,0 %) kategori sehat
(Profil

Kesehatan

Kota

Palembang

Tahun

2009).

Jika

dibandingkan angka tahun 2007 yaitu sebesar 70,19%, maka


persentase TTU sehat mengalami peningkatan. Walaupun
mengalami peningkatan namun masih lebih rendah jika
dibandingkan target nasional (Indonesia Sehat 2010) yaitu
80%.

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

c)

Kepemilikan Sarana Jamban Keluarga/WC


Dari hasil pemeriksaan oleh Dinas Kesehatan Kota Palembang
pada tahun 2008 diketahui bahwa dari 206.488 KK terdapat
184.938 KK yang memiliki jamban keluarga atau sebesar
89,6% dan dari 184.938 yang memiliki jamban keluarga ini
sebesar 158.312 dapat dikategorikan jamban sehat atau
sebesar 85,6%. Jika dilihat sebaran tiap Puskesmas, maka
wilayah dengan kepemilikan jamban sehat tertinggi adalah
wilayah Puskesmas Merdeka di Kecamatan Bukit Kecil (98,3%),
sedangkan yang paling sedikit jamban sehatnya ada di wilayah
Puskesmas Gandus (65,0%).

Tabel 3.2
Keluarga dengan Kepemilikan Jamban di Kota Palembang
Tahun 2009

No

KECAMATA
N

PUSKESMA
S

JUMLA
H KK

JAMBAN
JML KK JML KK JUMLA
DIPERIK MEMILIK
H
SA
I
SEHAT
10.320
9.779
8.640

% KK
%
MEMI SEHA
LIKI
T
94,8
88,4

Ilir Barat II

Makrayu

19.676

Gandus
Seberang Ulu
I

Gandus

13.280

9.759

7.717

5.015

79,1

65,0

1 Ulu

8.568

4.120

3.712

2.636

90,1

71,0

4 Ulu

10.856

6.733

6.641

4.834

98,6

72,8

7 Ulu

6.359

3.001

2.874

2.147

95,8

74,7

Pembina

5.243

3.461

3.100

2.536

89,6

81,8

3.828

1.943

1.274

875

65,6

68,7

11.946

7.340

7.014

5.381

95,6

76,7

7.802

3.954

3.764

2.954

95,2

78,5

11.656

6.322

6.011

4.937

95,1

82,1

20.723

11.985

11.762

10.045

98,1

85,4

Opi
4

Kertapati

Keramasan
Kertapati

Seberang Ulu
II

Nagaswidak

Plaju

Taman
Bacaan
Plaju

Ilir Barat I

Kampus

5.721

4.960

4.848

4.672

97,7

96,4

Pakjo
Padang
Selasa
Sei Baung

3.470

3.075

2.974

2.821

96,7

94,9

7.391

3.190

3.000

2.610

94,0

87,0

5.170

5.198

5.140

5.008

98,9

97,4

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

No
8
9

10

11

12

13
14
15

KECAMATA
N
Bukit Kecil
Ilir Timur I

Kemuning

Ilir Timur II

Kali Doni

Sako
Sematang
Borang
Sukarame

PUSKESMA
S

Alang-Alang
Lebar

% KK
%
MEMI SEHA
LIKI
T
93,9
88,4

23 Ilir

5.359

Merdeka

5.788

3.735

3.258

3.201

87,2

98,3

Ariodilah

5.493

2.544

2.445

2.285

96,1

93,5

Dempo

8.947

3.987

3.987

3.820

100,0

95,8

Talang Ratu
Basuki
Rahmat
Sekip

5.236

3.413

3.310

3.021

97,0

91,3

6.762

4.001

4.001

3.821

100,0

95,5

8.134

6.641

6.641

6.234

100,0

93,9

5 Ilir

9.958

7.732

6.891

6.127

89,1

88,9

11 Ilir

5.046

3.079

2.967

2.367

96,4

79,8

Boom Baru

7.153

4.045

3.045

2.539

75,3

83,4

10.858

9.576

3.576

3.228

37,3

90,3

2.059

8.921

8.396

7.089

94,1

84,4

4.307

3.802

2.951

2.754

77,6

93,3

6.771

6.071

5.322

4.522

87,7

85,0

5.398

3.701

2.571

2.115

69,5

82,3

8.322

6.247

5.421

4.214

86,8

77,7

Sako

14.042

11.296

10.425

8.709

92,3

83,5

Sosial

8.923

9.115

8.764

7.789

96,1

88,9

10.119

9.625

9.148

8.298

95,0

90,7

7.980

3.289

3.254

2.842

98,9

87,3

8.894

6.431

5.314

5.008

82,6

94,2

Kenten
Sabo
Kingking
Bukit
Sangkal
Kalidoni
Sei Selincah
Multi
Wahana

Sukarami
Talang
Betutu
16

JUMLA
H KK

JAMBAN
JML KK JML KK JUMLA
DIPERIK MEMILIK
H
SA
I
SEHAT
3.876
3.641
3.218

Punti Kayu

297.2
184.93 158.31
206.488
89,6
38
8
2
Sumber: Profil Kesehatan Kota Palembang Tahun 2009, Dinkes Kota Palembang
Jumlah Kota Palembang

d)

Rumah Bebas Jentik Nyamuk


Pemeriksaan terhadap sampel rumah di Kota Palembang pada
tahun 2008, diketahui bahwa rumah bebas jentik nyamuk
aedes mencapai angka 87,34 persen. Angka ini mengalami
peningkatan jika dibandingkan tahun 2007 yaitu sebesar
86,73%.

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

85,6

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

Peningkatan ini berdampak positif terhadap penurunan kasus


penyakit demam berdarah di Kota Palembang, baik dari jumlah
kasus maupun penyebarannya. Jumlah penderita DBD Tahun
2008 adalah sebesar 1.581 kasus sedangkan tahun 2007
sebesar 1.957 kasus.
Tabel 3.3
Rumah Bebas Jentik Nyamuk Aedes di Kota Palembang
No
1

JUMLAH

DATA

Tahun 2007

Tahun 2008

257.130

36.708
31.837
(86,73%)
13,27%

37.108
32.411
(87,34%)
12,66%

Jumlah Rumah

Jumlah Sampel
Rumah Bebas Jentik Nyamuk
3
Aedes
4
Rumah Berjentik
Sumber: Dinkes Kota Palembang

Jika dilihat sebaran tiap Puskesmas, maka wilayah dengan


persentase rumah bebas jentik nyamuk tertinggi adalah
wilayah PuskesmasAriodilah di Kecamatan Ilir Timur II (95,2%),
sedangkan wilayah dengan persentase rumah bebas jentik
nyamuk terendah adalah di wilayah Puskesmas Sei Selincah
Kecamatan Kalidoni (72,8%).
Tabel 3.4
Persentase Rumah yang Diperiksa dan Bebas Jentik Nyamuk
Menurut Kecamatan dan Puskesmas di Kota Palembang
Tahun 2009
RUMAH
N
O

KECAMATAN

PUSKESMA
S

JUMLA
H
YANG
ADA

Ilir Barat II

Makrayu

14.360
14.36
0
11.375
11.37
5

Gandus

Gandus

JUMLA
H
DIPERI
KSA

%
DIPERI
KSA

1.200

8,4

1.200

8,4

1.200

10,5

1.200

10,5

BEB
AS
JENT
IK
1.080
1.08
0
1.108
1.10
8

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

%
BEB
AS
JENT
IK
90,0
90,0
92,3
92,3

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

RUMAH
JUMLA
H
YANG
ADA

JUMLA
H
DIPERI
KSA

N
O

KECAMATAN

PUSKESMA
S

Seberang Ulu
I

1 Ulu

5.613

600

4 Ulu

8.760

600

7 Ulu

3.911

1.200

Pembina

4.596

1.112

Opi

Kertapati

Keramasan
Kertapati

Seberang Ulu
II

Plaju

Ilir Barat I

Bukit Kecil

Ilir Timur I

11

Kemuning

Ilir Timur I

522

87,0

6,8

477

79,5

30,7

1.135

94,6

24,2

880

79,1

3.512

15,3

1.768

28,3

600

8,6

1.800

13,9

3.01
4
1.511
519
1.65
4

85,8
85,5
86,5
91,9

1.492

23,9

1.511

101,
3

Taman
Bacaan

6.990

1200

17,2

519

43,3

2.692

20,3

1.200

8,0

1.200

8,0

600

9,5

2.03
0
1.045
1.04
5
541

4.965

406

8,2

339

83,5

5.827

600

10,3

469

78,2

6.345
23.48
2
5.359

605

9,5

93,9

2.211

9,4

931

17,4

568
1.91
7
820

4.567

950

20,8

9.926

1.881

19,0

Ariodilah

3.321

1.200

Dempo

6.892

1.170

5.419
15.63
2

536

Plaju

Kampus

23 Ilir

Talang Ratu

10

10,7

6.248

Merdeka

6.990
12.96
4

%
BEB
AS
JENT
IK

Nagaswidak

Pakjo
Padang
Selasa
Sei Baung

22.88
0
6.248

BEB
AS
JENT
IK

%
DIPERI
KSA

Basuki
Rahmat
Sekip

5 Ilir

13.23
8
14.985
14.98
5
6.345

85,7
87,1
87,1
90,2

86,7
88,1

86,4

36,1

862
1.68
2
1.142

90,7

17,0

1.004

85,8

9,9

492
2.63
8

91,8

95,2

2.906

18,6

5.767

1.200

20,8

1.068

89,0

8.910
14.67
7
4.234

1.200

13,5

73,8

2.400

16,4

1.600

37,8

886
1.95
4
1.171

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

90,8

81,4
73,2

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

RUMAH
N
O

12

KECAMATAN

11 Ilir

4.056

1.600

39,4

1.508

%
BEB
AS
JENT
IK
94,3

Boom Baru

3.556

1.200

33,7

1.073

89,4

Kenten
Sobo
Kingking

5.484

1.200

21,9

1.102

91,8

11.266

1.200

10,7

1.093

91,1

28.59
6

6.800

23,8

5.94
7

87,5

4.330

600

13,9

509

84,8

6.785

1.200

17,7

968

80,7

4.017
15.13
2

700

17,4

41,6

2.500

16,5

291
1.76
8

PUSKESMA
S

Bukit
Sangkal
Kalidoni

Kalidoni

Sei Selincah

13

14

15

Multiwahan
a

Sako
Sematang
Borang

Sukarami

Alang2 Lebar

JUMLA
H
DIPERI
KSA

%
DIPERI
KSA

BEB
AS
JENT
IK

800

9,8

616

77,0

8.149

800

11,1

616

77,0

Sako

16.258

1.800

12,3

1.687

93,7

1.800

13,6

Sosial

16.25
8
9.722

1.200

15,6

1.68
7
1.058

11.758

1.600

13,5

1.477

92,3

5.321

830

13,8

727

87,6

Punti Kayu

26.80
1
8.675
8.675

3.630

1.200

13,8

1.200

13,8

257.1
37.108
16,2
30
Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, Profil

Jumlah Kota Palembang


Sumber:

80,4

8.149

Sukarami
Talang
Betutu

16

JUMLA
H
YANG
ADA

93,7
88,2

3.26
89,9
2
1.009 84,1
1.00
84,1
9
32.4
87,3
11
Kesehatan Kota

Palembang Tahun 2010

3.1.2 Kesehatan dan Pola Hidup Masyarakat


Kondisi

sanitasi

Kota

Palembang

secara

umum

dapat

digambarkan dengan melihat kondisi umum kesehatan dan pola


hidup masyarakatnya. Menurut teori Blum, salah satu faktor yang
berperan penting dalam menentukan derajat kesehatan adalah
sikap dan perilaku. Perilaku yang tergambar dalam pola hidup

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

masyarakat dianggap penting dalam menentukan status kesehatan


karena ketiga faktor lainnya seperti lingkungan, kualitas pelayanan
kesehatan maupun genetika masih dapat dipengaruhi oleh perilaku.
Selain itu banyak penyakit yang muncul diakibatkan dari perilaku
yang tidak sehat dan kondisi sanitasi lingkungan yang buruk.
Profil kesehatan yang terkait dengan pola hidup atau perilaku
masyarakat terkait sanitasi dapat dilihat dari beberapa parameter
antara lain besarnya timbulan penyakit atau angka kesakitan
terutama penyakit menular akibat sanitasi, seperti diare, malaria,
demam berdarah, TB Paru, dll; kondisi pencapaian masyarakat
PHBS

(Pola

Hidup

Bersih

dan

Sehat);

kondisi

lingkungan

permukiman, dan pencapaian pembangunan bidang kesehatan


lainnya.
Beberapa indikator bidang kesehatan di Kota Palembang dapat
diuraikan sebagai berikut:

a.

Angka Kesakitan
Salah satu dimensi penting sebagai refleksi mutu sumber daya
manusia adalah tingkat kesehatan penduduk dengan indikator
pola penyakit. Pola dominan penyakit yang dikeluhkan oleh
warga masyarakat adalah penyakit khas daerah tropis yaitu
penyakit infeksi. Meskipun besaran dan pola penyakit untuk
setiap wilayah bervariasi, tergantung dari lingkungan dan
perilaku kebiasaan warga masyarakat dalam hidup sehat. Pada
umumnya penyakit yang banyak diderita warga masyarakat
adalah penyakit infeksi pada saluran pernafasan atas (ISPA),
diare, penyakit kulit, gingivitis dan penyakit periodental,
demam berdarah, scabies, tuberculosis dan lainnya.
Melalui pengamatan terhadap angka kesakitan dari tahun ke
tahun dapat diketahui bahwa sepuluh penyakit terbanyak pada

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

kunjungan rawat jalan puskesmas Kota Palembang masih


didominasi penyakit infeksi dan penyakit menular.
Untuk lebih jelasnya, jumlah penderita penyakit terbanyak
selama tahun 2009 dan tahun 2010 (periode Januari-April)
dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5
Jumlah Penderita 10 Jenis Penyakit Terbanyak di Kota
Palembang
Tahun 2009
NO

NAMA PENYAKIT

JUMLAH
KASUS

Infeksi akut lain pada Saluran Pernafasan Bagian


Atas
Penyakit pada sistem otot dan jaringan pengikat
(penyakit tulang belulang radang sendi termasuk
rematik )
Penyakit Kulit Infeksi

Diare

15.598

Penyakit pulpa dan jaringan perlapikal

12.046

Gingivitis dan penyakit periodental

11.024

Penyakit mata lain-lain

9.897

Penyakit kulit karena jamur

7.217

Infeksi penyakit usus yang lain

5.871

1
2

93.659
28.255
16.325

10 Gangguan gigi dan jaringan penyangga lainnya


Sumber : Dinas Kesehatan Kota Palembang

5.494

Tabel 3.6
Jumlah Penderita 10 Jenis Penyakit Terbanyak di Kota
Palembang
Periode Bulan Januari-April Tahun 2010
JUMLAH
KASUS
164.638

NO

NAMA PENYAKIT

Infeksi akut lain pada Saluran Pernafasan Bagian Atas

67.629

GASTRITIS
Penyakit pada sistem otot dan jaringan pengikat
( penyakit tulang belulang, radang sendi termasuk
reumatik )
Penyakit tekanan darah tinggi

Penyakit kulit Infeksi

31.261

Diare ( termasuk tersangka kolera )

28.443

Penyakit lain pada saluran pernafasan bagian atas

26.618

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

44.200
40.966

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

NO

JUMLAH
KASUS
24.169

NAMA PENYAKIT

Penyakit kulit alergi

Penyakit pulpa dan jaringan perlapikal

19.909

10 Gingivitis dan penyakit periodental


Sumber : Dinas Kesehatan Kota Palembang

18.473

Secara khusus perkembangan beberapa penyakit menular


yang terkait dengan sanitasi, dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Diare
Pada tahun 2009, jumlah kasus penderita diare di Kota
Palembang adalah sebanyak 54.612 kasus. Angka ini
menunjukkan peningkatan bila dibandingkan tahun 2008
(53.854 kasus).
Tabel 3.7
Jumlah Penderita Diare Kota Palembang
Tahun 2005-2009
NO

TAHUN

JUMLAH KASUS

% CAKUPAN

PENDERITA

MENINGGAL

2005

49.027

61,65

2006

53.429

66,5

2007

46.738

57,8

2008

53.854

58,7

5
2009
54.612
0
91,2
Sumber:Profil Kesehatan Kota Palembang Tahun 2009, Dinkes Kota
Palembang

2. Demam Berdarah Dengue


Pada tahun 2009, penyakit demam berdarah dengue (DBD)
di Kota Palembang mengalami penurunan, baik darijumlah
kasus

maupun

wilayah

penyebarannya.

Jumlah

penderitaDBD tahun2009 adalah 965 kasus dengan angka


kematian(case

fatality

rate)

0,21

sedangkan

tahun

2008yaitu 1.581 kasus dengan case fatality rate 0,44.

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

Tabel 3.8
Jumlah Penderita Demam Berdarah Dengue Kota Palembang
Tahun 2005-2009
PENDERITA

MENINGGAL

2005

842

15

CASE
FATALITY
RATE
1,78

2006

1.475

12

0,13

2007

1.957

14

0,72

2008

1.581

0,44

NO

TAHUN

JUMLAH KASUS

5
2009
965
2
0,21
Sumber: Profil Kesehatan Kota Palembang Tahun 2009, Dinkes Kota
Palembang

3. Penyakit TB. Paru


Perkembangan penyakit TB. Paru di Kota Palembang selama
kurun waktu lima tahun dari tahun 2005 hingga tahun 2009
dapat dilihat pada tabel 3.9. berikut:
Tabel 3.9
Jumlah Penderita TB. Paru Kota Palembang
Tahun 2005-2009
NO

TAHUN

JUMLAH KASUS

2005

1.382

2006

1.360

2007

1.197

2008

1.233

5
2009
1.077
Sumber: Profil Kesehatan Kota Palembang Tahun 2009

Dari tabel diatas terlihat bahwa jumlah kasus penderita TB.


Paru di Kota Palembang menunjukkan kecenderungan yang
semakin menurun.
4. Penyakit ISPA
Perkembangan penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan
Atas) di Kota Palembang dapat dilihat pada tabel 3.10
berikut.
Tabel 3.10
Jumlah Penderita ISPA (Pneumonia) Kota Palembang

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

Tahun 2005-2009
JUMLAH KASUS
NON
PNEUMONIA
PNEUMONIA
7.528
103.624

NO

TAHUN

2005

2006

7.735

104.330

48,28

2007

7.323

112.905

51,00

2008

7.006

116.707

48,40

% CAKUPAN
43,80

2009
6.124
110.502
43,00
Sumber: Profil Kesehatan Kota Palembang Tahun 2009, Dinkes Kota
Palembang

Tabel diatas menunjukkan bahwa cakupan penemuan kasus


ISPA tertinggi terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 51,00
persen dari target dan terencah tahun 2009 yaitu sebesar
43,00 persen dari target (sumber: Bidang Pengendalian
Masalah Kesehatan, Dinkes)
b.

Perilaku Masyarakat (PHBS)


Seiring dengan cepatnya perkembangan dalam era globalisasi,
serta adanya transisidemografi dan epidemiologi penyakit,
maka

masalah

penyakit

akibat

perilaku

danperubahan

gayahidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya


cenderungakan semakin kompleks. Perbaikannya tidak hanya
dilakukan pada aspek pelayanankesehatan, perbaikan pada
lingkungan

dan

merekayasa

kependudukan

atau

faktorketurunan, tetapi perlu memperhatikan faktor perilaku


yang secara teoritis memilikiandil 30 - 35 % terhadap derajat
kesehatan.
Mengingat dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan
cukup besar, makadiperlukan berbagai upaya untuk mengubah
perilaku yang tidak sehat menjadi sehat.Salah satunya melalui
program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang telah
diluncurkan sejak tahun 1996.

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

Tabeldi bawah ini menunjukkan jumlah rumah tangga PHBS di


Kota Palembang. Pada tahun 2009 kelurahan yang dipantau
PHBS adalah 117.583 rumah tangga, dan rumah tangga yang
dipantau yang melaksanakanPHBS adalah

79.967 rumah

tangga (68,0%). Presentase rumah tangga PHBS di Kota


Palembang pada tahun 2009 ini menunjukkan peningkatan bila
dibandingkan tahun 2008 (52%) dan telah melampaui target
Indonesia Sehat2010 (65%).

Tabel 3.11
Jumlah Rumah Tangga PHBS per Kecamatan di Kota
Palembang
Tahun 2008 - 2009
N
O

KECAMATAN

RUMAH TANGGA 2008


JUMLAH
BER
DIPANTA PHB
%
U
S

Ilir Barat II

150

76

50,7

Gandus

150

83

55,3

Seberang Ulu I

250

123

49,2

Kertapati

150

85

56,7

Seberang Ulu II

130

69

53,1

Plaju

150

85

56,7

Ilir Barat I

250

135

54,0

Bukit Kecil

150

74

49,3

Ilir Timur I

250

124

49,6

10

Kemuning

200

96

48,0

11

Ilir Timur II

300

148

49,3

12

Kalidoni

150

81

54,0

13

Sako

70

37

52,9

14

SematangBoran
g

80

44

55,0

15

Sukarame

200

107

53,5

RUMAH TANGGA 2009


JUMLAH
BER
DIPANTA
%
PHBS
U
78,
6.786
5.348
8
69,
5.230
3.649
8
52,
13.019
6.878
8
71,
7.625
5.465
7
15.92 91,
17.333
3
9
46,
13.798
6.375
2
85,
5.929
5.051
2
80,
6.198
5.000
7
78,
7.688
6.002
1
71,
5.263
3.786
9
70,
8.160
5.787
9
39,
3.193
1.248
1
43,
5.325
2.292
0
87,
690
601
1
57,
6.054
3.470
3

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

58,
4
JUMLAH KOTA
1.39
52,
79.9
68,
2.680
117.583
PLG
3
0
67
0
Sumber: Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, dalam Profil Dinas
Kesehatan Kota Palembang Tahun 2009
16

c.

Alang2 Lebar

50

26

52,0

5.296

3.092

Kondisi Lingkungan Permukiman


Kondisi permukiman penduduk ini menggambarkan indikator
kesejahteraan dan kualitas perumahan penduduk, seperti luas
lantai rumah, jenis atap, jenis dinding rumah, dan jenis lantai.
Hasil Susenas 2007 (BPS-Palembang, 2007) bahwa 6,55%
rumah tangga di Kota Palembang memiliki luas lantai rumah
kurang dari 20 meter persegi. Rumah tangga yang memiliki
luas lantai rumah >100 m2 sebanyak 13,39%. Sedangkan jenis
atap rumah yang banyak digunakan adalah dari genteng
(42,86%), asbes/seng (51,49%) dan beton (4,76%) serta
rumah tangga yang menggunakan atap rumah dari daundaunan

sekitar 0,30% pada tahun 2007. Begitu juga lantai

rumah, sebagian besar rumah tangga (96,13%) tidak lagi


berlantai

tanah,

yaitu

semen/batu

bata,

kayu

dan

marmer/keramik. Hanya sekitar 3,87% rumah tangga yang


masih berlantai tanah. Jenis dinding yang terbanyak digunakan
adalah kayu 23,21% dan tembok 76,79%.
d.

Kondisi Kesehatan Masyarakat


Salah satu dimensi penting sebagai refleksi mutu sumber daya
manusia adalah tingkat kesehatan penduduk. Untuk melihat
tingkat kesehatan penduduk selain dilihat dari pola penyakit
dapat juga dicermati dari beberapa indikator lain diantaranya
status gizi, usia harapan hidup, angka kematian, dll.

Status Gizi
Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat daristatus gizi
masyarakat. Makinbanyak ditemukan anggota masyarakat

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

yang kurang gizi berarti keadaankesehatan masyarakat


semakin kurang.
Pencapaian Program Gizi di Kota Palembang pada tahun
2009dapat dilihat dari jumlah balita dengan status gizi
baik(BB naik) yaitu sebesar67%. Angka ini masih dibawah
target SPM sebesar 80%. Persentase balitaBGM (Bawah
Garis Merah) pada tahun 2009adalah sebesar0,9% menurun
dibandingkan

dengan tahun

2008

(1,1%).

Pencapaian

tersebut sesuai dengan target SPM yaitu balita BGM


<5%.Jumlah balita gizi buruk pada tahun 2009 sebanyak36
kasus meningkat jika dibandingkantahun 2008sebesar 27
kasus namun semua kasus tersebut (100%) telahmendapat
perawatan kesehatan secara optimal.

UsiaHarapan Hidup (UHH)


Usia Harapan Hidup (UHH) digunakan untuk mengukur
kemajuanpembangunan kesehatan, fisik, mental, sosial dan
ekonomi suatu bangsa, danjuga dapat digunakan untuk
melihat tingkat kelangsungan hidup penduduk.
Peningkatan usia harapan hidup (UHH) secara
langsung
peningkatan

dapat

memberikan

kualitas

masyarakat.Menurut

hidup
Laporan

dan

gambaran
derajat

tidak

tentang
kesehatan

IndikatorDatabase

2005

UNFPA 6th Country Programme, UHH Sumsel sebesar


65,48tahun (pria) dan 69,52 tahun (wanita); sedangkan
Kota Palembang memilikiUHH sebesar 69,85 tahun (pria)
dan 73,47 tahun (wanita). Pada tahun 2010 UHH Kota
Palembang mengalami peningkatan yaitu 70 tahun untuk
penduduk laki-laki dan 73,6 tahun untuk perempuan (BPS

Sumatera Selatan)
Angka Kematian
Beberapa indikator angka kematian antara lain:
1) Angka Kematian Bayi (AKB)

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Palembang tahun


2004,

berdasarkanLaporan

Indikator

Database 2005

UNFPA 6th Country Programme, adalah26,68 untuk lakilaki dan 20,02 untuk perempuan per 1.000 kelahiran
hidup. Data tahun 2009 tidak tersedia karena tidak
dilakukan survey.
2) Angka Kematian Balita (AKABA).
Menurut batasan BPS yang dimaksud angka ini adalah
jumlah kematianpada umur 0 4 tahun selama periode 1
tahun per 1.000 balita padapertengahan tahun tertentu.
Angka ini merupakan refleksi faktor lingkunganyang
mempengaruhi kematian balita seperti gizi, sanitasi
penyakit menulardan kecelakaan. Berdasarkan kondisi
saat ini dan yang diharapkan, kematianbalita pada saat
ini adalah 8/1000 balita sedangkan yang diharapkan
5/1000 balita (Sumber:Data Dinkes Propinsi Sumatera
Selatan)
3) Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka

Kematian

Ibu

di

Indonesia

dibandingkan

dengannegara-negara

Kematian

(AKI)

Ibu

diKota

masih
ASEAN.

Palembang

tinggi
Angka

berdasarkan

Laporan Indikator Database 2005 UNFPA 6th Country


Programme adalah 317 per 100.000 kelahiran, lebih
rendah dari AKI Propinsi Sumsel sebesar 467 per 100.000
kelahiran. Jumlah kematian ibutahun 2009 di Kota
palembang

sebanyak

orang.

Sedangkan

yang

diharapkan tahun 2010 adalah 125/100.000 kelahiran


hidup (Depkes)
e.

Ketersediaan Sumber Daya Kesehatan


Persoalan kesehatan lainnya adalah ketersediaan tenaga
medis. Sumber daya kesehatan di Provinsi Sumatera Selatan
hingga saat ini masih terkonsentrasi di Kota Palembang. Oleh

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

karena itu, tenaga medis di Kota Palembang sudah relatif


cukup tersedia baik untuk dokter umum maupun spesialis,
meskipun rasio antara ketersediaan tenaga medis dengan
jumlah penduduk masih relatif besar.
Jumlah Praktik Dokter Umum di Kota Palembang adalah 210
orang. Praktik Dokter Umum terbanyak terletak di wilayah
Kelurahan 9 Ilir yaitu sebanyak 13 orang. Jumlah Praktik Dokter
Gigi di Kota Palembang adalah 58 orang, dan terbanyak
terletak di wilayah Kelurahan Bukit Lama yaitu sebanyak 5
orang. Jumlah Praktik Dokter Bersama di Kota Palembang
sebanyak 29 tempat, dimana wilayah Kelurahan Demang
Lebar Daun adalah yang paling banyak memiliki Praktik Dokter
bersama yaitu sebanyak 19 tempat.
Kota Palembang memiliki 26 rumah sakit yang terdiri dari 9 RS
milik pemerintah (34,62%) dan 17 RS milik swasta (65,38%).
Dari 9 RS milik pemerintah tersebut, hanya 1 yang dimiliki oleh
Pemerintah Kota Palembang yaitu Rumah Sakit Umum Daerah
Palembang Bari (RSUD Bari). RS milik Pemerintah Propinsi
antara lain RS Moch. Hoesin, RS Jiwa, RS Mata, RS Pertamina,
RS Pusri, RS AK Gani, dan lainnya. RS milik swasta antara lain
RSI Siti Khadijah, RS Muhammadiyah, RS RK Charitas, dan
lainnya. (sumber: Data Dasar Dinkes Kota Palembang Tahun
2010)
Jumlah

Puskesmas

di

Kota

Palembang

terdiri

dari

39

Puskesmas induk dan 70 puskesmas pembantu dan tersebar di


16 kecamatan dan 107 kelurahan. Kecamatan Ilir Timur II dan
Seberang

Ulu

memiliki

Puskesmas

terbanyak

yaitu

puskesmas. Kecamatan Ilir Barat I memiliki 4 Puskesmas.


Kecamatan Kalidoni, Ilir Timur I dan Sukarami memiliki masingmasing 3 puskesmas. Kecamatan Kertapati, Seberang Ulu II,
Bukit Kecil, Kemuning dan Alang-Alang Lebar masing-masing
memiliki 2 Puskesmas. Kecamatan Ilir Barat II, Gandus, Plaju,

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

Sako dan Sematang Borang masing-masing hanya memiliki 1


Puskesmas.
Rumah Bersalin (RB) di Kota Palembang yang memperoleh izin
berjumlah 32 unit dan Balai Pengobatan/Balai Kesehatan di
Kota Palembang yang mempunyai izin berjumlah 102 unit.

3.1.3 Kuantitas dan Kualitas Air


A. Gambaran Kuantitas dan Kualitas Air Bersih
Air

bersih

merupakan

kebutuhan

pokok

manusia

yang

digunakan sebagai air minum, mandi dan cuci serta kebutuhan


lainnya. Kebutuhan air masyarakat Kota Palembang untuk
keperluan cuci dan mandi bersumber dari air sungai, sumur,
kolam/rawa dan air hujan, sedangkan untuk air minum
masyarakat pada umumnya menggunakan air hujan dan air
bersih dari PDAM, air isi ulang dan air swasta.
Air

bersih

yang

digunakan

masyarakat

Kota

Palembang

disediakan oleh PDAM Tirta Musi, seperti di wilayah Kecamatan


Ilir Barat I, Kecamatan Ilir Timur I, Kecamatan Bukit Kecil,
Kecamatan Ilir Timur II, Kecamatan Kemuning, Kecamatan
Seberang Ulu II, Kecamatan Sako dan Perusahaan swasta air
bersih PT Adhitya Tirta Sriwijaya (ATS) yang menyediakan
untuk

Wilayah

Kecamatan

Sukarami.

Sedangkan

untuk

beberapa perumahan dan kompleks perusahaan, kebutuhan


air bersih dapat dipenuhi oleh masing-masing perusahaan itu
sendiri, seperti PT. TPO/OPI, PUSRI/PERTAMINA. Potensi sumber
air bersih di Kota Palembang sangat besar namun belum
dikelola secara optimal.
Sumber baku yang digunakan oleh PDAM Tirta Musi berasal
dari Hulu Sungai Musi untuk memenuhi intake di Karang Jaya/
Karang Anyar, Hulu Sungai Ogan untuk memenuhi intake 15
Ulu di Seberang Ulu dan intake Sako/Borang. Adapun daerah
pelayanan untuk Seberang Ilir saat ini cukup banyak karena

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

perkembangan penduduk di daerah ilir saat ini cukup pesat,


unit pelayanannya adalah Instalasi Pengolahan Air Bersih (IPA)
3 Ilir, IPA Rambutan, IPA Borang dan IPA Polygon. IPA 3 Ilir dan
IPA

Rambutan

pelayanannya

masih

tumpang

tindih.

Sedangkan IPA Borang melayani daerah Perumahan Sako


Kenten dan IPA Polygon melayani kawasan Perumahan Bukit
Sejahtera Polygon.
Sistem jaringan pipa transmisi air bersih PDAM Tirta Musi yang
tersedia adalah pipa transmisi yang berasal dari transmisi air
baku; pipa distribusi primer dan sekunder yang terletak di
jalan-jalan

utama,

serta

pipa

distribusi

tersier

untuk

permukiman di daerah potensial.


PDAM Tirta Musi saat ini memiliki 6 unit instalasi pengolahan
air

bersih

dengan

kapasitas

terpasang

sebesar

3.570

liter/detik. Kapasitas produksi air minum per bulan Juni tahun


2009 sebesar 3.978.866 m3 dan didistribusikan kepada
133.542 pelanggan. Tingkat Penduduk terlayani mencapai 80%
dengan tingkat kehilangan air sekitar 43.2%. Sedangkan PT
Adhtya Tirta Sriwijaya (ATS) yang memenuhi kebutuhan air
bersih untuk perumahan Talang Kelapa Kecamatan Sukarami
mempunyai kapasitas produksi hanya sebesar 80 liter/detik.
Hasil survai EHRA menunjukkan bahwa di Kota Palembang
terdapat 2 (dua) sumber air minum yang menonjol, yakni 1) air
ledeng PDAM dan 2) penjual air (isi ulang). Air ledeng PDAM
mencakup sekitar 67,6% rumah tangga. Ini terdiri dari rumah
tangga yang mendapat air dari ledeng PDAM langsung di
rumahnya (60,3%), di halaman rumahnya (0,4%), serta
mereka yang mendapatkan air ledeng di luar bangunan rumah,
hidran umum (2,4%) dan ledeng milik tetangga (4,5%).
Pengguna air isi ulang di Kota Palembang mencakup sekitar
15,8%

dari

total

populasi.

Sekitar

9%

di

antaranya

menggunakan sumur gali terlindungi yang relatif aman. Yang

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

dimaksud dengan sumur terlindungi adalah sumur yang


bertutup, memiliki cincin dan lantainya di semen Sumber air
lain yang dinilai aman meliputi penjual air/kereta/gerobak
(1,1%), sumur bor (0.7%) dan air hujan (0,4%). Air hujan
dikatakan relatif aman dengan catatan air hujan tersebut
ditangkap,

dialirkan

dan

disimpan

secara

bersih

dan

terlindungi. Selain itu, sekitar 5% memanfaatkan sumber air


yang

beresiko

(tidak

aman)

dengan

rincian

2,7%

menggunakan sumur gali tidak terlindungi dan air permukaan


(2,1%) serta lain-lain yang tidak diketahui sumbernya 0,2%.
Terkait

dengan

keamanan,

hasil

analisis

data

EHRA

menunjukkan bahwa mayoritas atau sekitar 94,6% rumah


tangga di Kota Palembang memiliki sumber airminum yang
relatif aman. Sementara, sekitar 5,4% yang diidentifikasi
memiliki sumber yang relatif tidak aman.

B. Penelitian Kualitas Air Sungai di Kota Palembang


Guna melihat gambaran mengenai kualitas air sungai di Kota
Palembang, pada tahun 2009 Badan Lingkungan Hidup (BLH)
Kota Palembang melakukan Kegiatan Pemantauan Kualitas
Sungai dan Anak Sungai di Kota Palembang. Pemantauan
kualitas air sungai ini dilakukan pada sampling air Sungai Musi
dan 9 (sembilan) anak sungai yang ada di Kota Palembang,
yaitu Sungai Buah, Sungai Bendung, Sungai Sekanak, Sungai
Lambidaro, Sungai Aur, Sungai Keramasan, Sungai Ogan,
Sungai Sriguna dan Sungai Kedukan. Pemantauan ini dilakukan
pada saat kondisi pasang maupun surut dan dilaksanakan
pada 4 (empat) periode waktu yaitu bulan Mei, Juli, Oktober
dan November 2009.

Parameter kualitas air sungai yang

dianaliasa meliputi sifat fisik, kimia dan biologi, melalui


pengukuran di lapangan dan analisa laboratorium.

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

Dari hasil Pemantauan Kualitas Sungai dan Anak Sungai di Kota


Palembang diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
a. Kualitas air Sungai Musi dan anak sungai khususnya untuk
parameter COD, BOD, dan Phosfat, pada semua titik telah
diatas batas Baku Mutu Air Sungai Kelas I yang ditetapkan.
b. Untuk parameter Besi, Minyak dan Lemak, dan Seng pada
sungai Musi konsentrasinya rata-rata telah berada diatas
Baku Mutu Air Sungai Kelas I, namun pada anak sungai
konsentrasinya berfluktuasi.
c. Untuk parameter Sulfide, Phenol, Tembaga, dan Mangan
kadarnya berfluktuasi pada periode dan waktu pengukuran
yang berbeda dari tidak terdeteksi smpai diatas Baku Mutu
Air Sungai Kelas I.
d. Untuk parameter mikrobiologi total coliform pada beberapa
anak sungai kadarnya bervariasi dari rendah sampai
melampaui Baku Mutu Air Sungai Kelas I.
e. Tingginya kadar beberapa parameter

air

tersebut

disebabkan karena adanya limbah organik dan anorganik


yang masuk ke badan air seperti dari limbah domestik
(rumah tangga) mapun industri/kegiatan yang ada disekitar
f.

pinggiran sungai.
Telah terjadi penurunan kualitas air sungai dan anak
sungai

dibandingkan

tahun

2008

terutama

untuk

parameter Phosfat, Besi, Minyak lemak, dan Seng.


Dengan

demikian,

dapat

dikatakan

bahwa

telah

terjadi

penurunan kualitas air sungai dan anak sungai di Kota


Palembang dengan indikasi adanya beberapa parameter yang
berada diatas Baku Mutu Air Sungai Kelas I sesuai dengan
Peraturan Gubernur Nomor 16 Tahun 2005.

3.1.4 Limbah Cair Rumah Tangga


Sistem pembuangan limbah cair di Kota Palembang saai ini
masih belum mengenal sewerage system. Sewerage system adalah

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

sistem pembuangan air limbah di mana semua air kotor di suatu


wilayah, baik air bekas cucian, air dari dapur, air dari kamar mandi,
maupun air dari kakus disalurkan bersama ke suatu tempat untuk
diolah. Sewerage system ini bersifat tertutup dan dipisahkan dari
sistem pembuangan air hujan (drainase).
Kondisi saat ini air limbah yang berasal dari air bekas cucian,
air dari dapur, air kamar mandi, dan air limpahan dari tangki septik
dibuang ke saluran drainase bergabung dengan air hujan mengalir
ketempat yang lebih rendah melalui saluran alami dan saluran
buatan. Jaringan air limbah rumah tangga mengikuti saluran air
kota yang tersedia. Pengolahan air limbah terjadi secara alami
ketika air mengalir. Air limbah rumah tangga di Kota Palembang
sebagian besar berakhir di Sungai Musi yang merupakan sungai
terbesar di Provinsi Sumatera Selatan.
Pengolahan air limbah domestik Kota Palembang umumnya
menggunakan sistem sanitasi setempat (on site system) dengan
menggunakan jamban, baik yang dikelola secara individu maupun
secara komunal, yang dilengkapi dengan tangki septik atau cubluk.
Disamping itu dengan adanya sungai-sungai yang mengalir melalui
Kota Palembang dapat dimanfaatkan sebagai tempat buangan air
limbah. Namun untuk menghindari terjadinya pencemaran air
sungai maka jenis air limbah yang dapat di buang ke sungai-sungai
tersebut berupa air limbah cair, sedangan penggunaan sistem
sanitasi terpusat (off site system) sampai saat ini belum bisa
dilaksanakan karena setelah dicoba pilot proyek di Kelurahan 26 Ilir
untuk pengelolaan limbah terpadu gagal karena kondisi topografi
dan biaya tinggi.
Pembuangan limbah domestik yang berupa air limbah padat di
kota Palembang dilakukan dengan beberapa cara. Pada daerah
permukiman yang terstruktur, penduduk mengunakan tangki septik
individual atau tangki septik komunal. Pada permukiman yang tidak
terstruktur, sebagian penduduknya menggunakan tangki septik

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

individual

maupun

menggunakan

cubluk

aliran

dan

sungai

masih
dan

banyak

saluran

penduduknya

irigasi

sebagai

pembuangan air limbah. Air bekas cucian, dapur dan kamar mandi
disalurkan langsung kesaluran drainase, kali dan saluran lainnya.

3.1.5 Limbah Padat (Sampah)


Seperti halnya kota-kota besar lainnya, Kota Palembang masih
mengalami

permasalahan

dengan

penanganan

persampahan.

Seiring dengan pertumbuhan penduduk, jumlah sampah secara


kuantitas setiap harinya mengalami kenaikan, sedangkan kondisi
pelayanan persampahan baru mencapai sekitar 70% dari total
sampah secara keseluruhan (Dinas Kebersihan Kota Palembang).
Kota Palembang saat ini telah memiliki 2 tempat pembuangan
sampah akhir (TPA) yaitu di Kelurahan Sukajaya, Kecamatan
Sukarami, seluas 25 Ha (termasuk IPLT) dan di Desa Karya Jaya,
Kecamatan

Seberang

Ulu

I,

seluas

40

Ha.

Kedua

TPA

ini

direncanakan dengan system sanitary land fill. Namun dalam


operasionalnya TPA Sukajaya melaksanakan sistem open dumping,
sedangkan TPA Karya Jaya belum beroperasi penuh, untuk itu perlu
ada program lanjutan bukan hanya sebatas tempat pembuangan
sampah tapi bagaimana sampah bisa diolah dan dimanfaatkan.
Selain itu Kota Palembang juga sudah memiliki beberapa program
dan sarana persampahan seperti container, transfer depo, dump
truck ,amroll truck, dan lain sebagainya.

Tabel 3.12
Data Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
NO

URAIAN

1.

Nama TPA

2.

Lokasi

TPA I
TPA Sukawinatan
Kel. Sukajaya, Kec.
Sukarami

TPA II
TPA Karya Jaya
Kel. Karya Jaya, Kec.
Kertapati

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

3.

Luas

4.

Sistem Pengolahan
Pengolahan
5.
Leachate
6.
Pengolahan IPLT
Sumber: Dinas Kebersihan

25 Ha

40 Ha

Controll Landfill

Sanitary Landfill

Tidak ada

Ada

Ada
Kota Palembang, 2009

Tidak ada

Tabel 3.13
Prasarana Persampahan di Kota Palembang Tahun 2009
NO

JUMLAH
(UNIT)
306

JENIS PRASARANA PERSAMPAHAN

TPS

Container (6m3)

163

Container (1m3)

178

Landasan Container

169

Transfer Depot

12

Tong sampah

83

Gerobak

Motor Sampah

TPA

357
12
2

10

Dump Truck

68

11

Amroll Truck

26

12

Buldozer

13
Excavator
Sumber: Dinas Kebersihan Kota Palembang, 2009

Jumlah

timbulan

sampah

per

hari

di

Kota

Palembang

diperkirakan mencapai 700 ton/hari, dengan persentase jumlah


sampah organik sebanyak 68,12% dan sampah non organik
sebanyak 31,88%. Jumlah personil (Dinas) sebanyak 1.229 orang
dan jumlah penduduk yang terlayani sebanyak 1.150.000 jiwa. Dari
jumlah total timbulan sampah tersebut, jumlah sampah yang
terangkut sebanyak 450-500 ton/hari. Dengan kondisi demikian
maka

masih

diperlukan

penanganan

persampahan

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

untuk

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

mengurangi jumlah timbulan sampah perkotaan dan memeratakan


pelayanan persampahan.

Tabel 3.14
Penduduk dan Jumlah Timbulan Sampah Tahun 2008

Ilir Barat II

66.966

Jumlah Timbulan
Sampah (m3)
167,14

Gandus

52.973

132,43

Seberang Ulu I

157.933

394,83

Kertapati

82.520

206,30

Seberang Ulu II

91.933

229,83

Plaju

85.464

213,66

Ilir Barat I

118.671

296,67

Bukit Kecil

49.522

123,80

Ilir Timur I

83.409

208,52

10

Kemuning

88.331

220,83

11

Ilir Timur II

170.192

425,48

12

Kalidoni

94.795

236,98

13

Sako

72.396

180,99

14

Sematang Borang

25.148

62,87

15

Sukarami

104.700

271,75

16

Alang-Alang Lebar

72.094

180,23

No

Kecamatan

Jumlah Penduduk

TOTAL
1.417.047
Sumber: Dinas Kebersihan Kota Palembang, 2009

3.542,62

Tabel diatas menunjukkan timbulan sampah oleh penduduk


yang terjadi pada tahun 2008 di masing-masing kecamatan.
Timbulan sampah tertingi terdapat di Kecamatan Ilir Timur II dan
terendah di Kecamatan Sematang Borang. Total timbulan sampah
Kota Palembang tahun 2008 diperkirakan sebesar 3.542,62 m3.

3.1.6 Drainase Lingkungan


Drainase adalah suatu tindakan untuk mengurangi kelebihan
air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan
air irigasi dari suatu kawasan dan atau lahan sehingga fungsi
kawasan tersebut tidak terganggu. Sedangkan drainase perkotaan

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

merupakan suatu sistem drainase yang menangani permasalahan


kelebihan air di wilayah perkotaan meliputi drainase permukaan
dan bawah permukaan.
Komponen drainase dalam konteks sanitasi yang dimaksud
adalah drainase makro atau saluran yang fungsi utamanya untuk
saluran pembuangan air hujan dan pengendalian banjir. Drainase
ini dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu drainase primer, drainase
sekunder, dan drainase tersier. Pengelolaannya dilakukan oleh
Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Bina Marga dan Pengelolaan Sumber
Daya Air Bidang Pengendalian Banjir dan Drainase.
Prinsip dasar dalam suatu perancangan pematusan air hujan
(drainase) adalah mengalirkan secepat mungkin kelebihan air
permukaan yang menggenang khususnya di daerah hilir suatu
aliran. Kemiringan/kelerengan lahan berpengaruh besar terhadap
percepatan aliran air. Berdasarkan sifatnya, tingkat kecepatan
aliran dalam saluran alami pada suatu kawasan berbeda-beda,
sesuai dengan tingkat kemiringannya.
Kota Palembang menempati bentang alam dengan topografi
datar, elevasi berkisar antara 2-4 meter di atas permukaan laut
(dpl). Wilayah ini hampir 50% lahannyan berupa rawa dengan air
yang cenderung stagnan (tidak mengalir), sehingga pada musim
penghujan sering terjadi air pasang. Periode air pasang pada
umumnya berkisar antara 1-12 jam. Fenomena alam seperti ini
tentunya memerlukan sistem drainase yang baik agar aliran
permukaan (run off) dapat terkontrol dengan baik pula.
Pada saat ini, sistem drainase yang ada di Kota Palembang
dapat dibedakan menjadi 4 (empat) tipe, yaitu:
1)
2)
3)
4)

Kolam retensi (ponds)


Saluran primer (primary channels)
Saluran sekunder (secondary channels)
Saluran tersier (tertiary channels)

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

Keberadaan sistem drainase tersebut ternyata belum mampu


mencegah luapan air pada musim penghujan. Adapun faktor-faktor
yang turut mempengaruhi air pasang dapat dibedakan manjadi
faktor fisik dan non fisik. (Sumber: Masterplan sarana jaringan
utilitas, pertamanan dan hutan kota, 2006).
Faktor Fisik
Hasil studi yang dilakukan oleh JICA bekerjasama dengan
Direktorat

Jenderal

Pengairan,

Departemen

Permukiman,

Prasarana dan Wilayah memperlihatkan beberapa faktor fisik


yang mengontrol terjadinya air pasang, antara lain:
a)
b)
c)
d)
e)

Kapasitas drainase kecil;


Kemiringan pengaliran yang sangat kecil;
Wilayah banjir ber-topografi datar;
Pengaliran yang terbatas;
Belum cukup tersedia lokal drainase;
f)
Kurangnya perawatan rutin;
g) Beberapa area pengaliran tidak memiliki dinding penahan;
h) Prasarana dan sarana perawatan yang terbatas.
Faktor Non-Fisik
Faktor non fisik yang diidentifikasi turut bertanggungjawab
atas terjadinya luapan air di musim penghujan adalah:
a) Rendahnya kontrol terhadap pembangunan perumahan,
terutama yang dibangun di area pengaliran air;
b) Rendahnya kesadaran masyarakat untuk tidak membuang
sampah padat (solid waste) di area pengaliran air;
c) Rendahnya dana pemeliharaan;
d) Kurangnya fasilitas pemeliharaan;
e) Kurangnya sumberdaya manusia yang profesional.

3.1.7 Pencemaran Udara


Program pengendalian pencemaran udara merupakan salah
satu dari sepuluh program unggulan per tahun pada Pembangunan
Indonesia Sehat 2010 yang masih merupakan sektor yang sangat
potensial

untuk

memacu

pertumbuhan

ekonomi.

Bila

tidak

ditangani dengan baik, maka zat, energi, atau komponen lain yang

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

masuk kedalam udara karena kegiatan manusia yang tidak


terkontrol dapat mempengaruhi mutu udara sampai ke tingkat
bawah yang mempengaruhi kesehatan manusia.
Pencemaran udara menurut Peraturan Pemerintah Nomor 41
Tahun 1999 dapat didefinisikan sebagai masuknya zat pencemar,
energi dan/atau komponen lain ke dalam udara ambient yang
menyebabkan turunnya kualitas udara sehingga tidak dapat
digunakan sebagaimana mestinya, untuk itu perlu dilakukan upaya
pencegahan dan/atau penanggulangan pencemaran udara agar
terpenuhinya

baku

mutu

udara

sebagaimana

terdapat

pada

Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 17 Tahun 2005


tentang Baku Mutu Udara Ambient dan Tingkat Kebisingan.
Salah satu kegiatan dari Badan Lingkungan Hidup Kota
Palembang yang bertujuan untuk melihat kualitas udara ambient
adalah pelaksanaan pemantauan kualitas udara di persimpangan
jalan

protokol

dalam wilayah kota

Palembang dengan hasil

sebagaimana terlihat pada tabel berikut:

Tabel 3.15
Hasil Analisa Udara Ambient dengan Parameter CO
pada Persimpangan Jalan Protokol di Wilayah Kota
Palembang
No.

Lokasi

Depan Kantor Walikota Palembang

Depan Pasar Cinde

Seberang Pasar Cinde (Depan Asuransi


Bumi Putra 1912)
Bundaran Air Mancur (Mesjid Agung
Palembang)
Pintu
Masuk
Bank
Indonesia
(Jl.Jend.Sudirman)
Simpang 4 RSRK Charitas (Depan Bank
Bukopin Jl.Kapt.Arivai)
Simpang 4 Sekip

4
5
6
7

CO(g/NM3/jam)
1

18.323,
3
17.178,
0
16.032,
8
12.597,
2
24.049,
2
19.468,
4
18.323,
2

3.435,6

14.887,
6
19.468,
4
18.323,
2
20.613,
6
19.468,
4
16.032,
8
17.178,
0

8.016,4
8.016,4
12.597,
2
17,178
14.887,
6
12.597,
2

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

4
12.597,
2
16.032,
8
14.887,
6
18.323,
3
20.613,
6
17,778
14.887,
6

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

No.

Lokasi

Simpang 4 POLDA (Depan Elgastrindo)

Simpang 4 DPRD Sumsel (Jl.Radial)

10

14

Simpang 4 Veteran (Depan Apotik


Indah Medika)
Simpang 4 Pasar Lemabang (dekat Pos
Polisi)
Simpang 4 Kenten Patal PUSRI (jl.
R.Sukamto)
Simpang 4 Kapten A.Rivai (Depan
Mess PT BA)
Simpang 4 Jakabaring

15

Simpang 4 Kertapati Musi II

16

Simpang Musi II Soekarno Hatta

11
12
13

CO(g/NM3/jam)
1

17.178,
0
12.597,
2
14.887,
6
16.032,
8
14.887,
6
12.597,
2
14.887,
6
11.452,
0
12.597,
2

11,452

12.597,
2
10.306,
8
12.597,
2
17.178,
0
18.323,
3
17,18

4.580,8
5,726
9.161,6
10.306,
8
1.145,2
9.161,6
6.871,2
8.016,4

Baku Mutu : Peraturan Gubernur Sumsel

4
11452
11452
10.306,
8
16.032,
8
14.887,
6
11,452

19.468,
4
22,90

17,178
10.306,
8
12.597,
8

18.323,
3

30000

No.17 Tahun 2005

Keterangan: Pengukuran dilakukan pada bulan Mei - Oktober 2009 Waktu antara
pukul 8.00 - 15.00 WIB

Tabel 3.16
Hasil Analisa Udara Ambient dengan Parameter SO2
pada Persimpangan Jalan Protokol di Wilayah Kota
Palembang
No

Lokasi

Depan Kantor Walikota Palembang

2
3

SO2 (g/NM3/jam)
1

216,6

367,33

567,83

569,83

Depan Pasar Cinde

232

396,08

432,62

593,72

379

330,58

582,48

492

494,3

330,33

482,08

501,12

360,42

330,42

489

574,12

299,33

464,65

281,5

354,83,8
3
382,08

392

Seberang Pasar Cinde (Depan Asuransi


Bumi Putra 1912)
Bundaran Air Mancur (Mesjid Agung
Palembang
Pintu
Masuk
Bank
Indonesia
(Jl.Jend.Sudirman)
Simpang 4 RSRK Charitas (Depan Bank
Bukopin Jl.Kapt.Arivai)
Simpang 4 Sekip

435,12

521,5

Simpang 4 POLDA (Depan Elgastrindo)

329,83

351

429,33

478,66

4
5
6

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

No
9
10

Lokasi
Simpang 4 DPRD Sumsel (Jl.Radial)

SO2 (g/NM3/jam)
1

264,92

425,6

488,41

571

286,3

369

464,66

491,12

373,6

363

388,5

518,33

326,33

438

563

322

359

492.83
3
459

564,62

14

Simpang 4 Veteran (Depan Apotik


Indah Medika)
Simpang 4 Pasar Lemabang (dekat Pos
Polisi)
Simpang 4 Kenten Patal PUSRI (Jl.
R.Sukamto)
Simpang 4 Kapten A.Rivai (Depan Mess
PT BA)
Simpang 4 Jakabaring

412,66

307,41

359

507,41

15

Simpang 4 Kertapati Musi II

378,75

464,66

307,41

599

16

Simpang Musi II Soekarno Hatta

297

388,5

425

488,5

11
12
13

Baku Mutu : Peraturan Gubernur Sumsel

900

No.17 Tahun 2005


Keterangan: Pengukuran dilakukan pada bulan Mei - Oktober
pukul 8.00 - 15.00 WIB

2009

Waktu antara

Tabel 3.17
Hasil Analisa Udara Ambient dengan Parameter NO2
pada Persimpangan Jalan Protokol di Wilayah Kota
Palembang
No

Lokasi

Depan Kantor Walikota Palembang

Depan Pasar Cinde

Seberang Pasar Cinde (Depan Asuransi


Bumi Putra 1912)
Bundaran Air Mancur (Mesjid Agung
Palembang
Pintu
Masuk
Bank
Indonesia
(Jl.Jend.Sudirman)
Simpang 4 RSRK Charitas (Depan Bank
Bukopin Jl.Kapt.A. Rivai)
Simpang 4 Sekip

Simpang 4 POLDA (Depan Elgastrindo)

Simpang 4 DPRD Sumsel (Jl.Radial)

4
5
6

10
11
12
13

Simpang 4 Veteran (Depan Apotik Indah


Medika)
Simpang 4 Pasar Lemabang (dekat Pos
Polisi)
Simpang 4 Kenten Patal PUSRI (jl.
R.Sukamto)
Simpang 4 Kapten A.Rivai (Depan Mess
PT BA)

NO2 (g/NM3/jam)
1

258.84
1
280.28
4
223.17
1
186.28
0
352.84
5
279.50
8
311.17
9
393.29
3
261.17
9
200.50
8
123.17
1
482.62
2
411.17
9

33.943

114.22
8
390.54
9
280.38
7
371.03
6
417.58
1
380.89
4
402.03
2
367.07
3
202.64
2
157.41
9
125.61
0
207.52
0
247.15
4

394.410

142.17
5
249.28
9
363.61
8
371.84
9
301.72
8
396.84
8
332.62
2
161.28
0
142.17
5
118.39
4
182.62
2
296.95
1

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

308.130
267.276
295.325
369.918
396.748
322.154
343.089
26.688
179.878
275.406
196.240
269.914

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

No

NO2 (g/NM3/jam)

Lokasi

14

Simpang 4 Jakabaring

15

Simpang 4 Kertapati Musi II

16

Simpang Musi II Soekarno Hatta

112.90
6
307.62
2
406.40
2

181.50
4
135.06
1
123.17
1

220.32
5
178.76
0
288.51
6

111.077

Baku Mutu : Peraturan Gubernur Sumsel

129.979
191.565

400

No.17 Tahun 2005


Keterangan: Pengukuran dilakukan pada bulan Mei - Oktober
pukul 8.00 15.00 WIB

2009 Waktu antara

Tabel 3.18
Hasil Analisa Udara Ambient dengan Parameter HC
pada Persimpangan Jalan Protokol di Wilayah Kota
Palembang
No.

HC (g/NM3/jam)

Lokasi

Depan Kantor Walikota Palembang

1
55

Depan Pasar Cinde

95

90

95

100

Seberang Pasar Cinde (Depan Asuransi Bumi


Putra 1912)
Bundaran
Air
Mancur
(Mesjid
Agung
Palembang
Pintu Masuk Bank Indonesia (Jl.Jend.Sudirman)

95

90

95

100

95

90

100

100

95

90

95

100

95

90

95

100

Simpang 4 RSRK Charitas


Bukopin Jl.Kapt.Arivai)
Simpang 4 Sekip

80

80

90

90

Simpang 4 POLDA (Depan Elgastrindo)

90

90

90

90

Simpang 4 DPRD Sumsel (Jl.Radial)

80

75

75

75

Simpang 4 Veteran (Depan Apotik Indah


Medika)
Simpang 4 Pasar Lemabang (dekat Pos Polisi)

65

65

70

70

65

65

75

70

80

80

80

80

50

50

50

50

14

Simpang 4 Kenten Patal PUSRI (jl.


R.Sukamto)
Simpang 4 Kapten A.Rivai (Depan Mess PT
BA)
Simpang 4 Jakabaring

95

90

100

100

15

Simpang 4 Kertapati Musi II

70

75

80

80

16

Simpang Musi II Soekarno Hatta

75

75

80

80

4
5
6

10
11
12
13

(Depan

Bank

Baku Mutu : Peraturan Gubernur Sumsel


No.17 Tahun 2005

2
55

3
55

4
55

Maks 160

Tabel 3.19

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

Hasil Analisa Udara Ambient dengan Parameter Pb


pada Persimpangan Jalan Protokol di Wilayah Kota
Palembang
No.

Pb (g/NM3)

Lokasi

Depan Kantor Walikota Palembang

Depan Pasar Cinde

Seberang
Pasar
Cinde
(Depan
Asuransi Bumi Putra 1912)
Bundaran Air Mancur (Mesjid Agung
Palembang
Pintu
Masuk
Bank
Indonesia
(Jl.Jend.Sudirman)
Simpang 4 RSRK Charitas (Depan
Bank Bukopin Jl.Kapt.Arivai)
Simpang 4 Sekip

Simpang 4 POLDA (Depan Elgastrindo)

Simpang 4 DPRD Sumsel (Jl.Radial)

4
5
6

10

14

Simpang 4 Veteran (Depan Apotik


Indah Medika)
Simpang 4 Pasar Lemabang (dekat
Pos Polisi)
Simpang 4 Kenten Patal PUSRI (jl.
R.Sukamto)
Simpang 4 Kapten A.Rivai (Depan
Mess PT BA)
Simpang 4 Jakabaring

15

Simpang 4 Kertapati Musi II

16

Simpang Musi II Soekarno Hatta

11
12
13

1
0,03
4
0,10
4
0,09
8
0,18
6
0,18
7
0,15
7
0,08
3
0,07
6
0,03
0
0,03
3
0,26
3
0,03
3
0,02
9
0,15
2
0,03
3
0,03
3

2
0,03
8
0,20
8
0,15
6
0,34
9
2.23
2
0,29
9
0,42
7
0,13
1
0,02
2
0,17
9
0,35
2
0,09
8
0,13
2
0,23
7
0,02
1
0,09
8

Baku Mutu : Peraturan Gubernur Sumsel

0,023

0,659

0,413

0,753

0,403

0,521

0,567

0,342

0,646

0,454

0,609

0,360

0,153

0,152

0,061

0,284

0,023

0,552

0,357

0,595

0,285

0,602

0,333

0,575

0,080

0,738

0,023

0,195

0,023

0,373

0,024

0,316

No.17 Tahun 2005

Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:


1. Secara

umum

kondisi

kualitas

udara

ambient

kota

Palembang masih cukup baik karena sebagian besar


parameter yang diukur masih dibawah Baku Mutu udara
ambient yang berlaku, kecuali pada lokasi tertentu pada
saat tertentu.

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

2.

Lokasi lokasi diwilayah Kota Palembang yang perlu


diwaspadai adalah: Simpang 4 RSK Charitas, depan pasar
Cinde, Simpang 4 Polda, bundaran air mancur pada saat
tertentu

beberapa

parameter

udara

ambient

yang

dipersyaratkan berada diatas baku mutu

3.1.8 Limbah Industri

Limbah industri mengandung zat-zat yang berbahaya yang


dapat mengancam kehidupan manusia. Sifat dari limbah industri
adalah mengandung racun, bersuhu tinggi, menimbulkan iritasi,
menimbulkan bau, mudah terbakar, dan bereaksi pada jaringan
tubuh, dan termasuk dalam kategori bahan-bahan berbahaya (B-3).
Dampak berbahaya terhadap kesehatan dapat berupa gangguan
fungsi organ tubuh atau gangguan proses biokimia yang ditandai
dengan kerusakan jaringan, kelainan fungsi organ, gangguan
terhadap sistem enzim dan endoktrin. Pemerintah Kota Palembang
menaruh perhatian terhadap masalah pencemaran dan kerusakan
lingkungan oleh bahan-bahan kimia beracun yang ditimbulkan oleh
industri. Kerja sama lintas program, koordinasi lintas program,
peningkatan tanggung jawab masyarakat, peningkatan fungsi
operasional daerah sangat perlu digalakkan, begitu juga dengan
pengembangan

sistem

rujukan

dan

teknologi,

dan

prioritas

sasaran.
Pengelolaan limbah cair industri di Kota Palembang masih
kurang mendapat perhatian. Limbah cair industri terutama industri
besar sebagian diolah langsung oleh masing-masing industri
dimana sistemnya sangat bergantung pada jenis limbah yang
dihasilkan, namun demikian ada beberapa industri yang langsung
membuang ke badan air. Hal ini sangat mengkhawatirkan karena
berpotensi sangat besar untuk mencemari lingkungan.

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

Pemerintah Kota secara berkala telah melakukan pemantauan


terhadap pengolahan limbah industri tersebut, yang dilakukan oleh
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Palembang.

3.1.9 Limbah Medis


Limbah medis Rumah Sakit dan Puskesmas tidak seperti
limbah lain pada umumnya yang bisa dibuang ke TPA maupun IPAL
komunal. Hal ini disebabkan limbah medis Rumah Sakit dan
Puskesmas biasanya berupa limbah infectious yang berbahaya bila
tidak dikelola dengan baik. Limbah ini dapat berupa:
a) Limbah cair: limbah cair dari ruang operasi, apotek, radiologi,
kamar mandi, toilet dan lain-lain
b) Limbah padat: jarum suntik, potongan organ tubuh, botol infus,
tempat obat, sarung tangan dan lain-lain
Sarana pengolahan limbah medis di Kota Palembang:
1) IPAL
IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) merupakan sarana ideal
yang digunakan untuk mengolah limbah cair medis. Sampai
saat ini di Kota Palembang ada 15 Rumah Sakit yang memiliki
IPAL sendiri.
2) Incinerator
Incinerator digunakan untuk memusnahkan/membakar limbah
padat

berbahaya

(infectious).

Sampai

saat

ini

di

Kota

Palembang 12 Rumah Sakit Sakit yang memiliki incinerator


sendiri. Untuk Rumah Sakit dan Puskesmas maupun Dokter
Praktek yang tidak mempunyai fasilitas incinerator diharuskan
menggunakan jasa Rumah Sakit yang memiliki incinerator
dalam mengolah limbah padat infectious.
Pengelolaan limbah medis di Kota Palembang ditangani langsung
oleh masing-masing pihak rumah sakit dengan jalan mengirimkan

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

limbah medis ke rumah sakit yang memiliki sistem pengelolaan


limbah medis.

3.2 Pengelolaan Limbah Cair


Terdapat beberapa sistem pembuangan limbah domestik Kota
Palembang sesuai dengan peruntukkannya. Daerah permukiman
yang terstruktur menggunakan sistem tangki septik individual dan
komunal.

Sedangkan

permukiman

yang

tidak

terstruktur,

penduduknya sebagian menggunakan tangki septik individual,


cubluk, dan banyak yang menggunakan saluran sungai dan saluran
irigasi sebagai pembuangan air limbah. Air bekas cucian, dapur dan
kamar mandi disalurkan langsung ke saluran drainase, kali dan
saluran lainnya.
Volume air limbah sangat dipengaruhi oleh pola pemakaian air
bersih. Pada umumnya volume air limbah yang dihasilkan 70% 80% dari pemakaian air bersih. Pada saat ini pengolahan air limbah
perumahan menggunakan pola penanganan setempat atau On
Site System. Berdasarkan Susenas tahun 2007 (BPS Palembang
2007), rumah tangga yang memiliki MCK sendiri sebanyak 90,77%,
fasilitas bersama 8,04%, fasilitas umum sekitar 0,30% dan tidak
memiliki MCK sebanyak 0,89%. Sistem setempat (on site) dominan
berada

dikawasan

perumahan dimana

masing-masing

rumah

mengalirkan air limbah ke tangki septik (septik tank). Untuk


perumahan dengan kapling relatif kecil (perumahan relatif padat)
disarankan dengan sistem terpusat atau komunal. Sistem air
buangan yang dihasilkan dapat diresapkan ke dalam tanah dengan
menggunakan unit septik-tank dan unit bidang resapan, kemudian :

Dibuang ke tangki dengan bidang resapan


Dibuang ke cubluk
Dibuang ke sungai atau rawa
Dalam rangka meningkatkan penyediaan prasarana dan saran

air limbah permukiman di lingkungan permukiman padat dan

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

kumuh, Pemerintah Kota Palembang mendapat bantuan program


Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) dari pemerintah melalui
Dirjen Cipta Karya Departemen PU berupa pembangunan MCK plus
dengan sistem sharing, dimana Pemerintah Kota Palembang
menyediakan dana pendamping, sedangkan pemerintah pusat
membantu dalam bentuk material dan sarana pendukung lainnya.
Pada tahun 2006 terdapat 3 (tiga) lokasi Program Sanimas yaitu
Kelurahan Talang Aman Kecamatan Kemuning, Kelurahan Talang
Putri Kecamatan Plaju dan Kelurahan Gandus Kecamatan Gandus.
Selanjutnya

pada

tahun

2007

Pemerintah

Kota

Palembang

mendapat lagi bantuan Program Sanimas di 4 (empat) lokasi, yaitu:


Kelurahan 3-4 Ulu Kecamatan SU I sebanyak 2 lokasi, Kelurahan 15
Ulu Kecamatan SU I dan Kelurahan Siring Agung Kecamatan Ilir
Barat I.

3.2.1 Landasan Hukum/Legal Operasional


Secara hukum, pengelolaan limbah cair di Kota Palembang,
telah diatur dengan beberapa aturan antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004
tentang Sumber Daya Air
3. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang sungai.
4. Peraturan

Pemerintah

Nomor

82

Tahun

2001

tentang

Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.


5. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 37 Tahun 2003
tentang

Metode

Analisa

Kualitas

Air

Permukaan

dan

Pengambilan Contoh Air Permukaan.


6. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003
tentang Baku Mutu Lingkungan Limbah Domestik.
7. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 122 Tahun 2004
tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Lingkungan Hidup

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

Nomor 51 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi


Kegiatan Industri.
8. Perda Kotamadya Daerah Tingkat II Palembang Nomor3 Tahun
1981 jo. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 1987 tentang
Penyelenggaraan Kebersihan, Keindahan, Kesehatan Umum
dan Ketertiban Kota
9. Peraturan Daerah Kota Palembang No. 27 Tahun 2002
Tentang Pembinaan dan Retribusi Izin Pembuangan Limbah
cair

3.2.2 Aspek Institusional


Penanganan sub sektor air limbah domestik di Kota Palembang
saat ini masih bertumpu pada peran dan upaya Pemerintah Kota
Palembang, yang saat ini secara langsung dijalankan oleh institusi
sebagai berikut:
a) Dinas

Kebersihan,

melalui

pelaksanaan

tugas

Bidang

Pengelolaan TPA dan Limbah;


b) Dinas Kesehatan: melalui pelaksanaan tugas Seksi Kesehatan
Lingkungan;
c) Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Perumahan: melalui
pelaksanaan tugas Bidang Pengembangan dan Permukiman;
d) Badan Lingkungan Hidup: melalui pelaksanaan tugas Bidang
Pengendalian Pencemaran Lingkungan dan Pengelolaan Limbah;
e) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah: melalui pelaksanaan
tugas Bidang Perencanaan Strategis dan Tata Ruang.
Adapun uraian tugas institusi tersebut tercantum dalam
Peraturan Daerah Kota Palembang Nomor 9 Tahun 2008 tentang
Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah
Kota Palembang; dan Peraturan Walikota Palembang Nomor 51
Tahun 2009 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Lembaga

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

Teknis Daerah Kota Palembang yang terkait dengan Penanganan


sub sektor air limbah domestik di Kota Palembang. (lihat lampiran)
Tabel 3.20
Peran dan Fungsi Lembaga dalam
Penanganan Air Limbah Domestik Kota Palembang
Fungsi

Satuan Kerja Perangkat Daerah

1 PERENCANAAN
a. Strategis (NSPK)
b. Operasional
2

Bappeda
Dinas PU Cipta Karya - Perumahan
Dinas Kebersihan
Dinas Tata Kota
Badan Lingkungan Hidup
Dinas Kebersihan

PEMBANGUNAN
a. Pembangunan
b. Pemeliharaan

3 PEMBERIAN LAYANAN
a. Pengumpulan
b. Transportasi
c. Pengolahan
d. Pembuangan Akhir
e.
Daur
Ulang
dan
Pemusnahan
4 PEMASTIAN SUMBER DAYA

Dinas
Dinas
Dinas
Dinas

PU Cipta Karya - Perumahan


Kebersihan
PU Cipta Karya - Perumahan
Kebersihan

Dinas
Dinas
Dinas
Dinas

Kebersihan
Kebersihan
Kebersihan
Kebersihan

Dinas Kebersihan

DPRD
Bappeda
a. Anggaran & Pembiayaan
Dinas Kebersihan
Dinas PU Cipta Karya - Perumahan
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan
b.
Sosialisasi
/ Kelurahan
Penyadaran
Dinas Kesehatan
Dinas Kebersihan
c. Pembinaan
Dinas Kebersihan
Badan Lingkungan Hidup
d. Advokasi
Dinas Kebersihan
Bappeda
5 PENGAWASAN
Dinas Kebersihan
a. Monitoring
Dinas PU Cipta Karya - Perumahan
Bappeda
Dinas Kebersihan
Dinas PU Cipta Karya - Perumahan
b. Evaluasi
Dinas Kesehatan
Bappeda

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

3.2.3 Cakupan Pelayanan


Tabel 3.21
Persentase Pengelolaan Air Limbah Keluarga
Berdasarkan Puskesmas Tahun 2009
No

KECAMATAN

PUSKESMAS

PENGELOLAAN AIR LIMBAH


JML KK
JML KK
JUMLA
% KK
DIPERIKS MEMILIK
H
MEMILI
A
I
SEHAT
KI
10320
9.779
7.854
94,8

%
SEHA
T
80,31

Ilir Barat II

Makrayu

Gandus

Gandus

9759

7.617

4.921

78,1

64,61

Seberang Ulu I

1 Ulu

4.120

3.412

2.365

82,2

69,31

4 Ulu

6.733

5.441

3.778

80,8

69,44

7 Ulu

3.001

2.474

1.782

82,4

72,03

Pembina

3.461

3.100

2.423

89,6

78,16

0,0

0,0

Keramasan

1.943

1.374

754

70,7

54,88

Kertapati

7.340

6.514

4.885

88,7

79,99

3.954

3.364

2.613

58,1

77,68

6.322

6.011

4.848

95,1

80,65

11.985

11.322

9.603

94,5

84,82

Opi
4
5

Kertapati

Plaju

Nagaswidak
Taman
Bacaan
Plaju

Ilir Barat I

Kampus

4.960

4.848

4.595

97,7

94,78

Pakjo
Padang
Selasa
Sei Baung

3.075

2.974

2.815

96,7

94,65

3.190

3.000

2.604

94,0

86,80

5.198

5.140

5.004

98,9

97,35

23 Ilir

3.876

3.641

2.987

93,9

82,04

Merdeka

3.735

3.258

3.144

87,2

96,50

Ariodilah

2.544

2.445

2.264

96,1

92,60

Dempo

3.987

3.987

3.784

100,0

94,91

Talang Ratu
Basuki
Rahmat
Sekip

3.413

3.310

2.974

97,0

89,85

4.001

4.001

3.765

100,0

94,10

6.641

6.641

6.224

100,0

93,72

5 Ilir

7.732

6.891

6.045

89,1

87,72

11 Ilir

3.079

2.967

2.318

96,4

78,13

Boom Baru

4.045

3.045

2.484

75,3

81,58

Kenten
Sabo
Kingking
Bukit Sangkal

9.576

3.567

3.211

37,3

89,79

8.921

8.396

7.083

94,1

84,36

3.802

2.951

2.744

77,6

92,99

8
9

10

11

12

Seberang Ulu II

Bukit Kecil
Ilir Timur I

Kemuning

Ilir Timur II

Kali Doni

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

No

KECAMATAN

PUSKESMAS
Kalidoni

13
14
15

16

Sako
Sematang
Borang
Sukarame

Alang
Lebar

Alang

PENGELOLAAN AIR LIMBAH


JML KK
JML KK
JUMLA
% KK
DIPERIKS MEMILIK
H
MEMILI
A
I
SEHAT
KI
6.071
5.322
4.507
87,7

%
SEHA
T
84,69

Sei Selincah

3.701

2.571

2.102

69,5

81,76

Multi Wahana

6.247

5.421

4.208

86,8

77,62

Sako

11.296

10.425

8.584

92,3

82,34

Sosial

9.115

8.764

7.787

96,1

88,85

Sukarami

9.625

9.148

8.221

95,0

89,87

Talang Betutu

3.289

3.254

2.831

98,9

87,00

Punti Kayu

6.431

5.314

4.985

82,6

93,81

206.488

181.698

153.09
6

88,0

84,3

Jumlah Kota Palembang

Sumber: Profil Dinas Kesehatan Kota Palembang,Tahun 2009

3.2.4 Aspek Teknis dan Teknologi


Upaya operasional layanan pengelolaan limbah dilakukan
dengan cara:
a. Penyediaan IPLT sebagai sarana pengolahan limbah domestik
yang terdapat di TPA I Sukawinatan.
b. Penyediaan layanan jasa penyedotan kakus dengan skala
layanan yang tidak hanya terbatas di wilayah Kota Palembang,
namun juga hingga pada wilayah kota dan kabupaten lain di
sekitar Kota Palembang.
c. Penyediaan fasilitas toilet (Lavatory) yang dapat digunakan
pada acara/event-event tertentu yang diselenggarakan oleh
Pemerintah maupun masyarakat umum/swasta.
Gambar 3.1
IPLT di TPA I Sukawinatan

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

Adapun

pelaksanaan

pembinaan

pengelolaan

air

limbah

domestik dilakukan dalam bentuk program kampanye sanitasi total


berbasis masyarakat yang dilakukan oleh RT/RW Kota Palembang
dalam rangka untuk memicu inisiatif masyarakat.
a.

Off Site System (Sistem Terpusat)


Sistem pengelolaan air limbah terpusat (off site system)
adalah system penanganan air limbah domestik melalui
jaringan pengunpul yang diteruskan ke Instalasi Pengolahan
Air

Limbah

(IPAL).

Kota

Palembang

saat

ini

belum

menggunakan sistem pengelolaan air limbah terpusat (off site


system).
Pengolahan air limbah yang dilakukan di Kota Palembang
adalah dengan cara penyedotan lumpur tinja dari septic tank
dengan menggunakan truk penyedot tinja yang selanjutnya
diangkut ke tempat instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT)
yang berlokasi di TPA I Sukawinatan
Pada saat ini Pemerintah Kota Palembang baru memiliki 4
armada truk penyedot tinja dengan kapasitas 3.000 liter.
Selain Pemerintah Kota dalam hal pelayanan terhadap jasa
penyedotan tinja, pihak swasta pun ikut berperan serta dalam
memberikan layanan jasa penyedotan tinja, yang saat ini
berjumlah 10 unit truk penyedot tinja. Masing-masing truk
dalam sehari rata-rata dapat melayani 1 - 2 kali pengangkutan.

Gambar 3.2
Pengolahan Limbah Terpusat (Off Site System)

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

b. On Site System (Sistem Setempat)


Sistem pengelolaan air limbah setempat (on site system)
adalah

system

penanganan

air

limbah

domestik

yang

dilakukan individual dan atau komunal dengan fasilitas dan


pelayanan

dari

satu

atau

beberapa

bangunan

yang

pengolahannya diselesaikan secara setempat atau dilokasi


sumber. Sistem pengolahan limbah setempat inilah yang saat
ini ada di Kota Palembang, pada umumnya tangki septic tank
saluran pembuangannya disalurkan ke drainase, kolam/sawah,
sungai/danau/laut dan sebagian menggunakan lobang tanah.
Adapun

pelaksanaan

pembinaan

pengelolaan

air

limbah

domestik dilakukan dalam bentuk program kampanye sanitasi


total berbasis masyarakat yang dilakukan oleh RT/RW Kota
Palembang dalam rangka untuk memicu inisiatif masyarakat.

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

Gambar 3.3
Sistem
(On Site

3.2.5 Peran

Setempat
System)

Serta

Masyarakat

dan

Gender

Dalam

Penanganan Limbah Cair


Masalah pembangunan terutama di kawasan perkotaan yang
terjadi selama ini masih bersifat sentralistik dan kuatnya dominansi
pemerintah yang seringkali menggunakan pendekatan sektoral dan
bersifat top down, walaupun dalam perencanaan pembangunan
kota telah memiliki mekanisme yang bottom up. Masyarakat kurang
maksimal

dilibatkan

dalam

proses

pembangunan

sehingga

masyarakat kurang mempunyai rasa memiliki dan tanggungjawab


(sens

of

belonging

and

sense

of

responsibility)

terhadap

pembangunan kotanya
Dengan semakin kompleksnya permasalahan di perkotaan,
maka diperlukan suatu upaya akselerasi pembangunan dengan
melibatkan dan memberdayakan berbagai komponen masyarakat

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

dengan mengerahkan berbagai potensi dan sumberdaya yang ada


sehingga diharapkan masyarakat baik laki-laki maupun perempuan
ikut

serta

berperan

dalam

memecahkan

permasalahan

pembangunan bidang sanitasi.


Peran masyarakat Kota Palembang dalam pengelolaan air
limbah domestik relatif baik meski dalam skala peran yang
terbatas.

Peran

tersebut

dijalankan

oleh

masyarakat

Kota

Palembang secara individual ataupun tingkatan rumah tangga


dalam bentuk:
a. Pengadaan atau pembangunan saluran penyaluran air limbah
domestik seperti sambungan saluran pembuangan air limbah
bekas cucian, mandi dan sebagainyake saluran /riol
b. Pengadaan atau pembangunan serta pemanfaatan tangki septik
sebagai sarana penampungan limbah tinja domestik (black
water).
c. Kampanye sanitasi total berbasis masyarakt yang dilakukan oleh
RT/RW

Kota

Palembang

dalam

rangka

memicu

inisiatif

masyarakat.
d. Pembangunan MCK Plus melalui Program Sanimas pada tahun
2006

di

Kelurahan

Talang

Aman

Kecamatan

Kemuning,

Kelurahan Talang Putri Kecamatan Plaju dan Kelurahan Gandus


Kecamatan Gandus. Dan pada tahun 2007 masih dalam program
Sanimas keterlibatan masyarakat dalam pembangunan MCK Plus
di Kelurahan 3-4 Ulu dan Kelurahan 15 Ulu Kecamatan Seberang
Ulu I, serta Kelurahan Siring Agung Kecamatan Ilir Barat I.
Secara umum penanganan limbah cair di Kota Palembang tidak
dipengaruhi oleh gender, artinya baik laki-laki maupun perempuan
terlibat aktif dalam menangani permasalahan limbah cair di
lingkungan sekitarnya.
Selain

peran

pemerintah

dan

masyarakat,

stakeholder

(swasta) pun ikut berperan terutama dalam pengelolaan air limbah

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

domestik di Kota Palembang.Untuk MCK Umum masih didominasi


oleh Pemerintah Kota Palembang.

Gambar 3.4
MCK Keliling

3.2.6
Permasalahan
Beberapa

permasalahan

yang

dihadapi

pemerintah

Kota

Palembang dalam pengelolaan limbah cair diantaranya adalah:


1. Terbatasnya peran serta masyarakat pada pembangunan dan
pemeliharaan sarana pengelolaan air limbah domestik. Hal ini
disebabkan antara lain karena:
a. Pemahaman masyarakat akan pentingnya pengelolaan air
limbah rumah tangga (limbah domestik) masih rendah.
b. Sikap

sebagian

masyarakat

terhadap

pengelolaan

air

limbah kurang positif.


c. Masih

terbatasnya

pengetahuan,

kesadaran

dan

keterampilan untuk mengelola air limbah domestik dalam


bentuk grey water dan black water secara benar.
d. Pada beberapa wilayah dan kategori masyarakat tertentu
kemampuan
pengelolaan

masyarakat
air

limbah

untuk
domestik

memiliki
terkendala

sarana
oleh

keterbatasan finansial atau juga keterbatasan lahan.

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

2. Kinerja

lembaga

penanggungjawab

regulasi

dan

layanan

operasional pengelolaan air limbah yang masih kurang optimal,


antara lain karena:
a. Terbatasnya jumlah anggaran operasional yang tersedia
pada

dinas

terkait

serta

terbatasnya

kemampuan

Sumberdaya Manusia dalam rangka penanganan air limbah


domestik sehingga mempengaruhi efektivitas kinerja dalam
penanganan air limbah.
b. Belum optimalnya koordinasi antar SKPD terkait dalam
proses pengelolaan limbah baik pada tahap perencanaan,
pelaksanaan maupun monitoring.
3. Masih terbatasnya peran serta

sektor

swasta

dalam

pengelolaan air limbah domestik di Kota Palembang. Hal ini


antara lain disebabkan karena saat ini prospek bisnis dalam
bidang

pengelolaan

air

limbah

domestik

belum

tersosialisasikan secara efektif pada kalangan swasta yang


ada di Kota Palembang.

3.3 Pengelolaan Persampahan (Limbah Padat)


Keberhasilan pengelolaan persampahan di suatu kota tidak
terlepas dari beberapa aspek yang terkait. Peranan masing-masing
aspek

tersebut

penanganan

sangat

pengelolaan

menentukan

berhasil

persampahan.

atau

tidaknya

Aspek-aspek

tersebut

diantaranya adalah aspek hukum, aspek institusional, aspek teknis


dan teknologi, serta aspek peran serta masyarakat.

3.3.1 Landasan Hukum/Legal Operasional


Aspek hukum dalam pengelolaan sampah di Kota Palembang
meliputi:

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengolahan


sampah
2. Perda Kotamadya Daerah Tingkat II Palembang Nomor 3
Tahun 1981 jo. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 1987
tentang Penyelenggaraan Kebersihan, Keindahan, Kesehatan
Umum dan Ketertiban Kota;
3. Peraturan Daerah Kota Palembang No. 12 Tahun 2006 tentang
Retribusi Kebersihan;
4. Peraturan Daerah Kota Palembang Nomor 09 Tahun 2008
tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja
Dinas Daerah Kota Palembang.
Guna menunjang proses pembangunan daerah adalah melalui
Pemasukan Pendapatan Asli Daerah (PAD), salah satu sumber PAD
di Kota Palembang adalah berasal dari Penerimaan Retribusi
Persampahan. Pemungutan retribusi pelayanan sampah di Kota
Palembang yang dilakukan dengan cara memungut langsung
kepada wajib retribusi melalui petugas kolektor Dinas Kebersihan
Kota Palembang terutama untuk retribusi kebersihan untuk aneka
usaha. Sementara itu retribusi kebersihan pada rumah kediaman
dilakukan melalui pihak kelurahan ataupun kecamatan dengan
besarnya tarif retribusi untuk masing-masing jenis dan kelas
bangunan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.22
Tarif Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan
No
1

Jenis/Kelas Bangunan

Tarif Retribusi (Rp)


/bulan

/m3 sampah

Rumah Kediaman

a. Kelas I
b.Kelas II
c. Kelas III
d.Kelas IV

10.000.7.500..5.000.2.500.-

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

No
2

Jenis/Kelas Bangunan

b. Non Komersil

4.

5.
6.

7.

8.

9.

10
.

11
.

/bulan

/m3 sampah

Asrama
a. Komersil

3.

Tarif Retribusi (Rp)

100.000.50.000.-

Hotel Berbintang
a. Bintang 5

1.000.000.-

b. Bintang 4

750.000.-

c. Bintang 3

600.000.-

d. Bintang 2

500.000.-

e. Bintang 1

300.000.-

Hotel Melati
a. Melati 3

150.000.-

b. Melati 2

125.000.-

c. Melati 1
Penginapan/Losmen/Mess/Ru
mah Kost
Restoran/Bar/karaoke

100.000.100.000.-

a. Kelas 1

350.000.-

b. Kelas 2

300.000.-

c. Kelas 3

250.000.-

Rumah makan
a. Kelas 1

250.000.-

b. Kelas 2

200.000.-

c. Kelas 3

150.000.-

Rumah Sakit
a. Kelas 1

300.000.-

b. Kelas 2

200.000.-

c. Kelas 3

150.000.-

Klinik Bersalin
a. Kelas 1

250.000.-

b. Kelas 2

200.000.-

c. Kelas 3

150.000.-

Tempat Praktek Dokter


a. Kelas 1

30.000.-

b. Kelas 2

25.000.-

c. Kelas 3

15.000.-

Apotik
a. Kelas 1

150.000.-

b. Kelas 2

100.000.-

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

No
12
.

13
.

14
.

15
.

16
.

17
.

18
.

19
.

20
.

Jenis/Kelas Bangunan

Tarif Retribusi (Rp)


/bulan

/m3 sampah

Gerobak Jualan
a. Kelas 1

25.000.-

b. Kelas 2

20.000.-

c. Kelas 3

15.000.-

Bioskop
a. Kelas 1

150.000.-

b. Kelas 2

100.000.-

c. Kelas 3

75.000.-

Gudang
a. Kelas 1

300.000.-

b. Kelas 2

250.000.-

c. Kelas 3

200.000.-

Kantor
a. Kelas 1

75.000.-

b. Kelas 2

50.000.-

c. Kelas 3

25.000.-

Toko
a. Kelas 1

75.000.-

b. Kelas 2

50.000.-

c. Kelas 3
Perusahaan
Pengolahan
Perdagangan
a. Kelas 1

25.000.Pertukangan
Bahan
150.000.-

b. Kelas 2

100.000.-

c. Kelas 3

50.000.-

Bengkel reparasi
a. Kelas 1

100.000.-

b. Kelas 2

75.000.-

c. Kelas 3

50.000.-

Toko Variasi
a. Kelas 1

200.000.-

b. Kelas 2

150.000.-

c. Kelas 3

100.000.-

Pabrik Industri
a. Kelas 1

500.000.-

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

No

Jenis/Kelas Bangunan

21
.

24
.
25
.
26
.

b. Kelas 2

250.000.-

c. Kelas 3

100.000.-

a. Kelas 1

10.000.-

b. Kelas 2

7.500.-

c. Kelas 3
Shoping
Center
dan
sejenisnya untuk setiap (1 m
x 1 m)

5.000.500.-

Usaha lainnya
a. Kelas 1

100.000.-

b. Kelas 2

75.000.-

c. Kelas 3
Tempat Tempat hiburan
lannya
Sampah
perorangan/khusus/jasa

50.000.50.000.75.000.-/rit

Bank
a. Pusat

150.000.-

b. Pelayanan
27
.
28
.
29
.
30
.

/m3 sampah

/bulan

Warung

22
.
23
.

Tarif Retribusi (Rp)

100.000.=

c. Pembantu
Kios/petak dalam dan luar
pasar
Pembuangan sampah ke TPA
dengan kendaraan sendiri

75.000.=
1.000.10.000/m3

Lavatory/WC Umum

175.000.-/hr
1.000.-/m3

Pemanfaatan sampah di TPA

Sumber : Perda No.12 tahun 2006

Penerimaan

Retribusi

Persampahan

setiap

tahunnya

mengalami peningkatan baik target yang ditetapkan maupun


Realisasi

pencapaian.

Perkembangan

Penerimaan

Retribusi

Kebersihan dari Target yang ditetapkan dapat dilihat pada Gambar


berikut:

Gambar 3.5

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

Perkembangan Penerimaan Retribusi Persampahan


Kota Palembang

3.3.2 Aspek Institusional Pengelolaan Sampah


Pengelolaan sampah di Kota Palembang melibatkan 5 (lima)
dinas, dengan rincian:
1. Dinas Kebersihan Kota Palembang, mengelola sampah dari
pemukiman,
industri,

daerah

jalan

raya,

komersial,

perkantoran,

taman-taman

kota,

dan

sebagian
Tempat

Pembuangan Akhir (TPA)


2. PD. Pasar Jaya, mengelola sampah pasar yang ada di seluruh
Kota Palembang (mulai dari pembersihan dan pengumpulan
sampah ke TPS), dan selanjutnya sampah tersebut diangkut
ke TPA oleh Dinas Kebersihan Kota Palembang .
3. Dinas Pekerjaan Umum, mengelola sampah dari saluran
drainase dan irigasi (mulai dari pengumpulan sampah ke TPS
dan selanjutnya diangkut ke TPA oleh Dinas Kebersihan Kota
Palembang)
4. Dinas Pariwisata, mengelola sampah yang berada di lokasi
objek wisata, sampah yang dihasilkan dibawa ke TPS yang

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

ada di lokasi tersebut untuk selanjutnya di bawa ke TPA oleh


Dinas Kebersihan Kota Palembang.
5. Dinas Perhubungan, mengelola sampah di Terminal - Terminal
yang dikumpulkan di TPS dan selanjutnya di bawa ke TPA oleh
Dinas Kebersihan Kota Palembang

3.3.3 Cakupan Pelayanan Persampahan


Cakupan pelayanan persampahan meliputi seluruh wilayah di
Kota Palembang yang terdiri dari 107 kelurahan dimana sekitar
30% lebih dari luas wilayah administrasi merupakan daerah rawarawa dan selebihnya yaitu

pemukiman di pusat kota, sepanjang

jalan protokol dan pasar. Hanya sebagian kecil daerah yang tidak
terlayani terutama daerah-daerah pinggiran sungai karena sulitnya
akses ke lokasi.
terlayani

Tahun 2008, baru sekitar 70% penduduk yang

pengangkutan

peningkatan

jika

sampahnya.

dibandingkan

Angka

tahun

2007

ini

menunjukkan

dimana

tingkat

pelayanan DKK hanya sebesar 67% dari seluruh sampah yang


dihasilkan. Dengan demikian masih terdapat kurang lebih 30%
sampah yang belum terangkut (sampah liar); dan sisanya 3%
dikelola oleh masyarakat. Sampah yang belum terangkut adalah
sampah yang berserakan pada lokasi tertentu dimana masyarakat
membuang sampah sembarangandan bukan pada tempat yang
disediakan (TPS) tetapi dibuang di lahan-lahan kosong.
Seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk, maka jumlah
sampah yang dihasilkan penduduk Kota Palembang juga meningkat
setiap tahunnya. Pada tahun 2009, total timbulan yang dihasilkan
di Kota Palembang diperkirakansebesar 3750 m3/hari. Perkiraan ini
dihitung berdasarkan asumsi setiap penduduk akan menghasilkan
sampah rata-rata 2,5 liter perkapita/hari setara dengan 750
ton/hari atau rata-rata 0,5 kg/orang/hari (SNI. 19-3964-1994).

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

Data persampahan Kota Palembang untuk tahun 2009 dapat


dilihat pada tabel 3.23 sedangkan timbulan sampah berdasarkan
sumber dapat dilihat pada tabel 3.24.

Tabel 3.23
Data Persampahan Kota Palembang Tahun 2009
No

Volume (m3)

Uraian

Jumlah timbulan sampah

3.750

Jumlah sampah terangkut

2.250

Jumlah sampah diolah

Lainnya

250
1.250

Sumber: Dinas Kebersihan Kota Palembang, 2009

Tabel 3.24
Timbulan Sampah Kota Palembang Berdasarkan Sumber
Sampah
No

Sumber Sampah

Persentase

Permukiman

79,20

Pasar

8,51

Hotel, Toko, Restoran

2,64

Fasilitas Umum

0,61

Kantor

1,39

Industri

6,86

Lainnya/Jalan

0,79

Sumber: Dinas Kebersihan Kota Palembang, 2009

3.3.4 Aspek Teknis dan Teknologi


Teknis pengelolaan sampah di Kota Palembang meliputi :
pewadahan,

pengumpulan,

pemindahan

dan

pengangkutan.

(Sumber: Masterplan sarana jaringan utilitas, pertamanan dan


hutan kota)
-

Pewadahan :

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

Tahap pewadahan merupakan tahapan dimana sampah yang


dihasilkan

masyarakat

dikumpulkan

dalam

wadah

yang

disediakan oleh DKK maupun pewadahan masyarakat sendiri.


Sistem pewadahan ini dilakukan oleh masyarakat langsung
yang dibuang ke tong-tong sampah di dekat hunian masingmasing. Pada kawasan perumahan biasanya sudah tersedia
tempat sampah di rumah masing-masing, sementara pada
pemukiman yang bukan perumahan ada yang sudah memiliki
tempat sampah ada yang tidak. Pewadahan yang digunakan di
Kota Palembang cukup beragam jenisnya, antara lain bak
sampah, gantungan sampah, box sampah, dan kontainer. Jenis
pewadahan disesuaikan dengan lokasi sumber sampah.
Pada kawasan pemukiman terutama di tepi Sungai Musi, banyak
masyarakat yang masih membuang sampah ke sungai dan
kolong-kolong rumah. Hal ini menimbulkan pemandangan dan
bau yang tidak sedap. Sistem pewadahan di tingkat rumah
tangga masih tercampur antara sampah organik dan anorganik.
-

Pengumpulan
Proses pengumpulan sampah rumah tangga dilakukan oleh
petugas kebersihan yang dibayar secara kolektif oleh organisasi
kemasyarakatan, biasanya dikoordinasikan oleh RT dan dibayar
oleh penghasil sampah (rumah tangga). Petugas ini biasanya
mengumpulkan sampah dari tempat-tempat sampah rumah
tangga ke Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) yang
ada di dekat kawasan pemukiman tersebut. Selain itu di
beberapa kawasan permukiman lainnya masyarakat langsung
membuang sampah ke TPS terdekat. Pengumpulan di tingkat
TPS ini juga belum mengenal pemisahan antara sampah organik
dan sampah an organik.

Pemindahan dan Pengangkutan

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

Pemindahan dan pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat


Pembuangan Akhir (TPA) dilakukan oleh Dinas Kebersihan Kota
(DKK) dengan truck ataupun amrol truck.
Dari segi teknis untuk pengumpulan dan pengangkutan,
pemerintah Kota Palembang telah menyediakan berbagai sarana
dan prasarana yang dapat digunakan oleh petugas kebersihan kota.
Untuk lebih jelasnya jumlah sarana dan prasarana yang tersedia di
DKK dapat dilihat pada Tabel 3.25

Tabel 3.25
Sarana dan Prasarana DKK Kota Palembang Tahun 2009

Amroll truck

Jumlah
(unit)
26

Dump truck

68

Truk bak kayu

1
16

Truk tangki penyiram


Mini dump truck (operasional truk
kecamatan)
Kijang pick up

Motor Sampah

12

Motor Ketek Sungai (angkutan Sampah)

Mesin potong rumput

No

Jenis

18

10

Container 6 m3

163

11

Bak sampah (TPS/LPS)

306

12

Gerobak sampah

357

13

Container Sampah 1 m3

178

14

Tempat sampah 200 ltr

252

15

Tempat sampah 50 ltr

383

16 Tempat sampah 3 warna


Sumber: Dinas Kebersihan Kota Palembang, 2009

88

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

Dari aspek pengelolaan, masalah persampahan di Kota


Palembang masih belum dikelola secara komprehensif antara
pemerintah dan masyarakat. Pengumpulan di tingkat masyarakat
dilakukan oleh organisasi kemasyarakatan setingkat RT atau RW.
Dana yang dikumpulkan dari masyarakat terbatas untuk mendanai
petugas

yang

mengumpulkan

sampah

dari

rumah

tangga,

sedangkan dana untuk pemerintah hanya bersumber dari kawasan


komersial dan dana APBD. Pengalian dana untuk pelayanan
persampahan

perlu

dilakukan

sehingga

pemeliharaan

dan

peningkatan sarana dan prasarana persampahan bisa dilakukan.


Pelibatan

swasta

dalam

pengolan

sampah

juga

belum

terealisir. Pelibatan swasta sebenarnya bisa dilakukan lebih besar


lagi, mengingat prospek untuk industri berbasis daur ulang masih
cukup besar.

Gambar 3.6
Pola Pengelolaan Persampahan Kota Palembang

Gambar 3.7

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

Pola Pengangkutan Sampah Rumah tangga dan Sampah


PasarKota Palembang

a.

Tempat Pembuangan Sementara (TPS)


Tahap

pengumpulan

sampah

ke

TPS

meliputi

kegiatan

penyapuan jalan dan pengumpulan langsung dari sumbersumber

ke

kendaraan

pengumpul.

Penyapuan

dan

pengumpulan sampah ini dilakukan setiap hari dan terbagi


dalam tiga waktu yaitu pagi (dimulai pukul 06.00), siang/sore
(pukul 16.00) dan malam hari (sampai dengan pukul 23.00).
b.

Tempat Pembuangan Akhir ( TPA )


TPA sampah Kota Palembang ada 2 (dua) lokasi yaitu TPA I
Sukawinatan

terletak

di

Kelurahan

Sukajadi

Kecamatan

Sukarame dengan luas areal + 25 hektar dan TPA II Karyajaya


terletak di Kelurahan Karya Jaya, Kecamatan Kertapati seluas
area 40 Ha dengan status tanah pemerintah.
Sampah yang berada pada lokasi ini merupakan sampah padat
yang berasal dari TPS, transfer depo, pasar, dan industri yang
tersebar di Kota Palembang dan sekitarnya. Pada tahun 2009
berdasarkan data dari Dinas Kebersihan Kota Palembang, TPA I
Sukawinatan dan TPA II Karyajaya menerima

sampah selama 1

(satu) tahun sebanyak 150.900,928 ton/tahun atau sekitar 400 -

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

450 ton/hari, dengan komposisi sampah yang masuk ke TPA yaitu:


sampah basah 38,9%, daun-daunan 8,5%, kertas 15%, tekstil 2,1%,
karet 1,6%,

plastik 14,5%, kulit 2,6%, kayu 5,9%, kaca 0,3%,

logam 2,5%., dan lain-lain 8%.


Gambar 3.11
Komposisi Sampah di Kota Palembang

Sebagian sampah yang masuk diolah untuk kompos, didaur


ulang dan sisanya diurug menggunakan sistem open dumping.
Jumlah sampah yang dikompos baru mencapai 0,6 ton/bulan, yang
di daur ulang sebanyak 0,2 ton/bulan dan pemanfaatan lain 0,62
ton/bulan.

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

Gambar 3.8
Sarana dan Prasarana Pengangkutan Sampah TPS dan TPA

Gambar 3.9

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

Peta Rencana Pengembangan TPA I Sukawinatan

Gambar 3.10
Peta TPA II Karya Jaya

Saat ini, pemerintah Kota Palembang berencana mengubah


sistem pengolahan sampah dari open dumping menjadi sanitary
landfill. Sekarang, di TPA I Sukawinatan sudah direncanakan akan
dibangun kolam leachet sebanyak 5 (lima) unit yang terdiri dari 1
buah bak anaerob, 1 buah bak aerob, 1 buah bak fakultatif, 1 buah
bak maturasi, dan 1 buah bak kontrol. Sedangkan di TPA II Karya
Jaya terdapat 11 buah kolam yang terdiri dari 1 buah kolam

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

pengumpul, 1 buah kolam an aerob,

3 buah kolam maturasi, 3

buah kolam fakultatif, 2 buah kolam biofilter, dan 1 buah kolam


aerob.
Selain itu, di TPA I Sukawinatan sudah ada kerjasama dengan
pihak ketiga dalam hal ini PT. Gikoko Kogyo Indonesia dalam
Program

Clean

Development

Mechanishm

(CDM)

berupa

penangkapan gas metan di TPA untuk mengurangi effek rumah


kaca

bedasarkan

MOU

NO.

25/SPJ/2007

dan

NO.

MOA/02/IV.19/GK/2007 tanggal 19 April 2007 tentang Kerjasama


Proyek Peningkatan Manajemen TPA sampah dan Pengembangan
Masyarakat melalui Proyek CDM kerjasama antara Pemerintah Kota
Palembang

dengan

PT.

Gikoko

Kogyo

Indonesia.

Adendum

Perjanjian Nomor: 32/SPJ/2009 dan Nomor: MOA/06/VII.16/GKI/2009


tanggal

16

Juli

2009

tentang

Kerjasama

Penangkapan

dan

Pemusnahan Gas Metan di TPA Sampah I Sukawinatan Kelurahan


Karyajaya Palembang dan Program Pengembangan Masyarakat
melalui Skema Mekanisme Pembangunan Bersih (MPB) antara
Pemerintah Kota Palembang dengan PT. Gikoko Kogyo Indonesia.
Gambar 3.12
Penangkapan gas metan di TPA I kerjasama dengan PT
Gikoko Kogyo Indonesia

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

Di TPA I juga telah dilengkapi dengan sumur pantau/monitoring


yang terletak di bagian depan dan bagian TPA yang aktif. Untuk
mengetahui kondisi air permukaan dan air tanah yang ada
disekitar

Lokasi TPA. Selain itu juga tersedia fasilitas yang

menunjang untuk kelancaran operasional TPA. Untuk lebih jelasnya,


fasilitas-fasilitas tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.26.
Tabel 3.26
Kelengkapan Sarana dan Prasarana TPA I dan TPA II
No

Jenis

TPA I
JUMLAH
(UNIT)
1

KONDISI
Baik

TPA I
JUMLAH
(UNIT)
1

Kondisi

Pos/Kantor jaga

Bulldozer D6

Baik

Baik

Bulldozer D3

Excavator

Baik

Kurang baik

Jembatan timbang

Baik

Kurang Baik

Baik

Tidak ada

Tidak Ada

Ada

Baik

Unit pengomposan
Unit pencucian
kendaraan
Sumur monitoring

Baik

Tidak ada

Jalan masuk

Baik

Baik

10 Jalan operasi

Rusak

Rusak

11 Drainase

Kurang Baik

Baik

Ada

Tidak Baik

Ada

Baik

13 Pengolahan lindi

Tidak Ada

Ada

Baik

14 Penanganan gas
Penyediaan air
15
bersih
16 Garase alat berat

Ada

Baik

Tidak Ada

PDAM

Baik

Tidak Ada

Tidak Ada

Ada

Ada (1 )

Baik

Ada(1)

Baik

Ada

Baik

Tidak Ada

Ada

Baik

Ada

Baik

Tidak Ada

Tidak Ada

Tidak Ada

Ada

Baik

12 Saluran lindi

17 Gudang
18 Pengomposan
Penutupan untuk
19
lokasi yang penuh
20 Pemilahan sampah
21 Pagar lokasi
Sumber: DKK, 2009

Baik

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

3.3.5 Peran

Serta

Masyarakat

dan

Gender

Dalam

Pengelolaan Sampah
Pemerintah

merupakan

sektor

publik

yang

memberikan

pelayanan bagi masyarakat yang berarti merupakan institusi yang


bertanggung jawab atas pengawasan pelaksanaan pengelolaan
sampah. Keberhasilan pelaksanaan pengelolaan sampah ini tidak
terlepas dari teknik operasional yang dilakukan oleh pemerintah
dan masyarakat. Dengan demikian disamping peran pemerintah,
peran masyarakat juga merupakan kunci keberhasilan pelaksanaan
pengelolaan sampah.
Peran serta masyarakat dalam menangani sampah rumah
tangga di Kota Palembang adalah dengan mengumpulkan sampah
setiap harinya ke dalam kantong plastik atau pewadahan yang
disediakan

dan

kemudian

dibuang

sesuai

dengan

sistem

pengumpulan yang digunakan oleh masyarakat yaitu sistem door


to door maupun komunal. Bagi masyarakat dengan pelayanan
menggunakan gerobak sampah yang dijemput dari rumah ke
rumah oleh petugas sampah, masyarakat membayar jasa kepada
petugas yang telah mengambil sampah door to door tersebut,
sementara itu untuk retribusi kebersihan atau persampahan sesuai
dengan

Perda

No.

12

tahun

2006

tentang

Pengelolaan

Persampahan dan Retribusi Persampahan dan Kebersihan adalah


sampah yang diangkut dari TPS ke TPA. Penagihan retribusi
persampahan tersebut dilakukan melalui petugas Kelurahan atau
Kecamatan, dan kedepan diwacanakan untuk penagihan retribusi
kebersihan atau persampahan dari rumah kediaman akan bekerja
sama dengan PDAM Tirta Musi Palembang.
Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah juga dapat
terlihat

dari

perilaku

masyarakat

yang

sudah

melakukan

pengolahan sampah berupa pemilahan sampah sebelum dibuang


ke TPS. Kondisi ini juga merupakan pelaksanaan dari program 3R,
dan juga akan mendukung program Pemerintah Kota Palembang

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

untuk menciptakan Kampung Ramah Lingkungan yang terdapat


wilayah RT/RW dalam suatu kelurahan.

Setiapg terdapat di tiap

tahunnya Walikota Palembang menargetkan setiap kelurahan harus


menciptakan 2 lokasi Kampung Ramah Lingkungan di tiap-tiap
kelurahan.
Perlu

diketahui

bahwa

sekitar

79,20%

di

sampah

Kota

Palembang berasal dari daerah pemukiman. Fakta ini menunjukkan


bahwa program reduksi sampah di sumber membutuhkan peran
total warga kota. Pada kenyataannya, pelaku utama kegiatan
pemilahan sampah dan pembuatan kompos yang dilakukan di
tingkat rumah tangga di Kota Palembang adalah kaum ibu.
Demikian pula pada mata rantai bisnis sampah kota, cukup banyak
dilibatkan pemulung dan pengumpul berjenis kelamin perempuan.
Oleh karenanya, tingkat keberhasilan reduksi sampah kota ikut
ditentukan oleh keterlibatan gender.
Kegiatan pemilahan sampah dan pengolahan sampah menjadi
kompos kebanyakan dilakukan oleh para ibu-ibu yang tergabung
dalam kelompok PKK yang terdapat di tiap-tiap kelurahan, dan hasil
pengomposan

tersebut

dapat

dimanfaatkan

untuk

memupuk

tanaman seperti tanaman hias, buah-buahan serta tanaman toga


yang ditanam di pekarangan rumah masing-masing.

Gambar 3.13
Pemanfaatan sampah dengan pengomposan
untuk menciptakan kampung ramah lingkungan

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

Peran serta masyarakat juga dapat dilihat dari terbentuknya


kelompok kelompok masyarakat seperti Kelompok Prokasih
(Progam Kali Bersih), Cinta Kasih (Cinta Kali Bersih), yang setiap
hari Jumat maupun Minggu melakukan kegiatan gotong royong
membersihkan lingkungan ataupun sungai-sungai di wilayah Kota
Palembang.
Sementara di sekitar lokasi TPA juga terdapat kelompok
pemulung

pemulung

yang

membentuk

koperasi

dalam

memanfaatkan sampah khususnya sampah organik.

3.3.6 Permasalahan Dalam Pengolahan Sampah


Beberapa permasalahan dalam pengelolaan persampahan
Kota Palembang saat ini, antara lain:
1. Masih kecilnya biaya operasional yang dianggarkan.
2. Minimnya tingkat penguasaan teknologi persampahan.
3. Keterbatasan sarana dan prasarana persampahan baik dari segi
kualitas maupun kuantitas.
4. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam pembayaran retribusi
pengangkutan

sampah

dari

TPS

ke

TPA

yang

mungkin

disebabkan kurangnya sosialisasi tentang pentingnya retribusi


sampah bagi pengelolaan sampah kota Palembang.Penerimaan
retribusi kebersihan di Kota Palembang masih jauh dari target
yang ditetapkan yaitu rata-rata hanya 60% per tahunnya.
5. Masih

rendahnya

kesadaran

sebagian

masyarakat

untuk

menjaga kebersihan terutama di lingkungan tempat tinggal


masing-masing. Hal ini antara lain disebabkan karena masih

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

lemahnya penerapan sanksi hukum bagi pelanggar di bidang


persampahan.
6. Kondisi fisik Kota Palembang dimana sebagian masyarakatnya
tinggal di pinggir aliran Sungai Musi menyulitkan dalam
mengatasi persampahan karena masih banyak masyarakat
yang masih membuang sampah ke sungai.
7. Minimasi sampah dengan 3R (reduce, reuse dan recycle) belum
mengakar di masyarakat. Daur-guna sampah saat ini hanya
mengandalkan

pelaku

pengolah

sampah

informal

seperti

pemulung, baik yang berada di sumber, TPS maupun di TPA.


8. Belum membudayanya pemisahan sampah organik - anorganik
di tingkat masyarakat dan belum optimalnya pengolahan
sampah organik pasar

3.4 Pengelolaan Drainase


Seiring

dengan

meningkatnya

kegiatan

pembangunan

biasanya kawasan resapan air juga semakin menghilang. Hal ini


akan semakin parah jika saluran drainasenya tersumbat karena
adanya sampah dan kotoran lainnya. Akibatnya, air meluap ke
jalan, menggenangi rumah-rumah penduduk, perkantoran.
Secara umum, banjir di perkotaan terjadi karena kapasitas
saluran drainase tidak mencukupi lagi untuk mengalirkan debit air
hujan. Membenahi seluruh drainase kota secara serentak jelas
sangat sulit, bahkan tidak mungkin.oleh karena itu, Pemerintah
Kota Palembang mencari solusi dengan membuat drainase primer,
pompanisasi, pembangunan kolam retensi dan pemasangan box
culvert.
Semua sistem drainase di Kota Palembang bermuara di sungai
besar. Pemerintah Kota Palembang membuat satu drainase primer
yang menampung air buangan dari seluruh kota sebelum bermuara
ke sungai. Secara bersamaan, dibangun kolam retensi yang

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

berfungsi sebagai resapan air, menggantikan fungsi rawa yang


semakin berkurang seiring giatnya pembangunan kota.
Saat ini ada 19 kolam retensi di seluruh wilayah Kota
Palembang dengan luasan yang bervariasi tergantung ketersediaan
lahan. Menariknya kolam yang terletak di tempat-tempat strategis
tersebut sangat dirasakan manfaatnya, yakni menyejukkan kota
bahkan masyarakat menjadikan areal kolam sebagai tempat
rekreasi seperti di Kawasan Kambang Iwak.
Untuk mengatasi genangan air di jalan-jalan utama, dilakukan
pemasangan pompa dan box culvert (sejenis gorong-gorong dari
beton bertulang yang berbentuk kotak). Pompa dipasang di
beberapa

titik

rawan

banjir

untuk

mengalirkan

air

yang

menggenangi ruas jalan. Sedangkan box culvert dipasang dibawah


ruas jalan, yang berfungsi mengalirkan air agar tidak membanjiri
salah satu sisi jalan.
Pembenahan-pembenahan

dalam

mengatasi

banjir

di

Palembang telah diupayakan dan setiap tahun telah dilakukan


penanggulangan

sehingga

titik-titik

genangan/banjir

semakin

berkurang. Pada akhir tahun 2004 terdapat 56 titik genangan air di


ruas jalan utama dan jalan akses, namun pada tahun 2008 telah
dapat dikendalikan/berkurang.
Tabel 3.27
Lokasi Titik Rawan Genangan di Kota Palembang
No
.
I.

Sistem

Tinggi
(cm)

Waktu

Kec.Ilir Timur I

1.

Jl. Klenteng Dempo Dalam

Bendung

20 40

2 jam

2.

Lapangan Hatta

Bendung

20 50

3 jam

3.

Depan UIGM km 4

Bendung

20 30

2 jam

4.

Simpang Talang Ratu

Bendung

20 30

2 jam

5.

Simpang POLDA Basuki Rahmad

Bendung

30 40

6.

Jl. Ariodilah

Sekanak

20 - 30

2 jam
Hujan
deras

Lokasi Genangan/Banjir

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

Ket

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

No
.
II.

Sistem

Tinggi
(cm)

Waktu

Ket

Kec.Ilir Timur II

7.

Jl.Mayor Salim Batubara

Bendung

20 40

3 jam

8.

Jl.Bendung

Bendung

30 50

4 jam

9.

Jl.Mandi Aur

Bendung

20 60

4 jam

10.

Jl.Mayor Gersik - Yayasan IBA

Bendung

15 50

4 jam

11.

Jl.MayorRuslan

Bendung

20 - 50

4 jam

12.

Jl.Bangau

Bendung

20 50

2 jam

13.

Bendung

30 50

3 jam

Bendung

25 50

4 jam

15.

Jl.Bay Salim
Jl.AKBP Tjek Agus
(Depan POM Bensin Golf)
Jl.Rajawali

Bendung

20 40

2 jam

16.

Jl.Simanjuntak

Bendung

20 50

6 jam

17.

Jl.RE.Martadinata

Buah

30 40

2 jam

18.

Jl.Petanang

Bendung

20 30

2 jam

19.

Auto 200

Bendung

20 30

2 jam

20.

Jl. R.Sukamto ( depan PTC)

Bendung

20 40

3 jam

III.

Kec.Kalidoni.

21.

Buah

25 40

2 jam

Buah

20 40

4 jam

Buah

20 40

4 jam

24.

Jl.R.A. Rozak PHDM


Jl.Sapta Marga (Perumahan Citra
Damai)
Jl.Urip Sumoharjo (AjendamPerum PUSRI)
Jl. Celentang

Bendung

10 20

3 jam

25.

Jl.R.A. Rozak SMA Kumbang

Buah

20 40

5 jam

IV.

Kec.Kemuning

26.

Jl.R.Sukamto (Depan SPBU)

Bendung

25 40

4 jam

27.

Jl.Angkatan 66

Bendung

25 40

2 jam

28.

Jl.Sosial

Bendung

20 40

2 jam

29.

Jl. Seduduk Putih

Bendung

20 - 30

4 jam

V.

Kec. Sako

30.

Jl. Musi Raya

Bendung

25 - 40

3 jam

VI.

Kec.Ilir Barat I

31.

Jl. Puncak Sekuning


Jl. Demang Lebar Daun depan
Kolam Retensi Siti Khadijah
Jl. Angkatan 45
Jl. Alamsyah Ratuprawiranegara

Sekanak

25 40

2 jam

Sekanak

20 30

2 jam

Sekanak
Lambida

20 40
20 - 30

2 jam
2 jam

14.

22.
23.

32.
33.
34.

Lokasi Genangan/Banjir

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

No
.

Lokasi Genangan/Banjir
(Sp.Poligon )

VII
.
35.
36.
VII
I
37.
38.

Sistem

Tinggi
(cm)

Waktu

Ket

ro

Kec.Seberang Ulu II
Jl. A.Yani (Depan Kantor Pajak)

Aur

20 30

4 jam

Jl. A.Yani (Lapangan Nigata)

Aur

20 30

4 jam

Gasing

20 - 30

2 jam

Gasing

20 - 30

4 jam

Lambida
ro

25 - 40

2 jam

Sekanak

10 - 30

4 jam

Kec. Sukarame
Jl. Kol. H. Burlian (Depan Damri)
Jl. KOl. H. Burlian (Depan RM. Tri
Arga)

IX.

Kec. Alang-Alang Lebar

39.

Jl. Soekarno Hatta

X.

Kec. Bukit Kecil

40.

Jl. Tasik dan Sekitarnya

XI.

Kec. Kertapati

41.

Jl. Abikusno

Kertapati

20 - 30

4 jam

42.

Jl. Mataram

Kertapati

20 - 30

6 jam

Aur

20 - 30

6 jam

XII
Kec. Seberang ulu I
.
43. Jl. Ryacudu
Keterangan: * Dikendalikan
Sumber: PSDA Dinas PU Kota Palembang

Kota Palembang merupakan kota tepian sungai dengan Sungai


Musi yang mengalir kearah timur kota dan bermuara ke Selat
Bangka, serta memiliki beberapa anak sungai. Adapun sistem
Daerah Aliran Sungai di Kota Palembang terbagi menjadi 19 Sistem
Aliran yang sebagian besar DAS ini bermuara di Sungai Musi.
Secara umum kondisi DAS di Kota Palembang berupa rawa. Pada
tabel berikut nampak bahwa sistem DAS Borang merupakan DAS
terluas yakni sekitar 7.209 Ha diikuti oleh DAS Gasing 5.211 Ha.
Tabel 3.28

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

Sistem Drainase Kota Palembang


No

System Drainase

Catments Area (Ha)

1.

DAS Gandus

2.394

2.

DAS Gasing

5.211

3.

DAS Lambidaro

5.209

4.

DAS Boang

5.

DAS Sekanak

1.139

6.

DAS Bendung

2.259

7.

DAS Kidul

2.340

8.

DAS Buah

1.082

9.

DAS Juaro

686

10.

DAS Batang

559

11.

DAS Selincah

483

12.

DAS Borang

13.

DAS Nyiur

225

14.

DAS Sriguna

491

15.

DAS Aur

658

16.

DAS Kedukan

1.099

17.

DAS Jaka Baring

3.671

18.

DAS Kertapati

2.509

19.

DAS Keramasan

3.288

867

7.209

Tabel 3.29
Kolam Retensi di Kota Palembang
N
o.

Kolam Retensi

1.

Siti Khodijah

2.

4.

Simp.POLDA
Taman
Purbakala
Ario Kemuning

16.267

0,8 1,5

5.

Talang Aman

16.898

0,8 1,5

6.

Seduduk Putih

22.590

0,8 1,5

7.

Patal

8.

IBA

9.
10
.
11
.
12
.

Sport Hall
Kambang Iwak
Besar
Kambang Iwak
Kecil
Sei.Unggas

15.619

3.

Luas
(m2)

Dalam
(m)

11.085

0,8 1,5

5.655

0,8 1,5

Keterangan
Tambahan 2010
(0,2 H)

5.393

5.202
12.037

0,8 1,5

8.070

0,8 1,5

22.126

7.886

0,8 1,5

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

N
Kolam Retensi
o.
13 Taman Ogan
.
Permai
14
GOR Jaka Baring
.
15 Perumahan
.
Poligon
16
Lapangan Golf
.
17
Pertamina Golf
.
18
Punti Kayu
.
19
Sungai Aur
.
Sumber: Dinas PU Bina

Luas
(m2)

Dalam
(m)

22.217

35

20.000

5.000

0,8 1,5

2.000

35

15.000

Tahun 2005

10.000

1-1.5

Tahun 2007

10.000

3-5

Tahun 2009

Keterangan

Marga dan PSDA Kota Palembang

Dari ke 19 Kolam Retensi yang ada sekarang ini rata-rata


kondisinya perlu pengerukan sehingga daya tampungnya akan
optimal.
Fungsi sungai di Kota Palembang sebelumnya adalah sebagai
alat angkutan sungai ke daerah pedalaman, namun sekarang sudah
banyak mengalami perubahan fungsi antara lain sebagai drainase
dan untuk pengendalian banjir. Fungsi anak-anak sungai yang
semula sebagai daerah tangkapan air, sudah banyak ditimbun
untuk kepentingan sosial sehingga berubah fungsinya menjadi
permukiman dan pusat kegiatan ekonomi lainnya, dimana rata-rata
laju alih fungsi ini diperkirakan sebesar 6% per tahun.
Berdasarkan hasil studi dari program jangka menengah sektor
drainase (Bappeda Kota Palembang, tahun 2001), dengan beda
pasang

surut

Sungai

Musi

sebesar

0,81,30

meter.

Bila

dibandingkan dengan tinggi muka air normal rata-rata pada sungaisungai yang bermuara ke Sungai Musi adalah sebagai berikut :

Sungai Sekanak. Terdapat perbedaan level muka air Sungai


Musi dengan tanah asli (tanggul) setinggi 1,3 meter dengan
kemiringan sungai rata-rata sebesar 0,0007 dan aliran masih
terpengaruh oleh pasang surut sepanjang 1.560 meter. Lebar
Sungai Sekanak rata-rata 14 meter dan tinggi saluran 2,30

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

2,50 meter, kapasitas saluran 24, 62 m3/detik dan terdapat 1


(satu) buah kolam retensi. Saluran yang tergabung dalam
sistem drainase ini adalah Sungai Sekanak, Saluran Sekunder
baung, Saluran Sekunder Sahang dan Sungai Tawar.

Sungai Bendung. Terdapat perbedaan level muka air Sungai


Musi dengan tanah asli (tanggul) setinggi 1,5 meter dengan
kemiringan sungai rata-rata sebesar 0,0008 dan aliran air yang
masih terpengaruh pasang surut sepanjang 2.270 meter. Lebar
Sungai Bendung rata-rata 14 meter dengan tinggi saluran
antara 2,30 2,5 meter, kapasitas saluran 31,32 m3/detik dan
terdapat 6 (enam) buah kolam retensi. Saluran yang tergabung
dalam sistem drainase ini adalah saluran Rendang, saluran
Bendung dan saluran Bayas. Kawasan Sungai Bendung ini
terdiri dari daerah permukiman dan komersial.

Sungai Lawang Kidul /Jeruju. Terdapat perbedaan level muka


air Sungai Musi dengan tanah asli (tanggul) setinggi 1,2 meter,
dengan kemiringan sungai rata-rata sebesar 0,0006 dan aliran
masih terpengaruh psang surut sepanjang 1.200 m. Saluran
yang tergabung dalam dalam sistem drainase ini adalah Sungai
Jeruju dan Sungai Lawang Kidul.

Sungai Kedukan (Sistem Boang). Terdapat perbedaan level


muka air Sungai Musi dengan tanah asli (tanggul) setinggi 0,7
meter, dengan kemiringan sungai rata-rata sebesar 0,0005 dan
aliran masih terpengaruh pasang surut sepanjang 1.333 m.
Saluran yang tergabung dalam dalam sistem drainase ini adalah
Sungai Srengam, Sungai Kebon Gede, Sungai Mansyur, Sungai
Kedukan Bukit, Sungai Tatang, Sungai Manggis, Sungai Sawah,
dan Sungan Karang Anyar. Kawasan Kedukan Bukit terdiri dari
daerah permukiman, lahan kosong yang berupa semak-semak
dan rawa.

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

Sungai Lambidaro. Terdapat perbedaan level muka air Sungai


Musi dengan tanah asli (tanggul) setinggi 1,1 meter, dengan
kemiringan sungai rata-rata sebesar 0,0007 dan aliran masih
terpengaruh pasang surut sepanjang 2.857 m. Saluran yang
tergabung dalam dalam sistem drainase ini adalah Sungai
Rambutan dan Sungai Lambidaro. Kawasan Lingkar Barat
sebagian masih berupa lahan kosong yang berupa semaksemak dan rawa. Kondisi genangan yang terjadi disebabkan
oleh adanya pembangunan jalan Lingkar Barat dan kapasitas
bangunan

pelengkap

(gorong-gorong)

yang

tidak

mampu

mengalirkan air yang ada pada saat musim hujan.

Sungai Sriguna. Terdapat perbedaan level muka air Sungai


Musi dengan tanah asli (tanggul) setinggi 0,90 meter, dengan
kemiringan sungai rata-rata sebesar 0,0006 dan aliran masih
terpengaruh pasang surut sepanjang 1.200 m. Saluran yang
tergabung dalam dalam sistem drainase ini adalah Saluran
Mesjid, Saluran Zikon, Sungai Sriguna, Saluran Hong Tong, dan
Saluran Pintu Besi.

Sungai Aur. Terdapat perbedaan level muka air Sungai Musi


dengan tanah asli (tanggul) setinggi 1,0 meter, dengan
kemiringan sungai rata-rata sebesar 0,0006 dan aliran masih
terpengaruh pasang surut sepanjang 1.100 m. Saluran yang
tergabung dalam dalam sistem drainase ini adalah Sungai Aur,
Sungai Lumpur, Sungai Raso, Sungai Blanggu, Sungai kapur,
Sungai Temanggungan, Sungai Kangkang, Sungai Tuan Hapar
dan Sungai Gunung Semeru.

Sungai Jaka Baring. Terdapat perbedaan level muka air


Sungai Musi dengan tanah asli (tanggul) setinggi 0,85 meter,
dengan kemiringan sungai rata-rata sebesar 0,0005 dan aliran
masih terpengaruh pasang surut sepanjang 4.050 m. Saluran
yang tergabung dalam dalam sistem drainase ini adalah Sungai

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

Ungse, Sungai Udang, Sungai Perupitan, Sungai Kedukan Plaju,


Saluran Sekunder Ogan, dan Saluran Babatan Sedagar. Kawasan
Sungai

Jaka

Baring

terdiri

dari

daerah

permukiman

dan

komersial.

Sungai Kedukan. Terdapat perbedaan level muka air Sungai


Musi dengan tanah asli (tanggul) setinggi 1,1 meter, dengan
kemiringan sungai rata-rata sebesar 0,0005 dan aliran masih
terpengaruh pasang surut sepanjang 3.015 m. Saluran yang
tergabung dalam dalam sistem drainase ini adalah Sungai
Kedemangan, Sungai Kedukan, Sungai Putri, Saluran Kapar,
Saluran Kapuran, Saluran Kedagar Kecil, Saluran Perigi Kecil,
Saluran Goren, dan Saluran Sawah. Kawasan Sungai Kedukan
terdiri dari kawasan permukiman dan komersial.

Sungai Sungki. Terdapat perbedaan level muka air Sungai


Musi dengan tanah asli (tanggul) setinggi 0,8 meter, dengan
kemiringan sungai rata-rata sebesar 0,0005 dan aliran masih
terpengaruh pasang surut sepanjang 3.500 m. Saluran yang
tergabung dalam dalam sistem drainase ini adalah Saluran
Sekunder Ogan, Sungai Sungki, Sungai Baung, Sungai Seluang,
Sungai Singkung, Saluran Merogan, Kanal, Kertapati, Saluran
Sekunder Keramasan, Sungai Sunan, Sungai Jawi, Sungai Duku,
Sungai Waru, Sungai Gerangtanggal, Sungai Soakbatok, dan
Sungai Labuhan Dalam.
Permasalahan genangan yang terjadi di Kota Palembang akibat

terjadinya pasang surut dapat dilihat pada tabel 3.30.


Tabel 3.30
Permasalahan Genangan di Kota Palembang

Sistem
Drainase
Gandus

Luas
(Km2)
23,95

Gasing

52,11

No

Kondisi Eksisting

Luas genangan : 1,5 Ha


Tinggi genangan : 0,25 m
Lama genangan : 4 jam

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

No

Sistem
Drainase

Luas
(Km2)

Lambidaro

50,52

Boang

8,67

Sekanak

11,40

Bendung

19,19

Lawang Kidul

2,34

Buah

10,42

Juaro

6,86

10

Batang

5,59

11

Sei Lincah

4,83

12

Borang

71,21

13

Simpang Nyiur

22,85

14

Sriguna

6,58

15

Aur

6,58

16

Kedukan

9,32

Kondisi Eksisting

Jumlah lokasi genangan : 1

Luas genangan : 7 Ha
Tinggi genangan : 0,2 0,3 m
Lama genangan : 4 6 jam
Jumlah lokasi genangan : 2
Luas genangan : 8,5Ha
Tinggi genangan : 0,15 0,5 m
Lama genangan : 2 4 jam
Jumlah lokasi genangan : 2
Luas genangan : 15,8 Ha
Tinggi genangan : 0,15 0,5 m
Lama genangan : 1 6 jam
Jumlah lokasi genangan : 6
Luas genangan : 14,61 Ha
Tinggi genangan : 0,2 0,5 m
Lama genangan : 2 9 jam
Jumlah lokasi genangan : 7
-

Luas genangan : 5,3 Ha


Tinggi genangan : 0,2 0,4 m
Lama genangan : 1 6 jam
Jumlah lokasi genangan : 6
Luas genangan : 13,5 Ha
Tinggi genangan : 0,2 0,4 m
Lama genangan : 12 jam
Jumlah lokasi genangan : 2
Luas genangan : 0,75 Ha
Tinggi genangan : 0,2 0,3 m
Lama genangan : 3 8 jam
Jumlah lokasi genangan : 2
-

Luas genangan : 69,24 Ha


Tinggi genangan : 0,15 0,2 m
Lama genangan : 1,5 12 jam
Jumlah lokasi genangan : 4
-

Luas genangan : 8,75 Ha


Tinggi genangan : 0,15 0,2 m
Lama genangan : 3 6 jam
Jumlah lokasi genangan : 7
Luas genangan : 7,5 Ha
Tinggi genangan : 0,15 0,2 m
Lama genangan : 2 4 jam
Jumlah lokasi genangan : 4
Luas genangan : 0,85 Ha
Tinggi genangan : 0,25 m
Lama genangan : 12 jam
Jumlah lokasi genangan : 1

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

17

Sistem
Drainase
Jaka Baring

Luas
(Km2)
37,61

18

Kertapati

25,09

19

Keramasan

30,09

No

Kondisi Eksisting

Luas genangan : 9,5 Ha


Tinggi genangan : 0,1 0,15 m
Lama genangan : 4 6 jam
Jumlah lokasi genangan : 3
Luas genangan : 15,5 Ha
Tinggi genangan : 0,2 m
Lama genangan : 3 12 jam
Jumlah lokasi genangan : 4
-

Sumber : Identifikasi Rawa di Kota Palembang, 2002.

3.4.1 Landasan Hukum/Legal Operasional


Secara umum, pengelolaan drainase di Kota Palembang telah
diatur dengan beberapa perda, yaitu:
1. Perda Nomor 9 tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Palembang.
2.

Perda Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembinaan dan Retribusi


Pengendalian dan Pemanfaatan Rawa.

3. Surat Edaran Walikota Nomor 362/000360/PU tanggal 17


Februari 2009 tentang Upaya Pengendalian Banjir Drainase
Berwawasan Lingkungan.

3.4.2 Aspek Institusional


Pengelolaan drainase di Kota Palembang ditangani oleh Dinas
Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pengelolaan Sumber Daya Air
khususnya Bidang Pengendalian Banjir dan Drainase. Dinas PU
mengelola drainase mayor dan minor mulai dari pembangunan
fisik, operasional, sampai pemeliharaan dan rehabilitasi. Sedangkan
DKK bertugas untuk mengelola persampahan disekitar DAS dan
Sub DAS.

3.4.3 Cakupan Pelayanan

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

Pengelolaan

dan

pemeliharaan

drainase

termasuk

pembersihan sampah di DAS dan sekitarnya merupakan tugas


utama Dinas PU BM dan PSDA. DPU mengelola sepanjang 55.600 m
drainase primer, 184.195 m drainase sekunder dan 118.969 m
tersier. Kondisi eksisting saluran adalah sebagai berikut:

Saluran Primer
1. Alam
2. Permanen
Saluran Sekunder
1. Alam
2. P ermanen
Saluran Tersier
1. Alam
2. Permanen

: 11.500 m
: 44.100 m
: 105.510 m
: 78.685 m
: 40.999,5 m
: 77.969,5 m

Untuk lebih jelasnya, daerah layanan DPU dapat dilihat pada


Tabel 3.31.
Tabel 3.31
Daerah Layanan Pengelolaan Drainase Oleh Dinas PU
No
.
I.

Lokasi

Pjng.
(m)

Lebar(m
)

Dalam(
m)

Sungai Besar.

1.

Sungai Musi

Palembang

3.000

400 - 500

10 - 20

2.

SungaiKomering

Palembang

2.000

200 - 300

5 10

3.

Sungain Ogan

Palembang

2.000

300 - 400

5 10

4.

Palembang

2.000

200 - 300

5 10

1.

Sungai Keramasan
Anak-anak
Sungai.
Sungai Baung

Kertapati

700

4-5

13

2.

Sungai Buaya

Kertapati

500

4-5

13

3.

Sungai Seluang

Kertapati

500

3-5

13

4.

Sungai Sikung

Kertapati

500

35

12

5.

Sungai Buntu

Kertapati

500

3-5

12

6.

Sungai Kencong

Kertapati

1.000

3-6

12

7.

Sungai Goren I

Seberang Ulu I

400

3-5

13

8.

Sungai Goren II

Seberang Ulu I

400

3-5

12

9.

Sungai Keduran

Seberang Ulu I

650

4-5

1-3

10.

Sei.Perigi Besar

Seberang Ulu I

500

3-5

13

11.

Sei.Perigi Kecil

Seberang Ulu I

500

3-5

13

II.

Nama Sungai

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

No
.
12.

Seberang Ulu I
Seberang Ulu I

500

4-6

12

14.

Sei.Sintren
Sei.Demang
Jambul
Sei.Semajid

Pjng.
(m)
600

Seberang Ulu I

500

3-5

12

15.

Sei.Kedukan

Seberang Ulu I

1.500

3-5

13

16.

Sei.Pekapuran

Seberang Ulu I

450

3-5

13

17.

Sei.Tuan Putri

Seberang Ulu I

450

3-5

13

18.

Sei.Kedemangan

Seberang Ulu I

700

35

12

19.

Sei.Raso

Seberang Ulu I

250

3-5

12

20.

Sei.Lumpur Laut

Seberang Ulu I

600

3-5

1-2

21.

Seberang Ulu I

600

4-6

12

Seberang Ulu I

800

4-6

1-2

23.

Sei.Karang Panjang
Sei.Karang
Belango
Sei.Temengu

Seberang Ulu I

700

4-6

1-3

24.

Sei.Kangkung

Seberang Ulu I

900

1-6

1-3

25.

Sei.Tuang Kapar

Seberang Ulu I

1.000

1-6

1-3

26.

Sei.Aur

Seberang Ulu I

1.000

3 - 10

1-3

27.

Sei.Rengai

Seberang Ulu I

700

3-6

1-2

28.

Sei.Yucing

Seberang Ulu I

600

3-5

1-3

29.

Sei.Gunung Meru

S.Ulu II

700

3-6

1-2

30.

Sei.Bakung

S.Ulu II/Plaju

800

4-6

1-2

31.

Sei.Sriguna

S.Ulu II/Plaju

2.100

4-7

1-3

32.

Ilir Timur I

900

4-6

1-3

Ilir Timur I

800

3-6

1-3

34.

Sei.Rendang
S.Sarang
Bengkuang
Sei.Rengas

Ilir Timur II

200

3-5

13

35.

Sei.Taligawe

Ilir Timur II

550

3-6

13

36.

Sei.Buah

Ilir Timur II

1.400

46

13

37.

Sei.Tai I

Ilir Timur II

1.000

46

12

38.

Sei.Tai II

Ilir Timur II

900

4-6

12

39.

Sei.Bendung

Ilir Timur II

8.500

6 - 15

13

40.

Sei.Lawang Kidul

Ilir Timur II

2.700

2-4

13

41.

Sei.Bayas

Ilir Timur II

750

2-5

1 3

42.

Sei.Jeruju

Ilir Timur II

1.700

2-6

1-3

43.

Sei.Selincah

Kalidoni

1.500

3-6

12

44.

Sei.Deras

Kalidoni

1.000

3-6

12

45.

Sei.Juaro

Kalidoni

3.000

2-6

13

46.

Sei.Batang

Kalidoni

2.000

4-6

12

47.

Sei.Lais

Kalidoni

1.500

4-6

13

48.

Sei.Belabak

Kalidoni

600

4-6

13

13.

22.

33.

Nama Sungai

Lokasi

Lebar(m
)
3-5

Dalam(
m)
12

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

No
.
49.

Ilir Barat I

Pjng.
(m)
2.000

Lebar(m
)
2 - 14

Dalam(
m)
13

Sei.Sekanak

50.

Sei.Sahang

Ilir Barat I

1.100

5-6

13

51.

Sei.Soak Bato

Ilir Barat I

400

23

13

52.

Sei.Boang

Ilir Timur I

1.200

4-6

13

53.

Sei.Tawar

Ilir Barat II

1.700

3-4

13

54.

Sei.Serengam

Ilir Barat II

500

4-6

13

55.

Sei.Tapa

Ilir Barat II

500

4-6

12

56.

Sei.Kelenteng

Ilir Barat II

600

1,5 - 6

12

57.

Sei.Tapak Nyari

Ilir Barat II

1.750

2-4

1-2

58.

Sei.Kedukan Bukit

Ilir Barat II

1.560

8 - 12

1-2

59.

Sei.Tatang

Ilir Barat II

1.500

4-6

1-3

60.

Sei.Manggis

Ilir Barat II

750

3-5

1-3

61.

Sei.Gayam

Ilir Barat II

700

3-5

1-2

62.

Sei.Sawah Besar

Gandus

1.500

4-7

1-3

63.

Sei.Sawah Kecil

Gandus

700

3-5

1-2

64.

Sei.Karang Anyar I

Gandus

760

3-4

1-2

65.

Sei.Karang Anyar II

Gandus

600

3-4

1-2

66.

Sei.Limas

Gandus

500

4-6

1-2

67.

Sei.Yong

Gandus

500

5-7

1-2

68.

Sei.Lambidaro

IB I/Gandus

500

3-8

13

69.

Sei.Sawah Ulu

Gandus

900

3-4

12

70.

Sei.Soak Bujang

Gandus

2.500

4-6

12

71

Sei.Pianggu

Gandus

2.000

46

12

72.

Sei.Talo

Gandus

800

3-6

12

73.

Sei.Soak Batang

Gandus

750

3-6

12

74.

Sei.Tenang

Gandus

1.000

4-6

12

75.

Sei.Rengas

Gandus

2.000

4-6

12

76.

Sei.Lacak

Gandus

2000

2-9

1-3

77.

Sei.Rambutan

Gandus

800

4-6

13

78.

Sei.Pakjo

Ilir Barat I

660

4-6

12

79.

Sei.Bukit Lama

Ilir Barat I

925

3-6

12

80.

Sei.Lebak Keranji

Ilir Barat I

650

4-6

12

81.

Sei.Air Itam

Ilir Barat I

575

2-4

12

82.

Sei.Talang Ketip

Ilir Barat I

500

1-3

12

83.

Sukarami

800

4-5

12

Sukarami

760

46

12

85.

Sei.Sedada
Sei.Sedada
Bungkuk
Sei.Rasu

Sukarami

2.000

4-6

12

86.

Sei.Lebong Kait

Kemuning

500

3-5

1-2

84.

Nama Sungai

Lokasi

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

No
.
87.

Sei.Borang

88.

Sei.Sangkuriang

89.

Sei.Sedapat

90.
91.
92.
93.
94.

Pjng.
(m)

Lebar(m
)

Dalam(
m)

2.000

3-6

13

1.500

2-5

1-2

2.000

4-6

1-2

Sako

1.000

1-3

Sako

1.000

1-3

Sako

2.000

1-3

Sako/Sematang
Borang

1.500

1-2

Sako/Sematang

1.500

13

1-3

Nama Sungai

Sei.Lrg.Masjid
Sukamaju
Sei.Blk.Ktr.Camat
Sako
Sei.Kaswari
Lb.Gajah
Sei.Eks.TMMD
Srimulya
Sei.Multi Wahana
Sako

Lokasi
Sako/Sematang
Borang
Sako
Sako/Sematang
Borang

Alang-alang
2500
lebar
Sumber : Dinas PU Bina Marga dan PSDA Kota Palembang
95.

Sei Rumbi

3.4.4 Aspek Teknis dan Operasinal


Di Kota Palembang, drainase dipengaruhi oleh pasang surut
karena beda elevasi dengan permukaan laut sangat kecil. Langkah
antisipasi yang dilakukan DPU adalah dengan membuat tandontandon air yang memakai pintu air sehingga ketinggian air di
daerah tersebut bisa diawasi. Selain itu, juga diperhatikan land use
yang sangat berkaitan dengan tata ruang dan tata bangunan di
Kota Palembang.
Secara umum upaya pengelolaan sungai dan drainase di Kota
Palembang dilakukan melalui penanganan struktural dan non
struktural sebagai berikut:
I. Struktural
1. Normalisasi Alur Sungai Musi.

Koordinasi dengan Pihak terkait (Pemerintah Pusat,


Pemerintah Provinsi, Dinas Kehutanan dan Pemerintah
Kabupaten).

Pengerukan Alur sungai Musi.

2. Infrastruktur.

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

Pembuatan Bangunan Baru meliputi :

Pembuatan Gorong-gorong/Box Culvert/Saluran air.

Pembuatan Kantong Lumpur/Tampungan.

Pembuatan Sodetan/Interconeksi saluran.

Pembuatan Pintu Air pada Sungai, saluran Drainase dan


Kolam Retensi.

Pembuatan Kolam Retensi.

Pembuatan Jalan Inspeksi pada Drainase utama.

3. Rehabilitasi.
Untuk Pekerjaan Rehabilitasi meliputi pekerjaan :

Rehabilitasi/Normalisasi Saluran Drainase.

Rehabilitasi Kolam Retensi.

Rehabilitasi/Normalisasi Sungai dan anak sungai.

Rehabilitasi Pintu Air.

Pengerukan Drainase Utama.

4. Pompanisasi.
Pompanisasi

yang

akan

dilaksanakan

adalah

pada

daerah/lokasi yang berbentuk cekungan dimana secara


gravitasi tidak memungkinkan untuk dialirkan ke sungai.
Pompanisasi dapat dilakukan pada :

Sungai.

Saluran drainase.

Kolam Retensi.

II. Non Struktural


1. Hydrotopografi.
Penanggulangan hydrotopografi yang dapat kita lakukan
yaitu :

Koordinasi dengan Pihak terkait ( Pemerintah Provinsi),


Dinas PU, Dinas Kehutanan dan Pemerintah Kabupaten.

Penghijauan Daerah Tangkapan.

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

2. Penegakan Hukum.
Upaya untuk penerapan/pelaksanaan Peraturan Pemerintah
yang

dapat

kita

laksanakan

agar

dapat

menyentuh

masyarakat adalah Kegiatan Sosialisasi, Pengawasan Tata


Ruang dan Pengendalian Tata Guna Lahan.
3. Kesadaran Masyarakat.
Untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat yaitu dengan
memberikan Penyuluhan yang disertai dengan kegiatan
sosial dan lomba, gotong royong, pembuatan spanduk
himbauan dan sebagainya.

3.4.5 Peran

Serta

Masyarakat

dan

Gender

Dalam

Pengelolaan Drainase
Dalam pengelolaan drainase, masyarakat Kota Palembang
sudah ikut berpartisipasi. Hal ini dapat dilihat dari:
1. Menyumbang tanah untuk dijadikan drainase tanpa ganti
rugi
2. Gotong royong ditingkat kelurahan dan kecamatan untuk
membersihkan drainase
3. Melakukan penyuluhan-penyuluhan
4. Pembuatan

kolam

ikan

di

drainase

dengan

membuat

tanggul-tanggul tanpa menghambat aliran drainase

3.4.6 Permasalahan dalam Pengelolaan Drainase


Kondisi

secara

umum

Kota

Palembang

sebagian

besar

merupakan daerah rawa dengan situasi yang hampir sepanjang


tahun dalam kondisi tergenang. Daerah rawa ini berfungsi sebagai
penampung

air

hujan

dan

pengaliran

air

dari

lingkungan

disekitarnya dan juga sebagai sarana pengaliran alami. Secara


umum daerah rawa di Kota Palembang biasanya memiliki elevasi
tanah yang rendah dari pada tanah disekitarnya. Sungai yang
melintas di daerah rawa seakan-akan hanya merupakan rawa yang

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

diberi badan/dinding sungai, sehingga elevasi dasar sungai tidak


terlalu dalam dibanding elevasi dasar rawa. Kondisi seperti ini
nampak jelas di sungai-sungai seperti sungai buah, sungai sekanak,
sungai bendung, sungai sriguna dan lain-lain.
Kondisi dinding sungai banyak terdapat lubang-lubang sebagai
inlet disepanjang dinding sungai. Jika terjadi hujan di daerah hulu
mengakibatkan elevasi sungai meningkat atau lebih tinggi dari
pada elevasi air di rawa maka air di sungai ini keluar dari badan
sungai dan mengalir kearah rawa. Kondisi keluarnya air sungai ke
daerah rawa ini kurang menguntungkan dari segi kecepatan
pengaliran sungai.
Seiring dengan perkembangan Kota Palembang efek buruknya
pun timbul. Terjadinya penimbunan di daerah rawa dan gangguan
oleh bangunan disepanjang sungai. Perubahan fungsi lahan rawa
menjadi daerah pemukiman atau fasilitas lainnya dengan cara
penimbunan tentunya akan mengurangi kapasitas penampungan
air hujan penimbunan daerah rawa berarti mengurangi kapasitas
penampungan air hujan. Dengan kondisi kapasitas sungai yang
nampaknya

masih

terlau

kecil

mengakibatkan

wilayah

Kota

Palembang ini sangat rentan terhadap banjir.


Secara lebih rinci masalah drainase di Kota Palembang adalah
sebagai berikut:
a.

Kondisi

Fisik

Saluran.
Ada bebarapa masalah saluran eksisting antara lain :

Sedim
entasi, terutama diakibatkan oleh sampah.

Kapasi
tas saluran yang kurang memadai.

Fisik
saluran yang kurang memadai.

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

Arah
saluran

ke

pembuangan

yang

terlalu

panjang

dan

berkelok-kelok.

b.

Perubahan
Tata Guna Lahan.
Adanya

perubahan

fungasi

rawa

yang

sebelumnya

merupakan tempat penampungan air hujan berubah menjadi


fasilitas lain yang berhubungan dengan fungsinya lagi.
c.

Kondisi Sosial
Masyarakat.
Ini sangat berhubungan dengan perilaku masyarakat di
wilayah DAS sungai. Tata cara pembuangan sampah yang
tidak benar mengakibatkan terganggunya sistim pengaliran.
Cukup banyak masyarakat baik sengaja maupun tidak
sengaja membangun bangunan yang menghambat lajunya
pengaliran.

d.

Gangguan
Infrastruktur lainnya.
Banyaknya fasilitas baik milik pemerintah, swasta maupun
masyarakat

yang

mengurangi

luas

penampang

saluran

seperti pipa-pipa air di saluran drainase, tertutupinya out let


gorong-gorong kabel telepon, pipa PDAM, jaringan gas dan
listrik.

3.5 Penyediaan Air Bersih


Kebutuhan air bersih bagi warga kota tidak dapat dipisahkan
dari PDAM. PDAM merupakan usaha jasa milik Pemerintah Kota
yang bergerak dalam bidang penyediaan dan pendistribusian air
bersih yang selama ini merupakan pemegang lisensi tunggal baik
dalam bidang produksi maupun aspek operasionalnya. Kebutuhan

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

air bersih Kota Palembang sebagian besar dipenuhi oleh PDAM Tirta
Musi dan sebagian memanfaatkan air permukaan seperti air sungai,
kolam/rawa, dan air tanah. Sedangkan untuk beberapa kompleks
perumahan, perusahaan dan atau perumnas dipenuhi oleh masingmasing perusahaannya seperti Pertamina/Pusri dan PT TOP/OPI.
Sumber air baku PDAM Tirta Musi Palembang seluruhnya
berasal dari air permukaan,yaitu Sungai Musi, dan Sungai Ogan.
Sampai bulan Juni 2009, PDAM Tirta Musi Palembang memiliki 3
(tiga) unit tempat pengambilan air baku (intake), yaitu sebagai
berikut:
Tabel 3.32
Tempat Pengambilan Air Baku (Intake) PDAM Tirta Musi
Palembang
No

Nama Intake

Karang Anyar

Sumber Air
Baku
Sungai Musi

IPA yang disupplai

Ogan

Sungai Ogan

IPA Karang Anyar, Rambutan, 3 Ilir


dan Polygon
IPA Ogan

I Ilir

Sungai Musi

IPA 3 Ilir, IPA Borang

Sumber: Profil Perusahaan, PDAM Trita Musi, 2009

Pelanggan PDAM Tirta Musi Palembang terdiri dari rumah


tangga, niaga, industri, sosial dan pemerintah yang kesemuanya
disupplai oleh instalasi-instalasi pengolahan air PDAM. Instalasi
Pengolahan Air (IPA) tersebut terdiri dari IPA 3 Ilir, IPA Rambutan,
IPA Poligon, IPA Borang, IPA Ogan dan IPA Karang Anyar.

Tabel 3.33
Instalasi Pengolahan Air PDAM Tirta Musidengan Wilayah
Sasaran Pelayanan
No.

Instalasi
Pengolaha
n Air

1.

3 Ilir

2.

Rambutan

Kapasitas
Terpasang
(liter/detik
)
1.130
1.020

Wilayah Sasaran
(Kecamatan)
Ilir Timur I, Ilir Timur II, Kalidoni,
Kemuning.
Ilir Barat I, Ilir Barat II, Ilir Timur I, Bukit
Kecil, Sako

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

No.

Kapasitas
Terpasang
(liter/detik
)
190

Instalasi
Pengolaha
n Air

3.

Borang

4.

Polygon

5.

Ogan

600

6.

Karang
Anyar
Total

600

30

Wilayah Sasaran
(Kecamatan)
Sako, Sematang Borang.
Perumahan Bukit Sejahtera (Ilir Barat I)
Seberang Ulu I, Seberang Ulu II, Plaju,
Kertapati.
Ilir Barat I, Ilir Timur II, Kemuning,
Sukarame.

3.570

Sumber: Laporan Kinerja dan Pengembangan PDAM Tirta Musi 2004-2007

Pendistribusian air ke pelanggan yang berlokasi jauh dari


Instalasi Pengolahan Air dilakukan melalui Pusat Distribusi (Booster)
dengan menggunakan pompa. Sampai dengan bulan Juni 2009 ini
PDAM Tirta Musi Palembang memiliki 6 (enam) unit pusat distribusi
(booster).

Rincian

pusat

distribusi

(Booster)

dengan

wilayah

sasarannya terdapat dalam tabel berikut.

Tabel 3.34
Pusat Distribusi (Booster) PDAM Tirta Musi dengan Wilayah
Sasaran Pelayanan

KM. IV

Kapasitas
Reservoir
(m3)
4.500

600 l/detik

2.

Kenten

2.000

280 l/detik

Ilir
Barat
Kemuning
Sako

3.

Punti Kayu

2.100

300 l/detik

Sukarame

4.

Plaju

3.000

275 l/detik

Plaju

5.

Kalidoni

3.000

275 l/detik

Kalidoni

6.

Kertapati

3.000

275 l/detik

Kertapati

No
.

Pusat
Distribusi

1.

Total

Kapasitas
Pompa

Wilayah Sasaran
(Kecamatan)
I,

Sukarame,

17.600

Sumber: Profil PDAM Tirta Musi Palembang

Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir terdapat peningkatan


pelanggan PDAM Tirta Musi sebesar 34,82% dimana jumlah

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

penduduk Kota Palembang yang terlayani air bersih meningkat dari


43,18% (tahun 2003) menjadi 80% (tahun 2009)
Sampai dengan tahun 2009, terdapat 133.542 pelanggan
langsung yang terdiri dari Rumah Tangga 118.451 (88,70%); Niaga
13.500 (10,11%); dan Sosial 1.591 (1,19%).
Tabel 3.35
Jumlah Pelanggan PDAM Tahun 2009
Tahun

Jumlah Pelanggan

2004

Sosial
1.192

Niaga
9.654

Rumah Tangga
86.959

Total
97.805

2005

1.274

11.386

92.927

105.587

2006

1.355

12.424

100.153

113.932

2007

1.798

11.853

105.557

119.208

2008

1.538

13.220

114.878

129.636

2009

1.591

13.500

118.451

133.542

Sumber: PDAM Tirta Musi Palembang

Gambaran umum dari kinerja PDAM Tirta Musi Palembang


sampai dengan bulan Juni tahun 2009 (Profil PDAM Tirta Musi)
adalah sebagai berikut :

Kapasitas terpasang
: 3.570 liter/detik
Kapasitas produksi
: 2.730 liter/detik
Panjang pipa transmisi dan distribusi
: 2.429 km
Jumlah pelanggan aktif
: 133.542 SL
Tingkat Kehilangan air
: 43,2 %
Tingkat Penduduk terlayani
: 80%
Harga Pokok Air Rata-Rata
: Rp. 2.900,-/m3
Harga Jual Air Rata-Rata
: Rp. 3.400,-/m3
Jumlah Pegawai
: 447 orang
Rasio pegawai per 1000 pelanggan
: 3,34

3.5.1 Landasan Hukum/Legal Operasional


Pengelolaan air bersih di Kota Palembang diatur dengan UU
No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
Secara umum, pengelolaan air bersih PDAM di Kota Palembang
diatur dengan

Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

Palembang Nomo 9 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Air Minum


Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Musi Palembang.

3.5.2 Aspek Institusional


Pengelolaan air bersih di Kota Palembang ditangani oleh
Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Musi. Berdirinya PDAM Tirta
Musi Palembang merupakan peninggalan zaman belanda, dimana
pembentukan PDAM Tirta Musi Palembang sebagai Badan Usaha
Milik Daerah (BUMD) berdasarkan :
1. Peraturan

Daerah

1/Perda/HUK/1976

Tingkat

II

Palembang

Nomor

tanggal 3 April 1976 tentang Pendirian

Perusahaan Daerah Air Minum Kotamadya Daerah Tingkat II


Palembang
2. Disahkan dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah
Tingkat I Sumatera Selatan Nomor 20/KPTS/IX/76 tanggal 11
Juni 1976.
3. Diundangkan

dalam lembaran

Daerah

Tingkat

Sumatera Selatan Nomor 13 serie D tanggal 22 Juni 1976.


Pada Tahun 1976: Perusahaan Air Minum disyahkan menjadi
perusahaan dan dituangkan oleh Perda No.1 Tanggal 3 April 1976.
Berdasarkan Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat
II Palembang No. 30 Tahun 1995 tentang susunan organisasi, tata
kerjajenjang pangakt dan jabatan PDAM Tirta Musi Palembang,
tugas pokok Perusahaan Daerah adalah mengelola air minum dan
sarana air minum di daerah, untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat yang mencakup aspek sosial ekonomi, kesehatan dan
pelayanan umum. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut,
Perusahaan Daerah mempunyai fungsi:
1. Melaksanakan pelayanan umum/jasa kepada masyarakat
konsumen dalam menyediakan air minum.
2. Menyelenggarakan kemanfaatan umum

yang

dapat

dirasakan olehmasyarakat

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

3. Meningkatkan pendapatan untuk membiayai kelangsungan


hidup perusahaan dan pembangunan daerah.
PDAM Tirta Musi memperoleh Piagam Penghargaan Citra
Pelayanan Prima dari menteri negara pendayagunaan aparatur
negara atas prestasi dalam peningkatan pelayanan publik di bidang
pelayanan air bersih.

3.5.3 Cakupan Pelayanan


Sebagaimana umumnya kota besar lainnya di Indonesia,
jumlah

pelanggan

PDAM

Tirta

Musi

Kota

Palembang

terus

meningkat dari tahun ke tahun. Sampai dengan bulan Juni 2009,


PDAM Tirta Musi Palembang telah mampu melayani 80% dari
jumlah penduduk Kota Palembang, yaitu sebanyak 1.073.267 jiwa,
dengan target pelayanan pada tahun 2012 diharapkan mampu
melayani 95% penduduk Kota Palembang.

Gambar 3.14

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

Tabel 3.36
Perkembangan Jumlah Pelanggan PDAM Tirta Musi
Palembang
Tahun 2004- 2009
Tahun

Jumlah Pelanggan
Sosial

Niaga

Rumah Tangga

Total

2004

1.192

9.654

86.959

97.805

2005

1.274

11.386

92.927

105.587

2006

1.355

12.424

100.153

113.932

2007

1.798

11.853

105.557

119.208

2008

1.538

13.220

114.878

129.636

2009
1.681
14.158
Sumber: PDAM Tirta Musi Kota Palembang

125.813

141.652

Jumlah pelanggan air bersih setiap tahun meningkat rata-rata


lebih dari 7.000 pelanggan. Jumlah pelanggan pada tahun 2004
sebanyak 97.805 unit pelanggan dan pada tahun 2009 meningkat
menjadi 142 unit. Volume air yang diproduksi oleh PDAM tahun
2009

sebesar

85.130.316,8

m3

dengan

jumlah

terdistribusi

83.608.932,5 m3 terjual 48.919.494,9 m3 sedangkan nilai total


penjualan adalah Rp 168.890.561.481,- Untuk lebih jelasnya
banyak pelanggan berdasarkan jenis langganan dapat dilihat pada
tabel 3.37.

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

Tabel 3.37
Klasifikasi Pelanggan dan Pemakaian Air PDAM Tirta Musi
Palembang
Per Bulan Juni Tahun 2009
Golonga
n

Jumlah
Pelangga
n
187

Keterangan

Pemakaian
Air (m3)

Gol. I A

Sosial Umum

IB

Sosial Khusus

1.120

641.987

Rumah Tangga Sangat Sederhana

3.088

827.447

374

365.989

364.482

Rumah Tangga Perkampungan Lama

71.536

21.779.264

III B

Rumah Tangga Menengah

49.493

16.227.677

III C

Kantor TNI/Polri dan Pemerintah

410

788.236

III D

Usaha Kecil

2.621

1.145.728

III E

Rumah Tangga & kos mewah

1.696

1.014.319

Niaga Kecil

9.957

3.126.477

IV B

Niaga Besar A

1.139

1.948.316

IV C

Niaga Besar B

26

476.347

Gol. V

Niaga Khusus

1
141.65
2

40.111

Gol. II A
II B

Sosial Khusus B

II C

Rumah Sakit Pemerintah

Gol. III A

Gol. IV A

Jumlah

175.728

48.904.104

Sumber: PDAM Tirta Musi Kota Palembang

3.5.4 Aspek Teknis dan Operasional


Kebutuhan air bersih Kota Palembang sebagian besar dipenuhi
oleh PDAM Tirta Musi dan sebagian memanfaatkan air permukaan
seperti air sungai, kolam/rawa, dan air tanah. Sedangkan untuk
beberapa kompleks perumahan, perusahaan dan atau perumnas
dipenuhi

oleh

masing-masing

perusahaannya

seperti

Pertamina/Pusri dan PT TOP/OPI.


Pelanggan PDAM Tirta Musi Palembang terdiri dari rumah
tangga, niaga, industri, sosial dan pemerintah yang kesemuanya
disupplai oleh instalasi-instalasi pengolahan air PDAM. Instalasi
Pengolahan Air (IPA) tersebut terdiri dari IPA 3 Ilir, IPA Rambutan,
IPA Poligon, IPA Borang, IPA Ogan dan IPA Karang Anyar.

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

Tabel 3.38
Instalasi Pengolahan Air PDAM Tirta Musi dengan
Wilayah Sasaran Pelayanan
Instalasi
Pengolaha
n Air

No.

Kapasitas
Terpasang
(liter/detik
)
1.130

1.

3 Ilir

2.

Rambutan

3.

Poligon

30

4.

Borang

190

5.

Ogan

600

1.020

Wilayah Sasaran
(Kecamatan)
Ilir Timur I, Ilir Timur II, Kalidoni, Kemuning.
Ilir Barat I, Ilir Barat II, Bukit Kecil, Gandus,
Ilir Timur I dan Sako.
Perumahan Bukit Sejahtera (Ilir Barat I)
Sako, Sematang Borang.
Seberang Ulu I, Seberang Ulu II, Plaju,
Kertapati.
Ilir Barat I, Ilir Timur II, Kemuning,
Sukarame.

Karang
600
Anyar
Total
3.570
Sumber: Laporan Kinerja dan Pengembangan PDAM Tirta Musi 2004-2007
6.

Pendistribusian air ke pelanggan yang berlokasi jauh dari


Instalasi Pengolahan Air dilakukan melalui Pusat Distribusi (Booster)
dengan menggunakan pompa. Dalam kurun waktu 4 tahun terakhir
terdapat penambahan sebanyak 4 (empat) unit Booster yang
sepenuhnya dibiayai melalui APBD Kota Palembang sebesar Rp. 10
Milyar setiap tahunnya. Rincian pusat distribusi (Booster) dengan
wilayah sasarannya terdapat dalam tabel berikut.

Tabel 3.39
Pusat Distribusi (Booster) PDAM Tirta Musi dengan Wilayah
Sasaran Pelayanan
Kapasitas
Reservoir
(m3)
4.500

No
.

Pusat Distribusi

1.

KM. IV

2.

Kenten

2.000

Sako

3.

Punti Kayu

2.100

Sukarame

4.

Plaju

3.000

Plaju

Wilayah Sasaran (Kecamatan)


Ilir Barat I, Sukarame, Kemuning

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

5.

Kalidoni

3.000

Total

Kalidoni

14.600

Sumber: Laporan Kinerja dan Pengembangan PDAM Tirta Musi 2004-2007

3.5.5 Permasalahan
Dalam penyediaan air bersih di Kota Palembang masih ada
permasalahan yang harus dituntaskan untuk memenuhi kebutuhan
air bersih bagi penduduk Kota. Adapun permasalahan yang
dihadapi antara lain:

Belum meratanya pelayanan air bersih ke seluruh Kota


Palembang, walaupun persentase penduduk yang terlayani
sudah mengalami peningkatan yang cukup tinggi yaitu
sebesar 78 persen.

Tingkat kebocoran dan pencurian air bersih

masih relatif

tinggi yaitu mencapai 47,11%.

Sumber air baku belum sepenuhnya dikembangkan dan


relatif jauh dari instalasi pengolahan air (berjarak kurang
lebih 10km)

Pompa intake yang bekerja terus menerus tanpa cadangan


lain.
Saat ini permasalahan yang ada sedikit demi sedikit telah

dapat

diselesaikan

ditetapkan

oleh

dengan
PDAM

adanya

sendiri,

program-program

misalnya

sesuai

yang
dengan

perkembangan permukiman, jaringan air bersih dikembangkan ke


wilayah yang baru berkembang dan menambah kapasitas produksi
pada IPA yang ada.

3.6 Komponen sanitasi Lainnya

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

Selain limbah cair, sampah, dan emisi (asap, debu), perlu


diperhatikan penanganan sanitasi lainnya. Komponen sanitasi lain
yang perlu diperhatikan adalah penanganan limbah industri,
penanganan limbah medis, dan kampanye Pola Hidup Bersih Sehat
(PHBS).

3.6.1 Penanganan Limbah Industri


Industri di Kota Palembang diklasifikasikan menjadi industri
besar, menengah, industri kecil dan industri rumah tangga yang
tersebar di 16 Kecamatan. Sumber data dari bidang program Badan
Lingkungan Hidup Kota Palembang sampai dengan bulan Oktober
2006 menyebutkan bahwa sebanyak 126 industri kegiatan yang
telah

memiliki

ijin

pembuangan

limbah

cair

meliputi

kegiatan/industri besar, menengah, dan industri kecil. (Identifikasi


Lokasi Industri dalam Kota Palembang Tahun 2006, BLH Kota
Palembang).

3.6.2 Penanganan Limbah Medis


Pengelolaan

limbah

rumah

sakit

merupakan

bagian

penyelenggaraan pelayanan sanitasi rumah sakit dan juga bagian


integral secara keseluruhan sehingga penyelenggaraan tersebut
harus berlandaskan pada:

Permenkes RI No.986/Menkes/Per/1992 tentang persyaratan

kesehatan lingkungan rumah sakit;


Keputusan Dirjen P2M dan PLP No.HK.00.06.6.44 tahun 1993
tentang persyaratan dan petunjuk teknis tata cara penyehatan
lingkungan rumah sakit;

Keputusan Menteri KLH No.58/Men LH/XII/1995 tentang baku


mutu limbah cair rumah sakit.
Di Kota Palembang khususnya di Rumah Sakit Umum Daerah,

Charitas, telah dilakukan pengelolaan terhadap limbah medis yang


dihasilkan. Sumber limbah cair yang diolah berasal dari ruang

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

perawatan, OK, laboratorium, radiologi, kebidanan, IGD, dapur,


laundry, kamar jenazah, dan lain-lain. Sedangkan rumah sakit lain
serta

puskesmas-puskesmas

yang

ada

di

Kota

Palembang,

mengirimkan limbah medisnya ke instalasi pengolahan limbah


medis yang ada di kedua rumah sakit tersebut untuk diolah. Hasil
pengolahan limbah medis tersebut di laporkan ke Dinas Kesehatan
Kota dan Badan Lingkungan Hidup setiap bulannya.
Peralatan atau fasilitas yang digunakan dalam pengolahan
limbah antara lain:

Jaringan perpipaan air limbah: saluran harus tertutup, kedap


air, dan harus mengalir dengan lancar

Bak kontrol/man hole untuk mempermudah pengontrolan air


limbah

Unit pengolahan limbah cair lengkap dengan perlengkapan


desinfeksi

Alat pengukur debit/flow meter.

Tata cara/prosedur pengolahan yang dilakukan di Rumah Sakit


Umum Daerah adalah sebagai berikut:
1. Pengaliran dan pengumpulan limbah cair dari sumbernya
2. Pre treatment (pengolahan pendahuluan) pada ruang tertentu
seperti instalasi gizi, laundry, dan radiologi
3. Monitoring bak kontrol, bak penampung, dan jaringan perpipaan
4. Proses pengolahan limbah cair di unit pengolahan
5. Pemeriksaan hasil pengolahan limbah cair harus sesuai dengan
baku mutu limbah cair
6. Pembuangan hasil pengolahan dialirkan ke badan air.
Permasalahan pengolahan limbah medis di Kota Palembang
antara lain:

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

1. Tidak disiplinnya para penghasil limbah (rumah sakit dan


puskesmas) dalam pemilahan limbahnya (limbah medis, limbah
organik, anorganik)
2. Lemahnya pengawasan DKK (selaku pengawas pengolahan
limbah medis) terhadap rumah sakit dan puskesmas yang tidak
menjalankan pengolahan limbah sesuai dengan syarat-syarat
yang telah ditentukan
Bapedalda

merupakan

badan

yang

mengawasi

pencemaran

lingkungan, namun dalam hal pelaksanaan operasional rumah sakit


merupakan tanggung Jawab Dinas Kesehatan
Data RS yang ada di wilayah Kota Palembang beserta data
alamat, jumlah tempat tidur, tipe klas, ketersediaan incinerator dan
IPAL, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.40
Daftar Rumah Sakit di Kota Palembang Tahun 2009
N
o

Nama Rumah
Sakit

PEMERINTAH
1 RS.Moh.Hoesin
2

RS.Ernaldi Bahar

Khusus Mata

Paru-Paru

RSUD Bari

BUMN
6 RS.Medika Pusri
7

RS.Pelabuhan

RS.Pertamina

TNI/POLRI
9 RS.AK.Gani
10

RS.Bhayangkara

Swasta
11 RS.Islam

Siti

ALAMAT

Jl.Jend.Sudirman
Km.3,5 /Telp.354088
Jl.Kol.H.Burlian Plg
/Telp.410354/420972
Jl.Merdeka 10 A
/Telp.363480
Jl.Merdeka 10
/Telp.352010
Jl.Panca Usaha
No.1 /Telp.514185
Jl.Mayor Zen
/Telp.712071/712222
Jl.May.Memet
Sastrowijaya
/Telp.711843
Jl.Pengantingan
Komperta Plaju
Jl.Dr.AK
Gani
Palembang
Jl.Jend.Sudirman
Km.4,5
Jl.Demang Lebar

Tempa
t tidur

KLAS
RS

Incinera
tor

IPAL

661

B+

Ada

Ada

200

Ada

20

Tidak Ada

30

Ada

82

C+

Ada

Ada

113

Ada

Ada

50

Tidak Ada

Ada

75

C+

Ada

Ada

206

Ada

Ada

50

Ada

120

Swast

Ada

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

N
o

Nama Rumah
Sakit

12

Khadijah
RS.Muhammdiyah

13

RK.Charitas

14

RS.Myaria

15

RS.Bunda

16

RSAB Tiara Fatrin

17

RSAB.YK.Madira

18

RSAB Ananda

19

RS.Karya Asih

20

RSAB Azzahra

21

RSAB Rika Amelia

22

RSAB Widiyanti

23

RSAB
Bunda
Fatimah
RSKM
Sriwijaya
Eye Center
RSAB Marisa

24
25
26

ALAMAT
Daun /Telp.356009
Jl.Jend.A.Yani 13 ulu
/Telp.513144
Jl.Jend,Sudirman
/Telp.350402/353374

Tempa
t tidur
56
372

Jl.Kol.H.Burlian Plg
Jl.Demang Lebar
Daun /Telp.312866
Jl.Rajawali Palembang
Jl.Jend.Sudirman
Jl.A.Yani
Jl.Talang Betawi
Jl.BH.Hasan Kasim
No.1-2 Bkt sangkal
Jl.Sultan
M.Badaruddin Km.11
No.2404
Jl.Sirna Raga No.1631
ABC Palembang
Jl.May.Ruslan
Simpang Lemabang
Jl.Jend.Sudirman
Jl.Kapten Abdullah
Plaju
Jl.Basuki Rahmat

RSAB
Nanda
Nursana
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Palembang

50
58
29
26
20
25
17
12
12
12
12

KLAS
RS
a
Swast
a
Swast
a
Swast
a
Swast
a
Swast
a
Swast
a
Swast
a
Swast
a
Swast
a
Swast
a
Swast
a
Swast
a
Swast
a
Swast
a
Swast
a

Incinera
tor

IPAL

Tidak Ada
Ada

Ada

Tidak Ada

Ada

Tidak Ada
Ada

Ada

Tidak Ada

Ada

Tidak Ada
Tidak Ada

Ada

Tidak Ada

Ada

Ada

Ada

Tidak Ada

Ada

Tidak Ada

Ada

Tidak Ada

Dari tabel diatas terlihat bahwa belum keseluruhan rumah


sakit mempunyai incinerator maupun IPAL dalam mengelola limbah
dari hasil kegiatan Rumah Sakit tersebut.

3.6.3 Kampanye Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS)


Dinas Kesehatan Kota Palembang telah melakukan kampanye
pola hidup bersih sehat ke masyarakat Kota Palembang, melalui
kampanye PHBS rumah tangga maupun di sekolah. Beberapa

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Buku Putih Sanitasi Kota Palembang

kegiatan yang terkait dengan upaya peningkatan PHBS di Kota


Palembang antara lain sebagai berikut:
1. Melaksanakan kampanye PHBS di seluruh tatanan di
wilayah Kota Palembang
2. Melaksanakan workshop

tentang

pemberdayaan

PHBS

untuk setiap sasaran di 5 tatanan.


3. Menggiatkan upaya promosi di seluruh tatanan.

3.7 Pembiayaan sanitasi


Penanganan dan pengelolaan sanitasi di Kota Palembang
dilakukan melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD),
dimana penganggaran dan pembiayaannya diakomodir dalam
APBD Kota Palembang.
Besaran pembiayaan program/kegiatan pengelolaan sanitasi di
Kota Palembang per sektor untuk tahun 2007 2010 dapat
dilihat pada tabel 3.41 berikut.
Tabel 3.41.
Rekapitulasi Pembiayaan Sanitasi
TA. 2007-2010
Belanja Modal
(Juta Rupiah)
Drainase
Air Limbah
(sewerage)
- Pembangunan
MCK
- Perbaikan MCK
Persampahan

2007
19.500

Tahun
2008
2009
10.720 8.445

2010
4.875

546
546

1468
1400
68

768

1.508

2.084

SKPD
Pelaksana
Dinas PU-Bina
Marga dan
PSDA
Dinas PU Cipta
Karya &
Perumahan
Dinas
Kebersihan

Sumber: APBD Kota Palembang

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)


Pokja Sanitasi Kota Palembang

III III 20
20

Anda mungkin juga menyukai