Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN STUDI

ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA)


KABUPATEN TANGERANG

Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan


Kabupaten Tangerang

Kabupaten Tangerang
Bulan Juni Tahun 2012

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 0


KATA PENGANTAR

Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) atau Studi Penilaian Risiko
Kesehatan Lingkungan merupakan salah satu dari beberapa studi primer yang harus
dilakukan oleh Kelompok Kerja (Pokja) Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL)
Kabupaten Tangerang dalam menyusun Buku Pemetaan Kondisi Sanitasi (Buku Putih
Sanitasi) dan Strategi Sanitasi Kabupaten berdasarkan pendekatan Program Percepatan
Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP).
Secara substansi, hasil Studi EHRA memberi data ilmiah dan faktual tentang
ketersediaan layanan sanitasi di tingkat rumah tangga dalam skala Kabupaten/Kota. Sub
sektor sanitasi yang menjadi obyek studi meliputi limbah cair domestik, limbah padat /
Sampah dan drainase lingkungan serta Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) termasuk
Praktik Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). Muatan pertanyaan dalam kuesioner dan lembar
pengamatan telah diarahkan sesuai dengan 5 (lima) pilar Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM) yang dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Pelaksana studi EHRA adalah Pokja AMPL Kabupaten Tangerang dan masyarakat /
kader di lokasi studi dengan pembiayaan bersumber dari APBD Kabupaten Tangerang
Tahun 2012.
Kami berharap hasil studi EHRA ini dapat menggambarkan keadaan sanitasi yang
sebenarnya di Kabupaten Tangerang, sehingga hasil EHRA benar-benar menjadikan isu
sanitasi menjadi “Visible”. Hasil studi EHRA ini merupakan dasar dalam penyusunan Buku
Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kabupaten Tangerang, serta pada akhirnya dalam
penyusunan Memorandum Program Strategi Sanitasi di Kabupaten Tangerang.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan bekerja sama dalam pelaksanaan Studi EHRA ini, sehingga Studi EHRA
dapat berjalan lancar dan mendapatkan hasil yang maksimal. Semoga hasil studi EHRA ini
dapat bermanfaat bagi pembangunan sanitasi di Kabupaten Tangerang.
Tangerang, Juni 2012
Penyusun

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 1


Pokja AMPL Kabupaten Tangerang
RINGKASAN EKSEKUTIF

Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) atau Studi Penilaian Risiko
Kesehatan Lingkungan berfokus kepada fasilitas sanitasi dan perilaku masyarakat. Fasilitas
sanitasi yang disurvey mencakup sumber air minum, layanan pembuangan sampah,
jamban, saluran pembuangan air limbah, perilaku yang terkait dengan higinitas dan
sanitasi dengan mengacu kepada Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yaitu buang
air besar, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum rumah tangga, pengelolaan
sampah dan pengelolaan air limbah rumah tangga (Drainase lingkungan).
Metoda penentuan target area survei dilakukan secara geografi dan demografi
melalui proses Klastering. Hasil klastering ini juga sekaligus bisa digunakan sebagai
indikasi awal lingkungan berisiko. Proses pengambilan sampel dilakukan secara random
sehingga memenuhi kaidah “Probability Sampling” dimana semua anggota populasi
memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Sementara metoda sampling yang
digunakan adalah “Cluster Random Sampling”. Penetapan klaster dilakukan berdasarkan
kriteria yang sudah ditetapkan oleh Program PPSP yaitu kepadatan penduduk, angka
kemiskinan, daerah/wilayah yang dialiri sungai/kali/saluran drainase/ saluran irigasi dan
daerah terkena banjir.
Perangkat lunak entri data EHRA menggunakan Format Epi Info versi MS-DOS,
perangkat lunak converter dari format Epi Info ke format yang bisa dibaca oleh SPSS dan
perangkat lunak Syntax SPSS untuk cleaning data dan pemprosesan data hingga
menghasilkan berbagai tabel hasil pengamatan termasuk beberapa tabel analisis
Crosstab.
Hal ini dimaksudkan untuk menjamin konsistensi pemasukan data oleh operator, dengan
demikian hasil entri data akan memiliki tingkat kesalahan yang seminim mungkin.
Hasil Klastering wilayah desa/kelurahan di Kabupaten Tangerang yang terdiri dari
274 desa/kelurahan menghasilkan distribusi sebagai berikut :
1. Klaster 0 sebanyak 30 desa/kelurahan atau 10,95 %
2. Klaster 1 sebanyak 116 desa/kelurahan atau 42,34 %

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 2


3. Klaster 2 sebanyak 95 desa/kelurahan atau 34,67 %
4. Klaster 3 sebanyak 33 desa/kelurahan atau 12,04 %
5. Klaster 4 sebanyak 0 desa/kelurahan atau 0%
Studi EHRA di Kabupaten Tangerang Tahun 2012 dilaksanakan pada bulan April
sampai dengan Juni 2012 dengan jumlah responden sebanyak 5.000 responden dari 25
desa pada 8 kecamatan terpilih. Hasil dari Studi EHRA dapat menggambarkan kondisi
sanitasi lingkungan di Kabupaten Tangerang. Dari 5.000 responden 97,2 % mempunyai
hubungan keluarga sebagai istri dengan tingkat pendidikan SD sebesar 49,0 %, adapun
kondisi sanitasi lingkungannya dapat digambarkan sebagai berikut :
- Sampah berserakan sebesar 64 % dengan sebagian besar sampah tidak diolah
yaitu sebesar 82,70 %.
- Pengelolaan limbah domestik yang tidak menggunakan jamban pribadi / WC
umum sebanyak 33,4 % dan yang tidak menggunakan tangki septick sebanyak
60,2 %, sedangkan jumlah keluarga yang tidak memiliki saluran pembuangan
air limbah sebanyak 31 %.
- Keluarga yang mengalami banjir sebanyak 9,9 % dan drainase dengan sistem
terbuka sebanyak 69,9 %.
- Air Bersih masyarakat menggunakan Sumur bor / Pompa mesin sebesar 57,3 %
dan untuk air minum sebagian besar masyarakat mendapatkannya dengan
cara direbus sebanyak 97,9 %.
- Perilaku hygiene sebanyak 86,9 % tidak melakukan CTPS di lima waktu penting,
kebiasaan pengolahan sampah dengan cara dibakar sebanyak 68,9%, di
halamannya masih ada sampah sebanyak 39 % dan perilaku buang air besar
sembarangan sebanyak 88,9 %.
- Angka kesakitan diare masih cukup tinggi yaitu sebesar 33,4 % pada orang
dewasa perempuan dan 28,4 % pada anak Balita.
Dari hasil tersebut di atas dapat disimpulkan Indeks Risiko Sanitasi di Kabupaten
Tangerang berdasarkan kalkulasi indeks risiko permasalahan sumber air, air limbah
domestik, persampahan, genangan air, perilaku hidup bersih dan sehat yang ditunjukkan
dengan nilai risiko pada masing-masing variabel adalah sebagai berikut :

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 3


Grafik Indeks Risiko Sanitasi Kabupaten Tangerang 2012
300

250

67 53

200 57
29 50 5. PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT.
47
23 4. GENANGAN AIR.
150 16 3. PERSAMPAHAN.
71 2. AIR LIMBAH DOMESTIK.
51
68 52
1. SUMBER AIR
100

47 47
31 48
50

47 47 51
39
0
CLUSTER 0 CLUSTER 1 CLUSTER 2 CLUSTER 3

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 4


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. 1


RINGKASAN EKSEKUTIF ...................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... 5
DAFTAR SINGKATAN .......................................................................................................... 6
DAFTAR TABEL ................................................................................................................... 7
DAFTAR GRAFIK ................................................................................................................. 8
I. PENDAHULUAN ...........................................................................................................
10
II. METODOLOGI DAN LANGKAH STUDI EHRA ................................................................. 12
2.1. Penentuan Target Area Survei ............................................................................. 13
2.2. Penentuan Jumlah/Besar Responden .................................................................. 21
2.3. Penentuan Desa/Kelurahan Area Survei ............................................................. 21
2.4. Penentuan RT dan Responden di Lokasi Survei .................................................. 22
III. HASIL STUDI EHRA KABUPATEN TANGERANG ............................................................ 24
3.1. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga .................................................................. 26
3.2. Pembuangan Air Limbah Domestik .................................................................... 28
3.3. Drainase Lingkungan Sekitar Rumah dan Banjir ................................................. 32
3.4. Pengelolaan Air Bersih Rumah Tangga ............................................................... 35
3.5. Perilaku Hygiene ................................................................................................. 37
3.6. Kejadian Penyakit Diare ...................................................................................... 42
3.7. Indeks Risiko Sanitasi .......................................................................................... 42
IV. PENUTUP .................................................................................................................... 52
LAMPIRAN ........................................................................................................................ 53

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 5


DAFTAR SINGKATAN

EHRA : Environmental Helath Risk Assessment


PRKL : Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan
POKJA AMPL : Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
PPSP : Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman
BPS : Buku Putih Sanitasi
SSK : Strategi Sanitasi Kabupaten
MPSS : Memorandum Program Strategi Sanitasi
PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
CTPS : Cuci Tangan Pakai Sabun
STBM : Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
BAB : Buang Air Besar
BABS : Buang Air Besar Sembarangan
PAM : Pengelolaan Air Minum
TPS : Tempat Pembuangan Sampah
SPAL : Saluran Pembuangan Air Limbah
RT : Rukun Tetangga
RW : Rukun Warga
KK : Kepala Keluarga

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 6


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Katagori Klaster Berdasarkan Kriteria Indikasi Lingkungan Berisiko ............. 15
Tabel 2.2. Hasil Klastering Desa/Kelurahan di Kabupaten Tangerang ........................... 15
Tabel 2.3. Kecamatan dan Desa/Kelurahan Terpilih untuk Survei EHRA di Kabupaten
Tangerang Tahun 2012 ................................................................................. 22
Tabel 3.1. Kelompok Umur Responden .......................................................................... 24
Tabel 3.2. Tingkat Pendidikan Responden ..................................................................... 25
Tabel 3.3 Jumlah Desa yang diindentifikasi sering terjadi banjir .................................. 32
Tabel 3.4. Indeks Risiko Sanitasi Kabupaten Tangerang Hasil Studi EHRA Tahun 2012.. 44

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 7


DAFTAR GRAFIK

Grafik 2.1. Distribusi Desa/Kelurahan per Klaster untuk Penetapan Lokasi Studi EHRA 21
Grafik 3.1. Hubungan Responden dengan Kepala Keluarga ........................................... 24
Grafik 3.2. Kelompok Umur Responden ......................................................................... 25
Grafik 3.3. Tingkat Pendidikan Responden ..................................................................... 26
Grafik 3.4. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga ............................................................ 26
Grafik 3.5. Kondisi Sampah di Lingkungan Rumah Tangga ............................................. 27
Grafik 3.6. Pelayanan Sampah ........................................................................................ 27
Grafik 3.7. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga ............................................................ 28
Grafik 3.8. Tempat Buang Air Besar Keluarga ................................................................. 28
Grafik 3.9. Tempat Buang Air Besar per Klaster .............................................................. 29
Grafik 3.10. Saluran Akhir Pembuangan Isi Tinja .............................................................. 29
Grafik 3.11. Kualitas Tangki Septick ................................................................................. 30
Grafik 3.12. Kebiasaan Membuang Tinja Anak Balita ...................................................... 31
Grafik 3.13. Jumlah Kepala Keluarga yang Memiliki Saluran Pembuangan Air Limbah.... 31
Grafik 3.14. Lokasi Genangan Air di sekitar Lingkungan Rumah ...................................... 32
Grafik 3.15. Jumlah Rumah Tangga yang Mengalami Banjir ............................................
33
Grafik 3.16. Lamanya Genangan Air pada saat Banjir ..................................................... 34
Grafik 3.17. Keberadaan Saluran Drainase Lingkungan .................................................. 34
Grafik 3.18. Kondisi Drainase di Lingkungan Rumah ....................................................... 35
Grafik 3.19. Akses Terhadap Air Bersih ........................................................................... 36
Grafik 3.20. Pengolahan Air Bersih untuk Minum .......................................................... 36
Grafik 3.21. Sumber Air untuk Minum dan Memasak .................................................... 37
Grafik 3.22 Praktek Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) .................................................... 38
Grafik 3.23. Pola Kebiasaan CTPS .................................................................................... 38
Grafik 3.24. Ketersediaan Sarana CTPS di Jamban ......................................................... 39

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 8


Grafik 3.25 Pola Pemanfaatan Sabun ............................................................................. 39
Grafik 3.26. Pola Kebiasaan Masyarakat Membuang Sampah ........................................ 40

Grafik 3.27. Masalah Sampah di Lingkungan Rumah ....................................................... 41


Grafik 3.28. Perilaku Buang Air Besar .............................................................................. 41
Grafik 3.29. Angka Kejadian Penyakit Diare .................................................................... 42
Grafik 3.30. Indeks Risiko Sanitasi Kabupaten Tangerang Tahun 2012 ........................... 43

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 9


I. PENDAHULUAN

Environmental Health Risk Assessment atau Studi EHRA adalah sebuah survei
partisipatif di tingkat kabupaten yang bertujuan untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi
dan higinitas serta perilaku-perilaku masyarakat yang dapat dimanfaatkan untuk
pengembangan program sanitasi termasuk advokasi di tingkat kabupaten sampai ke
kelurahan. Kabupaten Tangerang dipandang perlu melakukan Studi EHRA karena :
1. Pembangunan sanitasi membutuhkan pemahaman kondisi wilayah yang akurat.
2. Data terkait dengan sanitasi dan higiene terbatas dimana data umumnya tidak
bisa dipecah sampai tingkat kelurahan/desa dan data tidak terpusat melainkan
berada di berbagai kantor yang berbeda.
3. Isu sanitasi dan higiene masih dipandang kurang penting sebagaimana terlihat
dalam prioritas usulan melalui Musrenbang.
4. Terbatasnya kesempatan untuk dialog antara masyarakat dan pihak pengambil
keputusan.
5. EHRA secara tidak langsung memberi “amunisi” bagi stakeholders dan masyarakat
di tingkat desa/kelurahan untuk melakukan kegiatan advokasi ke tingkat yang
lebih tinggi maupun advokasi secara horizontal ke sesama masyarakat atau
stakeholders kelurahan/desa.
6. EHRA adalah studi yang menghasilkan data yang representatif di tingkat
kabupaten dan kecamatan dan dapat dijadikan panduan dasar di tingkat
kelurahan/desa.

Adapun tujuan dan manfaat dari Studi EHRA adalah :


1. Untuk mendapatkan gambaran kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku yang berisiko
terhadap kesehatan lingkungan.
2. Memberikan advokasi kepada masyarakat akan pentingnya layanan sanitasi.

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 10


3. Memberikan pemahaman yang sama dalam menyiapkan anggota tim survei yang
handal.
4. Menyediakan salah satu bahan utama penyusunan Buku Putih Sanitasi dan
Strategi Sanitasi Kabupaten Tangerang.
Studi EHRA berfokus kepada fasilitas sanitasi dan perilaku masyarakat. Fasilitas
sanitasi mencakup sumber air minum, layanan pembuangan sampah, jamban, saluran
pembuangan air limbah. Perilaku yang terkait dengan higinitas dan sanitasi dengan
mengacu kepada Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yaitu buang air besar, cuci
tangan pakai sabun, pengelolaan air minum rumah tangga, pengelolaan sampah dan
pengelolaan air limbah rumah tangga (Drainase lingkungan).
Pelaksanaan pengumpulan data lapangan dan umpan balik hasil EHRA dipimpin
dan dikelola langsung oleh Kelompok Kerja (Pokja) Air Minum dan Penyehatan
Lingkungan (AMPL) Kabupaten Tangerang. Selanjutnya data EHRA diharapkan menjadi
bahan untuk mengembangkan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang dan menjadi
masukan untuk mengembangkan Strategi Sanitasi dan Program-Program Sanitasi
Kabupaten Tangerang.

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 11


II. METODOLOGI DAN LANGKAH PELAKSANAAN STUDI EHRA

EHRA adalah studi yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan


menerapkan 2 (dua) teknik pengumpulan data, yakni wawancara (interview) dan
pengamatan (observation). Pewawancara dan pelaku pengamatan dalam EHRA adalah
Enumerator yang dipilih secara kolaboratif oleh Pokja AMPL dan Dinas Kesehatan
Kabupaten Tangerang. Sementara Sanitarian bertugas menjadi supervisor selama
pelaksanaan survei. Sebelum turun ke lapangan, para Sanitarian/supervisor dan
Enumerator diwajibkan mengikuti pelatihan enumerator selama 2(dua) hari berturut-
turut. Materi pelatihan mencakup dasar-dasar wawancara dan pengamatan, pemahaman
tentang instrumen EHRA, latar belakang konseptual dan praktis tentang indikator-
indikator, uji coba lapangan dan diskusi perbaikan instrumen.
Unit sampling utama (Primary Sampling) adalah RT (Rukun Tetangga). Unit
sampling ini dipilih secara proporsional dan random berdasarkan total RT di semua RW
dalam setiap Desa/Kelurahan yang telah ditentukan menjadi area survei. Jumlah sampel
per Desa/Kelurahan adalah 200 responden dengan cara membagi dengan jumlah RT pada
desa/kelurahan yang menjadi area survei. Dengan demikian jumlah responden per RT
bervariasi tergantung jumlah RT pada masing-masing desa/kelurahan. Yang menjadi
responden adalah ibu atau anak perempuan yang sudah menikah dan berumur antara 18
s/d 60 tahun.
Panduan wawancara dan pengamatan dibuat terstruktur dan dirancang untuk
dapat diselesaikan dalam waktu sekitar 30 – 45 menit. Panduan dikembalikan kepada
supervisor untuk diperiksa ke lapangan. Untuk mengikuti standar etika, informed consent
wajib dibacakan sehingga responden memahami betul hak-haknya dan memutuskan
keikutsertaan dengan sukarela dan sadar.
Pekerjaan entri data dikoordinir oleh Tim dari Bappeda Kabupaten Tangerang dan
Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang. Sebelum melakukan entri data, tim entri data

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 12


terlebih dahulu mengikuti pelatihan singkat data entry EHRA yang difasilitasi oleh Tim
Fasilitator yang telah terlatih dari PIU Advokasi dan Pemberdayaan. Selama pelatihan itu,
tim data entri dikenalkan pada struktur kuesioner dan perangkat lunak yang digunakan
serta langkah-langkah untuk uji konsistensi yakni Program EPI Info dan SPSS.
Untuk quality control, tim spot check mendatangi 5% rumah yang telah di survei.
Tim spot check secara individual melakukan wawancara singkat dengan kuesioner yang
telah disediakan dan kemudian menyimpulkan apakah wawancara benar-benar terjadi
dengan standar yang ditentukan. Quality control juga dilakukan di tahap data entri, hasil
entri data di recheck kembali oleh tim Pokja AMPL. Sejumlah 5% entri kuesioner diperiksa
kembali.
Kegiatan Studi EHRA memerlukan keterlibatan berbagai pihak dan tidak hanya bisa
dilaksanakan oleh Pokja Kabupaten semata. Agar efektif Pokja AMPL Kabupaten
diharapkan bisa mengorganisir pelaksanaan secara menyeluruh. Adapun susunan Tim
EHRA Kabupaten Tangerang adalah sebagai berikut :

1. Penanggung Jawab : Pokja AMPL Kabupaten Tangerang


2. Koordinator Survei : Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang
3. Anggota : Bappeda, BLHD, DKPPP, Dinas Cipta Karya
4. Koordinator wilayah : Tim EHRA Kab. Tangerang
5. Supervisor : Sanitarian Puskesmas
6. Tim Entry data : Bappeda dan Dinas Kesehatan Kab. Tangerang
7. Tim Analisis data : Pokja AMPL Kabupaten Tangerang
8. Enumerator : Kader aktif desa/kelurahan

2.1. Penentuan Target Area Survei


Metoda penentuan target area survei dilakukan secara geografi dan demografi
melalui proses yang dinamakan Klastering. Hasil klastering ini juga sekaligus bisa
digunakan sebagai indikasi awal lingkungan berisiko. Proses pengambilan sampel
dilakukan secara random sehingga memenuhi kaidah “Probability Sampling” dimana
semua anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Sementara
metoda sampling yang digunakan adalah “Cluster Random Sampling”. Teknik ini sangat

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 13


cocok digunakan di Kabupaten Tangerang mengingat area sumber data yang diteliti
sangat luas. Pengambilan sampel didasarkan pada daerah populasi yang telah ditetapkan.
Penetapan klaster dilakukan berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh
Program PPSP sebagai berikut :

1. Kepadatan Penduduk yaitu jumlah penduduk per luas wilayah, data kepadatan
penduduk sampai dengan tingkat kecamatan dan desa/kelurahan yang didapatkan
dari BPS kabupaten Tangerang. Desa/Kelurahan dinyatakan padat apabila kepadatan
penduduknya lebih dari 25 jiwa per Ha.

2. Angka Kemiskinan dengan indikator yang datanya mudah diperoleh tapi cukup
representatif menunjukkan kondisi sosial ekonomi setiap kecamatan dan atau
desa/kelurahan. Angka kemisikinan di Kabupaten Tangerang dihitung berdasarkan
proporsi jumlah keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera 1 sesuai dengan Surat
Keputusan Bupati Tangerang, dengan formula sebagai berikut :
( ∑ Pra KS + ∑ KS 1 )
Angka Kemiskinan = -------------------------- x 100%
∑ KK

3. Daerah/wilayah yang dialiri sungai/kali/saluran drainase/saluran irigasi dengan


potensi digunakan sebagai Tempat MCK dan pembuangan sampah oleh masyarakat
setempat.

4. Daerah terkena Banjir dan dinilai menganggu ketentraman masyarakat dengan


parameter ketinggian air, luas daerah banjir/genangan dan lamanya surut.

Berdasarkan kriteria di atas, Klastering wilayah Kabupaten Tangerang


menghasilkan katagori klaster sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 2.1. dan Tabel 2.2.
Wilayah (Kecamatan atau desa/kelurahan) yang terdapat pada klaster tertentu dianggap
memiliki karakteristik yang identik/homogen dalam hal tingkat risiko kesehatannya.
Dengan demikian kecamatan/desa/kelurahan yang menjadi area survei pada suatu klaster
akan mewakili kecamatan/desa/kelurahan lainnya yang bukan merupakan area survei

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 14


pada klaster yang sama. Berdasarkan asumsi ini maka hasil studi EHRA ini bisa
memberikan peta area berisiko Kabupaten Tangerang.

Tabel 2.1. Katagori Klaster Berdasarkan Kriteria Indikasi Lingkungan Berisiko


Katagori Klaster Kriteria
Klaster 0 Wilayah desa/kelurahan yang tidak memenuhi sama sekali kriteria
indikasi lingkungan berisiko
Klaster 1 Wilayah desa/kelurahan yang memenuhi minimal 1 kriteria indikasi
lingkungan berisiko
Klaster 2 Wilayah desa/kelurahan yang memenuhi minimal 2 kriteria indikasi
lingkungan berisiko
Klaster 3 Wilayah desa/kelurahan yang memenuhi minimal 3 kriteria indikasi
lingkungan berisiko
Klaster 4 Wilayah desa/kelurahan yang memenuhi minimal 4 kriteria indikasi
lingkungan berisiko

Tabel 2.2. Hasil Klastering Desa/Kelurahan di Kabupaten Tangerang


No Klaster Jumlah Kecamatan Nama Desa/Kelurahan
1. 4 0
2. 3 33 Balaraja Saga
Talagasari
Jayanti Jayanti
Cikande
Pasir Gintung
Tigaraksa Matagara
Jambe Ancol Pasir
Kresek Pasir Ampo
Koper
Patrasana
Kronjo Cirumpak
Sukadiri Buaran Jati
Teluknaga Teluknaga
Bojong Renged
Kaboncau
Kp. Melayu Barat
Kosambi Dadap
Rawa Burung
Belimbing
Pakuhaji Surya Bahari
Sepatan Kayu Bongkok
Pondok Jaya
Cikupa Budi Mulya
Pagedangan Karang Tengah
Sukamulya Kali Asin
Buni Ayu
Sindang Jaya Wanakerta

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 15


Sepatan Timur Kedaung Barat
Sangiang
Kampung Kelor
Tanah Merah
Gunung Kaler Gunung Kaler
Kedung
3. 2 95 Balaraja Balaraja
Sentul
Gembong
Sukamurni
Dangdeur
Tigaraksa Margasari
Pasir Bolang
Jambe Pasir Barat
Cisoka Karangharja
Carenang
Kresek Kemuning
Renged
Kresek
Kronjo Pagenjahan
Pagedangan Ilir
Pagedangan Udik
Pasilian
Mauk Mauk Timur
Tegal Kunir Kidul
Tegal Kunir Lor
Jati Waringin
Banyu Asih
Kemeri Patra Manggala
Lontar
Legok Suka Maju
Sukadiri Sukadiri
Rawa Kidang
Pekayon
Karang Serang
Kosambi
Mekar Kondang
Gintung
Rajeg Mekarsari
Pasar Kemis Pasar Kemis
Sindang Sari
Sukamantri
Kutabumi
Teluknaga Babakan Asem
Kp. Melayu Timur
Tanjung Burung
Pangkalan
Kosambi Kosambi Barat
Kosambi Timur
Jati Mulya
Cengklong
Salembaran Jaya
Salembaran Jati

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 16


Rawa Rengas
Pakuhaji Pakuhaji
Pakualam
Boni Sari
Rawa Boni
Kiara Payung
Gaga
Kohod
Sepatan Sepatan
Karet
Pisangan Jaya
Mekar Jaya
Sarakan
Curug Curug Kulon
Curug Wetan
Cukang Galih
Cikupa Sukamulya
Panongan Peusar
Ranca Kalapa
Mekar Jaya
Legok Serdang Wetan
Ranca Gong
Caringin
Cisauk Cibogo
Sampora
Sukamulta Benda
Sukamulya
Merak
Bunar
Kubang
Kelapa Dua Pakulonan Barat
Sindang Jaya Sindang Jaya
Sukaharja
Sindang Asih
Sindang Panon
Sindang Sono
Sepatan Timur Lebak Wangi
Jati Mulya
Gempol Sari
Pondok Kelor
Solear Solear
Cirendeu
Pasanggrahan
Gunung Kaler Cipaeh
Onyam
Kandawati
Mekar Baru Cijeruk
Jenggot
4. 1 116 Balaraja Tobat
Cangkudu
Jayanti Pasir Muncang
Tigaraksa Tigaraksa
Sodong

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 17


Tapos
Bantar Panjang
Pasir Nangka
Pete
Tegal Sari
Jambe Tipar Raya
Daru
Mekar Sari
Cisoka Jeungjing
Cisoka
Sukatani
Bojong Loa
Caringin
Selapajang
Cibugel
Kresek Ranca Ilat
Talok
Jengkol
Kronjo
Kronjo Bakung
Blukbuk
Muncung
Mauk Mauk Barat
Sasak
Gunung Sari
Kedung Dalem
Marga Mulya
Tanjung Anom
Ketapang
Kemeri Karang Anyar
Kemeri
Ranca Labuh
Rajeg Rajeg
Lembang Sari
Tanjakan Mekar
Sukasari
Tanjakan
Jambu Karya
Sukatani
Daon
Pasar Kemis Pangadegan
Kutajaya
Gelamjaya
Kutabaru
Suka Asih
Teluknaga Kampung Besar
Muara
Lemo
Tanjung Pasir
Tegal Angus
Pakuhaji Buaran Bambu
Laksana
Buaran Mangga

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 18


Kalibaru
Kramat
Sukawali
Sepatan Kayu Agung
Curug Kadu
Kadu Jaya
Sukabakti
Binong
Cikupa Cibadak
Talaga
Talaga Sari
Dukuh
Cikupa
Sukanagara
Bitung Jaya
Bojong
Bunder
Pasir Gadung
Suka Damai
Pasir Jaya
Panongan Ranca Iyuh
Mekar Bakti
Serdang Kulon
Ciakar
Panongan
Legok Legok
Babakan
Kemuning
Babat
Bojong Kamal
Cirarab
Pagedangan Cicalengka
Medang
Cijantra
Situ Gadung
Kadu Sirung
Cisauk Dangdang
Mekar Wangi
Suradita
Sukamulya Perahu
Kelapa Dua Kelapa Dua
Bencongan
Bojong Nangka
Curug Sangereng
Sindang Jaya Badak Anom
Solear Cikuya
Cikasungka
Cikareo
Munjul
Gunung Kaler Sidoko
Rancagede
Tamiang
Mekar Baru Mekar Baru

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 19


Kedaung
Waliwis
Klutuk
Kosambi Dalam
Gandaria

5. 0 30 Balaraja Sentul Jaya


Jayanti Pangkat
Pabuaran
Sumur Bandung
Tigaraksa Cileles
Kadu Agung
Pematang
Cisereh
Jambe Sukamanah
Jambe
Taban
Kutruk
Ranca Buaya
Cisoka Cempaka
Kronjo Pasir
Kemeri Klebet
Rajeg Rajeg Mulya
Ranca Bango
Pangarengan
Sukamanah
Legok Palasari
Ciangir
Pagedangan Pagedangan
Lengkong Kulon
Jatake
Cihuni
Malang Nengah
Cisauk Cisauk
Kelapa Dua Bencongan Indah
Gunung Kaler Cibetok

Hasil Klastering wilayah desa/kelurahan di Kabupaten Tangerang yang terdiri dari 274
desa/kelurahan mengahasilkan distribusi sebagai berikut :
1. Klaster 0 sebanyak 30 desa/kelurahan atau 10,95 %
2. Klaster 1 sebanyak 116 desa/kelurahan atau 42,34 %
3. Klaster 2 sebanyak 95 desa/kelurahan atau 34,67 %
4. Klaster 3 sebanyak 33 desa/kelurahan atau 12,04 %
5. Klaster 4 sebanyak 0 desa/kelurahan atau 0%

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 20


Untuk lebih jelasnya distribusi desa kedalam klaster tersebut dapat dilihat pada grafik di
bawah ini :

Grafik 2.1. Distribusi Desa/Kelurahan per Klaster untuk Penetapan Lokasi Studi EHRA
di Kabupaten Tangerang Tahun 2012.

2.2. Penentuan Jumlah/Besar Responden


Untuk mendapatkan gambaran kondisi sanitasi di tingkat Kabupaten/Kota, dengan
presisi tertentu tidak dibutuhkan besaran sampel yang sampai ribuan rumah tangga.
Sampel sebesar 30 responden untuk tiap kelurahan/desa dengan teknik statistik tertentu
dan dianggap sebagai jumlah minimal yang bisa dianalisis. Akan tetapi dalam praktiknya
bila ditargetkan 30, seringkali tidak memenuhi target dikarenakan oleh sejumlah error
(kesalahan pewawancara, entry data, kuesioner dll), sehingga seringkali sampel yang
ditargetkan 30 hanya terealisir sekitar 20-25 saja. Berdasarkan pengalaman tersebut
maka jumlah sampel untuk tiap kelurahan/desa diambil minimal sebesar 40 responden.
Di Kabupaten Tangerang dengan mempertimbangkan jumlah penduduk yang besar dan
ketersediaan dana menetapkan jumlah responden sebanyak 5.000 (lima ribu) responden.

2.3. Penentuan Desa/Kelurahan Area Survei


Setelah mendapatkan jumlah responden seperti tersebut di atas maka selanjutnya
ditentukan lokasi Studi EHRA sebanyak 25 % kecamatan dan desa/kelurahan per klaster
dengan cara random. Kecamatan area survei menggunakan rumus 25 % x jumlah

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 21


kecamatan, mendapatkan 8 kecamatan terpilih. Desa/kelurahan area survei
menggunakan rumus 25 % x jumlah desa di kecamatan terpilih, mendapatkan 25
desa/kelurahan terpilih. Hasil pemilihan desa/kelurahan disajikan pada Tabel berikut :
Tabel 2.3. Kecamatan dan Desa/Kelurahan Terpilih Untuk Survei EHRA
di Kabupaten Tangerang Tahun 2012

No Klaster Kecamatan Desa/Kel Jumlah Jumlah Jml. RT Jumlah


Terpilih RW RT Terpilih Responden
1 3 Jayanti Cikande 5 30 30 200
2 3 Pasir Gintung 2 13 13 200
3 1 Pasir Muncang 4 23 23 200
4 0 Pabuaran 4 15 15 200
5 3 Sepatan Pondok Jaya 5 24 24 200
6 2 Mekar Jaya 4 20 20 200
7 2 Sarakan 3 19 19 200
8 1 Kayu Agung 6 31 31 200
9 3 Gunung kaler Gunung kaler 4 16 16 200
10 2 Onyam 4 16 16 200
11 1 Ranca Gede 4 17 17 200
12 0 Cibetok 5 11 11 200
13 2 Mekar Baru Jenggot 6 21 21 200
14 1 Waliwis 4 12 12 200
15 1 Kosambi Dalam 4 19 19 200
16 1 Gandaria 4 20 20 200
17 2 Curug Cukang Galih 9 23 23 200
18 1 Kadu 5 33 33 200
19 1 Binong 18 165 40 200
20 2 Cisauk Cibogo 7 31 31 200
21 2 Sampora 4 24 18 200
22 1 Dangdang 5 14 14 200
23 1 Tigaraksa Tigaraksa 11 28 28 200
24 0 Cileles 6 20 20 200
25 0 Jambe Taban 10 23 23 200

2.4. Penentuan RT dan Responden di Lokasi Survei


Unit Sampling Primer (Primary Sampling Unit / PSU) dalam EHRA adalah Rukun
Tetangga (RT). Karena itu data RT per Desa/Kelurahan mestilah dikumpulkan sebelum
memilih RT. Di Kabupaten Tangerang dari jumlah 25 desa/kelurahan terpilih diambil
responden dari seluruh RT yang ada di desa/kelurahan tersebut. Sedangkan untuk

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 22


menentukan responden pada setiap RT dilakukan dengan cara acak (Random Sampling),
hal ini bertujuan agar seluruh rumah tangga memiliki kesempatan yang sama untuk
terpilih sebagai sampel. Artinya penentuan rumah tangga itu bukan bersumber dari
preferensi enumerator/supervisor ataupun responden itu sendiri. Adapun tahapannya
adalah sebagai berikut :
 Jumlah responden per desa/kelurahan sebanyak 200 responden dibagi dengan
Jumlah RT yang ada pada desa/kelurahan terpilih.
 Buat daftar rumah tangga berdasarkan pengamatan keliling pada RT di
desa/kelurahan tersebut.
 Tentukan Angka Interval (AI) dengan cara sebagai berikut :
- Jumlah Total KK per RT pada desa/kelurahan terpilih = X
- Jumlah responden yang akan diambil pada RT tersebut = Y
- Angka Interval (AI) = Jumlah Total KK per RT / Jumlah responden per RT
AI = X/Y (Pembulatan keatas)
 Untuk menentukan responden pertama diambil secara acak angka 1 – AI yang
dimulai dari rumah Ketua RT.
 Rumah selanjutnya diambil sesuai angka interval pada RT tersebut dengan putaran
searah jarum jam.
 Terus berputar sesuai dengan angka interval sampai mendapatkan jumlah
responden yang akan diambil pada RT tersebut (Y).

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 23


III. HASIL STUDI EHRA DI KABUPATEN TANGERANG

A. INFORMASI RESPONDEN
A.1. Hubungan Responden dengan Kepala Keluarga
Grafik 3.1. Hubungan Responden dengan Kepala Keluarga

Grafik 3.1 menunjukkan bahwa hubungan responden dengan kepala keluarga pada semua
klaster sebagian besar adalah istri dengan total sebesar 97,2 % dan sisanya sebesar 2,8 %
adalah anak perempuan yang sudah menikah.

A.2. Kelompok Umur Responden


Tabel 3.1. Kelompok Umur Responden
Kluster Desa/Kelurahan Total
VARIABE KATAGOR
0 1 2 3 9 10
L I
N % N % N % N % N %
<= 20 tahun 19 2,4 15 0,8 12 0,9 6 0,8 52 1,0
Kelompok 21-25 tahun 93 11,7 72 3,6 86 6,2 48 6,1 299 6,0
Umur
26-30 tahun 139 17,5 199 10,0 218 15,6 101 12,9 657 13,3
Responde
n 31-35 tahun 130 16,4 258 13,0 211 15,1 132 16,9 731 14,7
36-40 tahun 134 16,9 379 19,1 289 20,7 187 23,9 989 20,0

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 24


41-45 tahun 94 11,8 403 20,3 215 15,4 151 19,3 863 17,4
> 45 tahun 186 23,4 657 33,1 365 26,1 157 20,1 1365 27,5
TOTAL 4956

Grafik 3.2. Kelompok Umur Responden

Kelompok umur responden cukup bervariasi dengan jumlah terbanyak sebesar 28 %


adalah kelompok umur diatas 45 tahun dan yang paling sedikit berumur kurang dari 20
tahun sebesar 1 %.

A.3. Tingkat Pendidikan Responden

Tabel 3.2. Tingkat Pendidikan Responden


Kluster Desa/Kelurahan Total
VARIABEL KATAGORI 0 1 2 3 9 10
N % N % N % N % N %
Tdk sekolah 164 20,5 467 23,4 293 20,8 150 19,0 1074 21,5

SD 486 60,8 886 44,3 683 48,5 395 50,1 2450 49,0

SMP 113 14,1 329 16,5 263 18,7 115 14,6 820 16,4
Tingkat
Pendidikan SMA 24 3,0 224 11,2 137 9,7 114 14,5 499 10,0

SMK 11 1,4 48 2,4 12 0,9 5 0,6 76 1,5


Universitas/
2 0,3 46 2,3 21 1,5 9 1,1 78 1,6
Akademi
TOTAL 4997

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 25


Grafik 3.3. Tingkat Pendidikan Responden

Grafik 3.3. menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden yang terbesar adalah SD
sebanyak 49 % dan yang terkecil adalah SMK yaitu 1,50 %.

B. HASIL STUDI EHRA


3.1. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

Grafik 3.4. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

Pengelolaan sampah rumah tangga sebesar 11,1 % sudah memadai dan sisanya sebesar
88,9 % belum memadai.

Grafik 3.5. Kondisi Sampah di Lingkungan Rumah Tangga

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 26


Kondisi sampah di lingkungan rumah tangga yang berserakan terbesar pada Klaster 3
yaitu 90,2 % dan yang terkecil pada Klaster 2 yaitu 55,1 % dengan Total seluruh klaster
sebesar 64 %.

Penanganan Sampah pada :


a. Penerima Layanan Sampah

Grafik 3.6. Pelayanan Sampah

Pelayanan sampah sebesar 86,8 % sudah diangkut dan sisanya sebesar 13,2 % belum
atau tidak diangkut.

b. Non Penerima Layanan Sampah


Grafik 3.7. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 27


Pengelolaan Sampah pada Rumah Tangga sebesar 82,7 % tidak diolah dan hanya sebesar
17,3 % yang sudah diolah.

3.2. Pembuangan Air Limbah Domestik


a.Tempat Buang Air Besar Keluarga
Grafik 3.8. Tempat Buang Air Besar Keluarga

Tempat buang air besar keluarga sebagian besar menggunakan jamban pribadi yaitu
sebesar 57,5 %, kebun/pekarangan sebesar 14,2 % dan sisanya menggunakan WC
umum, WC helikopter, sungai, selokan/parit lubang galian dan lainnya.
Grafik 3.9. Tempat Buang Air Besar Per Klaster

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 28


Tempat buang air besar keluarga per klaster menunjukkan bahwa yang
menggunakan jamban pribadi terbesar ada pada klaster 2 yaitu sebesar 66,9 % dan
yang terkecil ada pada Klaster 0 yaitu 34,8 % dengan total klaster sebanyak 57,5 %.

b. Saluran Akhir Pembuangan Isi Tinja


Grafik 3.10. Saluran Akhir Pembuangan Isi Tinja

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 29


Saluran akhir pembuangan isi tinja terbanyak menggunakan tangki septick yaitu
sebesar 39,8 % , cubluk 15,8 % dan yang paling kecil menggunakan pipa sewer yaitu
sebesar 1,2 %.

c.Kualitas Tangki Septick yang dimiliki

Grafik 3.11. Kualitas Tangki Septick

Kualitas tangki septick yang dinyatakan suspek aman yaitu tangki septick yang kedap
air dan tidak dapat mencemari lingkungan sebesar 80,2 % dan suspek tidak aman
sebesar 19,8 %, sedangkan tangki septick suspek aman yang terbesar ada pada
Klaster 0 yaitu sebesar 93,5 % dan yang terkecil pada Klaster 2 yaitu sebesar 71,5 %.

d. Praktek Pembuangan kotoran anak balita di rumah responden yang di rumahnya


ada balita, kondisi aman dan tidak aman dilihat dari praktik pembuangan
kotoran balita antara lain praktik pembuangan yang aman mencakup anak yang
diantar untuk BAB di Jamban, anak yang BAB di penampung (popok sekali
pakai/pampers, popok yang dapat dicuci, gurita, ataupun celana), kotoran
dibuang ke jamban, dan penampung dibersihkan di WC.
Sedangkan praktik pembuangan yang relatif tidak aman mencakup anak BAB di
ruang terbuka (lahan di rumah atau diluar rumah), anak yang BAB di penampung

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 30


(popok sekali pakai/pampers, popok yang dapat dicuci, gurita, ataupun celana),
Kotoran dibuang ke ruang terbuka / tidak di jamban dan dibersihkan bukan di
jamban. Seperti terlihat pada Grafik di bawah ini :

Grafik 3.12. Kebiasaan Membuang Tinja Anak Balita

e. Jumlah KK yang memiliki Saluran Pengelolaan Air Limbah

Grafik 3.13. Jumlah KK yang Memiliki Saluran Pengelolaan Air Limbah

Jumlah KK yang memiliki saluran pengelolaan air limbah terbesar pada Klaster 2
yaitu sebesar 90,7 % dan yang terkecil sebesar 41,7 % pada Klaster 0, Adapun rata-
rata yang memiliki SPAL sebanyak 69 % dan yang tidak ada SPAL sebanyak 31 %.

3.3. Drainase Lingkungan Sekitar Rumah dan Banjir


a.Lokasi Genangan di Sekitar Lingkungan Rumah

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 31


Grafik 3.14. Lokasi Genangan di Sekitar Lingkungan Rumah

Lokasi genangan air di sekitar lingkungan rumah sebanyak 71,9 % ada di halaman
rumah, 26,9 % di dekat dapur, 10,1 % di dekat kamar mandi, 7,2 % di dekat bak
penampungan dan lainnya sebesar 6,2 %.

b. Topografi Wilayah

Tabel 3.3. Jumlah Desa yang di Identifikasi sering terjadi Banjir

No Kecamatan Jumlah Desa/Kelurahan Jumlah Desa/Kelurahan


Sering Banjir
1 Balaraja 9 1
2 Jayanti 8 4
3 Tigaraksa 14 2
4 Jambe 10 2
5 Cisoka 10 0
6 Kresek 9 3
7 Kronjo 10 1
8 Mauk 12 0
9 Kemeri 7 0
10 Sukadiri 8 0
11 Rajeg 13 0
12 Pasar Kemis 9 0
13 Teluk Naga 13 0
14 Kosambi 10 1
15 Pakuhaji 14 0
16 Sepatan 8 0
17 Curug 7 0
18 Cikupa 14 1

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 32


19 Panongan 8 0
20 Legok 11 0
21 Pagedangan 11 0
22 Cisauk 6 0
23 Sukamulya 8 0
24 Kelapa Dua 6 0
25 Sindang Jaya 7 0
26 Sepatan Timur 8 0
27 Solear 7 0
28 Gunung Kaler 9 2
29 Mekar Baru 8 0
Jumlah 274 17

Grafik 3.15. Jumlah Rumah Tangga Yang Mengalami Banjir

Jumlah rumah tangga yang menyatakan pernah mengalami banjir sebanyak 9,9 %
dengan yang terbesar pada Klaster 3 yaitu sebesar 22,6 % dan yang terkecil pada
Klaster 2 yaitu sebesar 6,2 %.

Grafik 3.16. Lamanya Genangan Air Pada Saat Banjir

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 33


Lamanya genangan air pada saat banjir yang menyatakan lebih dari 1 hari sebanyak
52,4 %, namun demikian masing-masing klaster cukup bervariasi yaitu pada klaster 0
menyatakan kurang dari 1 jam sebanyak 62,5 %, klaster 1 yang menyatakan kurang
dari 1 jam sebanyak 37 %, klaster 2 menyatakan antara 1 – 3 jam sebanyak 33,3 %
dan pada klaster 3 menyatakan lebih dari 1 hari sebanyak 78,8 %.

c.Hasil Wawancara mengenai keberadan Saluran Drainase Lingkungan


Grafik 3.17. Keberadaan Saluran Drainase Lingkungan

Keberadaan saluran drainase lingkungan pada masyarakat dengan sistem terbuka


sebanyak 69,9 %, sistem tertutup sebanyak 10,8 % dan yang tidak ada saluran
drainase sebanyak 19,3 %.

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 34


d. Hasil Pengamatan mengenai Kondisi Drainase Lingkungan

Grafik 3.18. Kondisi Drainase di Lingkungan Rumah

Adapun kondisi drainase di lingkungan rumah pada Klaster 0 sebesar 51,3 %


mengalir, pada Klaster 1 yang mengalir sebesar 79,6 %, Klaster 2 sebesar 87,3 %
menyatakan mengalir dan pada Klaster 3 yang menyatakan mengalir sebesar 68,5 %.
Kondisi drainase pada semua klaster yang mengalir sebesar 75,5 %, yang tidak
mengalir 7,1 %, saluran kering 1,8 % dan tidak ada saluran 15,6 %.

3.4. Pengelolaan Air Bersih Rumah Tangga


a. Pemakaian Sumber Air Bersih Rumah Tangga
Akses terhadap air bersih pada rumah tangga sebanyak 57,3 % menggunakan
Sumur Bor/Pompa Mesin, sebesar 14,5 % menggunakan Sumur Bor/Pompa
Tangan dan yang menggunakan PDAM hanya sebesar 0,9 %. Selengkapnya dapat
dilihat pada Grafik berikut ini :

Grafik 3.19. Akses Terhadap Air Bersih

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 35


b. Tata Cara Penanganan Air Bersih di Rumah

Grafik 3.20. Pengolahan Air Bersih untuk Minum

Penanganan air bersih pada rumah tangga sebagian besar dengan cara direbus
yaitu sebesar 97,9 % dan sisanya dengan cara ditambahkan kaporit, menggunakan
filter keramik dan lainnya.

c. Sumber Air untuk Minum dan untuk Memasak

Grafik 3.21. Sumber Air Untuk Minum dan Memasak

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 36


Sumber air untuk minum terbanyak berasal dari air minum isi ulang yaitu sebesar
47,1 % dan yang terkecil berasal dari PDAM yaitu sebesar 1,7 %. Sedangkan sumber
air untuk memasak terbanyak berasal dari sumur pompa tangan yaitu sebesar 46,4%
dan yang terkecil berasal dari botol kemasan yaitu sebesar 0,8 %.

3.5. Perilaku Higiene


Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) atau Hygiene :
a. Praktek Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) pada 5 + 1 waktu Penting
Praktek CTPS pada 5 waktu penting yaitu setelah menceboki anak, setelah buang
air besar, sebelum makan, sebelum menyuapi anak, sebelum menyiapkan
masakan dan setelah memegang hewan hanya sebesar 13,1 % dan sisanya sebesar
86,9 % belum melakukan CTPS pada 5 waktu penting, dengan rincian yang belum
melakukan CTPS pada 5 waktu penting pada Klaster 0 sebesar 97 %, Klaster 1
sebesar 92,5 %, Klaster 2 sebesar 75,9 % dan Klaster 3 sebesar 82,1%.
Selengkapnya dapat terlihat pada Grafik berikut ini :

Grafik 3.22. Praktek Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 37


Grafik 3.23. Pola Kebiasaan CTPS

Pola Kebiasaan CTPS mulai dari yang terbesar yaitu pada saat sebelum makan
sebesar 80 %, Setelah buang air besar 52 %, setelah memegang hewan 28,5 %,
sebelum menyiapkan masakan 25,4 %, setelah menceboki anak 25,3 % dan
sebelum menyuapi anak sebesar 24,4 %.

b. Ketersediaan Sarana CTPS di Jamban

Grafik 3.24. Ketersediaan Sarana CTPS di Jamban

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 38


Ketersediaan Sarana CTPS di Jamban sebesar 57 % dan sebesar 43 % tidak ada
sarana CTPS di Jamban.

c. Pola Pemanfaatan Sabun dalam Kehidupan Sehari – hari

Grafik 3.25. Pola Pemanfaatan Sabun

Pola pemanfaatan sabun dalam kehidupan sehari-hari terbesar untuk mandi yaitu
sebanyak 95,5 % disusul kemudian untuk cuci pakaian sebesar 80,5 %, untuk cuci
peralatan sebesar 80,3 %, untuk cuci tangan sebesar 46,5 % dan yang lainnya
sebesar 1.9 %.

d. Kebiasaan Masyarakat Membuang Sampah

Grafik 3.26. Pola Kebiasaan Masyarakat Membuang Sampah

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 39


Kebiasaan masyarakat membuang sampah sebagian besar dibakar yaitu sebanyak
68,9 % yang membuang ke TPS hanya sebesar 9,6 % dan yang didaur ulang hanya
sebesar 1,4 %. Terbanyak membuang sampah dengan cara dibakar pada Klaster 0
yaitu sebesar 88,5 % dan yang terkecil pada Klaster 1 yaitu sebesar 58,2 %.

e. Ada Tidaknya Masalah Sampah di Lingkungan Rumah


Masalah sampah di lingkungan rumah yaitu pada halaman yang dinyatakan
memiliki halaman bersih sebanyak 61 % dan yang dinyatakan halamannya masih
ada sampah sebanyak 39 %., seperti terlihat pada Grafik di bawah ini :

Grafik 3.27. Masalah Sampah di Lingkungan Rumah

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 40


f. Perilaku Buang Air Besar
Dikategorikan perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) apabila salah satu
anggota keluarga ada yang membuang kotoran bukan pada tempatnya, atau
pembuangan akhir tinjanya bukan pada tangki septick suspek aman atau masih
ditemukannya tinja pada lantai jamban dan atau anak BAB di ruang terbuka (lahan
di rumah atau diluar rumah), anak yang BAB di penampung (popok sekali
pakai/pampers, popok yang dapat dicuci, gurita, ataupun celana), lalu kotoran
dibuang ke ruang terbuka / tidak di jamban dan dibersihkan bukan di jamban.
Perilaku Buang Air Besar dapat dilihat pada Grafik berikut ini :

Grafik 3.28. Perilaku Buang Air Besar

Perilaku Buang Air Besar hanya sebesar 11,1 % yang tidak sembarangan dan
sisanya sebesar 88,9 % masih Buang Air Besar Sembarangan, dengan rincian yang

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 41


Buang Air Besar Sembarangan (BABS) pada Klaster 0 sebesar 84 %, Klaster 1
sebesar 89,4 %, Klaster 2 sebesar 85,5 % dan Klaster 3 sebesar 88,8%.

3.6. Kejadian Penyakit Diare


Prevalensi atau Angka Kesakitan karena Penyakit Diare di Kabupaten Tangerang

Grafik 3.29. Angka Kejadian Penyakit Diare

Angka kesakitan akibat penyakit diare di Kabupaten Tangerang yang terbanyak pada
kelompok dewasa perempuan yaitu sebesar 33,4 % , pada anak balita sebesar 28,4 % dan
yang paling kecil yaitu pada anak non balita sebesar 12,9 %.

3.7. Indeks Risiko Sanitasi


Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Indeks risiko kesehatan
lingkungan di Kabupaten Tangerang berdasarkan hasil Studi EHRA pada Tahun 2012 dapat
dilihat pada Grafik Indeks risiko Sanitasi Kabupaten Tangerang 2012, angka dalam grafik
menunjukkan nilai tingkat risiko pada masing-masing klaster seperti berikut ini :

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 42


Grafik Indeks Risiko Sanitasi Kabupaten Tangerang 2012
300

250

67 53

200 57
29 50 5. PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT.
47
23 4. GENANGAN AIR.
150 16 3. PERSAMPAHAN.
71 2. AIR LIMBAH DOMESTIK.
51
68 52
1. SUMBER AIR
100

47 47
31 48
50

47 47 51
39
0
CLUSTER 0 CLUSTER 1 CLUSTER 2 CLUSTER 3

Indeks Risiko Sanitasi di Kabupaten Tangerang dapat dilihat pada masing-masing klaster
sebagai berikut :
- Klaster 0 : Indeks Risiko terbesar adalah persampahan diikuti dengan PHBS,
Air Limbah Domestik, Air Bersih, dan Drainase.
- Klaster 1 : Indeks Risiko terbesar adalah persampahan diikuti dengan PHBS,
Air Bersih, Air Limbah Domestik dan Drainase.
- Klaster 2 : Indeks Risiko terbesar adalah persampahan diikuti dengan PHBS,
Air Limbah Domestik, Air Bersih,dan Drainase.
- Klaster 3 : Indeks Risiko terbesar adalah PHBS diikuti dengan Persampahan,
Air Bersih, Air Limbah Domestik dan Drainase.

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 43


Tabel. 3.4. Indeks Risiko Sanitasi Kabupaten Tangerang Hasil Studi EHRA Tahun 2012

ALIRAN
KODE PADAT BANJIR MISKIN INDEKS RISIKO
NO DESA/KELURAHAN SUNGAI
BPS (YA/TDK) (YA/TDK) (YA/TDK) SANITASI
(YA/TDK)

             
  KEC. BALARAJA 130          
1 Balaraja 006 1 1 0 0 1
2 Saga 015 1 1 1 0 3
3 Talagasari 005 1 1 0 1 3
4 Sentul 003 1 0 0 1 1
5 Sentul Jaya 004 0 0 0 0 4
6 Tobat 007 0 1 0 0 2
7 Gembong 001 1 1 0 0 1
8 Sukamurni 008 0 1 0 1 1
9 Cangkudu 002 1 0 0 0 2
               
  KEC. JAYANTI 131          
10 Pangkat 006 0 0 0 0 4
11 Pabuaran 008 0 0 0 0 4
12 Pasir Muncang 002 1 0 0 0 2
13 Sumur Bandung 003 0 0 0 0 4
14 Jayanti 001 1 1 1 0 3
15 Dangdeur 007 0 1 1 0 1
16 Cikande 004 1 1 1 0 3
17 Pasir Gintung 005 1 1 1 0 3
               
  KEC. TIGARAKSA 020          
18 Tigaraksa 016 1 0 0 0 2
19 Margasari 013 1 0 0 1 1
20 Cileles 001 0 0 0 0 4
21 Sodong 003 0 0 0 1 2
22 Tapos 004 0 0 0 1 2
23 Bantar Panjang 002 0 0 0 1 2
24 Kadu Agung 014 0 0 0 0 4
25 Pasir Bolang 022 0 1 1 0 1
26 Matagara 015 0 1 1 1 3
27 Pasir Nangka 020 1 0 0 0 2
28 Pete 017 1 0 0 0 2
29 Tegal Sari 018 0 0 0 1 2
30 Pematang 019 0 0 0 0 4
31 Cisereh 021 0 0 0 0 4
               
  KEC. JAMBE 021          
32 Sukamanah 003 0 0 0 0 4
33 Jambe 008 0 0 0 0 4
34 Tipar Raya 007 0 0 0 1 2
35 Taban 004 0 0 0 0 4
36 Daru 002 1 0 0 0 2
37 Kutruk 009 0 0 0 0 4
38 Ranca Buaya 006 0 0 0 0 4
39 Mekar Sari 001 0 0 0 1 2

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 44


40 Ancol Pasir 005 0 1 1 1 3
41 Pasir Barat 010 0 1 1 0 1
               
  KEC. CISOKA 010          
42 Jeungjing 008 1 0 0 0 2
43 Cisoka 009 1 0 0 0 2
44 Sukatani 010 1 0 0 0 2
45 Cempaka 011 0 0 0 0 4
46 Karangharja 012 0 1 0 1 1
47 Carenang 013 0 1 0 1 1
48 Bojong Loa 014 0 1 0 0 2
49 Caringin 015 1 0 0 0 2
50 Selapajang 016 1 0 0 0 2
51 Cibugel 017 1 0 0 0 2
               
  KEC. KRESEK 140          
52 Pasir Ampo 002 0 1 1 1 3
53 Ranca Ilat 008 0 0 0 1 2
54 Kemuning 007 0 1 0 1 1
55 Renged 004 0 1 0 1 1
56 Talok 005 0 0 0 1 2
57 Koper 001 0 1 1 1 3
58 Jengkol 006 0 0 0 1 2
59 Patrasana 003 0 1 1 1 3
60 Kresek 011 0 1 0 1 1
               
  KEC. KRONJO 150          
61 Kronjo 016 0 1 0 0 2
62 Pagenjahan 008 1 0 0 1 1
63 Pasir 004 0 0 0 0 4
64 Pagedangan Ilir 017 0 1 0 1 1
65 Pagedangan Udik 006 0 1 0 1 1
66 Pasilian 007 0 1 0 1 1
67 Bakung 003 0 0 0 1 2
68 Blukbuk 002 0 0 0 1 2
69 Cirumpak 005 0 1 1 1 3
70 Muncung 018 0 0 0 1 2
               
  KEC. MAUK 160          
71 Mauk Barat 022 0 0 0 1 2
72 Mauk Timur 021 1 0 0 1 1
73 Tegal Kunir Kidul 010 0 1 0 1 1
74 Tegal Kunir Lor 019 0 1 0 1 1
75 Sasak 008 0 0 0 1 2
76 Gunung Sari 007 0 0 0 1 2
77 Kedung Dalem 009 0 0 0 1 2
78 Marga Mulya 024 0 0 0 1 2
79 Tanjung Anom 025 0 0 0 1 2
80 Jati Waringin 011 1 1 0 0 1
81 Banyu Asih 020 1 1 0 1 1
82 Ketapang 023 0 0 0 1 2
               
  KEC. KEMERI 161          

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 45


83 Patra Manggala 005 0 1 0 1 1
84 Karang Anyar 006 0 0 0 1 2
85 Lontar 007 0 1 0 1 1
86 Kemeri 003 0 0 0 1 2
87 Ranca Labuh 002 0 0 0 1 2
88 Klebet 004 0 0 0 0 4
89 Legok Suka Maju 001 0 1 0 1 1
               
  KEC. SUKADIRI 162          
90 Sukadiri 006 0 1 0 1 1
91 Buaran Jati 001 1 1 0 1 3
92 Rawa Kidang 007 0 1 0 1 1
93 Pekayon 005 0 1 0 1 1
94 Karang Serang 008 0 1 0 1 1
95 Kosambi 003 0 1 0 1 1
96 Mekar Kondang 004 0 1 0 1 1
97 Gintung 002 0 1 0 1 1
               
  KEC. RAJEG 170          
98 Rajeg 008 1 0 0 0 2
99 Rajeg Mulya 007 0 0 0 0 4
100 Lembang Sari 012 1 0 0 0 2
101 Tanjakan Mekar 014 0 0 0 1 2
102 Sukasari 006 1 0 0 0 2
103 Ranca Bango 011 0 0 0 0 4
104 Mekarsari 005 1 1 0 0 1
105 Tanjakan 013 0 0 0 1 2
106 Pangarengan 010 0 0 0 0 4
107 Jambu Karya 002 0 0 0 1 2
108 Sukamanah 009 0 0 0 0 4
109 Sukatani 004 1 0 0 0 2
110 Daon 003 1 0 0 0 2
               
  KEC. PASAR KEMIS 120          
111 Pasar Kemis 005 1 1 0 0 1
112 Sindang Sari 012 1 1 0 0 1
113 Sukamantri 006 1 1 0 0 1
114 Kutabumi 010 1 1 0 0 1
115 Pangadegan 011 0 1 0 1 2
116 Kutajaya 007 1 0 0 0 2
117 Gelamjaya 008 1 0 0 0 2
118 Kutabaru 009 1 0 0 0 2
119 Suka Asih 004 1 0 0 0 2
               
  KEC. TELUKNAGA 200          
120 Teluknaga 003 1 1 0 1 3
121 Bojong Renged 001 1 1 0 1 3
122 Babakan Asem 004 1 0 0 1 1
123 Kaboncau 002 1 1 0 1 3
124 Kp. Melayu Timur 005 1 1 0 0 1
125 Kp. Melayu Barat 006 1 1 0 1 3
126 Kampung Besar 007 1 0 0 0 2
127 Muara 013 0 0 0 1 2

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 46


128 Lemo 008 0 0 0 1 2
129 Tanjung Pasir 012 0 0 0 1 2
130 Tegal Angus 009 0 0 0 1 2
131 Tanjung Burung 011 0 1 0 1 1
132 Pangkalan 010 0 1 0 1 1
               
  KEC. KOSAMBI 210          
133 Kosambi Barat 007 0 1 0 1 1
134 Kosambi Timur 006 1 1 0 0 1
135 Jati Mulya 004 1 1 0 0 1
136 Cengklong 008 1 1 0 0 1
137 Dadap 005 1 1 1 0 3
138 Salembaran Jaya 010 0 1 0 1 1
139 Salembaran Jati 009 0 1 0 1 1
140 Rawa Burung 002 1 1 0 1 3
141 Belimbing 003 1 1 0 1 3
142 Rawa Rengas 001 1 1 0 0 1
               
  KEC. PAKUHAJI 190          
143 Pakuhaji 007 1 0 0 1 1
144 Pakualam 008 1 0 0 1 1
145 Boni Sari 001 1 0 0 1 1
146 Rawa Boni 002 1 0 0 1 1
147 Buaran Bambu 006 0 0 0 1 2
148 Kiara Payung 003 1 1 0 0 1
149 Laksana 005 0 0 0 1 2
150 Gaga 004 1 0 0 1 1
151 Buaran Mangga 009 0 0 0 1 2
152 Kalibaru 013 0 0 0 1 2
153 Kohod 014 0 1 0 1 1
154 Kramat 012 0 0 0 1 2
155 Sukawali 011 0 0 0 1 2
156 Surya Bahari 010 1 1 0 1 3
               
  KEC. SEPATAN 180          
157 Sepatan 008 1 0 0 1 1
158 Karet 002 1 1 0 0 1
159 Kayu Agung 012 1 0 0 0 2
160 Kayu Bongkok 011 1 1 0 1 3
161 Pondok Jaya 007 1 1 0 1 3
162 Pisangan Jaya 009 1 0 0 1 1
163 Mekar Jaya 001 1 0 0 1 1
164 Sarakan 010 1 0 0 1 1
               
  KEC. CURUG 050          
165 Curug Kulon 001 1 1 0 0 1
166 Curug Wetan 002 1 0 0 1 1
167 Kadu 006 1 0 0 0 2
168 Kadu Jaya 005 1 0 0 0 2
169 Sukabakti 003 1 0 0 0 2
170 Cukang Galih 004 1 0 0 1 1
171 Binong 007 1 0 0 0 2
               

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 47


  KEC. CIKUPA 030          
172 Sukamulya 003 1 1 0 0 1
173 Cibadak 014 1 0 0 0 2
174 Talaga 012 1 0 0 0 2
175 Talaga Sari 011 1 0 0 0 2
176 Dukuh 005 1 0 0 0 2
177 Cikupa 004 1 0 0 0 2
178 Sukanagara 013 1 0 0 0 2
179 Bitung Jaya 006 1 0 0 0 2
180 Budi Mulya 001 0 1 1 1 3
181 Bojong 002 1 0 0 0 2
182 Bunder 007 1 0 0 0 2
183 Pasir Gadung 010 1 0 0 0 2
184 Suka Damai 008 1 0 0 0 2
185 Pasir Jaya 009 1 0 0 0 2
               
  KEC. PANONGAN 040          
186 Ranca Iyuh 001 0 1 0 0 2
187 Mekar Bakti 007 1 0 0 0 2
188 Peusar 008 0 1 0 1 1
189 Ranca Kalapa 003 0 1 0 1 1
190 Serdang Kulon 005 0 0 0 1 2
191 Mekar Jaya 002 0 1 0 1 1
192 Ciakar 006 1 0 0 0 2
193 Panongan 004 1 0 0 0 2
               
  KEC. LEGOK 060          
194 Legok 011 1 0 0 0 2
195 Serdang Wetan 009 1 1 0 0 1
196 Palasari 008 0 0 0 0 4
197 Ranca Gong 010 1 1 0 0 1
198 Babakan 006 1 0 0 0 2
199 Kemuning 007 1 0 0 0 2
200 Caringin 005 1 0 0 1 1
201 Babat 002 0 0 0 1 2
202 Ciangir 001 0 0 0 0 4
203 Bojong Kamal 003 0 0 0 1 2
204 Cirarab 004 0 0 0 1 2
               
  KEC. PAGEDANGAN 070          
205 Cicalengka 007 1 0 0 0 2
206 Pagedangan 006 0 0 0 0 4
207 Medang 010 1 0 0 0 2
208 Cijantra 009 0 0 0 1 2
209 Lengkong Kulon 008 0 0 0 0 4
210 Situ Gadung 005 0 0 0 1 2
211 Jatake 003 0 0 0 0 4
212 Cihuni 012 0 0 0 0 4
213 Kadu Sirung 004 0 0 0 1 2
214 Malang Nengah 002 0 0 0 0 4
215 Karang Tengah 001 1 1 0 1 3
               
  KEC. CISAUK 081          

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 48


216 Dangdang 002 0 0 0 1 2
217 Mekar Wangi 001 0 0 0 1 2
218 Suradita 003 1 0 0 0 2
219 Cisauk 004 0 0 0 0 4
220 Cibogo 006 1 1 0 0 1
221 Sampora 005 0 1 0 1 1
               
  KEC. SUKAMULYA 132          
222 Benda 006 0 1 0 1 1
223 Sukamulya 004 1 1 0 0 1
224 Kali Asin 005 1 1 0 1 3
225 Buni Ayu 007 1 1 0 1 3
226 Perahu 001 0 0 0 1 2
227 Merak 003 1 0 0 1 1
228 Bunar 002 1 0 0 1 1
229 Kubang 008 1 0 0 1 1
               
  KEC. KELAPA DUA 051          
230 Kelapa Dua 003 1 0 0 0 2
231 Pakulonan Barat 004 1 1 0 0 1
232 Bencongan 001 1 0 0 0 2
233 Bencongan Indah 002 0 0 0 0 4
234 Bojong Nangka 005 1 0 0 0 2
235 Curug Sangereng 006 1 0 0 0 2
               
  KEC. SINDANG JAYA 121          
236 Sindang Jaya 005 0 1 0 1 1
237 Wanakerta 002 1 1 0 1 3
238 Sukaharja 003 1 0 0 1 1
239 Sindang Asih 006 0 1 0 1 1
240 Sindang Panon 004 0 1 0 1 1
241 Sindang Sono 001 0 1 0 1 1
242 Badak Anom 007 0 0 0 1 2

               
  KEC. SEPATAN TIMUR 181          
243 Kedaung Barat 002 1 1 0 1 3
244 Lebak Wangi 001 1 1 0 0 1
245 Jati Mulya 003 1 0 0 1 1
246 Sangiang 005 1 1 0 1 3
247 Gempol Sari 006 1 0 0 1 1
248 Kampung Kelor 008 1 1 0 1 3
249 Pondok Kelor 007 1 0 0 1 1
250 Tanah Merah 004 1 1 0 1 3
               
  KEC. SOLEAR 011          
251 Solear 005 0 1 0 1 1
252 Cikuya 002 0 0 0 1 2
253 Cikasungka 001 1 0 0 0 2
254 Cirendeu 004 1 0 0 1 1
255 Cikareo 003 0 0 0 1 2
256 Pasanggrahan 006 1 0 0 1 1
257 Munjul 007 0 0 0 1 2

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 49


               
  KEC. GUNUNG KALER 141          
258 Gunung Kaler 005 0 1 1 1 3
259 Sidoko 009 0 0 0 1 2
260 Rancagede 008 0 0 0 1 2
261 Kedung 006 0 1 1 1 3
262 Cipaeh 007 0 1 0 1 1
263 Onyam 004 0 1 0 1 1
264 Tamiang 001 0 0 0 1 2
265 Kandawati 003 0 1 0 1 1
266 Cibetok 002 0 0 0 0 4
               
  KEC. MEKAR BARU 151          
267 Mekar Baru 004 0 0 0 1 2
268 Kedaung 006 0 0 0 1 2
269 Cijeruk 005 0 1 0 1 1
270 Waliwis 008 0 0 0 1 2
271 Klutuk 002 0 0 0 1 2
272 Jenggot 007 0 1 0 1 1
273 Kosambi Dalam 003 0 0 0 1 2
274 Gandaria 001 0 0 0 1 2
TOTAL KABUPATEN 127 107 17 156

Keterangan :
Kurang Berisiko : 1
Berisiko Sedang : 2
Risiko Tinggi : 3
Risiko Sangat Tinggi : 4

PETA AREA BERISIKO SANITASI KABUPATEN TANGERANG


HASIL STUDI EHRA TAHUN 2012

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 50


IV. PENUTUP

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 51


Studi EHRA yang sudah dilaksanakan dengan mengikut sertakan kader/masyarakat
setempat sebagai pengumpul data memiliki manfaat agar data/informasi yang
dikumpulkan lebih valid, ada rasa memiliki terhadap data yang dikumpulkan sehingga
memudahkan di dalam intervensi dan penghematan biaya selain itu juga dapat
memberikan pendekatan kepada masyarakat akan pentingnya layanan sanitasi di
Kabupaten Tangerang.
Hasil Studi EHRA akan digunakan sebagai bahan advokasi pengarusutamaan
pembangunan sanitasi melalui penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang dan
Strategi Sanitasi Kabupaten Tangerang. Studi EHRA dalam Buku Putih Sanitasi juga
digunakan dalam penentuan area berisiko sanitasi di Kabupaten Tangerang dan
penyusunan Strategi Komunikasi yang menjadi bagian dari Strategi Sanitasi Kabupaten
Tangerang.
Gambaran kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku yang berisiko terhadap kesehatan
lingkungan juga dapat digunakan sebagai bahan advokasi kepada para pihak terkait dan
pihak yang mempunyai kepentingan terhadap sanitasi. Strategi yang disusun tidak hanya
dari segi pemenuhan fasilitas/sarana sanitasi saja tetapi juga strategi promosi untuk
merubah perilaku sanitasi.
Studi EHRA idealnya dilakukan secara berkala setiap 3 (tiga) tahun sekali sehingga
Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kabupaten selalu di up date sesuai dengan
kemajuan zaman dan kondisi sanitasi serta teknologi sanitasi yang selalu berkembang.
Studi EHRA kali ini diharapkan dapat menjadikan acuan dan dapat merupakan baseline
bagi hasil Studi EHRA selanjutnya. Semoga Pelaksanaan Studi EHRA selanjutnya dapat
berjalan lebih baik mulai dari tahapan penentuan responden, target area survei, analisis
hasil studi sampai pada penentuan area berisiko dan studi EHRA kali ini dapat menjadi
bahan pembelajaran Pelaksanaan Studi EHRA pada saat mendatang.

LAMPIRAN

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 52


I. Tabel Dasar Hasil Studi EHRA
a. Berdasarkan Klaster
b. Berdasarkan Desa/Kelurahan di Tiap Lokasi Studi EHRA
II. Organisasi dan Personal Pelaksana Studi EHRA
III. Dokumentasi Perencanaan dan Pelaksanaan Studi EHRA
IV. Kuesioner

Laporan Studi EHRA Kabupaten Tangerang Tahun 2012 53

Anda mungkin juga menyukai