Oleh :
Mustika Fadila
Nim : 111110092
TAHUN 2014
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
Gambaran Kualitas Kimia dan Fisik effluent Limbah Cair di Semen Padang
Hospital Tahun 2014
ABSTRAK
Pengelolaan limbah cair yang baik sangat dibutuhkan dalam mendukung
hasil kualitas effluent sehingga tidak melebihi syarat baku mutu yang ditetapkan
oleh pemerintah dan tidak menimbulkan pencemaran pada lingkungan sekitar.
Dalam pengolahan air limbah BOD5, COD, TSS, dan pH dikenal sebagai
parameter utama yang menjadi tolak ukur limbah cair tersebut. Limbah cair yang
dihasilkan dari kegiatan Semen Padang Hospital selanjutnya dialirkan ke IPAL
untuk dilakukan pengolahan hingga akhirnya akan dibuang ke badan air. Limbah
cair yang akan dibuang ke badan air tersebut bisa jadi dapat mencemari
lingkungan dan mengurangi nilai estetika, maka dilakukan pemeriksaan limbah
cair dengan melakukan pengukuran BOD5, COD, TSS, dan pH. Penelitian ini
bertujuan untuk melihat gambaran kualitas kimia dan fisik effluent limbah cair di
Semen Padang Hospital.
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
yang berjudul Gambaran Kualitas Kimia dan Fisik effluent Limbah Cair di
Semen Padang Hospital Tahun 2014.
Penyusunan dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini merupakan suatu rangkaian
dari proses pendidikan secara menyeluruh di Program Studi D-III Kesehatan
Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang, dan sebagai prasyarat dalam
menyelesaikan pendidikan D-III Kesehatan Lingkungan pada masa akhir pendidikan.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, dengan tangan terbuka penulis menerima saran dan
kritikan dari berbagai pihak yang terkait yang sifatnya membangun demi terciptanya
kesempurnaan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. Dan diharapkan semoga pada masa
akan datang Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya
bagi tenaga Sanitarian. Amin
MF
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pembangunan yang tujuan akhirnya ialah kesejahteraan masyarakat. Hal ini juga
Millenium Development Goals (MDGs) yang dicetuskan WHO pada tahun 2010.
Indonesia termasuk salah satu dari 189 negara yang menyepakati 8 (delapan) tujuan
pembangunan. Dua dari delapan tujuan MDGs terkait dengan kesehatan lingkungan.
lingkungan yang sehat yaitu keadaan lingkungan yang bebas dari risiko yang
kota-kota besar semakin meningkat pendirian rumah sakit (RS). Kegiatan Rumah
Sakit menghasilkan limbah cair dalam jumlah yang besar.Sebagai akibat kualitas
effluent limbah rumah sakit tidak memenuhi syarat, maka limbah rumah sakit dapat
mengandung berbagai zat yang dapat menjadi penyebab penyakit pada manusia
terlebih dahulu, dengan tujuan untuk mengurangi kandungan bahan organik dan
anorganik air limbah, supaya tidak mengganggu kehidupan biotik yang berada
dilingkungan tersebut.
Air limbah yang berasal dari Rumah Sakit merupakan salah satu sumber
pencemaran air yang sangat potensial. Hal ini disebabkan karena air limbah Rumah
air limbah rumah sakit terhadap kesehatan masyarakat sangat besar, maka setiap
Rumah Sakit diharuskan mengolah air limbahnya sampai memenuhi persyaratan yang
berlaku.3
Sesuai dengan Kepmen LH No.58 tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah
Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit bahwa kegiatan rumah sakit mempunyai potensi
karena itu perlu dilakukan pengendalian terhadap pembuangan limbah cair yang
dibuang ke lingkungan dengan menetapkan Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan
Rumah Sakit.
Limbah cair yang ada di Semen Padang Hospital terdiri dari limbah infeksius
lapangan rumah sakit, Semen Padang Hospital memiliki Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) yang akan melakukan pengolahan terhadap limbah cair. Teknologi
dan Proses Filtrasi hingga effluent yang keluar telah melalui beberapa tahap
Pada pasal 7 Kepmen LH No.58 tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair
Bagi Kegiatan Rumah disebutkan setiap penanggung jawab kegiatan atau pengelola
lingkungan, dan tidak melampaui Baku Mutu Limbah Cair yang telah ditetapkan.
Semen Padang Hospital baru mulai beroperasi pada tanggal 18 Maret 2013
sehingga belum ada instansi terkait yang melakukan pemeriksaan terhadap IPAL,
baik kondisi IPAL itu sendiri maupun terhadap limbah cair yang dihasilkan, dan
karena keterbatasan waktu disaat praktek sanitasi rumah sakit kelompok penelitipun
mendukung hasil kualitas effluent sehingga tidak melebihi syarat baku mutu yang
sekitar. Dalam pengolahan air limbah COD, BOD, TSS, dan pH dikenal sebagai
Jika BOD dan COD tinggi maka dissolved oxygen (DO) menurun karena
oksigen yang terlarut tersebut digunakan oleh bakteri, akibatnya ikan dan organisme
(TSS) sangat beragam, tergantung dari sifat kimia alamiah bahan tersuspensi tersebut,
pengaruh yang berbahaya pada ikan, zooplankton maupun makhluk hidup yang lain
Limbah cair yang telah melalui pengolahan IPAL Semen Padang Hospital
selanjutnya akan ditampung pada bak reservoir dan dapat digunakan sebagai air baku
untuk kebutuhan pemadam kebakaran (hydrant) dan air flushing toilet, sisanya
dialirkan menuju kolam pantau (see pond) dan dibuang kebadan air sungai Banda
Lubuk Ipuh. Limbah yang dibuang ke sungai tersebut bisa jadi dapat mencemari
lingkungan dan mengurangi nilai estetika karena rendahnya mutu limbah tersebut.
mengenai Gambaran Kualitas Kimia dan Fisik effluent Limbah Cair di Semen Padang
Berdasarkan uraian diatas maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini
adalah Bagaimana Gambaran Kualitas Kimia dan Fisik effluent Limbah Cair di
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Kualitas Kimia dan Fisik effluent Limbah Cair di Semen Padang Hospital
Tahun 2014.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Sebagai masukan kepada pihak Semen Padang Hospital dalam pengolahan air
limbah.
2. Sebagai masukan bagi Dinas Kesehatan Kota dan Instansi terkait dalam
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi hanya pada pengukuran kadar BOD dan
COD pada parameter Kimia dan pengukuran TSS dan pH pada parameter fisik
TINJAUAN TEORITIS
Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan
Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari
cair. Namun sesuai dengan fungsinya ruangan yang paling dominan menghasilkan
kimia, biologis dan fisika. Studi karakteristik limbah perlu dilakukan agar dapat
Dalam menentukan karakteristik limbah maka ada tiga jenis sifat yang harus
diketahui yaitu:
a. Sifat Fisik
1) Padatan
padatan ini ada lagi padatan terendap karena mempunyai diameter lebih
besar yang dalam keadaan tenang dan selama beberapa waktu akan
2) Kekeruhan
Sifat keruh air dapat dilihat dengan mata secara langsung karena ada
partikel koloidal yang terdiri dari tanah liat, sisa bahan-bahan, protein dan
ganggang yang terdapat dalam limbah. Kekeruhan merupakan sifat optis
3) Bau
Sifat bau limbah disebabkan karena zat-zat organik yang telah terurai
nitrogen, sulfur dan fosfor yang berasal dari pembusukan protein yang
4) Temperatur
5) Warna
Warna dalam air disebabkan adanya ion-ion logam besi dan mangan
(secara alami), humus, plankton, tanaman air dan bahan buangan lain.
b. Sifat Kimia
yang terkandung dalam air limbah. Tes BOD dalam air limbah merupakan
salah satu metode yang paling banyak digunakan sampai saat ini. Metode
dengan COD lebih singkat tetapi tidak mampu mengukur limbah yang
dioksidasi secara biologis. Nilai-nilai COD selalu lebih tinggi dari nilai BOD.
c. Sifat Biologi
protista yang terdiri dari prokariot dan eukariot. Virus diklasifikasikan secara
terpisah.
Keberadaan bakteri dalam unit pengolahan air limbah merupakan
bahan organik dan an-organik. Beberapa contoh fasilitas atau Unit Pengelolaan
Sistem pengelolaan ini cukup efektif dan efisien kecuali masalah lahan,
karena kolam stabilisasi memerlukan lahan yang cukup luas; maka biasanya
dianjurkan untuk rumah sakit di luar kota (pedalaman) yang biasanya masih
mempunyai lahan yang cukup. Sistem ini terdiri dari bagian-bagian yang
3) Bak Klorinasi
5) Inlet
Sistem ini terpilih untuk pengolahan air limbah rumah sakit di kota,
karena tidak memerlukan lahan yang luas. Kolam oksidasi dibuat bulat atau
elips, dan air limbah dialirkan secara berputar agar ada kesempatan lebih lama
air yang sudah jernih masuk ke bak klorinasi sebelum dibuang ke selokan
dengan septic tank (inchoff tank). Proses anaerobic filter treatment biasanya
3) Anaerobic filter.
teknologi sistem lumpur aktif (system activated sludge), yang terdiri dari beberapa
a. Proses Pretreatment
Air limbah yang berasal dari dapur, kafe, restoran, dan dari sumber yang
Air limbah dari laundry dan limbah infeksius dari aktiftas laboratorium,
jumlah bahan organik mudah diurai. Air limbah dari aktifitas Laundry
dengan anaerob dan penyerapan dengan karbon aktif. Pada proses ini
b. Proses Screening
Air limbah yang berasal dari limbah domestik gedung rumah sakit
sebelum dialirkan untuk diproses, disaring pada unit inlet chamber yang
c. Proses Ekualisasi
box, untuk menjaga kestabilan air limbah yang masuk ke dalam bak aerasi.
d. Proses Aerasi
udara kedalam air, udara dipompakan dengan menggunakan Air Blower. Pada
air akan terjadi proses pembiakan bakteri aerobik sehingga dapat menurunkan
Pada bak aerasi ini yaitu bak dimana proses pengolahan air limbah
secara biologis terjadi, air limbah yang baru masuk akan mengandung bakteri
akibatnya banyak oksigen yang larut dalam bak aerasi (aerobic digestion
prosess). Proses ini menguraikan polutan terlarut yang terdapat dalam air
limbah.
Proses pemisahan materi padat dengan air, bak ini dibuat sedemikian
rupa sehingga materi-materi padat terkumpul pada satu titik (lumpur aktif).
Pada proses klarifikasi ini akan terjadi dua proses fisika yaitu:
1) Proses Pengendapan
2) Proses Pengapungan
lumpur dengan air lift scum skimmer yang dipasang di ujung bak
berikutnya maka lumpur apung ditahan oleh scum baffle. Air yang telah
dibuat sedemikian rupa sehingga hanya air bersih yang bisa mengalir.
f. Bak Klorinisasi
g. Proses Filtrasi
Air hasil dari proses klorinisasi yang ditampung pada bak intermediate
kemudian disedot dengan pompa filter untuk dipompakan ke sand filter dan
carbon filter.
1) Sand Filter
2) Carbon Filter
Air dari proses filtrasi ini selanjutnya ditampung pada bak reservoir dan
dapat digunakan sebagai air baku untuk kebutuhan pemadam kebakaran (hydrant)
dan air flushing toilet. Sisanya dialirkan menuju kolam pantau (see pond) dan
saluran badan penerima air buangan (Banda Lubuk Ipuh). Mesin pada IPAL
Proses Ekualisasi
LUMPUR AIR
Proses Klarifikasi
PROSES AERASI
PENAMPUNGAN
LUMPUR AKTIF
Proses FILTRASI
KARBON SAND
EFFLUENT
FILTER FILTER Proses KLORINISASI
cair bagi kegiatan rumah sakit, terdapat empat parameter yang menjadi tolak ukur
terlarut.
organis dengan oksigen dalam air dimana proses tersebut dapat berlangsung
karena ada sejumlah bakteri. Diperhitungkan selama dua hari reaksi lebih dari
sebagian reaksi telah tercapai. BOD adalah kebutuhan oksigen bagi sejumlah
sebagian tersuspensi dalam air menjadi bahan organik yang lebih sederhana.
Nilai ini hanya merupakan jumlah bahan organik yang dikonsumsi bakteri.
Penguraian zat-zat organis ini terjadi secara alami. Dengan habisnya oksigen
kekurangan dan akibatnya biota yang memerlukan oksigen ini tidak dapat
hidup. Semakin tinggi angka BOD semakin sulit bagi makhluk air yang
kebutuhan oksigen dalam air limbah. Metode ini lebih singkat waktunya
bahan-bahan yang tidak dipecah secara biokimia. Adanya racun atau logam
Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat anorganik.
Semakin dekat nilai BOD terhadap COD menunjukkan bahwa semakin sedikit
bahan anorganik yang dapat dioksidasi dengan bahan kimia. Pada limbah
manfaat karena tidak ada bahan organik dioksida.Hal ini bisa jadi karena
kekeruhan pada air, tidak terlarut dan tidak dapat mengendap langsung.
lebih kecil dari pada sediment, seperti bahan-bahan organik tertentu, dan
tanah liat. Jumlah padatan tersuspensi total (TSS) adalah jumlah padatan
dipanaskan 1030C sampai 1050C. TSS dapat berupa berbagai jenis material
dalam suatu volume tertentu, yang biasanya diberikan dalam milligram per
liter atau ppm. Mengukur kekeruhan (turbiditas) air dilakukan untuk dapat
d. pH (power Hydrogen)
dipecah dan diuraikan menjadi gas karbon dioksida (CO2), air dan gas
Tabel 2.2 Baku Mutu Limbah Cair bagi kegiatan Rumah Sakit
KADAR MAKSIMUM
PARAMETER
(mg/L)
BOD5 75
COD 100
TSS 100
pH 69
Sumber: KEP-58/MENLH/12/1995
Tujuan pengolahan air limbah adalah untuk memperbaiki kualitas air limbah,
mengurangi BOD, COD dan partikel tercampur, menghilangkan bahan nutrisi dan
lingkungannya.
1) Tujuan utama pengolahan air limbah
lain-lain.
organik tosik
syarat adalah:6
sampah/limbah padat.
(tikus).
C. Kerangka Konsep
pH Hospital
D. Definisi Operasional
Cara Hasil
No Variabel Definisi Alat Ukur Skala
Ukur Ukur
1 BOD Jumlah oksigen yang Botol Pemeriksaan Mg/L Ratio
dibutuhkan oleh bakteri Winkler labordengan
untuk melakukan proses dan alat-alat metode
dekomposisi aerobik titrasi Titrimetri
terhadap bahan organik
dari limbah, dibawah
kondisi suhu 20oC dan
waktu lima hari dalam
Limbah Cair Semen
Padang Hospital
2 COD Jumlah oksigen yang Kondensor, Pemeriksaan Mg/L Ratio
dibutuhkan untuk Erlenmeyer, labordengan
mengoksidasi bahan dll metode refluk
organik yang terdapat di
dalam air limbah secara
sempurna dalam Limbah
Cair Semen Padang
Hospital
3 TSS Padatan yang Cawan Pemeriksaan Mg/L Ratio
menyebabkan kekeruhan Penguap, labordengan
pada air, tidak terlarut dan Oven, metode
tidak dapat mengendap Desikator, Gravimetri
langsungdalam Limbah Neraca
Cair Semen Padang
Hospital
4 pH merupakan tingkat pH Meter Pemeriksaan - Ratio
keasaman limbah cair labordengan
atau kandungan ion-ion menggunakan
hidrogen dalam Limbah pH Meter
Cair Semen Padang
Hospital
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Gambaran Kualitas Kimia dan Fisik effluent Limbah Cair di Semen Padang Hospital
Tahun 2014.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Mei 2014 di Semen Padang Hospital.
Pemeriksaan kadar BOD, COD, TSS dan pH Limbah Cair dilakukan di Laboratorium
C. Objek Penelitian
Objek pada penelitian ini adalah effluent limbah cair yang dihasilkan Semen
Padang Hospital, Sampel Limbah Cair di ambil pada kolam pantau (see
pond).Sampel diambil sebanyak 3 kali dalam satu minggu yaitu pada hari Senin,
1. Data Primer
Data yang diperoleh mengenai Kualitas Kimia dan Fisik effluent Limbah Cair
di Semen Padang Hospital melalui pemeriksaan labor tentang kadar BOD, COD, TSS
2. Data Sekunder
Data tentang gambaran umum dan proses pengolahan limbah cair di Semen
Padang Hospital.
E. Analisis Data
Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk narasi dan dianalisis dengan cara
Perjalanan Semen Padang Hospital (SPH) sudah mulai sejak tahun 1970.
Semen Padang Hospital berawal dari sebuah klinik yang dibentuk pada tahun
1970. Klinik tersebut adalah Klinik kesehatan PT Semen Padang dan kemudian
berubah menjadi Unit Biro Kesehatan. Seiring dengan kebutuhan akan layanan
kesehatan, maka pada tahun 1997, Unit Biro Kesehatan berkembang menjadi
Sakit Semen Padang menjadi Yayasan Semen Padang pada tahun 2009. Rumah
pasien. Saat ini Semen Padang Hospital memiliki kurang lebih 161 tempat tidur
dalam beberapa pilihan ruang rawat inap yaitu Diamond (VVIP), Saphire (VIP),
Ruby (Kelas 1), Amethyst (Kelas 2), Zirconia (Kelas 3), Saphire & Ruby (Ruang
Rawat Anak LT.5). Disamping itu rumah sakit ini juga mempunyai fasilitas-
fasilitas yang mendukung lainnya seperti, Radiologi, Medical Check up, Kamar
layanan Poli Paru, Poli kulit dan kelamin, Poli gigi, Poli syaraf, Poli anak, Poli
THT, Poli bedah, Poli umum, Poli Jantung, Poli Penyakit dalam, Poli Kebidanan
Visi
Misi
dengan tenaga medis yang kompeten dan didukung oleh peralatan dan
Motto
Tabel 4.1
Pemeriksaan BOD5 effluent Limbah Cair di Semen Padang Hospital
didapatkan hasil 15,6 mg/L, pemeriksaan kedua 3,30 mg/L, pemeriksaan ketiga
1,8 mg/L dan rata-rata 6,9 mg/L dengan kadar maksimum 75 mg/L. Jadi, dapat
diketahui bahwa kandungan BOD5 effluent limbah cair di rumah sakit ini telah
memenuhi standar sesuai dengan Kepmen LH No. 58 Tahun 1995 Tentang Baku
Table 4.2
Pemeriksaan COD effluent Limbah Cair di Semen Padang Hospital
ketiga 5,23 mg/L dan rata-rata 33,16 mg/L dengan kadar maksimum 100 mg/L.
Jadi, dapat diketahui bahwa kandungan COD effluent limbah cair di rumah sakit
ini telah memenuhi standar sesuai dengan Kepmen LH No. 58 Tahun 1995
Table 4.3
Pemeriksaan TSS effluent Limbah Cair di Semen Padang Hospital
4,0 mg/L dan rata-rata 13,0 mg/L dengan kadar maksimum 100 mg/L. Jadi, dapat
diketahui bahwa kandungan TSS effluent limbah cair di rumah sakit ini telah
memenuhi standar sesuai dengan Kepmen LH No. 58 Tahun 1995 Tentang Baku
Table 4.4
Pemeriksaan pH effluent Limbah Cair di Semen Padang Hospital
Pemeriksaan
Hasil Pemeriksaan Kadar Maksimum Keterangan
ke
Memenuhi
1 6,70
Standar
Memenuhi
2 6,82
Standar
69
Memenuhi
3 7,08
Standar
Memenuhi
Rata-rata 6,87
Standar
didapatkan hasil 6,70, pemeriksaan kedua 6,82, pemeriksaan ketiga 7,08 dan
kandungan pHeffluent limbah cair di rumah sakit ini telah memenuhi standar
sesuai dengan Kepmen LH No. 58 Tahun 1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair
pH) effluent limbah cair Semen Padang Hospital dapat digambarkan dengan
grafik berikut.
Gambar 2 : Grafik hasil pemeriksaan kualitas limbah cair
di Semen Padang Hospital
90
80
70
60
BOD5
50
COD
40 TSS
30 Ph
20
10
0
Pemeriksaan 1 Pemeriksaan 2 Pemeriksaan 3
C. Pembahasan
pemeriksaan pertama, 3,30 mg/L pada pemeriksaan kedua dan 1,8 mg/L pada
pemeriksaan ketiga, dengan rata-rata 6,9 mg/L dimana nilai ambang batas untuk
pemeriksaan yang dilakukan pihak Semen Padang Hospital pada bulan Oktober
2013 didapatkan hasil 5,20 mg/L. Semuanya sudah memenuhi syarat baku mutu
limbah cair.
didapatkan perbedaan hasil yang jauh berbeda, hal ini dikarenakan kualitas dan
kuantitas limbah yang dihasilkan tidak sama setiap harinya. Limbah yang
dihasilkan tentunya sesuai dengan banyaknya kegiatan yang terjadi pada masing-
limbah telah melalui proses Biological Treatment yaitu proses Aerasi. Pada
proses aerasi ini yaitu bak dimana proses pengolahan air limbah secara biologis
terjadi, air limbah yang baru masuk akan mengandung bakteri aerobik dan
oksigen yang larut dalam bak aerasi (aerobic digestion prosess). Proses ini
organik dari larutan di bawah kondisi suhu tertentu umumnya 20oC dan waktu
Kebutuhan BOD bervariasi antara 100-300 mg/l (kuat), sedangkan bila kurang
dari 100 mg/l disebut lemah. Bahan organik yang terdekomposisi dalam BOD
organic matter).12
terjadi di dalam air. Angka BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh
terlarut dan sebagian zat-zat organis yang tersuspensi dalam air. Pemeriksaan
BOD diperlukan untuk menentukan beban pencemaran akibat air buangan
bagi air yang tercermar tersebut. Penguraian zat organis adalah peristiwa
alamiah; kalau sesuatu badan air dicemari oleh zat organik, bakteri dapat
menghabiskan oksigen terlarut dalam air, selama proses oksidasi tersebut yang
pemeriksaan pertama, 15,84 mg/L pada pemeriksaan kedua dan 5,23 mg/L pada
pemeriksaan ketiga, dengan rata-rata 33,16 mg/L dimana nilai ambang batas
untuk COD adalah 100 mg/L (KEPMEN LH No. 58, 1995). Sedangkan hasil
pemeriksaan yang dilakukan pihak Semen Padang Hospital pada bulan Oktober
2013 didapatkan hasil 16,00 mg/L. Semuanya sudah memenuhi syarat baku mutu
limbah cair.
didapatkan perbedaan hasil yang jauh berbeda, hal ini dikarenakan kualitas dan
kuantitas limbah yang dihasilkan tidak sama setiap harinya. Limbah yang
dihasilkan tentunya sesuai dengan banyaknya kegiatan yang terjadi pada masing-
limbah telah melalui proses pretreatment pada tiap-tiap sumber limbah, pada
secara sempurna. Hal ini karena bahan organik yang ada sengaja diurai
secara kimia dengan menggunakan oksidator kuat kalium bikromat pada kondisi
asam dan panas dengan katalisator perak sulfat, sehingga segala macam bahan
organik, baik yang mudah urai maupun yang kompleks dan sulit urai, akan
teroksidasi.12
merupakan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat- zat organik
yang ada dalam sampel air atau banyaknya oksigen yang dibutuhkan untuk
mengoksidasi zat- zat organik menjadi CO2 dan H2O. Pada reaksi ini hampir
semua zat yaitu sekitar 85% dapat teroksidasi menjadi CO2 dan H2O dalam
suasana asam, sedangkan penguraian secara biologi (BOD) tidak semua zat
organik dapat diuraikan oleh bakteri. Angka COD merupakan ukuran bagi
pencemaran air oleh zat- zat organik yang secara alamiah dapat dioksidasikan
didalam air.
Air yang telah tercemar limbah organik sebelum reaksi berwarna kuning
dan setelah reaksi oksidasi berubah menjadi warna hijau. Jumlah oksigen yang
pemeriksaan pertama, 10,0 mg/L pada pemeriksaan kedua dan 4,0 mg/L pada
pemeriksaan ketiga, dengan rata-rata 13,0 mg/L dimana nilai ambang batas
untuk TSS adalah 100 mg/L (KEPMEN LH No. 58, 1995). Sedangkan hasil
pemeriksaan yang dilakukan pihak Semen Padang Hospital pada bulan Oktober
2013 didapatkan hasil 8,00 mg/L. Semuanya sudah memenuhi syarat baku mutu
limbah cair.
didapatkan perbedaan hasil yang jauh berbeda, hal ini dikarenakan kualitas dan
kuantitas limbah yang dihasilkan tidak sama setiap harinya. Limbah yang
dihasilkan tentunya sesuai dengan banyaknya kegiatan yang terjadi pada masing-
limbah telah melalui proses Screening dan Filtrasi. Proses Screening dilakukan
untuk menyaring sampah-sampah besar yang dibawa oleh air limbah, sedangkan
proses Filtrasi yaitu Sand Filter untuk menyaring materi-materi padat sehingga
Zat Padat Tersuspensi dapat bersifat organis dan anorganis. Zat padat
tersuspensi dapat diklasifikasikan sekali lagi menjadi antara lain zat padat
terapung yang selalu bersifat organis dan zat padat terendap yang dapat bersifat
pertama, 6,82 pada pemeriksaan kedua dan 7,08 pada pemeriksaan ketiga,
dengan rata-rata 6,87 dimana nilai ambang batas untuk pH adalah 6-9 (KEPMEN
LH No. 58, 1995). Sedangkan hasil pemeriksaan yang dilakukan pihak Semen
Padang Hospital pada bulan Oktober 2013 didapatkan hasil 6,0. Semuanya sudah
Salah satu kriteria kualitas air adalah derajat keasaman (pH). Pada
dasarnya air yang baik adalah air yang tidak tercemar. Dalam kondisi yang
demikian berarti air bersifat netral, sedangkan apabila didalam perairan terdapat
zat pencemaran akan dapat berakibat sifat air berubah menjadi asam atau basa.
pH merupakan kriteria kualitas kimia. Selain kualitas kimia, kualitas fisis dan
biologis juga menjadi kriteria kualitas air. Kualitas fisis meliputi warna, suhu,
kadar oksigen terlarut atau Dissolved Oxygen (DO), kadar limbah organik yang
organik yang dikenal dengan istilah Biological Oxygen Demant (BOD) dan kadar
limbah anorganik yang diukur dari banyaknya oksigen yang diperlukan untuk
Demant (COD).16
Fluktuasi hasil pemeriksaan terhadap parameter (BOD5, COD, TSS dan
pH) effluent limbah cair Semen Padang Hospital cenderung sama yaitu mengecil
atau normal. Hal ini membuktikan bahwa pengolahan IPAL Semen Padang
Hospital sangat dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas limbah yang diolah atau
dipengaruhi oleh kegiatan yang dilakukan pada ruang pengolahan limbah. Perlu
cair yang dihasilkan, tapi perlu dilakukan pemeriksaan secara berkala minimal 3
bulan sekali dan perlu juga dilakukan pemantauan terhadap kondisi dan proses
kerja IPAL secara berkala agar bila terjadi penyimpangan dapat segera diatasi.
BAB V
A. Kesimpulan
fisik effluent limbah cair di Semen Padang Hospital didapatkan hasil sebagai berikut:
mg/L pada pemeriksaan kedua dan 1,8 mg/L pada pemeriksaan ketiga.
2. Kandungan COD didapatkan hasil 78,40 mg/L pada pemeriksaan pertama, 15,84
mg/L pada pemeriksaan kedua dan 5,23 mg/L pada pemeriksaan ketiga.
3. Kandungan TSS didapatkan hasil 25,0 mg/L pada pemeriksaan pertama, 10,0
mg/L pada pemeriksaan kedua dan 4,0 mg/L pada pemeriksaan ketiga.
Dari hasil yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa kualitas kimia dan fisik
limbah cair di semen padang hospital sudah memenuhi standar baku mutu sesuai
KEPMEN LH No. 58 Tahun 1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Kegiatan Rumah
Sakit.
B. Saran
pemantauan secara rutin terhadap kondisi dan proses kerja IPAL, agar
dengan cara mengetahui kualitas limbah sebelum dan sesudah melewati IPAL.
DAFTAR PUSTAKA
2. Keputusan Kepala Bapedal. Nomor 01 Tahun 1995. Tentang Tata Cara dan
Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah B3.
11. Sejarah semen padang hospital. 2013 [dikutip 15 Mei 2014]. Tersedia dari:
URL: http://semenpadanghospital.co.id/visi-misi/
12. Soeparman, Suparmin. Pembuangan Tinja dan Limbah Cair. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC; 2001
13. Goelanzsaw. Analisa BOD dalam Air. [dikutip 26 Mei 2014]. Tersedia dari:
URL: http://goelanzsaw.blogspot.com/2013/02/analisa-bod-dalam-air.html
14. Ilmu alam. Pengertian Chemical Oxygen Demand (COD). [dikutip 26 Mei
2014]. Tersedia dari: URL:
http://ilmualambercak.blogspot.com/2013/04/pengertian-chemical-oxygen-
demand-cod.html
16. The child. pH Sebagai Indikator Kualitas Air Limbah. 10 Februari 2011.
[dikutip 26 Mei 2014]. Tersedia dari: URL:
http://rolandy19.blogspot.com/2011/02/ph-sebagai-indikator-kualitas-air.html
17. Politeknik Kesehatan Padang. Buku Panduan Karya Tulis Ilmiah. Padang:
Politeknik Kesehatan Padang; 2013