Anda di halaman 1dari 10

HIGIENE sanitasi

Donasi BNI 0503615617-IDR (M.RAFI) -000untuk pengembangan web ini. Mohon


Konfirmasi di Email (arpil.j@gmail.com).

Sunday, 28 December 2014


LAPORAN TAHUNAN PROGRAM KESLING

LAPORAN TAHUNAN PROGRAM 


KESEHATAN LINGKUNGAN

BAB I
UMUM

1.1.            PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa indonesia sebagaimana yang dimaksudkan
dalam pancasila dan UUD 45.
Tujuan dari pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumberdaya manusia yang
produktif secara sosial dan ekonomis.
Kebijakan dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia bahwa Puskesmas sebagai
bagian dari sistem Kesehatan Nasional, sub sistem, dari kesehatan yang berada di
Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nasional. Sebagai sistem yang harus berjalan, Puskesmas
dilengkapi dengan organisasi, memiliki Sumber Daya dan Program kegiatan pelayanan
kesehatan.
Program pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang wajib
dilaksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Ada 6 program pokok pelayanan kesehatan
diantaranya program pengobatan, promosi kesehatan, pelayanan KIA dan KB, pencegahan
penyakit menular dan tidak menular, kesehatan lingkungan dan perbaikan gizi masyarakat.
program kesehatan lingkungan adalah salah satu program pokok puskesmas yang
berupaya untuk menciptakan kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan
ekologi yang dinamis  antara manusia dan lingkungan untuk mendukung tercapainya kualitas
hidup manusia yang sehat dan bahagia.
Ada (5) upaya dasar yang dilakukan di bidang kesling
1)      Penyehatan sumber air bersih (SAB)
Kegiatan upaya penyehatan air meliputi ; surveilans kjualitas air, inspeksi sanitasi SAB,
pemeriksaan kualitas air, pembinaan kelompok pemakai air.
2)      Penyehatan lingkungan pemukiman (Pemeriksaan Rumah)
Sarana sanitasi dasar yang dipantau meliputi jamban keluarga (jaga), saluran pembuangan air
limbah (SPAL), dan tempat pengelolaan sampah (TPS).
3)      Penyehatan tempat-tempat umum (TTU)
Penyehatan tempat-tempat umum meliputi hotel dan tempat penginapan lain, pasar, kolam
renang dan pemandian umum lain, sarana ibadah, salon dan pangkas rambut, dilakukan upaya
pembinaan institusi rumah sakit dan sarana kesehatan lain, sarana pendidikan dan
perkantoran
4)      Penyehatan tempat pengelola makanan (TPM)
Secara umum penyehatan TPM bertujuan untuk melakukan pembinaan teknis dan
pengawasan terhadap tempat penyehatan makanan dan minuman, kesiap-siagaan dan
penanggulangan KLB, keracunan, kewaspadaan dini serta penyakit bawaan makanan
5)      Pemantauan Jentik nyamuk dan PSN (pemberantasan Sarang Nyamuk)
Petugas sanitasi puskesmas melakukan pemeriksaan terhadap tempat yang mungkin menjadi
perindukan nyamuk.
6)      Konsultasi kesling klinik sanitasi
Pemberian konsultasi gratis kepada masyarakat/pasien yang menderita penyakit yang
berhubungan dengan lingkungan seperti; diare, kecacingan, penyakit kulit, TB Paru, dan
lainnya.

1.2.             VISI DAN MISI PROGRAM KESLING

Sebagai penjabaran dari visi misi Depkes.RI 2010/2014 maka visi dan misi program
kesling
VISI    : Mewujudkan masyarakat sehat mandiri dan berkeadilan di bidang kesling
      MISI     :
1)      Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan lingkungan.
2)  Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan lingkungan
yang paripurna , merata, bermutu dan berkeadilan.
3)      Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya di bidang kesehatan lingkungan.
4)      Menciptakan tata kelola lingkungan yang baik.

1.3.            KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN


Dalam usaha pelaksanaan kegiatan Program Kesling di puskesmas yang lancar dan
berkesinambungan maka disusun suatu kebijakan umum anggaran di bidang kesling.
1)      Pelatihan dan peningkatan kemampuan kader kesling
2)      Pemeriksaan rumah dan jentik berkala
3)      Pemeriksaan tempat-tempat umum
4)      Operasional forum kota sehat
5)      Klinik konsultasi kesling
6)      Monitoring jamban keluarga
7)      Pengambilan sampel air

1.4.            STRATEGI DAN KEBIJAKAN


1.4.1.      Strategi
Upaya peningkatan derajat kesehatan lingkungan melalui pemberian motivasi kepada
masyarakat guna peningkatan kesadaran tentang pentingnya perbaikan kualitas lingkungan
dalam penurunan angka penyakit yang berhubungan dengan lingkungan.
1.4.2.      Kebijakan
-        Melakukan metode pemicuan CLTS kepada Kepala keluarga yang belum memiliki jamban
-      Melakukan penyuluhan berkelompok di sarana ibadah (mesjid/mushalla), sekolah, posyandu
balita/lansia
-      Melakukan pemantauan sarana sanitasi masyarakat dibantu oleh PWS dan kader kesling di
tiap desa/kelurahan.
-        Melakukan pembinaan dan pengawasan kepada pengelola tempat pengelolaan makanan.
-        Melatih tenaga penjamah makanan tentang higiene sanitasi makanan.
-    Melakukan penyuluhan dalam gedung dengan pemberian solusi guna pemecahan masalah
kesling  pada klinik konsultasi kesling.
-     Membina kerja sama dengan aparat pemerintahan di kelurahan/desa dan tokoh masyarakat
guna mencari solusi pemecahan masalah kesling.
-        Pemantauan sarana sanitasi tempat-tempat umum.
-        Pemantauan kualitas sarana SAB masyarakat.

1.5.            JUMLAH DAN KOMPOSISI PERSONIL


Jumlah tenaga  di Puskesmas Kampung Teleng 2 orang dengan latar belakang pendidikan D
III Kesling dan status kepegawaian PNS.

BAB II
PROGRAM DAN KEGIATAN
2.1.  PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN
PELAKSANAAN KEGIATAN BERSUMBER DANA APBD KOTA
a.  Masukan
Dana :
SDM  :
      Pimpinan puskesmas, sanitarian, farmakmin, lintas program/sektor
Material :
      Pemeriksaan rumah dan jentik digunakan instrument formulir kartu rumah
      Pengambilan sampel air menggunakan botol sampel steril
 Pemeriksaan TTU dan TPM digunakan blanko pemeriksaan TTU/TPM, buku pemeriksaan
karyawan TTU/TPM
      Pembinaan TTU/TPM menggunakan power point dan infokus
Metode :
      Pemeriksaan rumah dan jentik dilakukan dengan metode; wawancara, survei langsung dan
check list.
      Pengambilan sampel air dilakukan dengan melalui Tes Laboratorium
      Pemeriksaan TTU/TPM dilakukan dengan metode wawancara, observasi dan check list.
      Pembinaan TTU/TPM dilakukan dengan metode penyuluhan
Waktu :
      Pemeriksaan rumah daan jentik dilaksanakan tiap bulan dimana dana dianggarkan pada bulan
Februari, mei, Agustus dan Oktober. Sementara makan dan minum dianggarkan pada bulan
Februari, mei, Agustus dan Oktober juga.
    Pengambilan sampel air dilaksanakan sebanyak empat kali yaitu bulan Februari, mei, Agustus
dan Oktober
   Pemeriksaan TTU/TPM dilaksanakan sebanyak dua kali setahun yaitu Tahap I Pada Bulan
Juni dan Tahap II pada Bulan November
    Pembinaan TTU/TPM dilaksanakan sebanyak dua kali setahun yaitu Pada Bulan April dan
September
b.  Proses
      Pemeriksaan rumah dan jentik
Dilakukan secara berkala dengan cara survei ke rumah masyarakat yang dilakukan oleh
sanitarian dibantu oleh kader kesling dan PWS.
      Pengambilan Sampel Air
Yaitu dilakukan dengan cara turun langsung kerumah-rumah masyarakat yang dilakukan oleh
pimpinan puskesmas dan sanitarian dengan menggunakan botol steril
      Pemeriksaan TTU dan TPM
Yaitu dilakukan survey terhadap rumah makan yang ada di wilayah kerja puskesmas dengan
cara melihat langsung keadaan sanitasi TPM nya
      Pembinaan TTU dan TPM
Yaitu dilakukan terhadap pengelola rumah makan yang ada di wilayah kerja puskesmas
dengan cara penyuluhan
c.  Keluaran
1.      Pemeriksaan rumah dan jentik berkala
    Jumlah rumah wilayah kerja puskesmas kampung Teleng sebanyak 1655 Unit
    Jumlah rumah permanen sebanyak 1067 Unit
    Jumlah rumah semi permanen sebanyak 495 Unit
    Jumlah rumah kayu sebanyak 93 Unit
    Jumlah rumah sehat sebanyak 1194 Unit
    Jumlah rumah memiliki jamban sebanyak 1608 Unit
    Jumlah rumah memiliki jamban sehat sebanyak 1071 Unit
2.      Pengambilan sampel air
    Pengambilan sampel air depot dilakukan sebanyak 4 kali yaitu 1 kali 3 bulan terhadap 6
depot air minum
    Pengambilan sampel air masyarakat dilakukan sekali 3 bulan dimana diambil sumber air
yang beresiko saja sebanyak 40 sampel 
3.      Pemeriksaan TTU / TPM
    TPM yang terdaftar sebanyak 104 buah, diperiksa tahap I sebanyak 104 sedangkan yang
memenuhi syarat sebanyak 81
   TPM yang terdaftar sebanyak 104 buah, diperiksa tahap II sebanyak 104 sedangkan yang
memenuhi syarat sebanyak 79
    TTU yang terdaftar sebanyak 93 buah, diperiksa tahap I sebanyak 93 sedangkan yang
memenuhi syarat sebanyak 83
    TTU yang terdaftar sebanyak 93 buah, diperiksa tahap II sebanyak 93 sedangkan yang
memenuhi syarat sebanyak 88
    Jumlah rumah makan seluruhnya 17 buah dan jasa boga 3.
Diperiksa tahap I sebanyak 17 dan yang memenuhi syarat sebanyak 12 buah
Pada tahap II diperiksa 17 buah dan memenuhi syarat sebanyak 13 buah
4.      Pembinaan TTU/TPM
Pembinaan dilakukan kepada 17 rumah makan dan 3 jasa boga dengan melalui penyuluhan.
d.  Manfaat
1.      Pemeriksaan rumah dan jentik berkala
      Termotivasinya masyarakat untuk memiliki rumah yang sehat dan bebas jentik
      Terpantaunya keadaan sarana sanitasi dasar dan lingkungan rumah
  Masyarakat mengetahui potensi resiko penyakit akibat sarana sanitasi yang tidak memenuhi
syarat
   Termotivasinya masyarakat untuk memiliki jamban yang memenuhi syarat sehingga tidak
mencemari lingkungan
2.      Pengambilan sampel air
   Untuk mengetahui berapa banyak kuman E-coli yang terkandung dalam air sampel tersebut
      Untuk mengetahui apakah air depot tersebut layak untuk diminum
3.      Pemeriksaan TTU / TPM
       Terpantaunya keadaan sarana sanitasi dasar TPM / TTU
    Termotivasinya pengelola TTU / TPM dalam mengelola usahanya agar bersih dan sehat
sehingga tidak menimbulkan gangguan kesehatan bagi pembelinya
4.      Pembinaan TTU/TPM
      Untuk memberikan pengetahuan kepada pengelola rumah makan apa saja syarat rumah
makan yang sehat
e.  Dampak 
1.      Pemeriksaan rumah dan jentik berkala
  Meningkatnya masyarakat yang ber PHBS dan memiliki sarana sanitasi yang memenuhi syarat
2.      Pengambilan sampel air
      Menurunkan angka penyakit diare
3.      Pemeriksaan TTU / TPM
      Adanya rasa aman dan nyaman bagi konsumen dari hal-hal yang akan membahayakan
kesehatannya.
4.      Pembinaan TTU/TPM
   Pengelola rumah makan lebih meningkatkan lagi kebersihan rumah makannya dan dapat
disesuaikan dengan persyaratan rumah makan
PELAKSANAAN KEGIATAN YANG TIDAK DI DANA 
  

1.  Klinik sanitasi


a.    Masukan
SDM  :
      Sanitarian, Dokter, perawat, bidan
Material :
      Blangko tindak lanjut klinik sanitasi, kartu status klinik sanitasi
Metode :
      Wawancara, penyuluhan perorangan / konseling yang hasilnya di tulis pada kartu status
klinik sanitasi
Waktu :
      Setiap hari kerja
b.    Keluaran
      Dilaksanakan klinik sanitasi secara aktif
      Ditemukannya penyakit-penyakit berbasis lingkungan yaitu ISPA, diare, Kulit, Disentry,
cacingan dan lain-lain
      Petugas sanitasi menindaklanjuti langsung ke lapangan terhadap kasus-kasus penyakit yang
berbasis lingkungan
c.    Manfaat
      Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan dan
PHBS
      Meningkatkan kewaspadaan dini terhadap penyakit-penyakit berbasis lingkungan
d.    Dampak 
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat melalui upaya preventif dan promotif serta
kuratif yang dilakukan secara terpadu, terarah dan tersusun secara terus menerus

2.  Pembakaran sampah medis


a.      Masukan
SDM  :
      Sanitarian, sopir
Material :
      Incenerator, genset, bensin, 
Metode :
      Pembakaran langsung
Waktu :
      Setiap bulan
b.      Keluaran
      Sudah dilaksanakannya pembakaran sampah medis setiap bulan
c.       Manfaat
      Mencegah penybaran penyakit yang berakibat dari sampah medis
d.      Dampak 
    Tidak berserakannya sampah medis puskesmas

BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PROGRAM

A.     Pelaksanaan Kegiatan Bersumber Dana APBD Kota


Air merupakan salah satu kebutuhan masyarakat yang sangat banyak digunakan. Air
yang memenuhi syarat yaitu air yang tidak berbau, berasa dan berwarna. Untuk air minum,
air nya tidak boleh mengandung E-coli.
Jika air tidak bersih, maka akan dapat menimbulkan penyakit bagi yang
menggunakannya. Oleh sebab itu keadaan sarana air bersih dan depot selalu dilakukan
pemantauan.
B.     Kegiatan bersumber dana bantuan Operasional Kesehatan (BOK)

            Dana BOK dimanfaatkan sepenuhnya secara langsung oleh Puskesmas untuk
pelayanan kesehatan masyarakat dan tidak dijadikan sumber pendapatan daerah sehingga
tidak boleh disetorkan ke kas daerah. Pemanfaatan dana BOK harus berdasarkan hasil
perencanaan yang disepakati dalam Lokakarya Mini Puskesmas yang diselenggarakan secara
rutin (periodik bulanan/triwulanan). Satuan biaya setiap jenis kegiatan pelayanan kesehatan
yang dibiayai BOK mengacu pada ketentuan Peraturan Daerah (Perda). Jika belum terdapat
Perda yang mengatur hal itu, maka satuan biaya tersebut ditetapkan melalui Peraturan
Bupati/Walikota atas usulan Dinas Kesehatan Kabupaten/kota. Pelaksanaan kegiatan di
Puskesmas berpedoman pada prinsip keterpaduan, kewilayahan, efisien, dan efektif.
             Tujuan umum dari BOK adalah untuk meningkatkan akses dan pemerataan
pelayanan kesehatan masyarakat melalui kegiatan promotif dan preventif untuk mewujudkan
pencapaian target SPM bidang kesehatan dan MDGs pada tahun 2015. Secara khusus, tujuan
BOK ada tiga yakni: (1) memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan
preventif kepada masyarakat; (2) menyediakan dukungan biaya untuk upaya kesehatan yang
bersifat promotif dan preventif bagi masyarakat; (3) mendukung terselenggaranya proses
Lokakarya Mini di Puskesmas dalam perencanaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
            

C.     Kegiatan yang tidak di danai

1.      Klinik Sanitasi

Klinik sanitasi adalah Ruang Pelayanan Informasi tentang upaya pencegahan dan
penanggulangan penyakit berbasis lingkungan.
Penyakit berbasis lingkungan, yaitu karena sumber penyakitnya berasal dari
lingkungan yang jelek (air, udara, tanah yang tercemar), yaitu Penyakit Diare,
Kecacingan, ISPA, Malaria, DBD, TB Paru, Kulit/Gatal-Gatal, Keracunan
Makanan/minuman/Pestisida dan keluhan akibat lingkungan yang buruk/akibat kerja.
Klinik Sanitasi Berada di Puskesmas dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
program pelayanan Puskesmas dimana yang  Bertugas di Klinik Sanitasi yaitu Petugas
sanitarian Puskesmas / Petugas Penyuluh Puskesmas
Keuntungan yang diberikan dari Klinik sanitasi yaitu :
Terhadap Pasien :
1. Dapat mengetahui penyebab penyakitnya
2. Mampu melakukan pencegahan terhadap berbagai penyakit akibat lingkungan
Terhadap Petugas
1. Dapat Mengetahui secara tepat Gaya Hidup Pasien dan Kondisi Lingkungan Pasien
2. Dapat memberikan saran yang tepat kepada pasien sesuai dengan masalah yang
dihadapinya
3. Dapat menyusun rencana intervensi perbaikan lingkungan
Alur Pelayanan Klinik Sanitasi di Puskesmas :
1. Loket
Di loket dilakukan pengisian kartu status pasien setelah mendapat kartu status pasien
ke ruang periksa
2. Ruang Periksa
Pasien yang menderita penyakit berbasis lingkungan dirujuk ke ruang Klinik Sanitasi
3. Ruang Klinik Sanitasi
4. Apotik
Pasien ke Apotik untuk mengambil Obat
5. Pulang
Untuk Klien bisa Langsung Ke Ruang klinik sanitasi.
2.      Pemusnahan Sampah Medis
Sampah medis sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat oleh sebab itu tidak boleh
dibuang kemana-mana atau sembarangan. Sampah medis harus dimusnahkan menggunakan
incenerator.

BAB 1V
PENUTUP

A.       KESIMPULAN

1.    HASIL PEMERIKSAAN TPM                                     :           100 %

2.    TPM YANG MEMENUHI SYARAT                           :           76 %

3.    HASIL PEMERIKSAAN TTU                                      :           100 %

4.    TTU YANG MEMENUHI SYARAT                            :           94,6 %

5.    RUMAH YANG MEMENUHI SYARAT                     :           72,1 %

6.    SPAL YANG MEMENUHI SYARAT                          :           77,5 %

7.    SAB YANG MEMENUHI SYARAT                            :           89,5 %

8.    SAMPAH YANG MEMENUHI SYARAT                   :           84,1 %

9.    JAMBAN YANG MEMENUHI SYARAT                   :           66,6 %

Anda mungkin juga menyukai