Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN TAHUNAN PROGRAM

KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN 2022
PUSKESMAS LIDAH KULON KOTA
SURABAYA
BAB I UMUM

PENDAHULUAN

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa indonesia sebagaimana yang
dimaksudkan dalam pancasila dan UUD 45.

Tujuan dari pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran,


kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan
sumberdaya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.

Kebijakan dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia bahwa Puskesmas


sebagai bagian dari sistem Kesehatan Nasional, sub sistem, dari kesehatan yang
berada di Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nasional. Sebagai sistem yang harus
berjalan, Puskesmas dilengkapi dengan organisasi, memiliki Sumber Daya dan
Program kegiatan pelayanan kesehatan.

Program pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang wajib


dilaksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap peningkatan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Ada 6 program pokok
pelayanan kesehatan diantaranya program pengobatan, promosi kesehatan,
pelayanan KIA dan KB, pencegahan penyakit menular dan tidak menular, kesehatan
lingkungan dan perbaikan gizi masyarakat.

program kesehatan lingkungan adalah salah satu program pokok puskesmas yang
berupaya untuk menciptakan kondisi lingkungan yang mampu menopang
keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungan untuk
mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.

Ada (5) upaya dasar yang dilakukan di bidang kesling

1) Penyehatan sumber air bersih(SAB)

Kegiatan upaya penyehatan air meliputi ; surveilans kualitas air, inspeksi sanitasi
SAB, pemeriksaan kualitas air, pembinaan kelompok pemakai air.

2) Penyehatan lingkungan pemukiman (PemeriksaanRumah)


Sarana sanitasi dasar yang dipantau meliputi jamban keluarga (jaga), saluran
pembuangan air limbah (SPAL), dan tempat pengelolaan sampah (TPS).

3) Penyehatan tempat-tempat umum (TTU)

Penyehatan tempat-tempat umum meliputi hotel dan tempat penginapan lain, pasar,
kolam renang dan pemandian umum lain, sarana ibadah, salon dan pangkas rambut,
dilakukan upaya pembinaan institusi rumah sakit dan sarana kesehatan lain, sarana
pendidikan dan perkantoran

4) Penyehatan tempat pengelola makanan(TPM)

Secara umum penyehatan TPM bertujuan untuk melakukan pembinaan teknis dan
pengawasan terhadap tempat penyehatan makanan dan minuman, kesiap- siagaan
dan penanggulangan KLB, keracunan, kewaspadaan dini serta penyakit bawaan
makanan

5) Pemantauan Jentik nyamuk dan PSN (pemberantasan SarangNyamuk)

Petugas sanitasi puskesmas melakukan pemeriksaan terhadap tempat yang mungkin


menjadi perindukan nyamuk.

6) Konsultasi kesling klinik sanitasi

Pemberian konsultasi gratis kepada masyarakat/pasien yang menderita penyakit


yang berhubungan dengan lingkungan seperti; diare, kecacingan, penyakit kulit, TB
Paru, dan lainnya.

VISI DAN MISI PROGRAM KESLING

Sebagai penjabaran dari visi misi Depkes.RI 2010/2014 maka visi dan misi program
kesling

VISI :Mewujudkan masyarakat sehat mandiri dan berkeadilan dibidang kesling

MISI :

1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan


masyarakat di bidang kesehatan lingkungan.

2) Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya


kesehatan lingkungan yang paripurna , merata, bermutu dan berkeadilan.

3) Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya di bidang kesehatan


lingkungan.

4) Menciptakan tata kelola lingkungan yang baik.


KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN

Dalam usaha pelaksanaan kegiatan Program Kesling di puskesmas yang lancar dan
berkesinambungan maka disusun suatu kebijakan umum anggaran di bidang kesling.

1) Pelatihan dan peningkatan kemampuan kader kesling

2) Pemeriksaan rumah dan jentik berkala

3) Pemeriksaan tempat-tempat umum

4) Operasional forum kota sehat

5) Klinik konsultasi kesling

6) Monitoring jamban keluarga

7) Pengambilan sampel air

SETRATEGI DAN KEBIJAKAN

Strategi

Upaya peningkatan derajat kesehatan lingkungan melalui pemberian motivasi kepada


masyarakat guna peningkatan kesadaran tentang pentingnya perbaikan kualitas
lingkungan dalam penurunan angka penyakit yang berhubungan dengan lingkungan.

Kebijakan

- Melakukan metode pemicuan CLTS kepada Kepala keluarga yang belum


memiliki jamban

- Melakukan penyuluhan berkelompok di sarana ibadah (mesjid/mushalla),


sekolah, posyandu balita/lansia

- Melakukan pemantauan sarana sanitasi masyarakat dibantu oleh PWS dan


kader kesling di tiap desa/kelurahan.

- Melakukan pembinaan dan pengawasan kepada pengelola tempat


pengelolaan makanan.

- Melatih tenaga penjamah makanan tentang higiene sanitasi makanan.

- Melakukan penyuluhan dalam gedung dengan pemberian solusi guna


pemecahan masalah kesling pada klinik konsultasi kesling.

- Membina kerja sama dengan aparat pemerintahan di kelurahan/desa dan


tokoh masyarakat guna mencari solusi pemecahan masalah kesling.

- Pemantauan sarana sanitasi tempat-tempat umum.


- Pemantauan kualitas sarana SAB masyarakat.

JUMLAH DAN KOMPOSISI PERSONIL

Jumlah tenaga di Puskesmas Lidah Kulon ada1 orang dengan latar belakang
pendidikan D III Kesling dan status kepegawaian PNS.
BAB II

PROGRAM DAN KEGIATAN

2.1. PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN PELAKSANAAN

KEGIATAN BERSUMBER DANA APBD KOTA

a. Masukan

Dana: APBD

SDM :

· Pimpinan puskesmas, sanitarian, farmakmin, lintas program/sektor

Material:

· Pemeriksaan rumah dan jentik menggunakan aplikasi ASW

· Pengambilan sampel air menggunakan botol sampel steril

· Pemeriksaan TTU dan TPM digunakan blanko pemeriksaan TTU/TPM, buku


pemeriksaan karyawan TTU/TPM

· Pembinaan TTU/TPM menggunakan power point dan infokus

Metode:

· Pemeriksaan rumah dan jentik dilakukan dengan metode; wawancara,survei


langsung dan check list.

· Pengambilan sampel air dilakukan dengan melalui Tes Laboratorium

· Pemeriksaan TTU/TPM dilakukan dengan metode wawancara, observasi dan


checklist.

· Pembinaan TTU/TPM dilakukan dengan metode penyuluhan

Waktu :
· Pemeriksaan rumah daan jentik dilaksanakan tiap bulan dimana dana
dianggarkan pada bulan Februari, mei, Agustus dan Oktober. Sementara makan
dan minum dianggarkan pada bulan Februari, mei, Agustus dan Oktober juga.

· Pengambilan sampel air dilaksanakan sebanyak empat kali yaitu bulan


Februari, mei, Agustus danOktober

· Pemeriksaan TTU/TPM dilaksanakan sebanyak dua kali setahun yaitu TahapI


Pada Bulan Juni dan Tahap II pada BulanNovember

· Pembinaan TTU/TPM dilaksanakan sebanyak dua kali setahun yaitu Pada


Bulan April dan September

b. Proses

· Pemeriksaan rumah dan jentik

Dilakukan secara berkala dengan cara survei ke rumah masyarakat yang dilakukan
oleh sanitarian dibantu oleh kader kesling dan PWS.

· Pengambilan Sampe lAir

Yaitu dilakukan dengan cara turun langsung kerumah-rumah masyarakat yang


dilakukan oleh pimpinan puskesmas dan sanitarian dengan menggunakan botol steril

· Pemeriksaan TTU danTPM

Yaitu dilakukan survey terhadap rumah makan yang ada di wilayah kerja
puskesmas dengan cara melihat langsung keadaan sanitasi TPM nya

· Pembinaan TTU danTPM

Yaitu dilakukan terhadap pengelola rumah makan yang ada di wilayah kerja
puskesmas dengan cara penyuluhan

c. Keluaran

1. Pemeriksaan rumah dan jentik berkala

· Jumlah rumah wilayah kerja puskesmas Lidah Kulon sebanyak 9197 Unit

· Jumlah rumah permanen sebanyak 8313 Unit

· Jumlah rumah semi permanen sebanyak 800 Unit

· Jumlah rumah kayu sebanyak 84 Unit

· Jumlah rumah sehat sebanyak 1194 Unit

· Jumlah rumah memiliki jamban sebanyak 9197 Unit

· Jumlah rumah memiliki jamban sehat sebanyak 8313 Unit


2. Pengambilan sampel air

· Pengambilansampelairdepotdilakukansebanyak4kaliyaitu1kali3bulan terhadap
6 depot airminum

· Pengambilan sampel air masyarakat dilakukan sekali tiap bulan dimana diambil
sumber air yang beresiko saja sebanyak 12 sampel

3. Pemeriksaan TTU /TPM

· TPM yang terdaftar sebanyak 81 buah, diperiksa tahap I sebanyak 36


sedangkan yang memenuhi syarat sebanyak 19

· TPM yang terdaftar sebanyak buah, diperiksa tahap II sebanyak 20


sedangkan yang memenuhi syarat sebanyak 13

· TTU yang terdaftar sebanyak 17 buah, diperiksa tahap I sebanyak 0


sedangkan yang memenuhi syarat sebanyak 0

· TTU yang terdaftar sebanyak 17 buah, diperiksa tahap II sebanyak 17


sedangkan yang memenuhi syarat sebanyak 17

· Jumlah rumah makan seluruhnya 1 buah dan jasa boga 2.

Diperiksa tahap I sebanyak 0 dan yang memenuhi syarat sebanyak 0 buah Pada

tahap II diperiksa27 buah dan memenuhi syarat sebanyak 2 buah

4. Pembinaan TPM

Pembinaan dilakukan kepada 0 rumah makan dan 2 jasa boga dengan melalui
penyuluhan.

d. Manfaat

1. Pemeriksaan rumah dan jentik berkala

· Termotivasinya masyarakat untuk memiliki rumah yang sehat dan bebas


jentik

· Terpantaunya keadaan sarana sanitasi dasar dan lingkungan rumah

· Masyarakat mengetahui potensi resiko penyakit akibat sarana sanitasi yang


tidak memenuhi syarat

· Termotivasinya masyarakat untuk memiliki jamban yang memenuhi syarat


sehingga tidak mencemari lingkungan

2. Pengambilan sampel air

· Untuk mengetahui berapa banyak kuman E-coli yang terkandung dalam air
sampel tersebut

· Untuk mengetahui apakah air depot tersebut layak untuk di minum


3. Pemeriksaan TTU /TPM

· Terpantaunya keadaan sarana sanitasi dasar TPM /TTU

· Termotivasinya pengelola TTU / TPM dalam mengelola usahanya agar bersih


dan sehat sehingga tidak menimbulkan gangguan kesehatan bagi pembelinya

4. PembinaanTTU/TPM

· Untuk memberikan pengetahuan kepada pengelola rumah makan apa saja


syarat rumah makan yang sehat

e. Dampak

1. Pemeriksaan rumah dan jentik berkala

· Meningkatnya masyarakat yang ber PHBS dan memiliki sarana sanitasi yang
memenuhi syarat

2. Pengambilan sampel air

· Menurunkan angka penyakit diare

3. Pemeriksaan TTU /TPM

· Adanya rasa aman dan nyaman bagi konsumen dari hal-hal yang akan
membahayakan kesehatannya.

4. PembinaanTTU/TPM

· Pengelola rumah makan lebih meningkatkan lagi kebersihan rumah makannya


dan dapat disesuaikan dengan persyaratan rumah makan

PELAKSANAAN KEGIATAN YANG TIDAK DI DANA

1. Klinik sanitasi

a. Masukan

SDM :

· Sanitarian, Dokter, perawat,bidan

Material:

· Blangko tindak lanjut klinik sanitasi, kartu status klinik sanitasi

Metode:

· Wawancara, penyuluhan perorangan/konseling yang hasilnya ditulis pada


kartu status klinik sanitasi

Waktu :
· Setiap hari kerja

b. Keluaran

· Dilaksanakan klinik sanitasi secara aktif

· Ditemukannya penyakit-penyakit berbasis lingkungan yaitu ISPA, Diare,Kulit,


Disentry, cacingan dan lain-lain

· Petugas sanitasi menindaklanjuti langsung ke lapangan terhadap kasus-


kasus penyakit yang berbasis lingkungan

c. Manfaat

· Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya


lingkungan dan PHBS

· Meningkatkan kewaspadaan dini terhadap penyakit-penyakit berbasis


lingkungan

d. Dampak

Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat melalui upaya preventif dan promotif


serta kuratif yang dilakukan secara terpadu, terarah dan tersusun secara terus
menerus

2. Pengelolaan sampah medis

a. Masukan

SDM :

· Sanitarian, CS

b. Metode

· Dikelola oleh pihak ke tiga yaitu PT Wastac


BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PROGRAM

A. Pelaksanaan Kegiatan Bersumber Dana APBD Kota

Air merupakan salah satu kebutuhan masyarakat yang sangat banyak digunakan.
Air yang memenuhi syarat yaitu air yang tidak berbau, berasa dan berwarna. Untuk
air minum, air nya tidak boleh mengandung E-coli.

Jika air tidak bersih, maka akan dapat menimbulkan penyakit bagi yang
menggunakannya. Oleh sebab itu keadaan sarana air bersih dan depot selalu
dilakukan pemantauan.

B. Kegiatan bersumber dana bantuan Operasional Kesehatan (BOK)

Dana BOK dimanfaatkan sepenuhnya secara langsung oleh Puskesmas


untuk pelayanan kesehatan masyarakat dan tidak dijadikan sumber pendapatan
daerah sehingga tidak boleh disetorkan ke kas daerah. Pemanfaatan dana BOK
harus berdasarkan hasil perencanaan yang disepakati dalam Lokakarya Mini
Puskesmas yang diselenggarakan secara rutin (periodik bulanan/triwulanan).
Satuan biaya setiap jenis kegiatan pelayanan kesehatan yang dibiayai BOK mengacu
pada ketentuan Peraturan Daerah (Perda). Jika belum terdapat Perda yang mengatur
hal itu, maka satuan biaya tersebut ditetapkan melalui Peraturan Bupati/Walikota atas
usulan Dinas Kesehatan Kabupaten/kota. Pelaksanaan kegiatan di Puskesmas
berpedoman pada prinsip keterpaduan, kewilayahan, efisien, dan efektif.
Tujuan umum dari BOK adalah untuk meningkatkan akses dan pemerataan
pelayanan kesehatan masyarakat melalui kegiatan promotif dan preventif untuk
mewujudkan pencapaian target SPM bidang kesehatan dan MDGs pada tahun 2015.
Secara khusus, tujuan BOK ada tiga yakni: (1) memberikan pelayanan kesehatan
yang bersifat promotif dan preventif kepada masyarakat;
(2) menyediakan dukungan biaya untuk upaya kesehatan yang bersifat promotif dan
preventif bagi masyarakat; (3) mendukung terselenggaranya proses Lokakarya Mini
di Puskesmas dalam perencanaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
C. Kegiatan yang tidak didanai

1. KlinikSanitasi

Klinik sanitasi adalah Ruang Pelayanan Informasi tentang upaya pencegahan dan
penanggulangan penyakit berbasis lingkungan.

Penyakit berbasis lingkungan, yaitu karena sumber penyakitnya berasal dari


lingkungan yang jelek (air, udara, tanah yang tercemar), yaitu Penyakit Diare,
Kecacingan, ISPA, Malaria, DBD, TB Paru, Kulit/Gatal-Gatal, Keracunan
Makanan/minuman/Pestisida dan keluhan akibat lingkungan yang buruk/akibat kerja.

Klinik Sanitasi Berada di Puskesmas dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan
dari program pelayanan Puskesmas dimana yang Bertugas di Klinik Sanitasi yaitu
Petugas sanitarian Puskesmas / Petugas Penyuluh Puskesmas

Keuntungan yang diberikan dari Klinik sanitasi yaitu :

Terhadap Pasien :

1. Dapat mengetahui penyebab penyakitnya

2. Mampu melakukan pencegahan terhadap berbagai penyakit akibat lingkungan


terhadap petugas
1. Dapat Mengetahui secara tepat Gaya Hidup Pasien dan Kondisi Lingkungan
Pasien
2. Dapat memberikan saran yang tepat kepada pasien sesuai dengan masalah
yang dihadapinya
3. Dapat menyusun rencana intervensi perbaikan lingkungan

Alur Pelayanan Klinik Sanitasi di Puskesmas:


1. Loket

Di loket dilakukan pengisian kartu status pasien setelah mendapat kartu status pasien
ke ruang periksa
2. RuangPeriksa

Pasien yang menderita penyakit berbasis lingkungan dirujuk ke ruang Klinik Sanitasi
3. Ruang KlinikSanitasi

4. Apotik

Pasien ke Apotik untuk mengambil Obat

5. Pulang

Untuk Klien bisa Langsung Ke Ruang klinik sanitasi.


Pemusnahan SampahMedis

Sampah medis sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat oleh sebab itu
tidak boleh dibuang kemana-mana atau sembarangan. Sampah medis harus
dimusnahkan menggunakan incenerator.
BAB 1V PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. HASIL PEMERIKSAAN TPM :100%

2. TPM YANG MEMENUHI SYARAT :100%

3. HASIL PEMERIKSAAN TTU :100%

4. TTU YANG MEMENUHI SYARAT :100%

5. RUMAH YANG MEMENUHI SYARAT :90%

6. SPAL YANG MEMENUHI SYARAT :85%

7. SAB YANG MEMENUHI SYARAT :100%

8. SAMPAH YANG MEMENUHI SYARAT :80%


9. JAMBAN YANG MEMENUHI SYARAT :100%

Anda mungkin juga menyukai