Anda di halaman 1dari 3

Della Azaria

140710150032
Geofisika
Pengenalan Metode GPR pada Material Sedimen

Metode GPR (Ground Penetrating Radar) menggunakan teknologi radar yang di


dalamnya terdapat sistem yang sangat berguna untuk proses pendeteksian benda-benda yang
berada atau terkubur di dalam tanah dengan kedalaman tertentu tanpa harus menggali tanah.
Dengan adanya alat ini, berbagai kegiatan atau penelitian yang memerlukan informasi keadaan
di bawah permukaan tanah dapat dilakukan dengan mudah dan murah. Istilah GPR mengacu
pada sebuah metode geofisika yang menggunakan teknik elektromagnetik yang dirancang
untuk merekam citra di bawah permukaan tanah. GPR dapat mengirim pulsa energi antara 10
– 1000 MHz ke dalam tanah oleh antena pemancar, lalu pulsa energi itu akan mengenai suatu
lapisan atau objek dengan suatu konstanta dielektrik berbeda. Selanjutnya pulsa akan
dipantulkan kembali dan diterima oleh antena penerima, sehingga waktu dan besar pulsa akan
direkam. GPR telah ditemukan sebagai sebuah pilihan yang sangat baik karena memiliki
cakupan spesialisasi dan pengaplikasian yang sangat luas. Metode GPR pada ilmu geologi
biasanya digunakan untuk studi ilmu stratigrafi, yang dapat membantu dalam memperoleh
profil resolusi tinggi terkait penentuan geometri batupasir dan korelasi struktur sedimen. Ilmu
stratigrafi mempelajari tentang lapisan-lapisan batuan serta hubungan antar lapisan batuan agar
mendapatkan pengetahuan seperti umur batuan serta sejarah bumi.

Pada awal perkembangan GPR, untuk menginvestigasi kemenerusan lateral sedimen,


kita harus mengetahui korelasi antar lubang bor (borehole), singkapan batuan (outcrops) atau
ekskavasi dangkal (shallow trench). Saat ini, dengan kondisi tanah yang mendukung seperti
adanya sedimen dengan resistivitas tinggi (contoh: pasir dan kerikil), kita sudah dapat
mendapatkan profil GPR yang menunjukkan stratigrafi bawah permukaan tanah. Lebih
canggih lagi adalah 3-D GPR yang dapat memperoleh geometri badan batupasir yang lebih
detail. Namun GPR bukan merupakan obat dari segala permasalahan, karena pada beberapa
kasus, sifat mendasar tanah masih diperlukan karena penentuan litologi (struktur batuan bawah
permukaan tanah) tidak berarti menjamin hasil yang baik. Maka dari itu dibutuhkan data
pendukung seperti data dari lubang bor dan singkapan batuan pada hasil survey GPR.
Ilmu Tektonika

GPR telah digunakan untuk memperoleh citra patahan pada bawah permukaan
(deformasi kulit bumi) dengan derajat kesuksesan yang bermacam-macam. Reiss dkk. (2003)
mendeskripsikan alluvial yang patah di Spanyol Selatan dan Sisilia. Mereka menunjukkan
bahwa patahan turun dapat dipetakan dengan GPR dan menyarankan bahwa GPR harus
digunakan sebagai alat pendukung metode pemasangan pipa bawah laut (pretrenching) pada
investigasi bidang paleoseismik. Selain itu, mereka menyarankan bahwa evaluasi kuantitatif
dari profil GPR beresolusi tinggi dapat digunakan untuk mengikuti jejak segmen patahan
sepanjang strike (arah perlapisan) batuan, dan menilai banyaknya perpindahan sepanjang
patahan. Sudah jelas bahwa dengan litologi yang tepat, survey GPR pada 2-D dan 3-D dapat
sangat berkembang di aplikasi pada analisis patahan dan rekonstruksi sejarah terjadinya
patahan tersebut, termasuk juga cara dan ukuran perpindahan patahan serta kronologi
relatifnya.

Aplikasi Teknik dan Lingkungan

Selain untuk ilmu sedimentologi, GPR juga digunakan pada aplikasi lapangan teknik
lingkungan, yang bervariasi dari pendeteksian besi penguat pada semen, hingga kebocoran air,
serta kontaminasi. Contoh penelitian seperti Hendrickx dkk. (2003) yang menunjukkan studi
dengan aplikasi berbeda di pendeteksian ranjau bawah permukaan. Mereka mengetes performa
GPR pada kondisi basah dan kering dan mengilustrasikan masalah-masalah yang berhubungan
dengan penggunaan GPR untuk mendeteksi ranjau non-logam.

Kesimpulan

Aplikasi GPR pada sedimen sedang berkembang secara pesat karena GPR memberikan
pencitraan yang memiliki resolusi tinggi dari bawah permukaan yang dangkal, yang tidak dapat
diberikan oleh metode non-destruktif manapun. Penggunaan GPR telah melampaui bidang
karakterisasi lingkungan dengan pola refleksi dan fasies radar dan berlanjut ke penilaian yang
lebih kuantitatif dari badan batupasir. GPR memiliki potensi yang besar dalam seleksi lokasi
lubang bor dan memilih titik sampel untuk ilmu geoteknik, stratigrafi dan geokronologi.
Penggunaan GPR dalam pencitraan stratigrafi dangkal dapat mencapai keberlanjutan
signifikan pada stratigrafi umur geologi Kuarter, riset mitigasi bencana alam, hidrogeologi
akuifer dangkal serta kontaminasi tanah. Penggunaan GPR untuk mengatasi masalah spesifik
dari stratigrafi kemungkinan besar akan terus bertambah, begitupun dengan penggunaan survey
GPR 3-D. Tentunya pekerjaan lanjutan dibutuhkan untuk membatasi identifikasi objek yang
terkubur dan litologi bawah permukaan tanah.

Daftar Pustaka:

Bristow, C. S. & Jol, H. M. 2003. Ground Penetrating Radar in Sediments. UK: Geological
Society, London, Special Publications, 211, pp. 1-7.

Anda mungkin juga menyukai