Anda di halaman 1dari 24

I.

Judul Percobaan
Pemeriksaaan Golongan Darah
II. Tujuan Percobaan
 Untuk mengetahui golongan darah.
 Untuk mengetahui cara pemeriksaan golongan darah.
III. Tanggal Percobaan
15 Desember 2014
IV. Metoda Percobaan
Metoda forward grouping cara slide.
V. Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan ini menggunakan objek glass. Tetesan darah yang disimpan
pada samping kiri dan kanan objek glass di campurkan dengan reagen pada
masing-masing sampel. Sampel yang pertama di tetesi Reagen A dan sampel yang
kedua ditetesi Reagen B. Kemudian dicampurkan dan tunggu hasilnya apakah ada
penggumpalan atau tidak.
VI. Teori Dasar
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya
perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membrane sel darah
merah.
Darah adalah cairan yang berwarna merah yang terdapat dalam pembuluh
darah. Volume darah manusia ± 7 % dari berat badan atau ± 5 liter untuk laki–laki
dan 4,5 liter untuk perempuan. Penyimpanan darah dapat dilakukan dengan
memberikan natrium sitrat atau natrium oksalat, karena garam–garam ini
menyingkirkan ion–ion kalsium dari darah yang berperan penting dalam proses
pembekuan darah.
Darah merupakan suspensi sel dan fragmen sitoplasma di dalam cairan yang
disebut dengan plasma. Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai jaringan
pengikat dalam arti luas karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel dan
substansi interselular yang berbentuk plasma. Secara fungsional darah merupakan
jaringan pengikat yang dalam artiannya menghubungkan seluruh bagian-bagian
dalam tubuh sehingga merupakan integritas. Darah yang merupakan suspensi
tersebut terdapat gen, dimana gen merupakan ciri-ciri yang dapat diamati secara

1
kolektif atau fenotifnya dari suatu organisme. Pada organisme diploid, setiap sifat
fenotif dikendalikan oleh setidak-tidaknya satu pasang gen dimana satu pasang
anggota tersebut diwariskan dari setiap tertua. Jika anggota pasangan tadi
berlainan dalam efeknya yang tepat terhadap fenotifnya, maka disebut alelik. Alel
adalah bentuk alternatif suatu gen tunggal, misalnya gen yang mengendalikan sifat
keturunannya.
Penggumpalan darah terjadi karena fibrinogen (protein yang larut dalam
plasma) diubah menjadi fibrin yang berupa jaring-jaring. Perubahan tersebut
disebabkan oleh trombin yang terdapat dalam darah sebagai protrombin.
Pembentukan trombin dari protrombin tergantung pada adanya tromboplastin dan
ion Ca2+ . Darah mempunyai fungsi antara lain: mengangkut oksigen dari paru-
paru ke seluruh tubuh, mengangkut karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru-
paru, mengangkut sari-sari makanan ke seluruh tubuh, mengangkut sisa-sisa
makanan dari seluruh jaringan tubuh ke alat-alat ekskresi, mengangkut hormon
dari kelenjar endokrin ke bagian tubuh tertentu, mengangkut air untuk diedarkan
ke seluruh tubuh, menjaga stabilitas suhu tubuh dengan memindahkan panas yang
dihasilkan oleh alat-alat tubuh yang aktif ke alat-alat tubuh yang tidak aktif,
menjaga tubuh dari infeksi kuman dengan membentuk antibodi.
Golongan darah pada manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alel
ganda. Golongan darah seseorang dapat mempunyai arti yang penting dalam
kehidupan. Sistem penggolongan yang umum dikenal dalam sistem ABO. Pada
tahun 1900 dan 1901 Landstainer menemukan bahwa penggumpalan darah
(Aglutinasi) kadang-kadang terjadi apabila eritrosit seseorang dicampur dengan
serum darah orang lain. Pada orang lain lagi, campuran tersebut tidak
mengakibatkan penggumpalan darah. Berdasarkan hal tersebut Landstainer
membagi golongan darah manusia menjadi 4 golongan, yaitu: A, B, AB, dan O.
Dalam hal ini di dalam eritrosit terdapat antigen dan aglutinogen, sedangkan
dalam serumnya terkandung zat anti yang disebut sebagai antibodi atau aglutinin.
Dikenal 2 macam antigen yaitu α dan β, sedangkan zat antinya dibedakan sebagai
anti A dan anti B.
Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan
ABO dan Rhesus (factor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis
antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Tranfusi

2
darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi
imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.
Golongan darah manusia ditentukan bedasarkan jenis antigen dan antibody
yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut :
a. Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A
di permukaan membrane selnya dan menghasilkan antibody terhadap antigen B
dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif
hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau
O-negatif.
b. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan Sel
darah merahnya dan menghasilkan antibody terhadap antigen A dalam serum
darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat
menerima darah dari orang dengan golongan darh B-negatif atau O-negatif.
c. Individu dengan golongan darah Ab memiliki sel darh merah dengan antigen A
dan B serta tidak menghasilkan antibody terhadap antigen A maupun B.
Sehingga, orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien
universal. Namun, orang dengan golongan darah Ab-positf tidak dapat
mendonorkan darah kecuali pada sesama Ab-positif.
d. Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi
memproduksi antibody terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan
golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan
golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang
dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darh dari sesama O-
negatif.

VII. Alat dan Bahan


 Alat
1. Objek Glass
2. Tusuk gigi
3. Auto klik
4. Blood Lanset
 Bahan
1. Reagen A dan Reagen B

3
2. Alkohol swab

VIII. Cara Kerja


1. Bersihkan jari yang akan diperiksa menggunakan alkohol swab, tunggu hingga
kering.
2. Tusuk jari dengan menggunakan autoklik yang sudah dipasang blood lanset
sebelumnya.
3. Teteskan darah pada objek glass di ujung kanan dan kiri.
4. Teteskan Reagen A disamping sampel darah A dan teteskan Reagen B
disamping sampel darah B.
5. Aduk dengan tusuk gigi lalu digoyangkan.
6. Kemudian lihat apakah ada aglutinasi diantara keduanya.
7. Catat kesimpulan

IX. Hasil Pengamatan


Sampel Ditetesi
Darah Reagen A Reagen B Keterangan :
1. V : Anggriani.
V   2. W : Anbiya.

W   3. X : Aini.
4. Y : Darliah.
X   5. Z : Irfa.

Y  
Z  

X. Hasil Perhitungan
Sampel
Darah Antigen A Antigen B
V + -
W + -
X - -
Y + -

4
Z + -

Keterangan :
1. V : Gol. darah A
2. W : Gol. darah A
3. X : Gol. darah O
4. Y : Gol. darah A
5. Z : Gol. darah A

XI. Analisis
Pada percobaan pemeriksaan golongan darah ini. Terpadat beberapa faktor
kesalahan yang mungkin terjadi, seperti :
1. Teknik : obyek glass kotor, kontaminasi reagen, salah pembacaaa,
penggunaan nomor kedalaman jarum
2. Kelainan serum : pembentukan rouleaux
3. Hipogamaglobulinemia : antibodi rendah
4. Obat intravena : eritrosit menggumpal
5. Klien : stress
Percobaan ini menggunakan cara slide dengan menggunakan objek glass.
Untuk mengetahui golongan darah yang telah diperiksa, dapat dilihat dari adakah
penggumpalan atau tidak pada darah yang telah dicampur reagen tersebut.
Penggumpalan ini terjadi karena terdapat reaksi antara golongan darah A memiliki
antigen A dan menghasilkan antibodi B.

XII. Kesimpulan
 Golongan darah A : terdapat aglutinasi pada tetesan darah yang diberi
reagen anti A.
 Golongan darah B : terdapat aglutinasi pada tetesan darah yang diberi
reagen anti B.
 Golongan darah AB: terdapat aglutinasi pada tetesan kedua darah tersebut.
 Golongan darah O : tidak ada aglutinasi pada kedua tetesan darah tersebut.

5
I. Judul Percobaan

Pemeriksaan Haemoglobin

II. Tujuan Percobaan


 Untuk mengetahui kadar Haemoglobin dalam darah.
 Untuk mengetahui harga normal Haemoglobin dalam darah.
 Untuk mengetahui bagaimana pemeriksaan Haemoglobin.
III. Tanggal Percobaan
15 Desember 2014
IV. Metoda Percobaan
Metode Sahli
V. Prinsip Percobaan
Percobaan ini dilakukan dengan metoda Hb Sahli. Darah yang di campurkan
dengan larutan HCL sebanyak 0,1N di simpan dalam tabung Sahli. Setelah ditunggu
selama 5 menit campur dengan aquadest sampai warna darah sama dengan warna
indikator (komparator).
VI. Teori Dasar
1. Pengertian Hemoglobin
Haemoglobin adalah kompleks protein-pigmen yang mengandung zat besi.
Kompleks tersebut berwarna merah dan terdapat didalam eritrosit. Sebuah molekul
haemoglobin memiliki empat gugus haeme yang mengandung besi fero dan empat
rantai globin. Terdapat beberapa bentuk haaemoglobin : tipe fetal (HbF) dan dua
bentuk utama haemoglobin dewasa (HbA1 dan HbA2). Haemoglobin membawa
oksigen, sebagian karbondioksida dan mendapat perubahan pH.
Glycosylated haemoglobin (HbA1) ---> kadar HbA1 menunjukkan kadar gula darah
selama periode beberapa bulan dan dapat digunakan untuk menilai derajat pengendalian
pada Diabetes mellitus.
Nilai normal Hb untuk laki-laki adalah 13 gr% - 18 gr%, dan untuk wanita adalah 11,5
gr% - 16,5 gr% (Brooker, 2001).
 Myohaemoglobin : zat besi - yang mengandung protein, menyerupai hemoglobin,
ditemukan dalam sel otot. Seperti hemoglobin yang berisi kumpulan haeme.

6
Ikatan yang mengandung oksigen, bertindak sebagai reservoir oksigen di dalam
serabut otot .
 Oxyhaemoglobin : substansi darah merah dibentuk bila pigmen hemoglobin
dalam sel darah merah menyatu kembali dengan oksigen. Oxyhaemoglobin
adalah bentuk oksigen yang diangkut dari paru-paru ke sel-sel, di mana oksigen
dilepaskan.
 Methahaemoglobin : substansi yang dibentuk apabila atom besi dari pigmen
hemoglobin darah telah mengoksidasi dari ferrous ke bentuk ferric (bandingkan
oxyhaemoglobin). Methahaemoglobin yang tidak dapat mengikat oksigen
molekular dan karenanya tidak dapat mentransportasi oksigen ke seluruh tubuh.
Keberadaan methahaemoglobin dalam darah (methahaemoglobinaemia) mungkin
akibat menelan zat oksid dari narkoba atau dari warisan keabnormalan dari
molekul hemoglobin. Gejala - gejala termasuk kelelahan, sakit kepala, pusing dan
cyanosis (oxford electric medical dictionary).

Hemoglobin adalah metaloprotein (protein yang mengandung zat besi) di


dalam sel darah merah yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke
seluruh tubuh, pada mamalia dan hewan lainnya.

Hemoglobin juga pengusung karbondioksida kembali menuju paru-paru untuk


dihembuskan keluar tubuh. Molekul hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein, dan
empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu atom besi.

2. Harga Normal
Tingkat hemoglobin dinyatakan sebagai jumlah hemoglobin dalam gram (gm) per
desiliter (dl) darah utuh, 1 desiliter = 100 mililiter.
Kisaran normal hemoglobin tergantung pada usia dan mulai pada masa remaja,
jenis kelamin orang tersebut.
Kisaran normal hemoglobin adalah sebagai berikut :
Bayi yang baru lahir :17-22 gm/dl
Satu (1) minggu usia :15-20gm/dl
Satu (1) bulan usia :11-15gm/dl
Anak-anak :11-13gm/dl
Dewasa laki-laki :13-18gm/dl
Dewasa wanita :11,5-16,5gm/dl

7
VII. Alat dan Bahan
 Alat
1. HB Sahli
2. Autoklik
3. Blood Lanset
4. Alkohol Swab
5. Pipet sahli
6. Komparator
7. Batang pengaduk
8. Tabung pengencer hemometer
9. Sarung Tangan
 Bahan
1. Klien yang akan diperiksa
2. Kertas Tisu
3. HCl 0,1 N
4. Air Bersih
5. Aquadest
VIII. Cara Kerja
1. Masukan HCl kedalam tabung pengencer sampai tanda angka 2
2. Siapkan klien yang akan diperiksa. Usap dan bersihkan jari tengah klien dengan
alkohol swab.
3. Tusuk jari klien menggunakan autoklik yang telah dipasang blood lanset sebelumnya.
4. Tekan jari klien sampai darah keluar, kemudian masukan darah ke pipet HB sahli
sampai tanda angka 20.
5. Bersihkan jari klien dengan alkohol swab dan kertas tissue.
6. Masukan pipet ke dalam tabung pengencer, lalu keluarkan darah yang ada pada pipet.
7. Campurkan darah dan HCl yang ada.
8. Diamkan selama 5 menit.
9. Setelah 5 menit, teteskan aqua bidest kedalam campuran darah dan HCl sampai
warnanya setara atau sama dengan hemoglobinometer.
10. Setelah warnanya sama, catat berapa angka yang ada pada tabung pengencer.

8
IX. Data Pengamatan
NO. Sampel Nama Klien
1. A Anggriani
2. B Aini
3. C Anbiya
4. D Darliah
5. E Irfa

X. Hasil Pengamatan
NO. NAMA KLIEN JUMLAH HB
1. Anggriani 13,5 gm/dl
2. Aini 12 gm/dl
3. Anbiya 14 gm/dl
4. Darliah 12 gm/dl
5. Irfa 14 m/dl

XI. Analisis
Pada percobaan pemeriksaan golongan darah ini. Terpadat beberapa faktor
kesalahan yang mungkin terjadi, seperti darah tidak keluar saat ditusuk. Hal ini dapat
disebabkan oleh faktor sterss pada klien atau dapat terjadi pula dalam penggunaan
angka kedalaman jarum yang dipakai. Untuk dewasa kedalaman jarum nomor 5
sedangkan untuk bayi atau anak-anak jarum nomor 1 atau nomor 2. Selain itu pula,
dapat terjadi darah yang telah keluar cepat membeku, sehingga tidak dapat dilakukan
pemeriksaan dan harus diulang kembali.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan percobaan ini,
diantaranya :
1. Baca dalam ruangan yang terang
2. Alat sebaiknya dikalibrasi < 1 tahun
3. Warna standar dapat berubah
4. Hindari larutan / reagen dari kontaminasi
5. Menggunakan alat (Tabung dengan standar harus merek yang sama)
6. Menggunakan alat yang bersih dan kering

9
Apabila hal-hal ini diabaikan maka akan berdampak pada hasil yang tidak
akurat dan percobaan harus dilakukan kembali.

XII. Kesimpulan
Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai
media transport oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa
karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru paru.
Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna
merah. Kadar hemoglobin dapat ditetapkan dengan berbagai cara, antara lain metode
Sahli, oksihemoglobin atau sianmethhemoglobin.
Penetapan Hb metode Sahli didasarkan atas pembentukan hematin asam setelah
darah ditambah dengan larutan HCl 0.1N kemudian diencerkan dengan aquadest.
Pengukuran secara visual dengan mencocokkan warna larutan sampel dengan warna
batang gelas standar. Metode ini memiliki kesalahan sebesar 10-15%, sehingga tidak
dapat untuk menghitung indeks eritrosit.

10
I. Judul Percobaan
Pemeriksaan Laju Endap Darah
II. Tujuan Percobaan
Untuk menetapkan nilai koagulan dan untuk mengetahui kecepatan laju endap darah.
III. Tanggal Percobaan
15Desember 2014
IV. Metoda Percobaan
Westergreen dan Wintrobe
V. Prinsip Percobaan
Bila darah dicampur dengan antikoagulan dalam suhu kamar maka eritrosit akan
mengendap.
VI. Teori Dasar
Di dalam tubuh, suspense sel-sel darah merah akan merata diseluruh plasma
sebagai akibat pergerakan darah. Akan tetapi, jika darah ditempatkan dalam tabung
khusus yang sebelumnya diberi anti koagulan dan dibiarkan 1 jam, sel darah akan
mengendap di bagian bawah tabung karena pengaruh gravitasi. Laju endap darah
(LED) berfungsi untuk mengukur kecepatan pengendapan darah merah didalam
plasma (nm/jam). Tiga fase laju endap darah :
1. Fase Pengendapan Lambat I
Beberapa menit setelah percobaan dimulai, sel darah merah dalam keadaan
melayang sulit mengendap (1-30 menit).
2. Fase Pengendapan Cepat
Terjadi setelah darah saling berikatan membentuk rauleaux permukaan
relative kecil, masa menjadi lebih berat (30-60 menit).
3. Fase Pengendapan Lambat II
Terjadi setelah sel darah mengendap, menampak di dasar tabung (60-120
menit).
Dalam keadaan normal nilai LED jarang melebihi 10 nm perjam. LED ditentukan
dengan mengukur tinggi cairan plasma yang kelihatan jernih berada diatas sel darah
merah yang mengendap pada akhir 1 jam (60 menit). Nilai LED meningkat pada
keadaan seperti kehamilan (35mm/jam), menstrurasi, TBparu-paru (65 mm/jam) dan
pada keadaan infeksi terutama yang disertai dengan kerusakan jaringan. Metode yang

11
dianjurkan oleh ICSH (International Comunitet For Standardization in Hematology)
adalah carawetergren.

Nilai normal Westergreen :

 Laki-laki : 5—10 mm/jam


 Wanita : 8—10 mm/jam

Nilai normal Wintrobe :

 Laki-laki : < 10 mm/jam


 Wanita : < 20 mm/jam

VII. Alat dan Bahan


 Alat
1. Tabung Westergren
2. Rak tabung westergren
3. Stopwatch
4. Spuit
5. Kapas Alkohol 70%
6. Torniquet
 Bahan
1. Natrium Sitrat 0,4 ml
VIII. Cara Kerja
1. Menyediakan tabung yang berisi NaCitrat sebanyak 0,4 ml
2. Pasang Torniquet pada lengan atas 7-10 cm diatas bagian yang akan dilakukan
tusukkan dan pasien diminta untuk mengepalkan tangannya.
3. Pilih vena yang besar, tidak mudah bergerak dan bersihkan dengan alkohol 70%,
biarkan kering dengan sendirinya.
4. Tusuk kulit dengan jarum pada kemiringan 300, sampai jarum masuk kedalam lumen
vena.
5. Kendurkan Tourniquet dan hisap darah vena sebanyak 1,6 ml,masukkan kedalam
tabung yang berisi NaCitrat
6. Mencampur dengan cara melingkar perlahan-lahan. Hisap campuran tadi kedalam
pipet westergren sampai garis bertanda 0 tanpa menimbulkan gelembung

12
7. Biarkan pipet dalam sikap tegak lurus pada rak wetergren (pasang pencatat waktu)
8. Baca hasil dengan membaca tingginya lapisan plasma pada jam pertama dan jam
kedua dari 0 sampai batas endapan darah.
IX. Data Pengamatan
Tidak dilakukan percobaan
X. Hasil Pengamatan
Tidak dilakukan percobaan.
XI. Analisis
Sumber kesalahan yang dapat terjadi pada percobaan ini, diantaranya :
 LED Tinggi
1. Alat-alat panas
2. Darah dikocok terlalu kuat
3. Torniquet terlalu keras dan lama
4. Kadar lipid tinggi
 LED Rendah
1. Terdapat gelembung udara
2. Tabung miring
3. Terdapat bekuan
4. Faktor lain/ kadar glukosa dan garam empedu

XII. Kesimpulan
Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai
media transport oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa
karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru paru.
Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna
merah. Kadar hemoglobin dapat ditetapkan dengan berbagai cara, antara lain metode
Sahli, oksihemoglobin atau sianmethhemoglobin.
Penetapan Hb metode Sahli didasarkan atas pembentukan hematin asam setelah
darah ditambah dengan larutan HCl 0.1N kemudian diencerkan dengan aquadest.
Pengukuran secara visual dengan mencocokkan warna larutan sampel dengan warna
batang gelas standar. Metode ini memiliki kesalahan sebesar 10-15%, sehingga tidak
dapat untuk menghitung indeks eritrosit.

13
I. Judul Percobaan
Pemeriksaan Koagulasi
II. Tujuan Percobaan
1. Mampu menghitung waktu pendarahan.
2. Mampu menghitung waktu pembekuan.
III. Tanggal Percobaan
15 Desember 2014
IV. Metoda Percobaan
Metode DUKE dan Metode Ivy, serta Metode Lee and White dan Metode
Capplary Tube.
V. Prinsip Percobaan
Pada percobaan pemeriksaan waktu perdarahan dengan metode DUKE, bagian
tubuh dilakukan perdarahan buatan dan lamanya mulai terjadi perdarahan sampai
tidak terjadi perdarahan. Penusukan pada ujung daun telinga. Sedangkan, metode Ivy,
pengambilan darah pada volar lengan bawah dan nilai normal selama 1—3 menit.
Pada percobaan pemeriksaan pembekuan darah menggunakan metode Lee and
White, bila darah dikeluarkan dari pembuluh darah dan ditempatkan dalam tabung
reaksi makan akan timbul pembekuan karena adanya kontak terhadap dinding gelas
yang diikuti oleh reaksi pembekuan biasa dan nilai normalnya selama 5—11 menit.
Sedangkan, metode Cappalary Tube, darah diambil di ujung jari dan diisap oleh
Cappalary Tube.

VI. Teori Dasar


Pemeriksaan koagulasi mencakup pemeriksaan fungsi pembekuan darah,
(apakah faktor-faktor pembekuan darah cukup), atau sudah sesuai dengan pengobatan
yang diberikan oleh dokter. Pemeriksaan ini penting untuk memonitor bila ada
pendarahan atau untuk memonitor pengobatan dengan obat-obatan pengencer darah.
Skrining koagulasi dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan pendarahan yang
terjadi dalam tubuh manusia. Adanya kelainan perdarahan ditandai dengan
kecenderungan untuk mudah mengalami perdarahan, yang bisa terjadi akibat kelainan
pada pembuluh darah maupun kelainan pada darah. Kelainan yang terjadi bisa
ditemukan pada faktor pembekuan darah dan trombosit. Dalam keadaan normal, darah
terdapat di dalam pembuluh darah (arteri, kapiler dan vena). Jika terjadi perdarahan,

14
darah keluar dari pembuluh darah tersebut, baik ke dalam maupun ke luar tubuh.
Sehingga tubuh mencegah atau mengendalikan perdarahan melalui beberapa cara
(homeostatis).
Homeostatis adalah cara tubuh untuk mengentikan perdarahan pada pembuluh
darah yang mengalami cedera. Hal ini melibatkan 3 proses utama:
1. konstriksi (pengkerutan) pembuluh darah
2. aktivitas trombosit (partikel berbentuk seperti sel yang tidak teratur, yang
terdapat di dalam darah dan ikut serta dalam proses pembekuan)
3. aktivitas faktor-faktor pembekuan darah (protein yang terlarut dalam
plasma).
Kelainan pada proses ini bisa menyebabkan perdarahan atau pembekuan yang
berlebihan, dan keduanya bisa berakibat fatal. Salah satu komponen elemen darah
adalah trombosit atau keeping-keping darah yang memiliki peran dalam proses
penjendalan (koagulasi) darah. Proses koagulasi darah dimaksudkan agar apabila
terjadi kerusakan pembuluh darah, maka tidak terjadi kehilangan darah yang
sebanyak-banyaknya.
Pada kondisi tertentu seperti: hemofilia dapat terjadi kelainan atau gangguan
koagulasi darah sehingga darah sukar menjendal dan akibatnya tubuh dapat
kehilangan darah. Untuk itu, pemeriksaan koagulasi sangat diperlukan.
Pemeriksaan atau Skrining Koagulasi antara lain :
1. Pemeriksaan Rumple Leed
2. Jumlah Trombosit
3. Waktu Pendarahan
4. Waktu Pembekuan
5. Retraksi Bekuan & Konsistensi Bekuan
6. Lysis bekuan
7. PPT
8. APPT
Pemeriksaan Rumple Leed bertujuan untuk mendeteksi kelainan system
vaskuler dan trombosit. Metode yang biasa digunakan adalah DUKE atau metode
IVY, dan metode yang digunakan pada praktikum kali ini adalah metode DUKE.
Sedangkan tujuan pemeriksaan waktu pendarahan adalah untuk menilai factor-faktor
hemostasis yang letaknya ekstravaskuler, tetapi keadaan dinding vaskuler dan

15
trombosit juga berpengaruh. Praktikum terakhir yaitu pemeriksaan waktu pembekuan,
akan diperoleh hasil yang dijadikan ukuran aktivitas factor-faktor koagulasi.
VII. Alat Percobaan
 Alat Metode DUKE
1. Lancet
2. Kapas alcohol
3. Gelas obyek
4. Kertas saring
5. Stopwatch
6. Penggaris
 Alat Metode Lee and White
1. Tabung Reaksi
2. Alat pengambilan darah vena
3. Stopwatch
4. Rak Tabung
VIII. Cara Kerja
1. Pemeriksaan Pemeriksaan Waktu Pendarahan (Metode DUKE).
Prinsip pemeriksaan. Mengukur/ menghitung waktu yang digunakan saat
keluarnya darah dari luka yang dibuat dengan standart tertentu sampai
berhentinya pendarahan lewat luka tersebut.
Cara Pemeriksaan :

 Cuping telinga, tempat pemeriksaan dipijit-pijit atau digosok supaya


hiperemis.
 Bersihkan cuping telinga tersebut, biarkan kering.
 Tusuk daerah tersebut dengan lancet sedalam 2-3 mm dan biarkan darah
keluar dengan bebas, saat darah keluar jalankan stopwatch.
 Isap darah yang keluar dengan kertas saring tiap 15 detik sampai darah
berhenti mengalir (jangan sampai kertas saring menyentuh luka), hentikan
stopwatch saat darah tidak dapat dihisap lagi, dan catat waktunya.
2. Pemeriksaan Pemeriksaan Waktu Pembekuan (Metode Lee and White)
Cara Pemeriksaan :
 siapkan tabung reaksi yang bebas dari kotoran diletakkan pada rak tabung.

16
 Ambil darah, saat darah mulai keluar jalankan stopwatch (catat waktunya).
 Sampel darah dimasukkan perlahan pada tabung dengan posisi miring,
 Diamkan 5 menit, kemudian setiap 15 detik tabung digoyang (catat
waktunya hingga terjadi bekuan).

Pengamatan Waktu Pembekuan Darah pada Telinga :

1. Pasien atau objek penelitian duduk dalam posisi yang nyaman.


2. Siapkan alat
3. Basahi telinga yang akan diklik dengan kapas alkohol (Biasanya telinga bagian
bawah)
4. Klik bagian telinga yang akan diklik
5. Setelah keluar darah hitung setiap 15 detik sekali
6. Usap dengan kapas penyaring sampai darah tidak mengalir
7. Amati yang terjadi .
IX. Data Pengamatan
 Waktu Perdarahan
Sampel : Novi Nur Ratnasari
 Waktu Pembekuan
Sampel : Astri Dwi Raditiyani
X. Hasil Pengamatan
1. Pemerikasaan Waktu Pendarahan
Waktu : 2 menit dan berhenti pada 30 menit kemudian.
2. Pemerikasaan Waktu Pembekuan
Membeku : 15 menit
XI. Analisis
Waktu pendarahan yang didapat oleh kelompok kami adalah 2 menit. Ini
dinyatakan nornal, karena hasil intrepetasi menunjukkan waktu pendarahan normal
antara 1-3 menit. Pembuluh darah merupakan penghalang pertama dalam kehilangan
darah. jika sebuah pembuluh darah mengalami cedera, maka pembuluh darah akan
mengkerut sehingga aliran darah keluar menjadi lebih lambat dan proses pembekuan
bisa dimulai. Pada saat yang sama, kumpulan darah diluar pembuluh darah (hematom)
akan menekan pembuluh darah dan membantu mencegah perdarahan lebih lanjut.

17
Setelah pembuluh darah robek, serangkaian reaksi akan mengaktifkan
trombosit sehingga trombosit akan melekat di daerah yang mengalami cedera. perekat
yang menahan trombosit pada pembuluh darah ini adalah faktor von willebrand, yaitu
suatu protein plasma yang dihasilkan oleh sel-sel di dalam pembuluh darah. Kolagen
dan protein lainnya (terutama trombin), akan muncul di daerah yang terluka dan
mempercepat perlekatan trombosit. Trombosit yang tertimbun di daerah yang terluka
ini membentuk suatu jaring yang menyumbat luka; bentuknya berubah dari bulat
menjadi berduri dan melepaskan protein serta zat kimia lainnya yang akan menjerat
lebih banyak lagi trombosit dan proteinpembekuan. Selanjutnya, trombin merubah
fibrinogen (suatu faktor pembekuan darah yang terlarut) menjadi serat-serat fibrin
panjang yang tidak larut, yang terbentang dari gumpalan trombosit dan membentuk
suatu jaring yang menjerat lebih banyak lagi trombosit dan sel darah. Serat fibrin ini
akan memperbesar ukuran bekuan dan membantu menahannya agar pembuluh darah
tetap tersumbat.
Waktu pembekuan adalah waktu yang diperlukan darah untuk membeku,
hasilnya dapat dijadikan ukuran aktivitas faktor-faktor koagulasi. Hasil pemeriksaan
kelompok kami adalah 15 menit Ini dinyatakan nornal, karena hasil intrepetasi
menunjukkan waktu pendarahan normal antara 9-15 menit. Kelainan mungkin terjadi,
bila didapat waktu pembekuan yang memanjang (diatas 15 menit). Kelainan ini
merupakan kelainan beberapa faktor koagulasi (koagulopati) inhibitor dalam darah
misalnya heparin. Bekuan darah terganggu atau tidak terjadi, disebabkan oleh :
1. Trombositopenia : konsentrasi trombosit yang rendah di dalam darah
2. Penyakit von Willebrand : trombosit tidak melekat pada lubang di dinding
pembuluh darah
3. Penyakit trombosit herediter : trombosit tidak melekat satu sama lain untuk
membentuk suatu sumbatan.
4. Hemofilia : tidak ada faktor pembekuan VII atau IX
5. DIC (disseminated intravascular coagulation) : kekurangan faktor
pembekuan karena pembekuan yang berlebihan.

XII. Kesimpulan
Waktu pendarahan yang didapat oleh kelompok kami adalah 2 menit. Ini
dinyatakan nornal, karena hasil intrepetasi menunjukkan waktu pendarahan normal

18
antara 1-3 menit. Hasil pemeriksaan kelompok kami adalah 15 menit Ini dinyatakan
nornal, karena hasil intrepetasi menunjukkan waktu pendarahan normal antara 9-15
menit. Kelainan mungkin terjadi, bila didapat waktu pembekuan yang memanjang
(diatas 15 menit).

19
I. Judul Percobaan
Pemeriksaan Urin
II. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui kadar glukosa yang terdapat dalam urin
2. Mengetahui kadar protein dalam urin
III. Tanggal Percobaan
15 Desember 2014
IV. Metoda Percobaan
Percobaan pemeriksaan protein dalam urin menggunakan metode Bang. Sedangkan
pada percobaan reduksi menggunakan metode Benedict.
V. Prinsip Percobaan
 Prinsip percobaan metode Bang
Protein akan membentuk endapan atau menggumpal bila dipanaskan dalam
suasana asam.
 Prinsip percobaan metode Benedict
Glukosa dalam urin mereduksi kupri, dalam suasana alkalis menjadi ion kupro
membentuk endapan berwarna merah, banyaknya endapan merah yang
terbentuk sesuai dengan kadar gula yang terdapat dalam urin.
VI. Teori Dasar
Urin adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam
tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam
darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Kandungan urine
bergantung keadaan kesehatan dan makanan sehari-hari yang dikonsumsi oleh masing-masing
individu. Individu normal mempunyai pH antara5 sampai 7. Banyak faktor yang memperngaruhi pH
urine seseorang adalah makanan sehari-hari dan ketidak seimbangan hormonal. Warna urine adalah
kuning keemasan yang dianggap berasal dari emas. Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat
sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh.
Analisis urin secara fisik meliputi pengamatan warna urin, berat jeniscairan urin dan pH serta suhu
urin. Sedangkan analisis kimiawi dapat meliputianalisis glukosa, analisis protein dan analisis pigmen
empedu.
Untuk analisiskandungan protein ada banyak sekali metode yang ditawarkan, mulai darimetode uji
millon sampai kuprisulfa dan sodium basa.

20
Yang terakhir adalah analisis secara mikroskopik, sampel urin secara langsung diamati
dibawah mikroskop sehingga akan diketahui zat-zat apa saja yang terkandung di dalamurin tersebut.
Interval hasil pemeriksaan urin :

o- : tetap biru jernih atau sedikit kehijauan dan agak keruh


o+ : hijau kekuningan dan keruh ( sesuai dengan 0,5 - 1%
glukosa)
o ++ : kuning kehijauan atau kuning keruh (1 - 1,5% glukosa)
o +++ : jingga atau warna lumpur keruh (2 - 3,5% glukosa)
o ++++ : merah bata atau merah keruh ( > 3,5% glukosa

VII. Alat Percobaan


o Percobaan Pemeriksaan Glukosa
 Alat
1. Tempat Spirtus
2. Gelas ukur
3. Wadah urin
4. Tabung reaksi
5. Penjepit tabung
6. Rak tabung
7. Stopwacth
8. Autoklik
9. Tisu Penyaring
10. Pipet tetes
 Bahan
1. Larutan Benedict
2. Sampel Urin
3. Gula
4. Reagen
5. Korek Api
6. Spirtus

21
o Percobaan Pemeriksaan Protein
 Alat
1. Tempat Spirtus
2. Gelas ukur
3. Wadah urin
4. Tabung reaksi
5. Penjepit tabung
6. Rak tabung
7. Stopwacth
8. Autoklik
9. Tisu Penyaring
10. Pipet tetes
 Bahan
1. Larutan Bang
2. Sampel Urin
3. Reagen
4. Korek Api
5. Spirtus

VIII. Cara Kerja


Pemeriksaan kadar Glukosa :
1. Siapkan alat
2. Tuangkan larutan benedict sebanyak 2,5 ml ke dalam tabung rekasi yang
sebelumnya sudah diukur pada tabung ukur.
3. Simpan Tabung berisi cairan benedict ke dalam rak.
4. Masukan urin sebanyak empat tetes ke dalam tabung yang berisi larutan
benedict.
5. Jepit tabung reaksi kemudian bakar dengan menggunakan wadah spritus yang
sebelumnya sudah dinyalakan dengan korek api.
6. Panaskan hingga mendidih atau bergelembung
7. Amati warna yang terjadi.
8. Lakukan langkah 2-7 dengan penambahan glukosa ataupun larutan gula.

22
Pemeriksaan kadar Protein :
1. Siapkan alat
2. Tuangkan larutan urin sebanyak 2,5 ml ke dalam tabung reaksi yang
sebelumnya sudah diukur pada tabung ukur
3. Simpan tabung berisi cairan urin ke dalam rak
4. Masukan empat tetes reagen ke dalam tabung yang berisi cairan urin
5. Jepit tabung reaksi kemudian tabung reaksi dibakar dengan menggunakan
spirtus yang sebelumnya sudah dinyalakan dengan korek api.
6. Panaskan hingga mendidih atau bergelembung
7. Amati hasil yang terjadi pada larutan tersebut.

IX. Data Pengamatan


Sampel Urin : Anggriani Muslimah
X. Hasil Pengamatan
1. Pemeriksaan data Pemeriksaan kadar glukosa

NO NAMA HASIL

1. Larutan Benedict 2,5 ml Berwarna Biru


ditambah 4 tetes urin
2. Larutan Benedict 2,5 ml Berwarna hijau
ditambah 4 tetes urin dan satu
sendok teh larutan gula
3 Larutan Benedict ditambah 4 Berwarna hijau pekat
tetes urin dan satu sendok
glukosa
4. Larutan Benedict ditambah 4 Berwarna kuning keruh
tetes urin dan larutan glukosa pekat

2. Pemeriksaan Kadar protein dalam urin

No Hasil
1. Urin yang telah dibakar sama seperti warna sebelumnya

23
XI. Analisis
1. Apa warna urine sebelum di beri perlakuan? Apa arti warna tersebut?
Urine berwarna kuning sebelum di beri perlakuan. Warna urin yang normal
warnanya kuning, berasal dari bilirubin. Pucat atau kuatnya warna kuning pada
urin normal tergantung pada konsumsi air. perubahan warna dari yang normal itu
bisa terjadi karena pengaruh makanan, obat, atau kondisi kesehatan. Warna
kuning terang hingga oranye bisa terjadi jika kita mengonsumsi vitamin B2
(riboflavin) dan/atau carotene, sesuai dengan warnanya.
2. Apa warna urine pada tabung reaksi setelah di tambahkan larutan biuret? Warna
tersebut mengindikasikan apa?
Warna urine pada tabung reaksi adalah kuning pekat, mengindikasikan bahwa
urine normal.
3. Apa warna urine pada tabung reaksi setelah di tambahkan larutan benedict dan
kemudian di panaskan? Warna tersebut mengindikasikan apa?
Warna urine pada tabung reaksi setelah ditambahkan larutan benedict dan
kemudian dipanaskan adalah kuning keputihan. Warna tersebut mengindikasikan
bahwa urine normal.
4. Jika dalam urine terbukti ada protein maka bagian ginjal mana yang tidak
berfungsi?
Jika terdapat kandungan protein dalam urine ,berarti ginjal mengalami kelainan
atau gangguan akibat terdapat kebocoran pada ginjal bagian glomerulus yang
berfungsi sebagai penyerapan senyawa yang dibutuhkan oleh tubuh, termasuk
protein.
5. Jika dalam urine terbukti ada glukosa maka bagian ginjal mana yang tidak
berfungsi?
Bagian tubulus tidak berfungsi. Pada ginjal normal, glukosa dan asam amino
meresap melalui peristiwa difusi pada daerah tubulus.

XII. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan kami dapat disimpulkan bahawa sample urine yang di uji
cobakan normal tidak mengandung glukosa dan protein.

24

Anda mungkin juga menyukai