Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Fraktur

Fraktur Adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya disebabkan oleh
rudapaksa (Mansjoer, Arif, et al, 2000). Sedangkan menurut Linda Juall C. dalam buku Nursing
Care Plans and Dokumentation menyebutkan bahwa Fraktur adalah rusaknya kontinuitas
tulang yang disebabkan tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap oleh
tulang. Pernyataan ini sama yang diterangkan dalam buku Luckman and Sorensen’s Medical
Surgical Nursing.
Fraktur adalah terputusnya hubungan atau kontinuitas tulang karena stress pada tulang
yang berlebihan (Luckmann and Sorensens, 1993 : 1915)
Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik kekuatan
dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang itu sendiri, dan jaringan lunak disekitar tulang
akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap. (Price and Wilson,
1995 : 1183)
Fraktur menurut Rasjad (1998 : 338) adalah hilangnya konstinuitas tulang, tulang rawan
sendi, tulang rawan epifisis, baik yang bersifat total maupun yang parsial.
Fraktur adalah retaknya tulang, biasanya disertai dengan cedera di jaringan sekitarnya.
Kebanyakan fraktur disebabkan oleh trauma dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada
tulang, baik berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung.
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya disebabkan akibat
rudapaksa. (Mochtar, 1999).
Fraktur tulang kadang terjadi selama kelahiran. Menurut Hamilton (2000), tulang-tulang
yang kebanyakan mengalami cedera adalah klavikula, humerus, femorus. Gejala fraktur pada
bayi baru lahir adalah sebagai berikut:
1. Perubahan warna jaringan yang terkena.
2. Deformitas postur tubuh atau bengkak.
3. Abnormal mobilitas atau kurangnya gerakan.
4. Menangis merintih ketika tulang digerakkan
Bila dicurigai terjadinya fraktur, harus dilakukan perawatan yang cermat dengan
mengimobolisasi bagian yang terkena dan mencegah kerusakan lebih lanjut. Traksi atau
splints mungkin digunakan untuk mengimobilisasi bagian yang fraktur selama periode
penyembuhan.
Trauma tulang humerus lebih jarang terjadi dibandingkan dengan fraktur tulang klavikula.
Fraktur tulang humerus umumnya terjadi pada kelahiran letak sungsang dengan tangan
menjungkit ke atas. Kesukaran melahirkan tangan yang menjungkit inilah merupakan
penyebab terjadinya fraktur tulang humerus. Pada kelahiran presentasi kepala dapat pula
ditemukan fraktur ini bila terjadi tekanan yang keras dan langsung pada tulang humerus oleh
tulang pelvis. (Nelson Pediatric Textbook Volume 3).
2.2 Fraktur Humerus
A. Pengertian
Fraktur Humerus adalah Fraktur humerus adalah Kelainan yang terjadi pada kesalahan
teknik dalam melahirkan lengan pada presentasi puncak kepala atau letak sungsang dengan
lengan membumbung ke atas. Pada keadaan ini biasanya sisi yang terkena tidak dapat
digerakkan dan refleks Moro pada sisi tersebut menghilang.
B. Etiologi
Fraktur humerus lebih jarang terjadi. Kesulitan yang dijumpai saat pengeluatan bahu pada
presentasi kepala dan lengan ekstensi pada letak sungsang sering menyebabkan fraktur ini.
akan tetapi, hingga 70% kasus terjadi pada persalinan normal. Fraktur ekstrimitas atas yang
berkaitan dengan persalinan sering berjenis greenstick, meskipun dapat terjadi fraktur komplet
disertai tumpang tindih tulang (Cunningham, 2005).
Fraktur tulang humerus umumnya terjadi pada kelahiran letak sungsang dengan tangan
menjungkit ke atasa. Kesukaran melahirkan tangan yang menjungkit inilah merupakan
penyebab terjadinya fraktur tulang humerus. Pada kelahiran presentasi kepala dapat pula
ditemukan fraktur ini bila terjadi tekanan yang keras dan langsung pada tulang humerus oleh
tulang pelvis.
C. Patofisiologi
Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas untuk menahan
tekanan ( Apley,A. Graham.1997 ). Tapi apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar dari
tekanan yang dapat ditoleransi tulang, maka terjadilah trauma pada tulang yang mengakibatkan
rusaknya atau terputusnya kontinuitas tulang ( Carpnito, Lynda Juall. 1997). Setelah terjadi
fraktur , periosteum dan pembuluh darah serta saraf dalam korteks dan jaringan lunak yang
membungkus tulang rusak. Perdarahan terjadi karena kerusakan tersebut dan terbentuklah
hematoma di rongga medula tulang. Jaringan yang mengalami nekrosis ini menstimulasi
terjadinya respon inflamasi yang ditandai dengan vasodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit,
dan infiltrasi sel darah putih.
D. Penyebab
a. Umumnya terjadi pada kelahiran letak sungsang dengan tangan menjungkit keatas
b. Kesukaran melahirkan tangan yang menjungkit merupakan penyebab terjadinya tulang
humerus yang fraktur
E. Jenis Fraktur Humeri
1. Fraktur suprakondilar humerus, ini terbagi atas:
a. Jenis ekstensi yang terjadi karena trauma langsung pada humerus distal melalui benturan pada
siku dan lengan bawah pada posisi supinasi dan posisi lengan siku dalam posisi ekstensi dengan
tangan terfiksasi.
b. Jenis fleksi pada anak biasanya terjadi akibat jatuh pada telapak tangan dengan tangan dan
lengan bawah dalam posisi pronasi dan siku dalam posisi sedikit fleksi.
2. Fraktur interkondiler humerus
Fraktur yang sering terjadi pada anak adalah fraktur kondiler latreralis dan fraktur kondiler
medialis humerus.
3. Frakur batang humerus
Fraktur ini disebabkan oleh trauma langsung yang mengakibatkan fraktur spiral (fraktur
yang arah garis patahnya berbentuk spiral yang disebabkan trauma rotasi).
4. Fraktur kolum humerus
Fraktur ini dapat terjadi pada kolum antomikum (terletak dibawah kaput humeri) dan
kolum sirurgikum (terletak dibawah tuberkulum).
F. Gejala
Gejala klinis dapat diketahui dengan:
1. Berkurangnya gerakan tangan yang sakit.
2. Refleks moro asimetris
3. Terabanya deformitas dan krepotasi di daerah fraktur disertai rasa sakit.
4. Terjadinya tangisan bayi pada gerakan pasif.Letak fraktur umumnya di daerah diafisi.
Diagnosa pasti ditegakkan dengan pemeriksaan radiologik.
G. Penatalaksanaan
Pengobatan dilakukan dengan jalan imobilisasi selama 2-4 minggu dengan fiksasi bidai.
Prognosis penyembuhan fraktur tumpang tindih ringan dengan deformitas, umunya akan baik.
Dalam masa pertumbuhan dan pembentukan tulang pada bayi, maka tulang yang fraktur
tersebut akan tumbuh dan akhirnya akan mempunyai bentuk serta panjang yang normal. Hal
ini disebabkan karena fraktur tersebut akan member stimulais pertumbuhan pada epifisisnya.
Bila fraktur tulang humerus terletak di daerah sulkus nervus radialis, maka oerlu diperhatikan
kemungkinan adanya komplikasi paralisis saraf radialis.
H. Penanganan
Adapun cara penanganannya yaitu:
1. Imobilisasi lengan pada sisi bayi dengan lengan siku fleksi 90 selama 10-14 hari serta kontrol
nyeri.
2. Daya penyembuhan fraktur tulang bagi yang berupa fraktur tulang tumpang tindih ringan
dengan deformitas umunya akan baik.
3. Dalam masa pertumbuhan dan pembentukan tulang pada bayi, maka tulang yang fraktur
tersebut akan tumbuh dan akhirnya mempunyai bentuk panjang yang normal.

Anda mungkin juga menyukai