Materi Pratkikum :
1. Identifikasi Golongan I : Senin, 13 November 2017
2. Identifikasi Golongan II : Senin, 20 November 2017
Tanggal Pengumpulan Laporan : 27 November 2017
POLITEKNIK STTT
BANDUNG
2017
IDENTIFIKASI ZAT WARNA BUBUK GOLONGAN I DAN GOLONGAN II
OCOCH3 OCOCH3
OH O NHOH3
C C
C
+ C C C
C
C C C C
CH3 HNO OH
CH2OCOCH3
Zat warna reaktif adalah zat warna yang dapat mengadakan reaksi dengan
serat, sehingga zat warna tersebut merupakan bagian dari serat (ikatan kovalen).
Oleh karena itu zat warna ini mempunyai ketahanan cuci yang baik ( tahan luntur
tinggi ) . Zat warna ini mempunyai berat molekul yang kecil oleh karena itu kilapnya
lebih baik dibandingkan dengan zat warna direk.
Sifat-sifat umum :
Larut dalam air
Berikatan kovalen dengan serat
Karena kebanyakan gugusnya azo maka zat warna ini mudah rusak oleh
reduktor kuat
Tidak tahan terhadap oksidator yang mengandung klor ( NaOCl )
Zat warna reaktif dikenal sebagai zat warna yang dapat bereaksi secara kimia
dengan serat selulosa dalam ikatan yang stabil. Ikatan ini memberikan sifat tahan
luntur warna yang baik terhadap pelarut organik dan air. Karena tidak ada cara yang
khusus untuk menguji zat warna reaktif, maka perlu diadakan dulu pengujian yang
menunjukkan zat warna tersebut adalah zat warna reaktif.
2.3. Mekanisme Pencelupan
2.3.1. Zat Warna Dispersi
Serat poliester adalah serat dengan derajat kristalinitas yang tinggi. Hal tersebut
menjadikan serat poliester sebagai serat yang hidrofob dan sulit bereaksi dengan zat
bersifat hidrofob pula. Zat warna ispersi adalah zat warna yang bersifat hidrofob
dimana kelarutannya dalam air sangat kecil dan meupan larutan terdispersi. Dilihat
dari bentuk kimianya, zat warna dispersi merupakan senyawa azo atau antrakuion
dengan berat molekul yang kecil dan mengandung gugus pelarut. Zat warna dispersi
memiliki afinitas-afinitas yang tinggi terhadap poliester dibanding terhadap larutan
sehingga zat warna dapat bermigrasi kedalam serat dan membentuk suatu larutan
pada (solid solution) didalam serat poliester.
Kecepatan difusi zat warna dispersi sangat rendah sehinga waktu
pencelupannya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk meningkatkan
kecepatan difusiya, maka pencelupan dengan suhu dan tekanan tinggi atau
pencelupan dengan bantuan zat pengemban merupakan alternatif yang dapat
dilakukan untuk mencelup poliester.
Zat warna dispersi melekat pada serat berdasarkan sistem dispersi. Zat warna
pada temperatur tinggi akan kehilangan warna, karena pemutusan rantai molekul zat
warna, selanjutnya menguap menjadi gas (menyublim). Sublimasi tiap-tiap zat warna
berbeda-beda tergantung susunan molekul dan berat molekul zat warnanya.
2.3.2. Zat Warna Bejana
Karena zat warna bejana tidak larut dalam air, maka zat warna ini perlu direduksi
sehingga berubah menjadi leuko yang larut dalam air dan memiliki substantivitas
terhadap selulosa. Dengan bantuan zat pendispersi nonionik, Na2S2O4 dan NaOH.
Pembejanaan (Vatting)
Pencelupan
Leuko yang substantiv terdapat serat selulosa.
Pengoksidasian
Zat warna yang telah masuk kedalam serat perlu dirubah kembali
kebentuk semula yang tidak larut dalam air maka perlu dioksidasi dengan
perborat, H2O2 atau kaporit.
Pencucian
Hasil pengoksidasian perlu dihilangkan dengan dicuci sabun panas dan dingin.
2.3.3. Zat Warna Belerang
Zat warna belerang sama halnya dengan zat warna bejana yang tidak larut
dengan air. Maka perlu dirubah terlebih dahulu menjadi asam leuko (yang sedikit
larut) kemudian garam leuko (yang larut dalam air). Zat warna ini terdapat
kandungan sulfur.
Pelarutan zat warna belerang
Na2S + 4 H2O Na2SO4 + 8 Hn
+ Na CO
n D-S-S-D + 2n Hn 2n D-S-H 2 3 2n D-S-Na
Zw Belerang asam leuko garam leuko
(tidak larut) (sedikit larut) (larut)
Pencelupan
Dibantu dengan NaCl sebagai pendorong penyerapan zat warna, garam
leuko akan masuk ke pori-pori serat selulosa.
Selulosa + 2n D-S-Na Selulosa . 2n D-S-Na
Oksidasi (Pembangkitan Warna)
Garam leuko zat warna belerang dalam serat dirubah menjadi zat warna
belerang yang tidak larut dan berikatan secara fisika dengan serat.
Selulosa . 2n D-S-Na On Selulosa . n (D-S-S-D)
Pencucian dan Proses Tambahan
Setelah pencelupan terdapat belerang bebas sebagai zat pengotor yang
harus dihilangkan. Karena akan menyebabkan efek bronzing yaitu
pegangan kain hasil celupan yang kasar, warna yang suram, dan akan
menyebabkan kain bolong-bolong.
2.3.4. Zat Warna Direk
Mekanisme pencelupan terdiri dari tahap difusi zat warna dari fasa ruah larutan
zat warna ke dekat permukaan serat, kemudian tahap adsorpsi zat warna
kepermukaan serat, lalu tahap difusi zat warna ke dalam serat dan tahap fiksasi zat
warna. Tahap yang paling lambat dan menentukan laju pencelupan adalah tahap
difusi zat warna kedalam serat yang sangat tergantung pada kerapatan struktur serat
dan ukuran partikel zat warna. Oleh karena itu suhu proses pencelupan zat warna
direk golongan C lebih tinggi dari pada golongan B dan seterusnya. Semakin tinggi
suhu pencelupan semakin cepat laju pencelupan, tetapi afinitas zat warna akan turun
karena reaksi fiksasi zat warna dengan serat bersifat eksoterm. Oleh karena itu pada
akhir proses pencelupan zat warna direk, penurunan suhu pencelupan sebaiknya
diturunkan agak perlahan guna menambah penyerapan zat warna direk.
Bersifat amfoter
Tahan asam kecuali pekat dan panas
Rusak oleh alkali, ikatan lintang putus
Oksidator dapat memutus ikatan lintang sistina
2.6.1. Sifat Fisika Serat Poliakrilat
1. Bersifat hidrofob. Moisture Regain 1-2%
2. Kekuatan : 2–4 g/denier, dalam keadaan basah 2 g/denier.
3. Mulur :Sekitar 35 %n
4. Tahan panas sampai 150oC
5. Tahan terhadap sinar matahari
6. Tidak mengkerut dalam pencucian
7. Elastisitas cukup baik, tahan kusut
2.6.2. Sifat KimiaSerat Poliakrilat
1. Tahan terhadap asam,
2. kurang tahan alkali
3. Dapat dicelup dengan zat warnaasam atau basa
III. PERCOBAAN
3.1. Alat-Alat :
Gelas Ukur 100 ml
Piala Gelas 500 ml
Pengaduk
Tabung Reaksi
Rak Tabung
Penganas
Penjepit Tabung
3.2. Bahan-Bahan :
Air Panas NaOH 10%
Eter Metanol 3:1 Na2S2O4
Asetat Rayon Kapas Putih
NaOCl NaCl
Na2S Wol
Na2CO3 Akrilat
SnCl CH3COOH
HCl 16% Penetrasi TN
Kertas Pb Asetat
3.3. Langkah Kerja
Uji Pendahuluan :
1. Contoh uji dimasukan kedalam tabung reaksi.
2. Kemudian ditambahkan air panas, maka akan larut lalu didinginkan (A)
3. Larutan A diambil ±1 ml, ditambahkan eter metanol 3:1 dikocok-kocok sampai
terpisah.
Zat warna golongan I berada pada lapisan eter.
Zat warna golongan II berada pada lapisan air.
3.3.1. Golongan I
3.3.1.1. Zat Warna Dispersi
1. Larutan eter pada uji pendahuluan diamati, lalu dicuci 2x.
2. Setelah itu didihkan dan diuapkan.
3. Ditambahkan ½ ml air dan asetat rayon.
4. Didihkan, dicuci, dikeringkan, dan diamati.
3.3.1.2. Zat Warna Bejana
1. Larutan eter pada uji pendahuluan diambil dan ditambahkan NaOH 10%.
2. Lalu dididihkan dan ditambahkan Na2S2O4, didihkan kembali.
3. Setelah itu ditambahkan 2 kapas putih, dididihkan.
4. Dicuci, dan dioksidasi oleh udara.
Uji Penentuan :
Kapas satunya lagi ditambahkan NaOCl (Kapas Tetap Berwarna) +
Bejana.
3.3.1.3. Zat Warna Belerang
1. Larutan eter pada uji pendahuluan diambil dan ditambahkan NaOH 10%
lalu dididihkan.
2. Setelah itu ditambahkan Na2S, Na2CO3, dan 2 buah kapas putih, didihkan
kembali.
3. Dicuci dan dioksidasi.
Uji Penentuan 1 :
Kapas satunya lagi ditambahkan NaOCl amati.
Uji Penentuan 2 :
1. Larutan eter pada uji pendahuluan diambil dan ditambahkan Na2S
lalu dididihkan.
2. Ditambahkan pula Na2S2O4 didihkan dan diamati.
Uji Penentuan 3 :
3.3.2. Golongan II
3.3.2.1. Zat Warna Direk
1. Larutan air pada uji pendahuluan diambil dan ditambahkan NaCl serta
kapas, wol, dan poliakrilat putih.
2. Lalu dididihkan. Kapas,wol, dan akrilat di cuci dan diamati (kapas
tercelup tua).
3.3.2.2. Zat Warna Asam
1. Larutan air pada uji pendahuluan diambil dan ditambahkan ½ ml
CH3COOH serta kapas, wol, dan poliakrilat putih.
2. Lalu dididihkan. Kapas,wol, dan akrilat di cuci dan diamati (wol tercelup
tua).
3.3.2.3. Zat Warna Reaktif
1. Larutan air pada uji pendahuluan diambil dan ditambahkan 2 buah kapas
putih.
2. Lalu dididihkan. Kapas di cuci, dikeringkan dan diamati.
3. Kapas satunya ditambahkan penetrasi TN lalu dididihkan dan diamati.
Zat warna reaktif tidak luntur.
Zat warna direk, asam akan luntur.
3.3.2.4.Zat Warna Basa
Larutan induk + ½ ml CH3COOH pekat + akrilat
Penentu Basa
Larutan +NaOH zat warna eter diambil + CH3COOH zw kembali