Materi Pratkikum :
1. Identifikasi Poliamida I ; Senin, 30 Oktober 2017
2. Identifikasi Poliamida II : Senin, 6 November 2017
3. Identifikasi Zat Warna PadaPoliester : Senin, 16 Oktober 2017
POLITEKNIK STTT
BANDUNG
2017
IDENTIFIKASI ZAT WARNA PADA SERAT POLIAMIDA
GOLONGAN I – II DAN IDENTIFIKASI ZAT WARNA PADA POLIESTER
Golongan II
- Maksud : Mengidentifikasi zat warna pada serat poliamida Golongan II.
- Tujuan : Mengetahui jenis-jenis zat warna poliamida Golongan II, seperti zat
warna direk, zat warna asam dan zat warna basa.
Poliester
- Maksud : Mengidentifikasi zat warna pada serat Poliester.
- Tujuan : Mengetahui jenis-jenis zat warna Poliester, seperti zat warna bejana,
zat warna dispersi dan zat warna naftol.
2.1.2 Nylon 6
Nylon 6 terbuat dari Kaprolaktam. Asam aminokaproat H2N(CH2)5COOH
apabila dipanaskan akan membentuk polimer nylon 6, H [-HN(CH2)5CO-]n OH. Letak
perbedaan pokok antara nylon 6 dan nylon 66 adalah titik lelehnya lebih rendah, dan
sifat lainnya yang dimiliki oleh nylon 66 adalah sebagai berikut:
Kekuatan dan Mulur
Kekuatan dan mulur nylon 6 dapat divariasikan dari 8 g/denier dan 16-20% sampai 5
g/denier dan 30%.
Berat Jenis
Berat jenis nylon 6 adalah 1,14.
Moisture regain
Moisture regain kira-kira 4%
Penggelembungan
Apabila nylon 6 direndam dalam air dan kemudian diperas volumenya hanya
bertambah 13%, sedangkan kapas bertambah 40-45% dan rayon viskosa 80 –
110%.
Tahan Panas
Nylon 6 melunak pada suhu 170 – 180 0C dan meleleh pada suhu 2150C. pada suhu
1000C dalam waktu lama tidak berubah warnanya.
Sifat Kimia
Nylon 6 tahan terhadap kebanyakan pelarut organic seperti benzene, chloroform,
aseton, ester-ester dan eter-eter, tetapi larut didalam fenol, kresol, dan asam kuat.
Selain itu, Nylon 6 tahan terhadap alkali, nylon 6 tahan terhadap asam-asam lemah
dingin tetapi tidak tahan asam-asam dalam keadaan panas. Nylon 6 larut dalam
asam formiat.
B. Serat Poliester
Poliester pertama kali dikembangkan oleh J.R. Whinfield dan J.T. Dickson, yaitu
para ahli dari perusahaan Inggris Calico Printers Association Ltd. Pembuatan serat
poliester yang pertama kali dilakukan pada tahun 1944, kemudian pada tahun 1952
perusahaan ICI (Imperial Chemical Industries, Ltd) di Inggris mulai memproduksi serat
poliester secara komersial dan diberi nama Terylene. Menyusul kemudian pada tahun
1953, E.I du Pont de Nemours di Amerika Serikat memberi nama Dacron.
Terylene dibuat dari dimetil eter asam tereftalat dengan etilena glikol, sedangkan
Dacron dibuat dari asam tereftalat dan etilena glikol. Reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut :
Polimer yang terbentuk disebut poliester yang memiliki keteraturan struktur rantai
yang menyebabkan serat memliki struktur yang rapat akibat rantai yang saling
berdekatan membentuk ikatan antar rantai molekul polimer berupa gaya dipole. Oleh
karena itu serat poliester bersifat hidrofob dan sulit dimasuki air maupun zat warna.
Kenaikan suhu mengakibatkan adanya vibrasi molekul yang memperlemah ikatan
antar molekul, menjadikan jarak antar rantai lebih longgar, serat menjadi lebih plastis
sehingga dapat dimasuki oleh molekul air dan zat warna.
- Alcohol - Bunsen
Uji Pencucian
1. Dimasukkan contoh uji ke dalam tabung reaksi yang berisi dengan ± 10 ml
larutan sabun (0,5% sabun netral dan 0,2% natrium karbonat).
2. Dipanaskan selama 15 menit, kemudian dikeluarkan contoh uji, diamati.
3. Semua golongan zat warna luntur dalam uji pencucian kecuali zat warna bejana
dan naftol tidak luntur atau luntur sedikit.
4. Bagi larutan sabun menjadi 2 bagian
5. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi tersebut kain uji aneka serat (multi fibers),
dididihkan.
6. Dikeluarkan kain aneka serat, dicuci.
7. Diamati jenis bahan yang tercelup (dilampirkan pada jurnal).
Uji Piridin
1. Dimasukkan contoh uji ke dalam tabung reaksi yang berisi ± 15 ml larutan
piridin air (57 : 43).
2. Dipanaskan selama 15 menit.
3. Didinginkan dengan aliran air kemudian dikeluarkan contoh uji lalu diamati.
4. Semua zat warna luntur banyak dalam larutan piridin, kecuali zat warna bejana,
zat warna krom atau zat warna dispersi reaktif (luntur sedikit karena proses
pencelupan dan penyabunan yang kurang sempurna).
Uji Toluena
1. Ekstrak piridin (uji piridin) dipisahkan (saring).
2. Ditambahkan 1 – 2 mL HCl pekat, kemudian ditambahkan ± 15 mL toluena
kemudian dikocok.
3. Dibiarkan larutan menjadi dua lapisan, lapisan air dan lapisan toluena.
4. Zat warna pada lapisan toluena adalah zat warna golongan I dan zat warna pada
lapisan air adalah zat warna golongan II.
Uji Golongan I
zat warna dispersi luntur sedikit, dalam suasana asam maupun alkali
akanmencelup kembali serat poliamida, asetat, poliester dan poliakrilat.
2. Amati uji piridin
Zat warna dispersi luntur banyak.
3. Amati uji toluena
Zat warna dispersi terdapat dalam lapisan toluena.
4. Pengujian
1. Dipisahkan larutan toluena atau dikeluarkan airnya dicuci 5-6 kali sisa toluena
dengan air.
2. Diuapkan toluena yang sudah bersih sampai hampir kering.
3. Ditambahkan air dan dimasukkan serat asetat ke dalam tabung lalu dididihkan.
4. Serat asetat tercelup menunjukkan zat warna dispersi.
Uji Golongan II
Zat Warna Direk
1. Amati uji pencucian
Zat warna direk luntur banyak dalam uji pencucian.
Dalam suasana asam mencelup serat poliamida, sutera, wol, dan poliakrilat
dengan warna tua sedang serat rayon dan kapas tercelup muda.
Dalam suasana alkali mencelup serat kapas dan rayon dengan warna tua dan serat
poliamida dengan warna muda.
2. Amati uji piridin
Zat warna direk luntur dengan cepat dalam larutan campuran piridin air.
3. Amati uji toluena
1. Dipisahkan lapisan air dari lapisan toluena ke dalam tabung reaksi lain.
2. Dimasukkan kapas putih, NaCl dan satu tetes amonia pekat.
3. Dididihkan selama 1-2 menit, didinginkan. Apabila kapas tercelup seperti
contoh uji, menunjukkan zat warna direk.
Uji Pendahuluan
1. Dimasukkan 3-5 mL asam asetat glasial dingin ke dalam tabung reaksi.
2. Dimasukkan contoh uji ke dalamnya.
3. Diamati warnanya.
4. Apabila contoh uji luntur banyak maka kemungkinan zat warna dispersi carier
biasa atau zat warna dispersi diazotasi.
5. Apabila contoh uji luntur sedikit kemungkinan zat warna dispersi termosol atau
zat warna naftol.
Naftol
Dinginkan + eter
Dinginkan + eter
1. Zw Dispersi dalam Eter
* tercelup zw dispersi