Tanggal Praktikum :
1
I. Maksud dan Tujuan
1.1 Maksud : umtuk mengidentifikasi zat warna pada serat protein golongan I dan II.
1.2 Tujuan :
1.2.1 Identifikasi zat warna golongan I bertujuan untuk menentukan zat warna golongan I
yaitu zat warna direk, asam dan basa yang mencelup kain contoh uji protein.
1.2.2 Identifikasi zat warna golongan II bertujuan untuk menentukan zat warna golongan II
yaitu zat warna bejana, naftol dan reaktif yang mencelup kain contoh uji protein.
2
membentuk kepompong. Species utama yang dipelihara untuk menghasilkan sutera
adalah Bombyx mori.
Komposisi sutera mentah adalah sebagai berikut :
Dalam keadaan kering kekuatan serat sutera 4-4,5 gram/denier dan dalam keadaan
basah kekuatan serat sutera 3,5-4 gram/denier.
Mulur dalam keadaan kering 20-25% dan dalam keadaan basah 25-30%.
MR 11% dan berat jenisnya 1,33-1,25.
Tahan terhadap asam encer hangat tetapi larut dan rusak terhadap asam kuat pekat.
Sutera kurang tahan asam tetapi lebih tahan alkali meskipun dalam konsentrasi
rendah, pada suhu tinggi akan terjadi kemunduran kekuatan.
Sutera tahan terhadap semua pelarut organik, tetapi larut didalam kuproamonium-
hidroksida dan kupri etilena diamina.
Sutera kurang tahan terhadap zat – zat oksidator dan sinar matahari dibandingkan
serat lainnya.
Lebih tahan terhadap serangan biologi dibanding serat lainnya.
3
direk memiliki macam warna yang cukup banyak dan pada umumnya mempunyai
ketahanan yang kurang baik terhadap pencucian sedangkan ketahanan terhadap
sinar cukup, tidak tahan terhadap oksidasi dan rusak oleh zat pereduksi. Zat warna
direk dibagi 3 golongan yaitu self leveling, salt controllable dan temperature
controllable.
4
warna semula (asli) oleh oksidasi dengan udara. Zat warna yang termasuk
golongan ini adalah sebagai berikut :
2.2.1 Zat Warna Bejana
Zat warna bejana tidak larut dalam air, oleh karena itu dalam pencelupannya
harus diubah menjadi bentuk leuko yang larut. Senyawa leuko tersebut memiliki
substantivitas terhadap selulosa sehingga dapat tercelup. Adanya oksidator atau
oksigen dari udara, bentuk leuko yang tercelup dalam serat tersebut akan
teroksidasi kembali ke bentuk semula yaitu pigmen zat warna bejana.
Senyawa leuko zat warna bejana golongan indigoida larut dalam alkali lemah
sedangkan golongan antrakinon hanya larut dalam alkali kuat dan hanya sedikit
berubah warnanya dalam larutan hipoklorit. Umumnya zat warna turunan tioindigo
dan karbasol warna hampir hilang dalam uji hipoklorit dan di dalam larutan
pereduksi warnanya menjadi kuning. Ikatan zat warna bejana dengan serat antara
lain ikatan hidrogen dan ikatan sekunder seperti gaya – gaya Van Der Waals.
5
Larut dalam air.
Berikatan kovalen dengan serat.
Karena kebanyakan gugusnya azo maka zat warna ini mudah rusak oleh
reduktor kuat.
Tidak tahan terhadap oksidator yang mengandung klor (NaOCl).
III. Percobaan
3.1 Peralatan
Tabung reaksi Kaki tiga
Pipet tetes Penjepit kayu
Pipet volume Pengaduk
Penangas listrik Rak tabung
Kassa Gelas porselen
Gelas kimia
3.2 Bahan
Serat kapas Serat poliakrilat Kertas saring
Serat wol Kain contoh uji Lilin Parafin
3.3 Peraksi
Amonia 10% H2SO4 + Na2S2O4 NaNO2
NaCl NaOH 10% DMF 1:1
H2SO4 10% Eter DMF 100%
Alkohol CH3COOH 10%
Piridin Na2S2O4
6
3. Cuci bersih, kapas akan terwarnai tua (lampirkan pada jurnal).
7
1. Masukkan contoh uji kedalam tabung reaksi yang berisi 1-2 ml piridin, didihkan.
2. Pewarnaan dalam larutan piridin menunjukkan zat warna naftol.
Uji Penentuan
1. Masukkan contoh uji ke dalam tabung reaksi yang berisi 1-2 ml NaOH 10% dan 2-3 ml
alkohol kemudian didihkan.
2. Tambahkan 2 ml air dan Na2S2O4, didihkan kembali.
3. Setelah warna tereduksi masukkan kapas putih dan NaCl didihkan selama 2 menit (amati
perubahan warna lunturannya).
4. Dinginkan, keluarkan kapas putih tsb.
5. Bila kapas berwarna kuning dan berpendar dibawah sinar ultra lembayung, menunjukkan
zat warna naftol (lampirkan pada jurnal).
(Terlampirkan)
8
9