Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
PENDAHULUAN
1
Begitu juga sebaliknya, di dalam birokrasi pemerintahan tidak hanya di
tempati oleh pejabat politik tetapi juga ada pejabat birokrasi profesional
yang meniti karier di dalamnya.
Walaupun demikian, berdasarkan realita birokrasi pemerintahan
sangat dipengaruhi oleh partai politik yang membawa beraneka idologi.
Tidak jarang pula bahwa suatu partai politik memimpin suatu kementerian
dan menanamkan idologinya di dalam kementerian tersebut. Akibatnya,
struktur jabatan serta pejabat yang menduduki kementerian tersebut
adalah dari partai yang sama, baik di tingkat pusat maupun sampai ke
daerah.
Dalam kaitannya dengan birokrasi, di Indonesia persepsi orang tidak
lain adalah pemerintahan, yang mana cacatnya birokrasi adalah milik
pemerintah atau pejabat-pejabat pemerintahan. Pejabat birokrasi
pemerintahan adalah pusat dari penyelesaian urusan rakyat. Rakyat pun
sangat bergantung pada pejabat ini, bukannya pejabat yang bergantung
kepada rakyat. Birokrasi di Indonesia adalah sesuatu yang sakral, sesuatu
yang sangat menakutkan dan hampir tidak mungkin dapat ditembus oleh
lapisan masyarakat yang sangat lemah di depan birokrasi tersebut.
2
7. Bagaimana harapan terhadap model birokrasi ke depan?
3
BAB II
BIROKRASI PEMERINTAHAN
4
Birokrasi juga dioperasikan oleh serangkaian aturan serta prosedur
yang bersifat tetap. Terdapat rantai komando berupa hierarki kewenangan
yang mana tanggung jawab setiap bagian-bagiannya mengalir dari atas ke
bawah. Selain itu, birokrasi juga disebut sebagai badan yang
menyelenggarakan civil service (pelayanan publik).
Birokrasi terdiri atas orang-orang yang diangkat oleh eksekutif dan
posisi mereka ini “datang dan pergi”. Artinya, mereka yang duduk di
dalam birokrasi kadang dikeluarkan atau tetap dipertahankan berdasarkan
prestasi kerja mereka. Seorang pegawai birokrasi yang malas biasanya
akan mendapat teguran dari atasan. Jika teguran ini tidak digubris, ia
kemungkinan besar akan diberhentikan dari posisinya. Namun, jika
seorang pegawai menunjukkan prestasi kerja yang memuaskan, ada
kemungkinan ia akan dipromosikan untuk mendapat posisi yang lebih
tinggi (tentunya dengan gaji dan kewenangan yang lebih besar pula).
5
3. perencana, pelaksana, dan pengawas kebijakan (manajemen
pemerintah);
4. alat pemerintah untuk melayani kepentingan (abdi) masyarakat dan
negara yang netral dan bukan merupakan bagian dari kekuatan atau
mesin politik (netral).
6
1. pejabat-pejabat disaring atas kinerja pribadi;
2. jabatan dipandang sebagai sumber kekuasaan atau kekayaaan;
3. pejabat-pejabat mengontrol, baik fungsi politik ataupun administratif;
4. setiap tindakan diarahkan oleh hubungan pribadi dan politik.
7
2.5.3 Pendelegasian Wewenang yang Kabur
Dalam birokrasi Indonesia, tampaknya pendelegasian wewenang
masih menjadi masalah. Meskipun struktur birokrasi pemerintah di
Indonesian sudah hierarkis, dalam praktik perincian wewenang menurut
jenjang sangat sulit dilaksanakan. Dalam kenyataannya, segala keputusan
sangat bergantung pada pimpinan tertinggi dalam birokrasi. Sementara
hubungan antarjenjang dalam birokrasi diwarnai oleh pola hubungan
pribadi.
8
Dapat dikatakan bahwa birokrasi di Indonesia belum baik dan masih
banyak yang perlu diperbaiki.
9
Kondisi tersebut tidak saja terjadi pada aparatur pemerintah tingkat
pusat tetapi juga di daerah-daerah. Berbagai kebijaksanaan yang
dikeluarkan sering mengindikasikan keadaan tersebut. Misalnya,
kebijakan pengadaan barang dan jasa pemerintah serta proses tender
proyek disusun untuk menguntungkan kelompok tertentu baik yang ada
dalam birokrasi pemerintahan maupun yang di luar tetapi punya kaitan
erat dengan para pejabat birokrasi pemerintahan.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Birokrasi adalah kekuasaan yang didasarkan pada peraturan
perundang-undangan dan prinsip ideal bekerjanya suatu organinisasi.
Pada umumnya birokrasi ini bersifat rigid dan kaku. Namun, birokrasi
memiliki fungsi dan peran yang amat penting dalam masyarakat. Salah
satunya adalah melaksanakan pelayanan publik. Pelaksanaan birokrasi
dalam hal pelayanan publik di setiap negara tentunya berbeda, begitu juga
antara negara berkembang dengan negara maju. Di negara berkembang
yaitu Indonesia, pelayanan publik yang diberikan pemerintah kepada
masyarakat sepertinya belum bisa dikatakan baik atau maksimal karena
tidak sesuai. Lapisan masyarakat pun belum menikmati pelayanan yang
seharusnya, yang ada birokrasinya sangat berbelit-belit.
Birokrasi pemerintahan itu sendiri pada hakikatnya merupakan garis
terdepan yang berhubungan dengan pemberian pelayanan umum kepada
masyarakat. Konsekuensinya, birokrasi pemerintahan harus bersikap
netral baik dari sisi politik yaitu bukan merupakan kekuasaan politik
maupun dari sisi administratif. Selain itu, birokrasi pemerintahan
diharapkan tidak akan memihak kepada kelompok tertentu dengan tujuan
agar pelayanan umum yang dilakukan oleh pemerintah bisa
diberikan pada seluruh masyarakat tanpa membedakan aliran atau partai
politik yang diikuti oleh anggota masyarakat tersebut. Dalam konteks ini
tetap tidak dapat dipungkiri bahwa birokrasi pemerintahan seringkali
diartikan sebagai officialdom atau kerajaan pejabat, yaitu suatu kerajaan
yang raja-rajanya adalah pejabat. Di dalamnya terdapat yuridiksi, yaitu
setiap pejabat memiliki official duties, mereka bekerja pada tatanan
hierarki dengan kompetensinya masing-masing, pola kompilasinya
didasarkan pada dokumen tertulis.
11
3.2 Saran
Keberadaan birokrasi pemerintahan memang cenderung
dikonotasikan secara negatif. Hal ini sejalan dengan begitu banyak
penyimpangan dalam bentuk penyalahgunaan kekuasaan yang sering
dilakukan oleh para pejabat birokrasi. Oleh sebab itu, agar birokrasi
pemerintahan dapat menjalankan tugas sebagaimana mestinya, butuh
kontrol yang kuat dari lembaga yang seharusnya. Selain itu, misi utama
atau tupoksi keberadaan birokrasi pemerintahan tersebut perlu ditinjau
kembali agar pelaksanaannya sesuai dengan rel yang benar.
12
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Mustafa, Delly. 2013. Birokrasi Pemerintaahan. Makassar: Alfabeta.
Santoso, Priyo Budi. 1993. Birokrasi Pemerintah Orde Baru. Jakarta:
Rajagrafindo Persada.
Thoha, Miftah. 2012. Birokrasi Pemerintah dan Kekuasaan di
Indonesia. Yogyakarta: Thafa Media.
Sumber Internet
http://marfelfrans.blogspot.co.id/
http://setabasri01.blogspot.co.id/2009/02/birokrasi.html
http://isakuikikang.blogspot.co.id/2014/04/teori-birokrasi-menurut-
max-weber.html
https://afrizalwszaini.wordpress.com/2014/08/06/pengertian-
birokrasi-pemerintahan-indonesia/
http://irwansahaja.blogspot.co.id/2015/02/pengertian-
pemerintahan.html
(Diakses pada Sabtu, 10 Maret 2018 pukul 15.21 WIB)
13