Anda di halaman 1dari 5

Kadar air agregat adalah perbandingan antara berat air yang dikandung agregat

dengan berat agregat keadaan kering. Jumlah air yang terkandung di dalam agregat
perlu diketahui, karena akan mempengaruhi jumlah air yang diperlukan didalam
campuran beton. Agregat yang basah (banyak mengandung air), akan membuat
campuran juga lebih basah dan sebaliknya.

Kadar air pada agregat sangat dipengaruhi oleh jumlah air yang terkandung dalam
agregat. Semakin besar selisih antara berat agregat semula dengan berat agregat
setelah kering oven maka semakin banyak pula air yang dikandung oleh agregat
tersebut dan sebaliknya. Karena besar kecilnya kadar air berbanding lurus dengan
jumlah air yang terkandung dalam agregat maka semakin besar jumlah air yang
terkandung dalam agregat maka semakin besar pula kadar air agregat itu dan
sebaliknya. Akan tetapi bila berat kering oven besar maka kadar air akan semakin
kecil dan sebaliknya. Dari pengujian ini kita mendapatkan nilai kadar air untuk
agregat halus 7,5 % dan agregat kasar 1,8 %.

Analisa saringan adalah pengelompokan besar butir analisa agregat kasar


dan agregat halus menjadi komposisi gabungan yang ditinjau berdasarkan
saringan. Adapun tujuan dari analisa saringan yaitu :

1. Untuk mendapatkan beton yang mudah dikerjakan ( diaduk, dialirkan,


dan didapatkan) yang mempunyai tingkat workability yang tinggi.
2. Untuk mendapatkan harga beton yang ekonomis, kekuatan tinggi.
3. Untuk mendapatkan baton yang betul – betul padat.
4. Untuk mendapatkan batas gradasi dari agregat.
5. Untuk mendapatkan komposisi campuran ( gabungkan ) analisa agregat
kasar dan agregat halus dalam bentuk ideal.

Tujuan Analisa Saringan Agregat adalah pembagian butiran (gradasi) agregat. Data distribusi
butiran pada agregat diperlukan dalam perencanaan adukan beton.

Pemeriksaan ini adalah salah satu cara untuk mengetahui nilai kehalusan atau
kekasaran suatu agregat. Kehalusan atau kekasaran agregat dapat mempengaruhi
kelecakan dari mortar beton, apabila agregat halus yang terdapat dalam mortar terlalu
banyak akan menyebabkan lapisan tipis dari agregat halus dan semen akan naik ke
atas.

B. Tujuan
Untuk mengetahui nilai kehalusan atau kekasaran butiran kerikil.

Pasir adalah butiran-butiran mineral yang dapat lolos ayakan 4,8 mm dan tertinggal di
atas ayakan 0,075 mm. Di dalam pasir juga masih terdapat kandungan-kandungan
mineral yang lain seperti tanah dan silt. Pasir yang digunakan untuk bahan bangunan
harus memenuhi syarat yang telah ditentukan di dalam (PUBI). Pasir yang dapat
digunakan sebagai bahan bangunan, jika kandungan lumpur di dalamnya tidak lebih
dari 5%. Dengan cara endapan ekivalen kadar lumpur dalam pasir yang dinyatakan
dalam (%) dapat diketahui secara tepat.

B. Tujuan

Pemeriksaan pasir dengan cara ayakan nomor 200 bertujuan untuk mengetahui
besarnya kadar lumpur (tanah liat dan silt) dalam pasir tersebut.

MAKSUD DAN TUJUAN

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan ketahanan agregat kasar terhadap


keausan dengan mempergunakan mesin Los Angeles. Keausan tersebut dinyatakan
dalam perbandingan antara berat bahan aus lewat saringan no 12 terhadap berat
semula, dalam persen.

MAKSUD DAN TUJUAN

Pengujian ini bertujuan untuk membuat suatu distribusi ukuran agregat kasar dalam
bentuk grafik yang dapat memperlihatkan pembagian butir (gradasi) suatu agregat
dengan menggunakan saringan.

MAKSUD DAN TUJUAN

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis (bulk), berat jenis kering
permukaan jenuh (saturated surface dry = SSD), berat jenis semu (apparent) dan
penyerapan dari agregat halus.

1. Berat Jenis (bulk specific gravity) ialah perbandingan antara berat agregat
kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan
jenuh pada suhu tertentu
2. Berat jenis kering permukaan jenuh (SSD) yaitu perbandingan antara berat
agregat kering permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan
isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu.
3. Berat jenis semu (apparent specivic gravity) ialah perbandingan antara berat
agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam
keadaan kering pada suhu tertentu.
4. Penyerapan ialah prosentase berat air yang dapat diserap pori terhadap berat
agregat kering.
5. Berdasarkan SK SNI 2417 – 1991, keausan agregat tergolong sebagai berikut :
6. 1. Apabila nilai keausan yang diperoleh > 40%, maka agregat yang diuji tidak baik digunakan dalam
bahan perkerasan jalan.
7.
8. 2. Apabila nilai keausan agregat yang diperoleh < 40%, maka agregat yang diuji baik digunakan
dalam bahan perkerasan jalan.
9.
10. Jadi, pengujian keausan agregat dengan menggunakan mesin Los Angeles diatas diperoleh nilai
keausan : 20,19 % sehingga baik digunakan dalam bahan perkerasan jalan.
Menentukan kadar zat organik dalam agregat halus dengan memperhatikan warna cairan di
atas permukaan agregat halus dalam botol susu bayi dan membandingkan warnanya dengan
larutan pembanding.

Zat organik yang terkandung dalam agregat halus umumnya berasal dari penghancuran zat-zat
tumbuhan, terutama yang berbentuk humus dan Lumpur organk. Zat organik yang merugikan
diantaranya gula, minyak dan lemak. Gula dapat menghambat pengikatan semen dan
pengembangan kekuatan beton, sedangkan minyak dan lemak dapat mengurangi daya ikat
semen. Oleh sebab itu diperlukan pengujiana gregat untuk menentukan bisa tidaknya agregat
digunakan dalam campuran pembuatan beton.
Salah satu cara untuk menguji adanya zat organic dalam agregat halus adalah dengan cara
kalori meter. Pada pengukuran calorimeter, zat organic dinetralkan dengan larutan NaOH 3%
dan warna yang terjadi dibandingkan dengan warna standar setelah didiamkan selama ±24 jam.
Sesuaikan warna larutan yang terlihat pada botol bayi dengan warna yang terdapat pada tabel
warna standar:
1-2 untuk kadar lumpur rendah
3 untuk kadar lumpur normal
4-5 untuk kadar lumpur tinggi
(Semakin besar no warna semakin tua warnanya)
Menurut metoda SNI untuk uji warna, apabila warna hasil uji terletak pada no3 adn no2 maka
dapat digunakan untuk beton normal, apabila terletak pada no1 dapat digunakan untuk beton
mutu tinggi.

Dari hasil pengujian dengan membandingkan warna larutan, dapat disimpulkan bahwa agregat
halus yang diuji memiliki kadar zat organik yang rendah karena terletak pada no1 pada tabel
warna pembanding. Sehingga agregat dapat digunakan untuk campuran beton mutu tinggi.

Mesin yang digunakan untuk pengujian keausan adalah mesin los angeles. Mesin ini
berbentuk slinder dengan diameter 170 cm yang terbuat dari baja. Dalam pengujian ini
menggunakan bola-bola baja yang berukuran 4 – 6 cm sebagai nilai bantu untuk menghancurkan
agregat. Jumlah bola yang digunakan tergantung dari tipe gradasi dan agregat yang diuji. Yang
dimaksud dengan keausan merupakan perbandingan antara berat bahan aus lewat saringan no 8
dan tertahan di saringan no 16 terhadap berat semula dalam persen. Untuk menguji kekuatan
agregat kasar dapat mengguankan bejana Rudolf ataupun dengan alat uji los angeles test.
Di dalam mesin los angeles terdapat sirip yang berfungsi sebagai pembalik material yang
diuji dan lama pengujian tergantung dari jumlah berat material.
Berdasarkan SK SNI 2417 – 1991, keausan agregat tergolong sebagai berikut :
•Apabila nilai keausan yang diperoleh > 40%, maka agregat yang diuji tidak baik digunakan dalam
bahan perkerasan jalan.
•Apabila nilai keausan agregat yang diperoleh < 40%, maka agregat yang diuji baik digunakan
dalam bahan perkerasan jalan.
Rumus untuk menentukan keausan agregat adalah :

Keausan = (A – B)/A x 100%


Dimana :
A : Berat awal agregat
B : Berat akhir agregat yang lolos saringan no 8 dan tertahan di no 16

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dengan bahan awal agregat sebesar 5000 gram menjadi
4288 gram setelah di uji menggunakan alat los angelese. Maka dari data tersebut didapat nilai
keausan sebesar 14.24% yang berarti bahwa agregat baik digunakan untuk campuran aspal karena
nilai keausan kurang dari 40% sesuai dengan ASTM C-131-55.

Itulah contoh laporan praktikum pemeriksaan keausan agregat dengan mesin Los Angeles.
Dengan catatan bahwa hasil praktikum diusahakan apa adanya. Bagi kalian yang membutuhkan
bisa dijadikan referensi.Apabila ada kesalahan/kekeliruan baik dalam langkah kerja ataupun
perhitungan bisa kalian tuliskan di kolom komentar di bawah, supaya saya bisa memperbaikinya

ujuan umum
Dapat menentukan tingkat keausan agregat dengan menggunakan mesin los angeles.
b. Tujuan Khusus
1. Dapat memahami prosedur pelaksanaan pengujian keausan agregat dengan mesin los angeles dengan baik dan
benar.
2. Dapat mengenal dan menggunakan peralatan pengujian dalam pengujian keausan agregat dengan mesin los
angeles dengan baik dan benar.
3. Dapat mengamati dan mencatat data hasil pengujian yang dilakukan dengan cermat dan teliti.
4. Dapat menganalisa dan menyimpulkan hasil pengujian yang didapat dengan mengacu kepada standart yang
dipakai.
eausan adalah perbandingan antara berat bahan aus lewat saringan no 12 (1,18 mm) terhadap berat
semula dalam persen. Untuk menguji kekuatan agregat kasar dapat mengguankan bejana Rudolf ataupun dengan
alat uji los angeles test.
Mesin yang digunakan untuk pengujian keausan ini adalah mesin los angeles. Mesin ini berbentuk slinder
dengan diameter 170 cm yang terbuat dari baja. Dalam pengujian ini menggunakan bola-bola baj yang berukuran 4
– 6 cm sebagai nilai bantu untuk menghancurkan agregat. Jumlah bola yang digunakan tergantung dari tipe gradasi
dan agregat yang diuji. Di dalam mesin los angeles terdapat sirip yang berfungsi sebagai pembalik material yang
diuji dan lama pengujian tergantung dari jumlah berat material.
Berdasarkan SK SNI 2417 – 1991, keausan agregat tergolong sebagai berikut :
1. Apabila nilai keausan yang diperoleh > 40%, maka agregat yang diuji tidak baik digunakan dalam bahan perkerasan
jalan.
2. Apabila nilai keausan agregat yang diperoleh < 40%, maka agregat yang diuji baik digunakan dalam bahan
perkerasan jalan.
Berat jenis agregat adalah perbandingan antara berat volume agregat dan volume air. Besarnya
berat jenis agregat penting dalam perencanaan campuran agregat dengan aspal, karena pada
umumnya direncanakan berdasarkan perbandingan berat dan juga untuk menentukan banyak pori.
Agregat dengan berat jenis kecil mempunyai volume yang besar sehingga dengan berat yang sama
membutuhkan jumlah aspal yang lebih banyak. Dan sebaliknya, agregat dengan berat jenis yang
besar tidak membutuhkan aspal yang banyak.

Beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya penyerapan pada agregat kasar dan agregat halus
antara lain suhu yang tinggi, sehingga air yang mengisi pori-pori pada agregat kasar dan halus yang
tidak merata membuat pori-porinya semakin mudah menyerap air. Kemudian jika terkena suhu
yang tinggi, maka akan cepat menguap dan berat keringnya menjadi kecil dibandingkan berat
kering normal dari kondisi agregat yang jenuh (terisi air). Berarti agregat kasar dan halus ini tidak
cocok digunakan untuk bahan campuran lapis perkerasan. Namun apabila agregat ini digunakan
untuk campuran lapis perkerasan, maka akan banyak menyerap aspal pada pori-porinya. Kekuatan
lapis perkerasan menjadi tinggi, tetapi boros dalam pemakaiannya sehingga penggunaannya tidak
ekonomis.

Anda mungkin juga menyukai