Kehalusan
Kecepatan reaksi hidrasi semen portland akan bertambah besar dengan semakin
halusnya ukuran partikel. Sebaliknya, jika ukuran partikel semakin kasar, reaksi hidrasi
akan berjalan semakin lambat. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut, jika ukuran
partikel semakin halus, berarti luas permukaan total semakin besar. Bertambah luasnya
permukaan menyebabkan kemungkinan terjadinya kontak antara air dengan
permukaan butiran akan menjadi besar. Akibatnya kemungkinan terjadinya reaksi
antara air dengan butiran juga menjadi lebih besar atau dengan perkataan lain,
kecepatan reaksi bertambah besar.
Mekanisme reaksi
Mekanisme reaksi hidrasi senyawa utama semen portland adalah sebagai berikut:
Senyawa kalsium silikat (C3S dan C2S)Reaksi antara senyawa C3S dan C2S dengan air
menghasilkan kalsium silikat hidrat, CSH, dan kalsium hidroksida, Ca(OH)2.
Perbedaan reaksi antara kedua senyawa tersebut dalam hal kecepatan dan panas
reaksinya, kecepatan dan panas reaksi C3S lebih besar dari pada C2S. Panas reaksi C3S
yang ditimbulkan sekitar 500 J/gram Panas reaksi C2S yang ditimbulkan hasil dari
Reaksi antara senyawa C3A dan air memperoleh panas sekitar 1350 J/gram.
HIDRASI SEMEN
Hidrasi semen (semen Portland) adalah suatu reaksi kimia yang berurutan antara
clinker, kalsium sulfat dan air sampai akhirnya suspensi semen mengeras.
Hidrasi dapat di kelompokan menjadai 2 kelompok yaitu :
1. Hidrasi dengan temperatur rendah
2. Hidrasi denga n temperatur tinggi.
Semen merupakan salah satu material anorganik yang banyak dimanfaatkan karena
sifat-sifatnya yang memiliki kestabilan tinggi terhadap pengaruh fisis. Semen biasa
digunakan sebagai bahan bangunan, selain itu semen juga digunakan sebagai bahan
campuran pembuatan beton. Semen adalah hasil industri dari paduan bahan baku: batu
kapur/gamping sebagai bahan utama dan lempung/tanah liat atau bahan pengganti
lainnya dengan hasil akhir berupa padatan berbentuk bubuk/bulk, yang mengeras atau
membatu pada pencampuran dengan air. Batu kapur/gamping adalah bahan alam
yang mengandung senyawa kalsium oksida (CaO),
sedangkan lempung/tanah liat adalah bahan alam yang
mengandung senyawa: silika oksida (SiO2), aluminium oksida (Al2O3), besi oksida
(Fe2O3) dan magnesium oksida (MgO). Untuk menghasilkan semen, bahan
baku tersebut dibakar pada suhu yang sangat tinggi yaitu antara 1400 - 1600 °C
sampai meleleh, sebagian untuk membentuk clinkernya,
yang kemudian dihancurkan dan ditambah dengan gips (gypsum) dalam jumlah
yang sesuai.
Kandungan semen berturut-turut mulai dari yang terbanyak yaitu kalsium (II) oksida
(CaO), silika (IV) oksida (SiO2), aluminium (III) oksida (Al2O3), besi (III) oksida
(Fe2O3)dan komponen minor lainnya, salah satunya adalah kalsium (II) sulfat (CaSO4)
(MacLaren, 2003). Akan tetapi, karena proses pembuatan semen dari bahan-bahan
bakunya menggunakan temperatur yang sangat tinggi (melebihi 1200 oC), beberapa
komponen tersebut bergabung dengan sesamanya menghasilkan bermacam-macam
campuran fase padat terutama trikalsium silikat (3CaO.SiO2), dikalsium silikat
(2CaO.SiO2), trikalsium aluminat (3CaO.Al2O3) dan tetrakalsium aluminoferit
(4CaO.Al2O3.Fe2O3) (MacLaren, 2003).Ahli kimia semen menggunakan penamaan yang
disingkat berdasarkan oksida dari beberapa unsur untuk menunjukkan rumus kimia dari
senyawa yang bersesuaian, misalnya C = CaO, S = SiO2, A = Al2O3, F = Fe2O3.
Berikut adalah komposisi kimia semen dalam bentuk oksida (tabel 1).
Tabel 1. Rumus kimia dan penamaan semen untuk zat-zat penyusun utama dari
semen portland.
Notasi singkatan: C = CaO, S = SiO2, A = Al2O3, F = Fe2O3.
Komposisi
Rumus
Mineral dalam bentuk Singkatan
Kimia
oksida
trikalsium silikat Ca3SiO5 3CaO.SiO2 C3S
dikalsium silikat Ca2SiO4 2CaO.SiO2 C2S
trikalsium aluminat Ca3Al2O5 3CaO.Al2O3 C3A
tetrakalsium Ca4AlnFe2-
4CaO.AlnFe2-nO3 C4AF
aluminoferit nO7
Semen merupakan salah satu bahan perekat yang jika dicampur dengan airmampu
mengikat bahan-bahan padat seperti pasir dan batu menjadi suatukesatuan kompak.
Sifat pengikatan semen ditentukan oleh susunan kimia yang dikandungnya. Setelah
semen dicampur dengan air, komponen-komponen tersebut mengalami hidrasi
menghasilkan bermacam-macam produk reaksi, terutama 3CaO.2SiO2.nH2O(s),
3CaO.Al2O3.3CaSO4.nH2O(s), 3CaO.Al2O3.nH2O(s), 3CaO.Fe2O3.nH2O(s), dan
CaOH2(aq) (MacLaren, 2003). Campuran dari semua produk reaksi ini dan sisa pereaksi
yang disebut CSH gel (MacLaren, 2003).
Setelah semen dicampur dengan air, komponen - komponen yang terkandung di dalam
semen mengalami hidrasi menghasilkan beberapa hasil reaksi sebagai berikut:
2(3CaO.SiO2) + 6H2O → 3CaO.2SiO2.3H2O +
3Ca(OH)2
2(2CaO.SiO2) + 4H2O → 3CaO.2SiO2.3H2O +
Ca(OH)2
3CaO.Al2O3 + 3CaSO4.2H2O + 26H2O →
3CaO.Al2O3.3CaSO4.32H2O
3CaO.Al2O3.3CaSO4.32H2O + 2(3CaO.Al2O3) + 4H2O →
3(3CaO.Al2O3.CaSO4.12H2O)
3CaO.Al2O3 + 12H2O + Ca(OH)2 →
3CaO.Al2O3.Ca(OH)2.12H2O
4CaO.Al2O3.Fe2O3 + 10H2O + 2Ca(OH)2 →
6CaO.Al2O3.Fe2O3.12H2O
Pada reaksi hidrasi semen, C3S dan C2S bereaksi dengan air membentuk Trikalsium
silikat hidrat yang disebut dengan gel tobermorite atau gel kalsium silikat hidrat
(CSH gel) dan Ca(OH)2. Reaksi hidrasi C3A dengan adanya kalsium sulfat membentuk
kalsium trisulfoaluminat hidrat (disebut dengan AFt atau ettringite), ataukalsium
monosulfoaluminat hidrat (disebut denganAFm atau monosulfate). Tanpa adanya
kalsium sulfat, C3A bereaksi dengan air dan kalsium hidrosidamembentuk tetrakalsium
aluminat hidrat. Dan C4AFbereaksi dengan air membentuk kalsium aluminoferrit
hidrat (Spence, 2005).
Hidrasi Semen
Hidrasi semen adalah proses reaksi antara semen dan air. Reaksi ini terjadi antara silikatdan
alumina pada semen dengan air. Dengan adanya air, senyawa silikat dan aluminatersebut
membentuk produk hidrasi yang berupa massa yang keras dan kuat. Proses hidrasisemen
memerlukan air sebanyak 20% dari berat semen.Proses Hidrasi sangat penting karena proses ini
menentukan kekuatan semen akhir. Reaksihidrasi yang terjadi sangat ditentukan oleh reaktifitas
masing-masing senyawa utama darisemen Portland, antara lain Dikalsium Silikat (C
2
S), Trikalsium Silikat (C
3
S), TrikalsiumAluminat (C
3
A), dan Tertrakalsium Aluminoferrit (C
4
AF). Trikalsium Aluminat (C
3
A)adalah senyawa utama yang paling reaktif. Adapun untuk mengatur kecepatan reaksi
yangdiinginkan dapat ditambahkan gypum sebagai pengendali reaktifitas senyawa
TrikalsiumAluminat (C
3
A).Mekanisme reaksi hidrasi senyawa semen Portland:a.
3CaO.2SiO
2
.3H
2
O + 3Ca(OH)
2
(dalam bentuk rumus oksida)2C
3
S + 6H
3CaO.2SiO
2
.2H
2
O + Ca(OH)
2
(dalam bentuk rumus oksida)2C
2
S + 4H
3CaO.Al
2
O
3
.CaSO
4
.12H
2
Otrikalsium aluminat + air + gypsum
ettringete3CaO.Al
2
O
3
+ 12H
2
O + Ca(OH)
2
3CaO.Al
2
O
3
.Ca(OH)
2
.12H
2
Otrikalsium aluminat + air + kalsium hidroksida
kalsium aluminat hidratTrikalsium Aluminat murni bereaksi dengan air dan menghasilkan
pengikatan dalamwaktu yang cepat, disertai dengan pengeluaran panas yang besar, yaitu sekitar
850 joule/gram. Pada udara lembab, sebagian besar kekuatan di dapatkan dalam satu ataudua
hari, tetapi kekuatannya relative rendah. Kandungan C
3
A di dalam semen Portland biasa bervariasi antara 7
–
15 %.c.
6CaO.Al
2
O
3
.FeO
3
.12H
2
Otetrakalsium alumina-ferrit + air + kalsium hidroksida
Sifat-Sifat Semen
Susunan Kimia Semen
Bahan dasar penyusun semen terdiri dari bahan-bahan yang terutama
mengandung kapur, silika dan oksida besi, maka bahan-bahan itu menjadi unsur-unsur
pokok semennya.
Tabel 1.2 Susunan Unsur semen biasa
Oksida Persen (%)
Kapur (CaO) 60 – 65
Silika (SiO2) 17 – 25
Alumina (Al2O3) 3–8
Besi (Fe2O3) 0,5 – 6
Magnesia (MgO) 0,5 – 4
Sulfur (SO3) 1–2
Potash (Na2O 0,5 – 1
+ K2O)
Komposisi kimia semen portland pada umumnya terdiri dari CaO, SiO 2,Al2O3 dan
Fe2O3, yang merupakan oksida dominan. Sedangkan oksida lain yang jumlahnya hanya
beberapa persen dari berat semen adalah MgO, SO3, Na2O dan K2O.
Keempat oksida utama tersebut diatas di dalam semen berupa senyawa C 3S, C2S,
C3A dan C4AF, dengan mempunyai perbandingan tertentu pada setiap produk semen,
tergantung pada komposisi bahan bakunya.
Tabel 1.3 Senyawa utama semen portland
Rata-
Nama Rumus Notasi
Rumus oksida rata
senyawa empiris pendek
(%)
Tricalsium Ca3SiO5 3CaO.SiO2 C3 S 50
silikat Ca2SiO4 2CaO.SiO2 C2 S 25
Dicalsium Ca3Al2O6 3CaO.Al2O3 C3 A 12
silikat Ca2AlFeO3 4CaO.Al2O3Fe2O3 C4AF 8
Tricalsium CaSO4.2H2O CSH2 3,5
aluminat
Tetracalcium
aluminoferrit
Calsium
sulfat
dihidrat
Sumber : Teknologi Beton; Kardiyono Tjokrodimulyoo. 1994
Hidrasi semen
Bila semen bersentuhan dengan air, maka proses hidrasi berlangsung dalam arah
keluar dan arah ke dalam, maksudnya hasil hidrasi mengendap di bagian luar dan inti
semen yang belum terhidrasi dibagian dalam secara bertahap akan terhidrasi, sehingga
volume mengecil.
Mekanisme hidrasi silicate (C3S dan C2S)
2(3CaO.SiO2) + 6 H2O --> 3CaO.SiO2.3 H2O + 3Ca(OH)2
2(2CaO.SiO2) + 4 H2O --> 3CaO.SiO2.3 H2O + Ca(OH)2
Mekanisme hidrasi Aluminat (C3A)
Adanya gipsum di dalam semen menyebabkan reaksi calsium
aluminatmenghasilkan calsium sulfo aluminat hidrat.
3CaO.Al2O3 + CaSO4.2H2O + 10 H2O-->3CaO.Al2O3.CaSO4 + 12 H2O(gypsum)
CaO.Al2O3 + Ca(OH)2 + 12 H2O--> 3CaO.Al2O3.Ca(OH)2.12 H2O
Mekanisme hidrasi tetracalsium aluminoferrit (C4AF)
4CaO.Al2O3.Fe2O3 + 2Ca(OH)2 + 10H2O --> 64CaO.Al2O3.Fe2O3.12
H2O(tetracalsium aluminoferrat)
Kekuatan semen
Semen bila terkena air akan berubah menjadi keras seperti batu. Oleh karena itu
sangat perlu diperhatikan perbandingan antara air dan semen atau faktor air semennya,
karena faktor ini akan berpengaruh terhadap kekuatan beton. Bila kurang semen dan
terlalu banyak air akan menyebabkan segregration dan bleeding, selain itu
perbandingan yang tepat antara semen dan air akan berpengaruh dalam kemudahan
pekerjaan.
Jenis-Jenis Semen
Dalam pedoman beto 1989 disyaratkan bahwa semen portland untuk pembuatan beton harus merupakan jenis-
jenis yang memenuhi syarat-syarat SII 0013-81”Mutu dan uji semen” yang klasifikasinya tertera pada tabel dibawah
ini.
Pembuatan semen
Semen dibedakan dalam dua kelompok utama, yaitu:
b. Semen-semen lain:
1. Aluminium semen
2. Semen bersulfat
Reaksi-reaksi yang terjadi pada waktu proses pembuatan semen adalah sebagai
berikut:
a. Batu kapur : CaO + CO2 kapur karbondioksida
Lempung : SiO22 + Al2O3 + Fe2O3 + H2O silika alumina oksida besi air
b. 3CaO + SiO2 --> 3CaO.SiO2 trikalsium silikat (C3S)
2CaO + SiO2 --> 2CaO.SiO2 dikalsium silikat (C2S)
3CaO + Al2O3 --> 3CaO.Al2O3 trikalsium aluminat (C3A)
3CaO + Al2O3 + Fe2O3 3CaO.Al2O3..Al2O3.Fe2O3 tetrakalsium aluminoferit (C4AF)