Anda di halaman 1dari 6

Kalah Cantik (1)

Udah puluhan belasan kali aku memuji wanita lain yang lebih cantik dariku. Apalagi
saat melihat foto-foto mereka di instagram. Tanpa sadar, dalam hati selalu bilang “Kok cantik
banget sih  apalah daya diriku ini yang cuma remukan rempeyek” *nangiskejerdipojokan*

Lama-lama aku jadi minder dan nggak pede lagi sama penampilan sendiri. Nggak cuma
urusan penampilan, aku pun mulai minder urusan yang lain seperti “wah keren banget ya dia
bisa jadi aktivis kampus, pengen deh jadi seperti dia” atau “udah cantik, sholehah pula
pantesan banyak yang nge-cim”. *buatyangbelumdicimmohonbersabar,iniujian*

Dan tanpa kusadari, hidupku penuh dengan memuji men-judge orang lain.
Menganggap bahwa orang lain lebih hebat, lebih cantik, lebih solehah, dll. Sehingga aku pun
ingin menjadi seperti mereka. Ingin mendapatkan kenikmatan yang sama dengan mereka.

Aku jadi iri.

Astaghfirullahal’adziim

Buat kalian yang merasa pernah mengalaminya atau masih sering melakukannya, aku
saranin untuk stop.

Kenapa?

Karena keseringan melihat kenikmatan orang lain, Kita jadi lupa sama nikmat sendiri.
Padahal Allah udah ngasih banyak banget nikmat ke kita. Tapi ya emang manusia itu nggak
pernah puas, selalu melihat ke atas. Padahal di bawah sana pun banyak orang tidak
seberuntung kita.

Jangan menjadi seperti orang yang melihat bagaimana kemegahan Qarun lalu ingin
menjadi seperti Qarun.

“Maka keluarlah Qarun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-


orang yang menghendaki kehidupan dunia: “Moga-moga kiranya kita ini mempunyai seperti
apa yang telah diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai
keberuntungan yang besar”. (Al-Qashash: 79)

Berusahalah untuk tidak cenderung kepada dunia. Dunia cuma sebentar, sedangkan
akhirat itu kekal. Kecantikan itu nggak abadi, semua manusia pasti menua. Harta dan tahta?
Nggak abadi juga, ada kalanya kamu jadi pemberi dan ada kalanya kamu yang minta-minta.

Oke, katakanlah kalian berputus asa soal dunia. Tetapi jangan terus berputus asa juga
soal akhirat. It’s a BIG NO. Jangan menjadi orang yang hidup segan mati tak mau. Terus
maunya apa dong? *pusingpalaberbie*

Al Hasan Al Bashri berkata, “Apabila engkau melihat seseorang mengunggulimu


dalam masalah dunia, maka unggulilah dia dalam masalah akhirat.”
THAT’S RIGHT! Nggak perlu sedih melihat orang lain hidupnya lebih mapan dari kamu.
Karena yang kamu lihat itu cuma permukaan aja. Jangan sampai timbul rasa hasad (ingin
memiliki seperti dia) untuk urusan dunia yang cuma sebentar ini. Hasad yang diperbolehkan
cuma dua, yaitu kepada orang yang diberikan harta oleh Allah kemudian dia menginfakkannya
sepanjang malam dan siang dan orang yang diberikan Al-Qur’an oleh Allah kemudian ia
membacanya di sepanjang malam dan siang (HR. Muslim).

AND, bukan berarti ketika kita berlomba-lomba urusan akhirat, dunia kita tinggalkan.
Justru nikmat dunia yang Allah berikan, kita jadikan sarana untuk memperoleh kehidupan
akhirat, yaitu surga. Contoh : kamu aktivis? Manfaatkan skill dan pengalamanmu untuk
menolong orang banyak. Punya harta belebih? Gunakan hartamu untumu menggapai ridho
Allah. Otakmu encer? Manfaatkan kecerdasanmu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
*kokjadiUUD* Manfaatkan ilmu yang kamu miliki untuk kebaikan.

SEE?

Intinya, Allah udah kasih banyak banget nikmat ke kita. Cuma kita aja yang kurang
bersyukur. Kita nggak peka sama tujuan Allah kasih nikmat itu.

STOP baper sama nikmatnya orang lain. Syukuri nikmat yang Allah berikan ke kamu.
Jadikan nikmat duniamu itu untuk menggapai ridho Allah.

Karena BAHAGIA itu ketika memperoleh ridhonya Allah.

#SelfReminder

#tulisanamatir
Kalah Cantik (2)

Udah puluhan belasan kali aku memuji wanita lain yang lebih cantik dariku. Apalagi
saat melihat foto-foto mereka di instagram. Tanpa sadar, dalam hati selalu bilang “Kok cantik
banget sih  apalah daya diriku ini yang cuma remukan rempeyek”

Lama-lama aku jadi minder dan nggak pede lagi sama penampilan sendiri. Nggak cuma
urusan penampilan, aku pun mulai minder urusan yang lain seperti “wah keren banget ya dia
bisa jadi aktivis kampus, pengen deh jadi seperti dia” atau “udah cantik, sholehah pula
pantesan banyak yang nge-cim”.

Dan tanpa kusadari, hidupku penuh dengan memuji men-judge orang lain.
Menganggap bahwa orang lain lebih hebat, lebih cantik, lebih solehah, dll. Sehingga aku pun
ingin menjadi seperti mereka. Ingin mendapatkan kenikmatan yang sama dengan mereka.

Aku iri sama nikmat mereka.

Astaghfirullahal’adziim

Buat kalian yang merasa pernah mengalaminya atau masih sering melakukannya, aku
saranin untuk stop.

Kenapa?

Karena keseringan melihat kenikmatan orang lain, Kita jadi lupa sama nikmat sendiri.
Jangan jadi seperti orang yang melihat bagaimana kemegahan Qarun lalu ingin menjadi
seperti Qarun.

“Maka keluarlah Qarun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-


orang yang menghendaki kehidupan dunia: “Moga-moga kiranya kita ini mempunyai seperti
apa yang telah diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai
keberuntungan yang besar”. (Al-Qashash: 79)

Berusahalah untuk tidak cenderung kepada dunia. Dunia cuma sebentar, sedangkan
akhirat itu kekal. Harta/tahta/wanita itu nggak abadi. Stop worry about it! Don’t waste your
precious time.

Al Hasan Al Bashri berkata, “Apabila engkau melihat seseorang mengunggulimu


dalam masalah dunia, maka unggulilah dia dalam masalah akhirat.”

THAT’S RIGHT! Nggak perlu sedih melihat orang lain hidupnya lebih nikmat dari kamu.
Sedihmu nggak kan mengubah apapun. Jangan sampai timbul rasa hasad (ingin memiliki
seperti dia) untuk urusan dunia yang fana ini.

AND, bukan berarti ketika kita ingin unggul dalam urusan akhirat, dunia kita
tinggalkan. NGGAK GITU. Justru nikmat dunia yang Allah berikan, kita jadikan sarana untuk
menggapai kehidupan akhirat, yaitu surga. Contoh : kamu aktivis? Manfaatkan skill dan
pengalamanmu untuk menolong orang banyak. Punya harta belebih? Gunakan hartamu
untuk menolong agama Allah. Otakmu encer? Manfaatkan kecerdasanmu untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa, Manfaatkan ilmu yang kamu miliki untuk kebaikan.

SEE?

Intinya, Allah udah kasih banyak banget nikmat ke kita. Cuma kita aja yang kurang
bersyukur. Kita nggak peka sama tujuan Allah kasih nikmat itu.

STOP baper sama nikmatnya orang lain. Syukuri nikmat yang Allah berikan ke kamu.
Jadikan nikmat duniamu itu untuk menggapai ridho Allah.

Karena BAHAGIA itu simple. Sesimple kita ngucapin “Alhamdulillah for everything”

#SelfReminder

#JanganLupaBersyukur

#tulisanamatir
Kalah Cantik (3)

Udah puluhan belasan kali aku memuji wanita lain yang lebih cantik dariku. Apalagi
saat melihat foto-foto mereka di instagram. Tanpa sadar, dalam hati selalu bilang “Kok cantik
banget sih  apalah daya diriku ini yang cuma remukan rempeyek”

Lama-lama aku jadi minder dan nggak pede lagi sama penampilan sendiri. Nggak cuma
urusan penampilan, aku pun mulai minder urusan yang lain seperti “wah keren banget ya dia
bisa jadi aktivis kampus, pengen deh jadi seperti dia” atau “udah cantik, sholehah pula
pantesan banyak yang naksir”.

Dan tanpa kusadari, hidupku penuh dengan memuji men-judge orang lain.
Menganggap bahwa orang lain lebih hebat, lebih cantik, lebih solehah, dll. Sehingga aku pun
ingin menjadi seperti mereka. Ingin mendapatkan kenikmatan yang sama dengan mereka.

Aku jadi iri.

Astaghfirullahal’adziim

Buat kalian yang merasa pernah mengalaminya atau masih sering melakukannya, aku
saranin untuk stop.

Kenapa?

Karena keseringan melihat kenikmatan orang lain, Kita jadi lupa sama nikmat sendiri.
Padahal nikmat Allah ke kita itu banyak banget. Tapi ya emang manusia itu nggak pernah
puas, selalu melihat ke atas. Padahal di bawah sana pun banyak yang tidak seberuntung
dirinya.

Jangan jadi seperti orang yang melihat bagaimana kemegahan Qarun lalu ingin
menjadi seperti Qarun.

“Maka keluarlah Qarun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-


orang yang menghendaki kehidupan dunia : “Moga-moga kiranya kita ini mempunyai
seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai
keberuntungan yang besar”. (Al-Qashash: 79)

Berusahalah untuk tidak cenderung kepada dunia. Dunia cuma sebentar, sedangkan
akhirat itu kekal. Kecantikan itu nggak abadi, semua manusia pasti menua.
Harta/tahta/wanita itu nggak abadi. So, Stop worry about it! Don’t waste your precious time.

Oke, katakanlah kalian kalah soal dunia. Tetapi jangan terus kalah juga soal akhirat.
It’s a BIG NO. Jangan menjadi orang yang hidup segan mati tak mau. Terus maunya apa dong?

Al Hasan Al Bashri berkata, “Apabila engkau melihat seseorang mengunggulimu


dalam masalah dunia, maka unggulilah dia dalam masalah akhirat.”
THAT’S RIGHT! Nggak perlu sedih melihat orang lain hidupnya lebih nikmat dari kamu.
Percayalah rezeki udah ada yang ngatur. Jangan sampai timbul rasa hasad (ingin memiliki
seperti dia) untuk urusan dunia yang fana ini. Hasad yang diperbolehkan cuma dua, yaitu
kepada orang yang diberikan harta oleh Allah kemudian dia menginfakkannya sepanjang
malam dan siang dan orang yang diberikan Al-Qur’an oleh Allah kemudian ia membacanya di
sepanjang malam dan siang (HR. Muslim).

AND, bukan berarti ketika kita ingin unggul dalam urusan akhirat, dunia kita
tinggalkan. NGGAK GITU. Justru nikmat dunia yang Allah berikan, kita jadikan sarana untuk
menggapai kehidupan akhirat, yaitu surga. Contoh : kamu aktivis? Manfaatkan skill dan
pengalamanmu untuk menolong orang banyak. Punya harta belebih? Gunakan hartamu
untuk menolong agama Allah. Otakmu encer? Manfaatkan kecerdasanmu untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa, Manfaatkan ilmu yang kamu miliki untuk kebaikan.

SEE?

Intinya, Allah udah kasih banyak banget nikmat ke kita. Cuma kita aja yang kurang
bersyukur. Kita nggak peka sama tujuan Allah kasih nikmat itu.

STOP BAPER sama nikmatnya orang lain. Syukuri nikmat yang Allah berikan ke kamu.
Jadikan nikmat duniamu itu untuk menggapai ridho Allah.

Karena BAHAGIA itu simple. Sesimple kita ngucapin “Alhamdulillah for everything”

#SelfReminder

#JanganLupaBersyukur

#tulisanamatir

Anda mungkin juga menyukai