Anda di halaman 1dari 2

LTM MPKT A

Muhammad Febryan Caesar/1706038481

Penegakkan Hukuman Korupsi


A. Hukuman Korupsi di berbagai negara

1. Cina
Hukuman mati untuk Koruptor di Cina membuktikan bahwa penegakan hukuman ini
dapat menimbulkan efek jera sehingga koruptor berkurang drastis. Di Cina semua
koruptor yang melakukan korupsi sebelum tahun 1998 dilakukan pemutihan jadi semua
pejabat diagap bersih. Tetapi jika Ada yang korupsi sesudah pemutihan pejabar tersebut
akan langsung dijatuhi hukuman mati. Hingga Oktober 2007, sebanyak 4.800 pejabat di
Cina dijatuhi hukuman mati.

2. Amerika
Amerika sebagai negara adidaya juga sangat menindak keras para pelaku koruptor. Tidak
ada ganjaran hukuman mati seperti di Cina tetapi dipenjara dalam waktu yang cukup lama
dan membayar denda yang berat. Lama hukuman tersebut minimal adalah 5 tahun dan
denda sebesar 2 juta dollar. Selain hukuman yang berat seorang koruptor juga dapat
diusir dari negaranya jika terbukti bersalah dalam kasus yang berat.

3. Arab Saudi
Hukum mati untuk para koruptor di Arab Saudi diberlakukan sesuai dengan syariat Islam.
Bahwa setiap pembunuh harus dihukum dengan dibunuh atau Qisas. Hukum mati berupa
hukum pancung atau penggal. Walaupun dinilai kurang manusiawi, qisas mampu
membuat efek jera yang efektif untuk para koruptor.

4. Malaysia
Jika di negara tettanga Malaysia, mereka lebih tegas dan berani dalam memberantas
korupsi.Pada 1997, berlaku Anti Corruption Act, yang makin menguatkan hukum untuk
para koruptor di Malaysia. Dan bila terbukti bersalah, koruptor akan langsung divonis
hukuman gantung. Hal tersebut juga menjadikan pelaku korupsi di Malaysia semakin
berkurang jika dibandingkan dengan Indonesia.

B. Hukuman Korupsi di Indonesia


Di Indonesia ada tiga lembaga hukum yaitu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK),
Kejaksaan Agung dan Polri yang bersinergi dalam menangani kasus. Mereka membentuk
Satuan Tugas Antikorupsi (Satgas Antikorupsi). Ketiganya akan bersama menangani kasus
korupsi yang dinilai rumit dan kompleks. Melihat jumlah korupsi terus meningkat
menandakan penanganan korupsi di Indonesia belum maksimal. Secara umum
penanganan kasus korupsi yang terjadi di Indonesia masih jauh dengan apa yang
diharapkan . Menurut Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Adnan Topan
Husodo rata-rata vonis hukuman terhadap pelaku korupsi hanya 2 tahun 1 bulan. Artinya,
tidak terlalu signifikan kalau kita mengharapkan ada deteran efek (rasa takut/efek jera
dari pelaku korupsi) terhadap proses penegakkan hukum

Sebenarnya ada Undang-Undang yang mengatur seorang koruptor harus dihukum mati.
Hukuman mati untuk koruptor tercantum dalam Pasal 3 undang-Undang Nomor 31 Tahun
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Pada pasal tersebut mengatur
bahwa dalam hal tindak pidana korupsi sebagaimana yang tercantum dalam ayat (1)
dilakukan dalam keadaan tertentu pidana mati dapat dijatuhkan. Keadaan tertentu yang
dimaksud adalah ketika negara dalam keadaan berbahaya, pada waktu bencana alam
nasional, atau pada waktu negara dalam krisis ekonomi.

Referensi
Reny Widya Astari(2016),”Bedanya Koruptor Di Indonesia dengan Negara Lain”.
https://kreditgogo.com/artikel/Informasi-Umum/Bedanya-Koruptor-Di-Indonesia-
dengan-Negara-Lain.html (Diakses 10/4/2018)

Husen Miftahudin(2017), ” ICW: Memiskinkan Koruptor Lebih Efektif Ketimbang Lama


Dipenjara”. http://news.metrotvnews.com/hukum/yNLyXQ1b-icw-memiskinkan-
koruptor-lebih-efektif-ketimbang-lama-dipenjara (Diakses 10/4/2018)

Anda mungkin juga menyukai