Anda di halaman 1dari 12

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. KULIT

Kulit merupakan lapisan terluar dari tubuh kita, dimana ia merupakan organ
terbesar yang dimiliki oleh tubuh, baik manusia maupun mamalia. Yang
membedakan diantara keduanya adalah keberadaan bulu-bulu yang dapat menutupi
organ tubuh tersebut. Meskipun kulit manusia tertutup oleh keberadaan folikel
rambut, namun jika dilihat sekilas, kulit tersebut tidak berbulu. Sementara pada
hewan mamalia, bulu-bulu yang menutupi kulit sangat jelas terlihat. (Biologi,
Dosen, 2015)

Sebagai organ terbesar yang dimiliki tubuh, kulit memiliki luas permukaan
sekitar 1,5 hingga 2 m² pada orang dewasa dan memiliki ketebalan mencapai 2
hingga 3 mm. Kulit terdiri atas sekitar 650 kelenjar keringat, 60.000 melanosit, 20
pembuluh darah, serta ribuan ujung saraf.

Peranan kulit bagi tubuh :

1. Melindungi tubuh dari berbagai macam patogen atau organisme-organisme


beracun dan penyebab infeksi.
2. Melindungi struktur internal tubuh dari kerusakan mekanis seperti trauma
atau kerusakan yang disebabkan oleh sumber-sumber yang kurang terlihat
(misalnya Sinar UV).
3. Menerima rangsangan sensorik dari lingkungan eksternal
4. Melindungi tubuh dari dehidrasi (kehilangan air secara berlebihan) yaitu
dengan membantu menyimpan cairan tubuh.
5. Pengatur suhu tubuh.
6. Sebagai alat respirasi bagi tubuh.
7. Pembentukan vitamin D dengan bantuan sinar matahari pagi.
8. Sebagai indera peraba.
9. Agen pembuangan cairan atau racun dalam tubuh melalui kelenjar keringat.
10. Sebagai tempat penimbunan lemak tubuh.
Berdasarkan struktur anatominya, bagian bagian kulit manusia dan fungsinya
terdiri atas 3 lapisan penting yaitu :

1. EPIDERMIS

Epidermis merupakan lapisan kulit yang paling luar. Lapisan yang disebut
juga dengan kulit ari ini merupakan lapisan kulit yang tahan air yang memiliki
ketebalan yang berbeda-beda. Bagian kulit yang tebal (telapak tangan dan kaki)
memiliki ketebalan berkisar antara 400 hingga 600 µm, sedangkan untuk kulit yang
tipis (selain kulit telapak tangan dan kaki) memiliki ketebalan antara 75 hingga 150
µm.

(Gambar 1 “epidermis” www.dosenbiologi.com)

Fungsi lapisan epidermis :

1. Sebagai penghalang untuk melindungi tubuh dari mikroba atau patogen


berbahaya

2. Melindungi tubuh dari resiko stress oksidan akiban paparan sinar UV


maupun bahan-bahan kimia lainnya.

3. Memberikan ketahanan mekanis pada tubuh.

4. Menjaga agar kulit tetap terhidrasi

5. Memberikan warna pada kulit.


Epidermis merupakan lapisan kulit yang tidak memiliki pembuluh darah. Lapisan
ini tersusun atas beberapa sel utama, yaitu :

1. Sel Merkel, yaitu sel epidermis lokal yang terletak di lapisan basal epidermis
dan selubung epitel folikel rambut yang berfungsi sebagai reseptor sensorik.

2. Sel Keratinosit, yaitu sejenis sel yang ditemukan di lapisan terluar kulit yang
bertugas menghasilkan keratin, yaitu protein pembentuk kulit, rambut, dan
kuku.

3. Melanosit, yaitu sel-sel yang terdapat pada epidermis yang bertanggung


jawab untuk memproduksi melanin, yaitu zat yang memberikan warna pada
kulit.

4. Sel Langerhans, yaitu sel-sel yang terdapat dalam penile epithelium yang
berperan penting dalam proses imunologi kulit.

Epidermis kulit terbagi atas 5 lapisan, yaitu :

1. Stratum Korneum (lapisan zat tanduk)

Ini merupakan lapisan teratas dan menutupi semua lapisan


epiderma. Stratum corneum juga disebut sebagai lapisan kulit mati
(corneocytes) yang dapat terkelupas dan digantika oleh sel-sel kulit yang
baru. Lapisan ini terdiri dari 15 hingga 20 lapisan sel gepeng tanpa inti dan
organ sel. Stratum korneum berfungsi untuk menghalangi serta melindungi
jaring yang ada di bawahnya dari infeksi, dehidrasi, stres mekanik, maupun
paparan bahan kimia.

2. Stratum Lucidum (lapisan bening)

Lapisan ini disebut juga sebagai lapisan barrier yang terletak di


bawah lapisan tanduk yang menghubungkan stratum korneum dengan
stratum granulosum. Di lapisan inilah proses keratinisasi dimulai. Stratum
Lucidum terdiri atas protoplasma sel-sel berwarna jerih yang kecil-kecil,
tipis, dan bersifat translusen sehingga tembus cahaya. Stratum Lucidum
dapat terlihat dengan jelas di telapak tangan dan kaki.
3. Stratum Granulosum (lapisan granular)

Stratum granulosum merupakan lapisan epidermis kulit yang


tersusun atas keratinosit yang bermigrasi dari lapisan spinosum. Keratinosit
mengandung keratohyalin yang berfungsi untuk mengikat filamen keratin.

4. Stratum Spinosum (lapisan bertaju)

Merupakan lapisan epidermis yang terletak antara stratum


granulosum dan stratum basal. Lapisan ini terdiri atas keratinosit polyhedral
yang aktif dalam mensintetis protein fibrilar yang dikenal dengan
cytokeratin.

5. Stratum Germinativum (stratum basale)

Ini merupakan lapisan epidermis yang paling bawah. Stratum ini


terdiri dari sel-sel keratinosit basal batang yang dianggap sebagaii sel induk
epidermis. Beberapa jenis sel yang bisa ditemukan dalam stratum ini antara
lain adalah sel melanosit (yaitu sel yang menghasilkan pigmen), sel
langerhans (yaitu sel kekebalan tubuh), sel merkel (sentuhan reseptor).
2. DERMIS

Dermis merupakan lapisan kulit yang berada di bawah lapisan epidermis


yang keduanya terhubung oleh suatu membran yang dinamakan membran basal.
Lapisan ini lebih tebal daripada lapisan epidermis, yaitu sekitar 2,5 mm. Dermis
tersusun atas beberapa komponen struktural seperti kolagen (sejenis protein yang
menyumbang sekitar 30% dari keseluruhan protein dalam tubuh), serat elastis, dan
matrix ekstrafibrillar, yaitu zat ekstraseluler yang terdiri dari glukosaminoglikan,
proteoglikan, serta glikoprotein. Selain komponen tersebut, dalam lapisan dermis
juga terdapat mechanoreceptor yang berfungsi untuk memberikan rasa sentuhan,
dan thermoreceptor yang memberikan rasa panas.

(Gambar 2 “dermis” www.dosenbiologi.com)

Lapisan dermis merupakan tempat dimana ujung akhir syaraf sensorik berada.
Ujung syaraf tersebut antara lain adalah :

1. Paccini, yaitu ujung syaraf yang terletak di sekitar akar rambut dan memiliki
kepekaan terhadap rangsangan seperti tekanan.

2. Ruffini, yaitu ujung syaraf yang memiliki kepekaan terhadap rangsangan


panas

3. Krause, yaitu ujung syaraf pada kulit yang memiliki kepekaan terhadap rasa
dingin
4. Lempeng merkel, yaitu ujung syaraf yang terletak di permukaan kulit yang
bertindak sebagai perasa terkait dengan sentuhan serta tekanan yang ringan.

5. Meisner, yaitu ujung syaraf yang memiliki kepekaan terhadap adanya


sentuhan

6. Ujung syaraf tanpa selaput, yaitu ujung syaraf yang memiliki kepekaan
terhadap adanya rasa nyeri.

Dermis terbagi menjadi 2 lapisan Lapisan dermis terdiri dari 3 sel utama

1. Fibroblas, yaitu sejenis sel yang


bertugas untuk mensintesis
1. Stratum Papilare yang
matriks ekstraseluler dan kolagen.
merupakan bagian yang
Sel ini paling umum terdapat
berbatasan dengan epidermis
dalam jaringan ikat hewan.
yang mengandung jaringan
2. Makrofag, yaitu sel yang terdapat
terminal kapiler.
pada jaringan yang berasal dari
2. Lapisan Retikular yang
sel darah putih (monosit).
merupakan bagian yang terletak
Presentasi antigen ke sel T dan
di bawah papiler dan memiliki
fagositosis merupakan
ukuran yang lebih tebal. Lapisan
kemampuan yang dimiliki oleh
ini terdiri dari jaringan ikat yang
sel makrofag ini.
tidak teratur. Dalam lapisan ini
3. Adiposit, yaitu sejenis sel yang
terdapat akar rambut, kelenjar
berfungsi sebagai tempat
sebaceous, kelenjar keringat,
penyimpan lemak. Sel ini
reseptor, kuku, serta pembuluh
merupakan sel penyusun jaringan
darah.
adiposa serta jaringan penghantar
areolar.
3. HIPODERMIS

Hipodermis merupakan bagian yang terletak di bawah lapisan dermis.


Hipodermis merupakan lapisan yang banyak mengandung lemak yang bertindak
sebagai cadangan makanan, melindungi tubuh terhadap benturan, serta untuk
menahan panas pada tubuh. Hipodermis merupakan lapisan terdalam kulit yang di
dalamnya terdapat pembuluh darah, limfa, serta saraf yang sejajar dengan
permukaan kulit.

(Gambar 2 “hipodermis” www.dosenbiologi.com)

Secara umum, hipodermis memiliki berbagai macam fungsi seperti :

1. Membantu menyangga tubuh bagian dalam terhadap adanya benturan

2. Memberikan bentuk pada tubuh

3. Sebagai lumbung atau penyedia caadangan makanan.

4. Membantu mempertahankan suhu tubuh.

Hipodermis terdiri dari 4 unsur utama, yaitu :

1. Jaringan atau lapisan lemak yang memilliki ketebalan dan kedalaman yang
bervariasi. Lapisan paling tebal berada di daerah pantat, sedangkan lapisan
paling tipis berada di daerah kelopak mata.
2. Jaringan ikat bawah kulit yang berfungsi untuk menyangga tubuh bagian
dalam dari adanya benturan, membentuk kontur tubuh, serta sebagai
cadangan makanan.
3. Fibroblast yang bertanggung jawab untuk menghasilkan kolagen yang
nantinya disalurkan ke lapisan dermis untuk memperkuat kulit.
4. Pembuluh darah dan limfe yang merupakan saraf-saraf yang berjalan sejajar
dengan permukaan kulit.

B. MEMBRAN SEL

Kolesterol merupakan komponen penting dari membran sel yang tertanam


pada area hidrofobik pada bagian ekor. Pada sebagaian besar bakteri membran sel
tidak mengandung kolesterol. Protein tersuspensi pada bagian membran sebelah
dalam. Protein ini berfungsi sebagai tempat pertukaran molekul ke dalam dan
keluar sel. Protein integral ini biasa disebut dengan ”gateway proteins”. Permukaan
luar membran kaya dengan glikolipid di mana karbohidrat ini berikatan dengan
protein integral dan diduga berfungsi dalam pengenalan sel.

1. Fungsi Membran Sel

a. Kompartementalisasi

Membran plasma membagi protoplasma menjadi beberapa kompartemen


(ruangan). Membran sel membungkus seluruh protoplasma. Membran inti
memisahkan nukleoplasma dengan dari stoplasma. Selain itu selaput plasma
membagi sitoplasma menjadi beberapa kompartemen yang disebut dengan
organel. Adanya selaput ini pembatas ini sangat penting karenan memungkinkan
kegiatan setiap kompartemen dapat berlangsung tanpa gangguan dari
kompatemen lain namun tetap dapat bekerja sama.

b. Barier selektif permeabel

Membran sel mencegah pertukaran materi secara bebas dari satu sisi ke sisi
lain pada saat bersamaan. Membran plasma harus menjamin pertukaran molekul
antara bagian lur dan dalam pada saat yang tepat.
c. Transport molekul

Membran plasma mengandung mesin transpor molekul dari satu sisi ke sisi
lain yang mencegah molekul dengan konsentrasi rendah masuk ke dalam sel
daerah yang memeiliki konsentrasi tinggi. Mensin ini memungkinkan sel
mengakumulasi molekul tertentu dalam konsentari yang lebih tinggi di
bandingkan di sebelah luar.

2. Penghantaran signal

Membran plasma memainkan peran penting dalam respon sel terhadap


signal. Proses itu disebut dengan penghantaran signal. Membran sel memiliki
resptor yang berkombinasi dengan molekul tertentu (ligan). Setiap sel berbeda
memiliki reseptor berbeda, yang mampu mengenali dan berespon terhadap ligan
pada lingkungan berbeda.

3. Interaksi interseluler

Membran sel memperantarai interaksi antar sel pada organisme


multiseluler. Membran sel memungkinlkan sel mengenal satu sama lain,
berikatan dan saling bertukar materi dan informasi.

Sifat-Sifat Membran Sel

Membran sel bersifat barier permeabel yang memungkinkan molekul yang


berukuran kecil dapat keluar masuk ke dalam sel, seperti zat-zat tertentu yang
terlarut dalam lemak, tidak bermuatan, molekul asam amino, asam lemak gliserol,
gula sederhana dan air. Membran sel bersifat impermeabel terhadap gul (pati dan
polisakarida), protein, dan zat-zat yang mudah larut terhadap pelarut organik. Oleh
karena membran sel permeabel terhadap zat tertentu dan impermeabal juga
terhadap beberapa zat, maka membran sel tersebut bersifat semipermeabel. Hasil
pengamatan mikroskop elektron terhadap membran sel menunjukkan bahwa
memberan sel merupakan lipid bilayer. (disebut sebagai fluid-mosaic model).
Molekul penyusun utama adalah fosfolipid, yang terdiri dari bagian kepala yang
polar (hidrofilik) dan dua ekor nonpolar (hidrofobik). Fosfolipid ini tersusun atas
bagian nonpolar membentuk daerah hidrofobik yang diapit oleh daerah kepela yang
pada bagian dalam dan luar membran. Membran ini diketahui dengan menggunakan
mikroskop elektron.

C. DIFUSI

Konsep kulit sebagai membran pasif dan adanya keyakinan bahwa viabilitas
kulit kurang penting dalam absorpsi perkutan, telah memandu dominasi studi
absorpsi perkutan oleh hukum aksi masa dan difusi secara fisika. Sebuah
konsekwensi dari konsep kulit sebagai membran pasif merupakan tanda-tanda yang
jelas dari stratum corneum sebagai barrier terhadap absorpsi perkutan. Bagian kulit
yang hidup akan menentukan metabolisme, distribusi dan ekskresi dari senyawa
melalui kulit dan tubuh. (Wester, 2002)
Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau gas
dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi melalui membran dapat
berlangsung melalui tiga mekanisme, yaitu difusi sederhana (simple difusion),d
ifusi melalui saluran yang terbentuk oleh protein transmembran (simple difusion by
chanel formed), dan difusi difasilitasi (fasiliated difusion).(Shargel, leon., Susanna,
Andrew., 2012)

Difusi sederhana melalui membrane berlangsung karena molekul -molekul


yang berpindah atau bergerak melalui membran bersifat larut dalam lemak (lipid)
sehingga dapat menembus lipid bilayer pada membran secara langsung. Membran
sel permeabel terhadap molekul larut lemak seperti hormon steroid, vitamin A, D,
E, dan K serta bahan-bahan organik yang larut dalam lemak, Selain itu, memmbran
sel juga sangat permeabel terhadap molekul anorganik seperti O, CO2, HO, dan
H2O. Beberapa molekul kecil khusus yang terlarut dalam serta ion-ion tertentu,
dapat menembus membran melalui saluran atau chanel. Saluran ini terbentuk dari
protein transmembran, semacam pori dengan diameter tertentu yang
memungkinkan molekul dengan diameter lebih kecil dari diameter pori tersebut
dapat melaluinya. Sementara itu, molekul – molekul berukuran besar seperti asam
amino, glukosa, dan beberapa garam – garam mineral , tidak dapat menembus
membrane secara langsung, tetapi memerlukan protein pembawa atau transporter
untuk dapat menembus membrane.
Difusi difasiltasi (facilitated diffusion) adalah pelaluan zat melalui
rnembran plasrna yang melibatkan protein pembawa atau protein transforter.
Protein transporter tergolong protein transmembran yang memliki tempat
perlekatan terhadap ion atau molekul vang akan ditransfer ke dalam sel. Setiap
molekul atau ion memiliki protein transforter yang khusus, misalnya untuk pelaluan
suatu molekul glukosa diperlukan protein transforter yang khusus untuk
mentransfer glukosa ke dalam sel.

a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Difusi

Molekul bergerak terus-menerus secara acak pada tingkat yang tergantung


pada massa mereka, lingkungan mereka, dan jumlah energi panas yang mereka
miliki, yang pada gilirannya merupakan fungsi dari temperatur. Gerakan ini
menyumbang difusi molekul melalui media apa pun di mana mereka dilokalisasi.
Sebuah substansi akan cenderung bergerak ke setiap ruang yang tersedia untuk itu
sampai merata di seluruh itu. Setelah zat telah menyebar sepenuhnya melalui ruang
yang menghilangkan gradien konsentrasinya, molekul masih akan bergerak di
sekitar ruang, tetapi tidak akan ada gerakan bersih jumlah molekul dari satu daerah
ke daerah lain.

Kurangnya gradien konsentrasi di mana tidak ada gerakan bersih suatu zat
yang dikenal sebagai kesetimbangan dinamis. Sedangkan difusi akan maju dengan
adanya gradien konsentrasi suatu zat, beberapa faktor mempengaruhi laju difusi:

1) Tingkat gradien konsentrasi: Semakin besar perbedaan konsentrasi, semakin


cepat difusi. Semakin dekat distribusi bahan sampai ke kesetimbangan,
semakin lambat laju difusi terjadi.

2) Massa molekul menyebar: molekul yang lebih berat bergerak lebih lambat;
Oleh karena itu, mereka menyebar lebih lambat. Sebaliknya adalah benar untuk
molekul yang lebih ringan.

3) Suhu: Suhu yang lebih tinggi meningkatkan energi dan karena itu gerakan
molekul, meningkatkan laju difusi. Suhu yang lebih rendah menurunkan energi
molekul, sehingga mengurangi laju difusi.
4) Kerapatan Pelarut: Saat kerapatan pelarut yang meningkat, tingkat difusi
akan berkurang. Molekul-molekul memperlambat karena mereka memiliki
waktu yang lebih sulit masuk melalui media padat. Jika media kurang padat,
difusi meningkat. Karena sel-sel terutama menggunakan difusi untuk
memindahkan bahan dalam sitoplasma, setiap peningkatan kepadatan
sitoplasma akan menghambat pergerakan bahan. Sebuah contoh dari hal ini
adalah orang yang mengalami dehidrasi. Seperti sel-sel tubuh kehilangan air,
laju difusi menurun dalam sitoplasma, dan fungsi sel-sel memburuk. Neuron
cenderung sangat sensitif terhadap efek ini. Dehidrasi sering menyebabkan
ketidaksadaran dan mungkin koma karena penurunan laju difusi dalam sel.

5) Kelarutan: Seperti telah dibahas sebelumnya, bahan nonpolar atau larut


dalam-lipid melewati membran plasma lebih mudah daripada bahan polar,
memungkinkan tingkat yang lebih cepat dari difusi.

6) Luas permukaan dan ketebalan membran plasma: Peningkatan luas


permukaan meningkatkan laju difusi, sedangkan membran tebal mengurangi
itu.

7) Jarak tempuh: Semakin jauh bahwa zat harus melakukan perjalanan, semakin
lambat laju difusi. Hal ini memberikan pembatasan atas ukuran sel. Sel yang
bulat besar akan mati karena nutrisi atau limbah tidak dapat mencapai atau
meninggalkan pusat sel. Oleh karena itu, sel-sel yang baik harus dalam ukuran
kecilseperti halnya dengan kebanyakan eukariota bersel tunggal.

Rachmawati, Faidah. 2009. Biologi. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen


Pendidikan Nasional.

Shargel, leon.,Susanna, Andrew., 2012. Biofarmasetika dan


Farmakokinetika terapan. Surabaya: Airlangga University Press.
Biologi, Dosen. 2015. “Bagian bagian Kulit Manusia dan Fungsinya”.
https://dosenbiologi.com/manusia/bagian-bagian-kulit-manusia-dan-fungsinya

Anda mungkin juga menyukai