TINJAUAN PUSTAKA
A. KULIT
Kulit merupakan lapisan terluar dari tubuh kita, dimana ia merupakan organ
terbesar yang dimiliki oleh tubuh, baik manusia maupun mamalia. Yang
membedakan diantara keduanya adalah keberadaan bulu-bulu yang dapat menutupi
organ tubuh tersebut. Meskipun kulit manusia tertutup oleh keberadaan folikel
rambut, namun jika dilihat sekilas, kulit tersebut tidak berbulu. Sementara pada
hewan mamalia, bulu-bulu yang menutupi kulit sangat jelas terlihat. (Biologi,
Dosen, 2015)
Sebagai organ terbesar yang dimiliki tubuh, kulit memiliki luas permukaan
sekitar 1,5 hingga 2 m² pada orang dewasa dan memiliki ketebalan mencapai 2
hingga 3 mm. Kulit terdiri atas sekitar 650 kelenjar keringat, 60.000 melanosit, 20
pembuluh darah, serta ribuan ujung saraf.
1. EPIDERMIS
Epidermis merupakan lapisan kulit yang paling luar. Lapisan yang disebut
juga dengan kulit ari ini merupakan lapisan kulit yang tahan air yang memiliki
ketebalan yang berbeda-beda. Bagian kulit yang tebal (telapak tangan dan kaki)
memiliki ketebalan berkisar antara 400 hingga 600 µm, sedangkan untuk kulit yang
tipis (selain kulit telapak tangan dan kaki) memiliki ketebalan antara 75 hingga 150
µm.
1. Sel Merkel, yaitu sel epidermis lokal yang terletak di lapisan basal epidermis
dan selubung epitel folikel rambut yang berfungsi sebagai reseptor sensorik.
2. Sel Keratinosit, yaitu sejenis sel yang ditemukan di lapisan terluar kulit yang
bertugas menghasilkan keratin, yaitu protein pembentuk kulit, rambut, dan
kuku.
4. Sel Langerhans, yaitu sel-sel yang terdapat dalam penile epithelium yang
berperan penting dalam proses imunologi kulit.
Lapisan dermis merupakan tempat dimana ujung akhir syaraf sensorik berada.
Ujung syaraf tersebut antara lain adalah :
1. Paccini, yaitu ujung syaraf yang terletak di sekitar akar rambut dan memiliki
kepekaan terhadap rangsangan seperti tekanan.
3. Krause, yaitu ujung syaraf pada kulit yang memiliki kepekaan terhadap rasa
dingin
4. Lempeng merkel, yaitu ujung syaraf yang terletak di permukaan kulit yang
bertindak sebagai perasa terkait dengan sentuhan serta tekanan yang ringan.
6. Ujung syaraf tanpa selaput, yaitu ujung syaraf yang memiliki kepekaan
terhadap adanya rasa nyeri.
Dermis terbagi menjadi 2 lapisan Lapisan dermis terdiri dari 3 sel utama
1. Jaringan atau lapisan lemak yang memilliki ketebalan dan kedalaman yang
bervariasi. Lapisan paling tebal berada di daerah pantat, sedangkan lapisan
paling tipis berada di daerah kelopak mata.
2. Jaringan ikat bawah kulit yang berfungsi untuk menyangga tubuh bagian
dalam dari adanya benturan, membentuk kontur tubuh, serta sebagai
cadangan makanan.
3. Fibroblast yang bertanggung jawab untuk menghasilkan kolagen yang
nantinya disalurkan ke lapisan dermis untuk memperkuat kulit.
4. Pembuluh darah dan limfe yang merupakan saraf-saraf yang berjalan sejajar
dengan permukaan kulit.
B. MEMBRAN SEL
a. Kompartementalisasi
Membran sel mencegah pertukaran materi secara bebas dari satu sisi ke sisi
lain pada saat bersamaan. Membran plasma harus menjamin pertukaran molekul
antara bagian lur dan dalam pada saat yang tepat.
c. Transport molekul
Membran plasma mengandung mesin transpor molekul dari satu sisi ke sisi
lain yang mencegah molekul dengan konsentrasi rendah masuk ke dalam sel
daerah yang memeiliki konsentrasi tinggi. Mensin ini memungkinkan sel
mengakumulasi molekul tertentu dalam konsentari yang lebih tinggi di
bandingkan di sebelah luar.
2. Penghantaran signal
3. Interaksi interseluler
C. DIFUSI
Konsep kulit sebagai membran pasif dan adanya keyakinan bahwa viabilitas
kulit kurang penting dalam absorpsi perkutan, telah memandu dominasi studi
absorpsi perkutan oleh hukum aksi masa dan difusi secara fisika. Sebuah
konsekwensi dari konsep kulit sebagai membran pasif merupakan tanda-tanda yang
jelas dari stratum corneum sebagai barrier terhadap absorpsi perkutan. Bagian kulit
yang hidup akan menentukan metabolisme, distribusi dan ekskresi dari senyawa
melalui kulit dan tubuh. (Wester, 2002)
Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau gas
dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi melalui membran dapat
berlangsung melalui tiga mekanisme, yaitu difusi sederhana (simple difusion),d
ifusi melalui saluran yang terbentuk oleh protein transmembran (simple difusion by
chanel formed), dan difusi difasilitasi (fasiliated difusion).(Shargel, leon., Susanna,
Andrew., 2012)
Kurangnya gradien konsentrasi di mana tidak ada gerakan bersih suatu zat
yang dikenal sebagai kesetimbangan dinamis. Sedangkan difusi akan maju dengan
adanya gradien konsentrasi suatu zat, beberapa faktor mempengaruhi laju difusi:
2) Massa molekul menyebar: molekul yang lebih berat bergerak lebih lambat;
Oleh karena itu, mereka menyebar lebih lambat. Sebaliknya adalah benar untuk
molekul yang lebih ringan.
3) Suhu: Suhu yang lebih tinggi meningkatkan energi dan karena itu gerakan
molekul, meningkatkan laju difusi. Suhu yang lebih rendah menurunkan energi
molekul, sehingga mengurangi laju difusi.
4) Kerapatan Pelarut: Saat kerapatan pelarut yang meningkat, tingkat difusi
akan berkurang. Molekul-molekul memperlambat karena mereka memiliki
waktu yang lebih sulit masuk melalui media padat. Jika media kurang padat,
difusi meningkat. Karena sel-sel terutama menggunakan difusi untuk
memindahkan bahan dalam sitoplasma, setiap peningkatan kepadatan
sitoplasma akan menghambat pergerakan bahan. Sebuah contoh dari hal ini
adalah orang yang mengalami dehidrasi. Seperti sel-sel tubuh kehilangan air,
laju difusi menurun dalam sitoplasma, dan fungsi sel-sel memburuk. Neuron
cenderung sangat sensitif terhadap efek ini. Dehidrasi sering menyebabkan
ketidaksadaran dan mungkin koma karena penurunan laju difusi dalam sel.
7) Jarak tempuh: Semakin jauh bahwa zat harus melakukan perjalanan, semakin
lambat laju difusi. Hal ini memberikan pembatasan atas ukuran sel. Sel yang
bulat besar akan mati karena nutrisi atau limbah tidak dapat mencapai atau
meninggalkan pusat sel. Oleh karena itu, sel-sel yang baik harus dalam ukuran
kecilseperti halnya dengan kebanyakan eukariota bersel tunggal.