Anda di halaman 1dari 19

BAB II

PEMBAHASAN

A. GEJALA VULKANISME
1. Pengertian Vulkanisme

Vulkanisme adalah peristiwa keluarnya magma (lelehan panas bebatuan) dari litosfer
(lapisan dibawah permukaan bumi) ke permukaan bumi. Magma yang mampu mencapai
permukaan bumi disebut lava. Magma mampu meraih permukaan bumi karena suhu yang
tinggi dan adanya sejumlah gas yang mampu mendorong magma untuk bergerak naik.
Vulkanisme termasuk salah satu jenis tenaga endogen karena dapat membuat perubahan pada
relief permukaan bumi akibat tenaga dari dalam bumi.

2. Klasifikasi Macam-Macam Jenis Vulkanisme

Jenis-jenis vulkanisme dapat dibedakan berdasarkan tempat terjadinya. Berdasarkan


tempat terjadinya vulkanisme, jenis-jenis vulkanisme terbagi menjadi:
a) Vulkanisme pada zona divergen

Vulkanisme pada zona ini berupa keluarnya magma bersuhu tinggi secara meleleh
tanpa letusan dahsyat.

b) Vulkanisme pada zona konvergen

Vulkanisme pada zona konvergen berupa letusan dahsyat yang mengeluarkan magma
cair kental, magma padat, dan gas.

c) Vulkanisme pada zona tengah

Vulkanisme pada zona tengah berupa melelehnya magma tanpa letusan dahsyat.

Penjelasan lebih lanjut mengenai ketiga jenis ini terdapat pada poin “Proses terjadinya
vulkanisme”.

3. Gejala (Tanda) Vulkanisme


1) Gejala di Luar Perut Bumi

Gunung api yang sedang mengalami aktivitas magma menimbulka tanda-tanda yang
dapat dilihat atau dirasakan manusia. Gejala tersebut diantaranya:

a. Terjadinya gempa bumi


Gunung berapi yang sedang mengalami aktivitas magma sering menyebabkan
gemoa vulkanik yang dapat dirasakan di sekitar gunung api.

b. Turunnya hewan
Hewan mampu menyadari gelaja vulkanisme. Mereka biasanya akan turun
secara berkelompok menghindari puncak gunung api.

c. Keluarnya awan panas


Awan panas keluar seiring proses vulkanisme. Awan ini sering disertai abu
vulkanik yang sangat panas. Awan ini sebaiknya dijauhi karena berbahaya dan
beracun.
2) Gejala di Dalam Perut Bumi

Selain di luar permukaan bumi, terdapat juga gejala di dalam permukaan bumi. Gejala
tersebut diantaranya:

a. Dapur magma terbentuk di lapisan-lapisan kulit bumi.


b. Terjadi intrusi magma.

Intrusi magma adalah aktivitas magma yang menerobos melalui celah, retakan,
atau patahan yang terbentuk di lapisan atas dapur magma namun tidak sampai
menembus permukaan bumi. Hasil bentukan dari intrusi magma berupa:

 Batolit, Batolit merupakan batuan beku dalam yang membeku di dekat atau di dalam
dapur magma.
 Lakolit, Lakolit adalah batuan beku dalam yang membeku diantara dua lapisan
litosfer. Bentuk alasnya datar dan bagian atasnya cembung.
 Sills, Sills adalah batuan beku dalam yang membeku diantara dua lapisan. Batuan ini
berbentuk tipis, pipih dan lebar.
 Dikes, Dikes adalah batuan beku dalam yang memotong lapisan litosfer. Batuan ini
berbentuk miring atau tegak dan pipih.
 Apifosa, Apifosa adalah batuan beku dalam yang terbentuk pada cabang-cabang yang
berukuran kecil.
 Korok, Batuan beku korok adalah batuan beku yang membeku di pipa kawah.

c. Terjadi ekstrusi magma.

Ekstrusi magma adalah aktivitas magma yang mencapai permukaan bumi.


Ekstrusi bisa menyebabkan terjadinya erupsi. Erupsi terbagi menjadi:

 Erupsi eksplosif, Erupsi eksplosif adalah letusan luar biasa yang diakibatkan tekanan
gas yang sangat kuat.
 Erupsi epusif, Erupsi epusif adalah letusan karena tekanan gas magmatik yang tidak
terlalu kuat sehinga magma kental keluar dari kepundan.
Ekstrusi magma tidak hanya terjadi di daratan namun juga di lautan. Oleh
karena itu, gunung berapi juga terdapat di dalam lautan. Secara umum, ekstrusi
magma terbagi menjadi:

 Ekstrusi linear, Ekstrusi linear terjadi apabila magma keluar melalui celah-celah
retakan atau patahan memanjang sehungga membentuk deretan gunung berapi.
 Ekstrusi areal, Ekstrusi areal terjadi apabila magma dekat dengan permukaan bumi
sehingga magma keluar dan meleleh di beberapa tempat di area tertentu.
 Ekstrusi sentral, Ekstrusi sentral terjadi apabila magma keluar melalui sebuah
lubang dan membentuk gunung-gunung yang terpisahkan.

3) Gejala Pasca Erupsi

Gejala ini terjadi setelah aktivitas vulkanik di dalam gunung api berhenti. Gejala
tersebut diantaranya:

a. Terbentuk sumber air panas

Setelah proses vulkanisme, sering muncul sumber air panas yang keluar dari
retakan-retakan panas akibat erupsi dari gunung api. Air dari sumber-sumber ini
mengandung banyak sulfur dan belerang.

b. Terbentuk sumber air mineral

Sumber air mineral sering muncul di sekitar gunung yang telah mengalami
erupsi. Air ini banyak mengandung mineral sehingga baik untuk dikonsumsi.

c. Terbentuk sumber gas

Sumber gas juga muncul di sela-sela tanah hasil erupsi gunung. Sumber-
sumber gas tersebut sering mengeluarkan gas uap air (N2) yang disebut dengan
fumarole dan sumber gas asam arang (CO2 atau CO) yang disebut dengan mofet.
4. Proses Terjadinya Vulkanisme

Proses terjadinya vulkanisme dibedakan berdasarkan zona-zona dalam tempat


terjadinya. Zona-zona terjadinya vulkanisme yaitu zona divergen, zona konvergen, dan zona
tengah.

1) Vulkanisme pada Zona Divergen

Zona divergen merupakan gunung api yang muncul di jalur rengkahan antar lempeng
kerak bumi. Magma berasal dari lapisan astenosfer (lapisan yang terletak di bawah litosfer
dan di atas mantel atas bumi) yang cair dan keluar ke permukaan bumi.melalui rengkahan
tersebut. Magma sangat cair, bersuhu tinggi dan keluar secara meleleh tanpa letusan dahsyat.
Gunung api kemudian terbentuk berupa igir yang memanjang atau dataran lava yang sangat
luas. Apabila terjadi di dasar laut, maka terbentulkan igir tengah samudera (mid oceanic
ridge). Contohnya seperti di tengah Samudera Atlantik, Samudera Hindia, dan Samudera
Pasifik bagian selatan. Contoh yang di daratan seperti deretan gunung api di Afrika Timur
dan daratan di Pulau Islandia.

2) Vulkanisme pada Zona Konvergen

Zona konvergen adalah gunung-gunung api yang muncul di jalur pertemuan dua
lempeng kerak bumi. Magma terbentuk dari hasil pencairan endapan laut yang berasal dari
darat ketika subduksi (menyusup) ke bawah lempeng daratan atau benua. Endapan yang
mencair bertambah volumenya sehingga mendesak mencari jalan keluar melalui retakan-
retakan yang terdapat di atasnya. Di zona konvergen ini, terjadilah letusan dahsyat yang
menyemburkan campuran magma cair kental (efusiva), magma padat (eflata), dan gas
(ekshalasi). Gunung api yang dibentuk umumnya kerucut dan berlapis-lapis atau strato.
Contohnya seperti Gunung Kelud, Gunung Gamalama, Gunung Krakatau 1883, Gunung
Merapi, Gunung Visuvius, Gunung St. Helena dan Gunung Fuji.

3) Vulkanisme pada Zona Tengah

Zona tengah adalah gunung api yang muncul di tengah lempeng kerak bumi tanpa ada
retakan. Magma berasal dari mencairnya astenosfer dan kerak bumi di bagian bawah karena
penumpukan mineral radioaktif. Pencairan tersebut menyebabkan kerak bumi tipis dan
mudah ditembusi oleh magma yang terbentuk. Magma yang terbentuk meleleh tanpa adanya
letusan yang dahsyat. Gunung api yang dihasilkan biasanya berbentuk perisai dengan lunang
kawah yang terbuka lebar. Contohnya adalah gunung-gunung api Manuaola di Kepulauan
Hawaii (lempeng Samudera Pasifik).

5. Tipe – Tipe Gunung Api

Tipe-tipe gunung api bisa dibedakan berdasarkan beberapa hal berikut:

1) Berdasarkan Bentuk

Berdasarkan bentuknya, tipe-tipe gunung api antara lain:

a) Gunung Api Perisai

Gunung Api Perisai berbentuk kerucut, lerengnya landai, dan aliran lavanya panas dari
saluran tengah. Magma menyebar secara luas. Proses pendinginan dan pembekuan lava
berjalan lamban.

GUNUNG API PERISAI

b) Gunung Api Kubah

Gunung Api Kubah berbentuk kerucut cembung dengan lereng curam. Lava kental
mengalir dari saluran pusat sehingga mengakibatkan aliran lava berjalan lambat dan
membentuk lapisan yang tebal. Proses pendinginan dan pembekuan lava berlangsung cepat.
Banyak lava yang yang membeku pada saluran sehingga saluran menjadi tertutup. Jika
tekanan dari dalam bumi terseumbat, letusan yang sangat keras bisa saja terjadi. Seluruh
bagian puncak gunung api bisa hancur dalam sekejap.

GUNUNG API KUBAH

c) Gunung Api Strato

Gunung Api Strato berbentuk kerucut, lerengnya curam dan luas, serta terdapat banyak
lapisan lava. Lapisan lava tersebut terbentuk dari aliran suatu lava yang berulang-ulang. Lava
bisa mengalir melalui sisi kerucut. Letusan jenis ini bersifat keras.
d) Gunung Api Lava Pijar

Gunung Api Lava Pijar berbentuk kerucut simetris dengan lereng cekung yang landai.
Bahan/emisi berupa asap, debu lembut, dan bau sulfur yang menyengat. Letusan bersifat
sedang.

GUNUNG API LAVA PIJAR

2) Berdasarkan Letusan

Berdasarkan letusannya, tipe-tipe gunung api antara lain:

a) Tipe Hawaii

Tipe Hawaii dapat ditandai dengan adanya lava yang cair dan tipis serta dalam
perkembangannya akan membentuk suatu tipe gunung api perisai.

b) Tipe Stromboli

Tipe Stromboli memiliki magma yang sangat cair. Magma yang menuju permukaan
sering mengalami letusan pendek dilanjutkan ledakan. Bahan-bahan yang dikeluarkan berupa
abu, bom, lapili, dan setengah padatan bongkah lava.
c) Tipe Vulkano

Tipe Vulkano memiliki ciri khusus yaitu pembentukan awan debu berbentuk bunga
kol. Gas yang ditembakkan ke atas meluas hingga jauh di atas kawah. Pada tipe ini, tekanan
gas sedang dan lava tidak terlalu cair. Berdasarkan kekuatan letusannya, tipe vulkano dapat
dibedakan menjadi tipe vulkano kuat (Gunung Velvusius dan Gunung Etna), tipe vulkano
lemah (Gunung Bromo dan Gunung Raung), dan tipe peralihan (Gunung Kelud dan Anak
Gunung Bromo).

d) Tipe Merapi

Tipe Merapi ditandai dengan adanya lava cair dan kental. Dapur magma relative
dangkal dan tekanan gas relatif rendah.

e) Tipe Perret

Pada Tipe Perret, letusan gunung api mengeluarkan suatu lava cair dengan tekanan gas
tinggi. Terkadang lubang pada lubang tersumbat sehingga gas dan uap terkumpul dalam
tubuh bumi. Akibatnya, sering terdapat getaran sebelum terjadinya letusan. Setelah meletus,
material-material yang keluar adalah abu, lapili, dan bom terlempar dahsyat ke angkasa.

3) Berdasarkan Siklus Kehidupan

a) Active Vulcano

Active Vulcano adalah gunung api yang sering mengalami erupsi.

b) Dorman Vulcano

Dorman Vulcano adalah gunung api yang tidak ada kegiatan dalam waktu lama,
namun sesekali sempat berpotensi meletus.

c) Ezetint Vulkano

Ezetint Vulcano adalah gunung api yang tidak akan bererupsi karena gunung tersebut
sudah mati.
d) Destructive Vulkano

Destructive Vulkano adalah gunung api yang mengalami erosi (pengikisan) dan
meninggalkan bekas-bekas seperti sumbat lava.

6. DAMPAK DARI VULKANISME


1) Keuntungan dari Keberadaan Gunung Api

 Abu vulkanis dari gunung api dapat menyuburkan tanah pertanian karena banyak
mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman.

 Material yang dikeluarkan gunung api yang berupa pasir, kerikil, dan batu-batu besar
dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan.

 Magma yang keluar ke permukaan bumi membawa banyak mineral logam dan barang
tambang yang dapat dimanfaatkan dalam industry pertambangan.

 Gunung api yang tinggi menyebabkan terjadi hujan orografis sehingga daerah
sekitarnya menjadi daerah yang banyak hujan.

 Daerah gunung api biasanya merupakan daerah yang tinggi sehingga bisa menjadi
area hutan lindung, perkebunan atau daerah pariwisata.

2) Kerugian dari Keberadaan Gunung Api

 Mengeluarkan lava pijar yang sangat berbahaya.

 Mengeluarkan gas yang sangat panas.

 Lava pijar akan bercampur dengan air danau kawah sehingga membentuk lahar panas
yang sangat berbahaya.

 Lahar dingin yang merupakan campuran lava dan air hujan membentuk aliran bati,
kerikil, dan pasir jenuh meluncur ke bawah menuruni lereng.

 Letusan gunung api bawah laut dapat menimbulkan tsunami.

 Abu vulkanis dapat mengganggu penerbangan dan juga dapat merusak tanaman.
B. GEMPA BUMI
1. Pengertian Gempa Bumi

Gempa Bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam
bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak
bumi. (Sumber : BMKG)

Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat
pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. (Sumber :
Wikipedia)

Gempa Bumi adalah getaran di tanah yang disebabkan oleh gerakan permukaan bumi.
Gerakan tersebut menyebabkan suatu kerusakan baik pada gedung, jembatan, jalan
perumahan hingga pada perubahan permukaan tanah, bahkan sampai melibatkan hilangnya
nyawa manusia.

Permukaan bumi memiliki bentuk dari lapisan yang bebatuan paling luar yang disebut
dengan keak bumi. Kerak bumi tersebut memiliki bentuk dari nikel dan juga besi dengan
bagian padat di tengahnya. Ketebalan dari kerak bumi tersebut dapat mencapai 70 km.

Umumnya gempa bumi berasal dari kerak bumi yang notabene tidaklah jauh dari
bawah tanah. Kerak bumi tersebut kemudian pecah yang membentuk suatu potongan-
potongan besar yang paling berpasangan. Potongan ini disebut dengan lempeng. Tumbukan
antara dua lempeng tersebut menyebabkan salah satu dari lempeng kerak akan terdorong ke
bawah.

Umumnya lempeng samudera di laut menumbuk lempeng benua yang lebih tipis di
darat. Lempeng samudera yang jatuh tersebut kemudian bergesekan dengan lempeng di
atasnya yang mampu menyebabkan gempa bumi dan tsunami.

Sedangkan pada peristiwa lain, saat lempeng kemudia membentuk suatu kerak bumi
yang bergerak dan saling berdesakan akan berakibat suatu tegangan besar, bahkan dapat
memecah batuan. Tempat batuan pecah tersebut desebut dengan patahan (fault). dan alur dari
akibat pecahan batuan dinamakan dengan alur patahan.
Alur patahan yang dampaknya besar dapat sampai ke bebatuan di bawah tanah yang
dalam dan merentang sepanjang benua. Alur patahan tersebsar di dunia sama misalnya gempa
bumi terkuat dan juga dapat ditemukan di dekat tepi lempeng. Beberapa dari patahan besar
tersebut kemudian membelah tanah saat bergerak, energi yang telah dilepaskan, kumpulan
batuan di kedua sisi patahan tersebut terkunci pada satu di posisi yang baru.

Tekanan dan tegangan yang menyebabkan gempa bumi pertama sering terus berulang
dan kemudian tersu bertambah sampai menyebabkan gempa lain. Setiap tahunnya tercatat
gempa bumi yang memiliki ukuran kecil sebanyak 11 juta kali dan gempa cukup kuat yakni
sebanyak 34.000 kali.

2. Pengertian Gempa Bumi Menurut Para Ahli

1) Howel

Meurut Howel dalam Mulyo (2004) yang mendefinisikan bahwa pengertian gempa
bumi adalah getaran atau serentetan getaran dari kulit bumi yang bersifat tidak abadi dan
kemudian menyebar ke segala arah. Kulit bumi bergetar secara kontinyu walaupun relatif
sangat kecil. Getaran tersebut tidak dikatakan gempa bumi karena memiliki sifat getaran yang
terus menerus. Jadi, gempa bumi harus memiliki waktu awal dan waktu akhir yang jelas.

2) Bayong

Menurut Bayong (2006: 12) gempa bumi adalah gerakan atau getaran pada kulit bumi
yang disebabkan oleh tenaga endogen. Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari
dalam bumi yang disebabkan oleh perubahan pada kulit bumi. Tenaga endogen memiliki sifat
yang membentuk permukaan bumi menajdi tidak rata. Mungkin saja di suatu daerah dulunya
permukaan bumi rata (datar) tetapi akibat tenaga endogen ini berubah menjadi gunung, bukit
atau pegunungan. Pada bagian lain permukaan bumi turun menjadikan adanya suatu lembaga
ataupun jurang. Secara umum tenaga endogen tersebut dibagi kedalam tiga jenis yakni
vulkanisme, tektonisme, dan seisme atau gempa. Vulkanisme dibagi lagi menjadi plutonisme
dan vulkan.
3. Jenis-jenis Gempa Bumi
a) Berdasarkan Penyebabnya :

Menurut penyebab terjadinya, gempa bumi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

1) Gempa Vulkanik

Gempa bumi yang disebabkan oleh letusan gunungapi, disebut gempa vulkanik.
Contoh: gempa G. Bromo, gempa G. Una-Una, gempa G. Krakatau.

2) Gempa Tektonik

Gempa bumi yang terjadi karena pergeseran lapisan kulit bumi akibat lepasnya energi
di zone penunjaman disebut gempa tektonik. Gempa bumi tektonik memiliki kekuatan yang
dahsyat. Contoh, gempa Aceh, Bengkulu, Pangandaran.

3) Gempa runtuhan atau terban

Gempa bumi yang disebabkan oleh tanah longsor, gua-gua yang runtuh, dan
sejenisnya disebut gempa runtuhan atau terban. Tipe gempa seperti ini hanya berdampak
kecil dan wilayahnya sempit.

b) Berdasarkan Kedalamannya :
1) Gempa bumi dalam

Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya (pusat


gempa) berada lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi (di dalam kerak bumi). Gempa
bumi dalam pada umumnya tidak terlalu berbahaya.

2) Gempa bumi menengah

Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara
60 km sampai 300 km di bawah permukaan bumi. gempa bumi menengah pada umumnya
menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.

3) Gempa bumi dangkal

Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari
60 km dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.
4. Sifat-Sifat Gempa Bumi

Selain itu, gempa bumi juga memiliki sifat-sifat. Sifat-sifat gempa bumi adalah
sebagai berikut:

a) Global. Secara geografis, distribusinya terstruktur terdapat daerh gempa bumi atau
dengan gempa bumi yang besar.

b) Melepaskan energi yang juga sangat besar. Pelepasan energi dapat terjadi di dataran
maupun juga di lautan, pelepasan energi yang terjadi di lautan dapat menyebabkan
tsunami.

c) Datang secara berkelompok baik terhadap waktu maupun juga dengan ruang.

d) Kedalaman focus gempa beragam hingga 700 km.

e) Distribusi frekuensi gempa merupakan fungsi dari kedalam focus namun tidak
seragam terhadap kedalaman maupun juga geologis.

5. Parameter Gempa bumi

a) Waktu terjadinya gempa bumi (Origin Time - OT)

b) Lokasi pusat gempa bumi (Episenter)

c) Kedalaman pusat gempa bumi (Depth)

d) Kekuatan Gempa bumi (Magnitudo)

6. Karakteristik Gempa bumi

a) Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat

b) Lokasi kejadian tertentu

c) Akibatnya dapat menimbulkan bencana

d) Berpotensi terulang lagi

e) Belum dapat diprediksi


f) Tidak dapat dicegah, tetapi akibat yang ditimbulkan dapat dikurangi

7. Penyebab Terjadinya Gempa Bumi

Kebanyakan gempa Bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh
tekanan yang disebabkan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian
membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan di mana tekanan tersebut tidak dapat ditahan
lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa Bumi akan terjadi.

Gempa Bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan tersebut. Gempa


Bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan
translasional. Gempa Bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan
litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.

Beberapa gempa Bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam
gunung berapi. Gempa Bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung
berapi. Beberapa gempa Bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air
yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang
juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam Bumi (contoh. pada
beberapa pembangkit listrik tenaga panas Bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir,
gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan
memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa Bumi yang
disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.

8. Akibat Gempa Bumi

a) Bangunan roboh
b) Kebakaran
c) Jatuhnya korban jiwa
d) Permukaan tanah menjadi merekat dan jalan menjadi putus
e) Tanah longsor akibat guncangan
f) Banjir akibat rusaknya tanggul
g) Gempa di dasar laut yang menyebabkan tsunami
9. Cara Menghadapi Gempa Bumi

1) Bila berada di dalam rumah:


 Jangan panik dan jangan berlari keluar, berlindunglah di bawah meja atau tempat
tidur.
 Bila tidak ada, lindungilah kepala dengan bantal atau benda lainnya.
 Jauhi rak buku, lemari dan kaca jendela.
 Hati-hati terhadap langit-langit yang mungkin runtuh, benda-benda yang
tergantung di dinding dan sebagainya.

2) Bila berada di luar ruangan:


 Jauhi bangunan tinggi, dinding, tebing terjal, pusat listrik dan tiang listrik, papan
reklame, pohon yang tinggi dan sebagainya.
 Usahakan dapat mencapai daerah yang terbuka.
 Jauhi rak-rak dan kaca jendela.

3) Bila berada di dalam ruangan umum:


 Jangan panik dan jangan berlari keluar karena kemungkinan dipenuhi orang.
 Jauhi benda-benda yang mudah tergelincir seperti rak, lemari, kaca jendela dan
sebagainya.

4) Bila sedang mengendarai kendaraan:


 Segera hentikan di tempat yang terbuka.
 Jangan berhenti di atas jembatan atau di bawah jembatan layang/jembatan
penyeberangan.

5) Bila sedang berada di pusat perbelanjaan, bioskop, dan lantai dasar mall:
 Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan.
 Ikuti semua petunjuk dari pegawai atau satpam.

6) Bila sedang berada di dalam lift:


 Jangan menggunakan lift saat terjadi gempabumi atau kebakaran. Lebih baik
menggunakan tangga darurat.
 Jika anda merasakan getaran gempabumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah
semua tombol.
 Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah.
 Jika anda terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan
menggunakan interphone jika tersedia
.
7) Bila sedang berada di dalam kereta api:
 Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh
seandainya kereta dihentikan secara mendadak
 Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta
 Salah mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan
kepanikan

8) Bila sedang berada di gunung/pantai:


 Ada kemungkinan lonsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung ke tempat
aman.
 Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika Anda merasakan getaran dan
tanda-tanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.

Beri pertolongan:

Karena petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami kesulitan datang
ke tempat kejadian maka bersiaplah memberikan pertolongan pertama kepada orang-orang
berada di sekitar Anda.

Evakuasi:

Tempat-tempat pengungsian biasanya telah diatur oleh pemerintah daerah.


Pengungsian perlu dilakukan jika kebakaran meluas akibat gempa bumi. Pada prinsipnya,
evakuasi dilakukan dengan berjalan kaki di bawah kawalan petugas polisi atau instansi
pemerintah. Bawalah barang-barang secukupnya.

Dengarkan informasi:

Saat gempa bumi terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Untuk mencegah


kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah sesuai dengan
informasi yang benar. Anda dapat memperoleh informasi yang benar dari pihak berwenang,
polisi, atau petugas PMK. Jangan bertindak karena informasi yang tidak jelas.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Gempabumi_-_Tsunami/Gempabumi.bmkg ( Diakses
pada tanggal 3 Oktober 2018 )

Buku BSE Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VII ( Diakses pada tanggal 3 Oktober 2018 )

https://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi ( Diakses pada tanggal 3 Oktober 2018 )

Anda mungkin juga menyukai