Anda di halaman 1dari 3

Konsep Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dalam Islam

Peradaban manusia mengalami puncak kejayaan di bidang ilmu pengetahuan dan


teknologi(IPTEK). Iptek menjadi dasar dan pondasi yang menyangga bangunan peradaban
modern. Hal ini berarti masa depan suatu bangsa akan banyak di tentukan oleh tingkat
penguasaannya terhadap Iptek.
Definisi tentang sains dan teknologi telah diberikan oleh para filosuf dan ilmuan.
Pengetahuan adalah segala suatu yang diketahui manusia melalui tangkapan panca indra, intuisi,
dan akal, sedangka ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang sudah diklarifikasi, diorganisasi,
disistematisasi,dan di interpretasi sehingga menghsilkan kebenaran objektif, dapat di uji
kebenarannya dan dapat diuji ulang secara ilmiah. Secara etimologis, ilmu berarti kejelasan
Teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan. Teknologi didefinisikan sebagai
kemampuan teknik dalam pengertian yang utuh dan menyeluruh, bertopang kepada pengetahuan
ilmu-ilmu alam yang bersandarkepada proses teknik tertentu. Sedangkan teknik adalah semua
manifestasi dalam arti materi yang lahir dari daya cipta manusia untuk membuat segala sesuatu
yang bermanfaat guna, mempertahankan kehidupan.
Pada dasarnya teknologi memiliki karakteristik objektif dan netral, namun dalam situasi
tertentu, teknologi tidak netral karena memiliki potensi merusak dan potensi kekuasaan.
Disinilah letak perbedaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam pemikiran islam ada dua sumber ilmu:
-Akal
-Wahyu
Keduanya tidak boleh di pertentangkan. Manusia diberi kebebasan dalam
mengembangkan akal budinya berdasarkan tuntunan Qur’an dan sunnah Rasul.
Dalam pemikiran islam memiliki dua sifat yaitu,
Bersifat abadi (perennial knowledge), tingka kebenaran bersifat mutlak (absolute),karena
bersumber dari wahyu allah
Ilmu yang bersifat perolehan (acquired knowledge).sifat kebenarannya bersifat
nisbi(relative) karena bersumber dari akal pemikiran manusia.
Dalam pandangan islam, antara agama, ilmu pengetahuan dan teknologi terdapat hubungan yang
harmonis yang terintegrasi ke dalam suatu system yangdisebut Dinul Islam. Ilsam memiliki tiga
unsure pokok yaitu: Akidah, syari’ah, dan akhlak. Islam merupakan ajaran agama yang
sempurna. Kesempurnaannya dapat tergambar dalam keutuhan inti ajarannya. Ketiga inti ajaran
ajaran itu terintegrasi di dalam sebuah system ajaran yang disebut Dinul Islam.
Dalam QS.14 (Ibraim):24 25 dinyatakan:
Artinya ; (24) Maka kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan
kalimat yang baik sepeti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit,
(25) Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizing Tuhannya. Allah
membuat perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat
Ayat di atas menggambarkan keutuhan antara iman,ilmu,dan amal atau Aqidah,syari’ah
dan Akhlak dengan menganologikan bangunan Dinul Islam, bagaikan sebatang pohon yang baik.
Akarnya menghujam ke bumi, batangnya menjulang tinggi ke langit, cabangnya atau dahannya
rindang dan buahnya lebat. Ini merupakan gambaran bahwa antaran iman,ilmu dan amal
merupakan satu kesatuan yang utuh,tidak dapat pisahkan antara satu sama lain. Iman diidentikan
dengan akar dari sebuah pohon yang menopang tegaknya ajaran islam. Ilmu bagaikan batang
pohon yang mengeluarkan dahan-dahan cabang-cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan amal
ibarat buah dari pohon itu identik dengan teknologi dan seni. Iptek yang dikembangkan diatas
nilai-nilai iman dan ilmu akan menghasilkan amal shalih,bukan kerusakan alam.

SEJARAH PERADAPAN ISLAM


Peradaban islam mngalami proses jatuh bangun,sebagai peristiwa telah menghiasi
perjalanannya. Sejarawan barat beraliran konservatif, W Montomery watt menganalisa tentang
rahasia kemajuan peradapan islam,ia mengatakan bahwa islam tidak mengenal pemisahan yang
kaku antara ilmu pengetahuan,etika dan ajaran agama.satu dengan yang lain,djadikan dalam satu
tarikan nafas.Orientalis sedillot menyatakan bahwa hanya bangsa arab pemikul panji – panji
peradapan abad pertengahan. Andalusia yang menjadi pusat ilmu pngetahuan di masa kejayaan
islam,telah melahirkan ribuan ilmuan, dan menginspirasipara ilmuan barat untuk belajar di
kemajuan iptek yang dibangun kaum muslimin. Ilmu pengetahuan dipandang sebagai suatu hal
yang sangat mulia dan berharga.
Perpustakaan umum banyak dibangun di masa kejayaan islam, misalnya perpustakaan al-
ahkamdi Andalusia, merupakan perpustakaanyang sangat besar dan luas.memiliki 400 ribu buah
buku dan uniknya perpustakaan ini sudah memiliki katalog.perpustakaan umum Tripoli di daerah
syam, memiliki sekitar tiga juta judul buku, termasuk 50000 eksemplar al-qur’an dan
tafsirannya. Khazanah islam yang gemilang akhirnya dihancurkan paPeradaban Islam memang
peradaban emas yang mencerahkan dunia. Itu sebabnya menurut Montgomery, tanpa dukungan
peradaban Islam yang menjadi ‘dinamo’nya, Barat bukanlah apa-apa. Wajar jika Barat berhutang
budi pada Islam.sukan salib eropa dan pasukan tartar ketika mereka menyerang islam.
Ilmu pengetahuan dipandang sebagai suatu hal yang sangat mulia dan berharga. Para
khalifah dan para pembesar lainnya membuka kemungkinan seluas-luasnya untuk kemajuan dan
perkembangan ilmu pengetahuan. Pada umumnya khalifah adalah para ulama yang mencintai
ilmu, menghormati sarjana dan memuliakan pujangga.Kebebasan berpikir sebagai hak asasi
manusia diakui sepenuhnya. Pada waktu itu akal dan pikiran dibebaskan benar-benar dari
belenggu taklid, hal mana menyebabkan orang sangat leluasa mengeluarkan pendapat dalam
segala bidang, termasuk bidang aqidah, falsafah, ibadah dan sebagainya.
Badri yatim mengungkapkan bahwa di masa khilafah abasiyyah, telah lahir ilmuan-
ilmuan islam dengan berbagai penemuannya yang menguncagkan dunia diantaranya:
Al- khawarizmi (780-850) menemukan angka nol dan namanya diabadikan dalam cabang ilmu
matematika, algorima(logaritma)Ibnu sina(980-103) membuat termometer udara untuk
mengukur suhu udara.Al- biruni (973-1048) melakukan pengamatan terhadap tanaman. Hasil
panen yang memuaskan dengan system irigasi modern(abad ke 18 dan 5 m) di irak. Kecanggihan
di bidang arsitektur, seperti masjid agung cordoba di bangun oleh al-mutawakkil.
Kegemilangan islam dizaman pertengahan,tidak hanya mampu berkompetisi dengan
barat, tetapi juga menjadi kiblat peradapan dunia disebabkan oleh pengembangan ilmu
pngetahuan dan teknologi didasarkan atas iman dan takwa .dunia Barat yang melandasi
pengembangan Ipteknya hanya untuk kepentingan duniawi yang ’matre’ dan sekular, maka Islam
mementingkan pengembangan dan penguasaan Iptek untuk menjadi sarana ibadah-pengabdian
Muslim kepada Allah swt dan mengembang amanat Khalifatullah (wakil/mandataris Allah) di
muka bumi untuk berkhidmat kepada kemanusiaan dan menyebarkan rahmat bagi seluruh alam
(Rahmatan lil ’Alamin). Ada lebih dari 800 ayat dalam Al-Quran yang mementingkan proses
perenungan, pemikiran dan pengamatan terhadap berbagai gejala alam, untuk ditafakuri dan
menjadi bahan dzikir (ingat) kepada Allah. Yang paling terkenal adalah ayat:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang berakal, (yaitu) orang-orang
yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah
Engkau ciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa
neraka.” (QS Ali Imron [3] : 190-191)
“Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan
beberapa derajat.” (QS. Mujadillah [58]: 11 )
Bagi umat Islam, kedua-duanya adalah merupakan ayat-ayat (atau tanda-tanda) ke-
Mahakuasa-an dan Keagungan Allah swt. Ayat tanziliyah/naqliyah (yang diturunkan atau
transmited knowledge), seperti kitab-kitab suci dan ajaran para Rasul Allah (Taurat, Zabur, Injil
dan Al Quran), maupun ayat-ayat kauniyah (fenomena, prinsip-prinsip dan hukum alam),
keduanya bila dibaca, dipelajari, diamati dan direnungkan, melalui mata, telinga dan hati (qalbu
+ akal) akan semakin mempertebal pengetahuan, pengenalan, keyakinan dan keimanan kita
kepada Allah swt, Tuhan Yang Maha Kuasa, Wujud yang wajib, Sumber segala sesuatu dan
segala eksistensi). Jadi agama dan ilmu pengetahuan, dalam Islam tidak terlepas satu sama lain.
Agama dan ilmu pengetahuan adalah dua sisi koin dari satu mata uang koin yang sama.
Keduanya saling membutuhkan, saling menjelaskan dan saling memperkuat secara sinergis,
holistik dan integratif.

Anda mungkin juga menyukai