Anda di halaman 1dari 4

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Pola pemeliharaan kesehatan
Gejala Asma dapat membatasi manusia untuk berperilaku hidup normal sehingga pasien dengan
Asma harus mengubah gaya hidupnya sesuai kondisi yang memungkinkan tidak terjadi serangan
Asma.

2. Pola nutrisi dan metabolik


Perlu dikaji tentang status nutrisi pasien meliputi, jumlah, frekuensi, dan kesulitan-kesulitan dalam
memenuhi kebutuhnnya. Serta pada pasien sesak, potensial sekali terjadinya kekurangan dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi, hal ini karena dispnea saat makan, laju metabolism serta ansietas yang
dialami pasien.

3. Pola eliminasi
Perlu dikaji tentang kebiasaan BAB dan BAK mencakup warna, bentuk, konsistensi, frekuensi,
jumlah serta kesulitan dalam pola eliminasi.

4. Pola aktifitas dan latihan


Perlu dikaji tentang aktifitas keseharian pasien, seperti olahraga, bekerja, dan aktifitas lainnya.
Aktifitas fisik dapat terjadi faktor pencetus terjadinya Asma.

5. Pola istirahat dan tidur


Perlu dikaji tentang bagaiman tidur dan istirahat pasien meliputi berapa lama pasien tidur dan
istirahat. Serta berapa besar akibat kelelahan yang dialami pasien. Adanya wheezing dan sesak dapat
mempengaruhi pola tidur dan istirahat pasien.

6. Pola persepsi sensori dan kognitif


Kelainan pada pola persepsi dan kognitif akan mempengaruhi konsep diri pasien dan akhirnya
mempengaruhi jumlah stresor yang dialami pasien sehingga kemungkinan terjadi serangan Asma yang
berulang pun akan semakin tinggi.

7. Pola hubungan dengan orang lain


Gejala Asma sangat membatasi pasien untuk menjalankan kehidupannya secara normal. Pasien
perlu menyesuaikan kondisinya berhubungan dengan orang lain.
8. Pola reproduksi dan seksual
Reproduksi seksual merupakan kebutuhan dasar manusia, bila kebutuhan ini tidak terpenuhi akan
terjadi masalah dalam kehidupan pasien. Masalah ini akan menjadi stresor yang akan meningkatkan
kemungkinan terjadinya serangan Asma.

9. Pola persepsi diri dan konsep diri


Perlu dikaji tentang pasien terhadap penyakitnya.Persepsi yang salah dapat menghambat respon
kooperatif pada diri pasien. Cara memandang diri yang salah juga akan menjadi stresor dalam
kehidupan pasien.

10. Pola mekanisme dan koping


Stres dan ketegangan emosional merupakan faktor instrinsik pencetus serangan Asma maka prlu
dikaji penyebab terjadinya stress. Frekuensi dan pengaruh terhadap kehidupan pasien serta cara
penanggulangan terhadap stresor.

11. Pola nilai kepercayaan dan spiritual


Kedekatan pasien pada sesuatu yang diyakini di dunia dipercayai dapat meningkatkan kekuatan
jiwa pasien.Keyakinan pasien terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta pendekatan diri pada-Nya
merupakan metode penanggulangan stres yang konstruktif (Perry, 2005 & Asmadi 2008).

B. Diagnosa Keperawatan (Nanda, 2015)


1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d mucus dalam jumlah berlebihan, peningkatan
produksi mucus, eksudat dalam alveoli dan bronkospasme.
2. Ketidakefektifan pola napas b.d keletihan otot pernapasan dan deformitas dinding dada.
3. Gangguan pertukaran gas b.d retensi karbon dioksida.
C. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan NOC NIC
Ketidakefektifan bersihan Kriteria hasil: 1. Pastika kebutuhan
jalan napas b.d mucus 1. Mendemonstrasikan oral.
dalam jumlah berlebihan. batuk efektif dan suara 2. Auskultasi suara nafas
nafas yang nersih. sebelum dan sesudah
2. Menunjukan jalan nafas suctioning.
yang paten. 3. Informasikan pada
3. Mampu mengidentifikasi klien dan keluarga
dan mencegah faktor tentang suctioning.
yang dapat menghambat 4. Anjurkan pasien untuk
jalan nafas. istirahat dan nafas
dalam.
5. Monitor status
oksigen.
Ketidakefektifan pola napas Kriteria hasil : 1. Kaji frekuensi
b.d keletihan otot 1. Pola napas efektif. kedalaman pernapasan
pernapasan dan deformitas 2. Bunyi napas normal dan ekspansi dada.
dinding dada. kembali. 2. Auskultasi bunyi
3. Batuk berkurang. napas.
3. Tinggikan kepala dan
bentuk mengubah
posisi.
4. Kolaborasi pemberian
oksigen.
Gangguan pertukaran gas Kriteria hasil : 1. Kaji frekuensi,
b.d retensi karbon dioksida. 1. Tidak ada dispnea. kedalaman
2. Pernapasan normal pernapasan.
2. Tinggikan kepala
tempat tidur, bantu
pasien untuk memilih
posisi yang nyaman
untuk bernapas.
3. Kaji atau awasi secar
rutin kulit dan warna
membran mukosa.
4. Dorong pengeluaran
sputum: penghisapan
bila diindikasikan.
5. Auskultasi bunyi
napas.
6. Evaluasi tingkat
toleransi aktivitas.
7. Kolaborasi : Berikan
oksigen tambahan
sesuai indikasi.

Anda mungkin juga menyukai