Anda di halaman 1dari 7

2.

2 Konsep Asuhan Keperawatan Bronkitis


2.2.1 Pengkajian
1. Identitas pasien (nama, umur, alamat, pendidikan, agama, ras, no.register, dan
lain sebagainya)
2. Identitas penanggung jawab
3. Riwayat kesehatan
a. Keluhan Utama
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
e. Riwayat Alergi
f. Riwayat Prenatal
g. Riwayat Intranatal
h. Riwayat Postnatal
i. Riwayat Imunisasi
j. Riwayat Perkembangan
k. Riwayat Pertumbuhan
4. Pola Fungsional Gordon
a. Pola Persepsi-Manajemen Kesehatan
Persepsi yang berhubungan dengan penatalaksanaan kesehatan
umum dan praktik pencegahan yang dapat menimbulkan masalah
dalam kesehatan
b. Pola Nutrisi-Metabolik
Asupan makanan dan cairan yang berhubungan dengan kebutuhan
metabolik. Adanya mual dan muntah, penurunan nafsu makan
selama sakit
c. Pola Eliminasi
Regulasi dan kontrol fungsi ekskresi, defekasi berkemih dan zat sisa
d. Pola Aktivitas-Latihan
Pola aktivitas yang memerlukan penggunaan energi dan memberikan
energi, karena anak yang mengalami bronkitis akan mengalami
kelelahan dan keletihan
e. Pola Istirahat-Tidur
Kebiasaan tidur anak akan terganggu dikarenakan suhu badan yang
meningkat dan batuk keras proksimal, sehingga anak merasa gelisah
dan terganggu pada waktu tidur
f. Pola Persepsi-Kognitif
Keadekuatan ketrampilan kognitif bahasa dan persepsi yang
berhubungan dengan aktivitas yang dibutuhkan atau diinginkan
termasuk persepsi nyeri. Perubahan kondisi kesehatan dan gaya
hidup akan mempengaruhi pengetahuan dan kemampuan dalam
merawat diri
g. Pola Konsep Diri
Keyakinan dan evaluasi terhadap makna diri. Perubahan apabila anak
tidak efektif dalam mengatasi masalah penyakitnya
h. Pola Hubungan Peran
Peran keluarga dan sosial khususnya hubungan orang tua dengan
anak. Kondisi kesehatan mempengaruhi Kondisi kesehatan
mempengaruhi hubungan interpersonal dan peran serta dalam
menjalankan perannya selama sakit
i. Pola Seksual-Reproduksi
Masalah atau masalah potensial dengan seksualitas atau reproduksi
j. Pola Koping-Intoleransi Stress
Tingkat toleransi stress dan pola koping termasuk pola pendukung.
Stress timbul apabila seorang pasien tidak efektif dalam mengatasi
masalah penyakitnya
k. Pola Nilai-Kepercayaan
Nilai, tujuan atau keyakinan yang mempengaruhi keputusan dari
tindakan yang terkait dengan kesehatan. Timbulnya distress spiritual
pada pasien menjadikan cemas dan takut
5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Rontgen : Peningkatan tanda bronkovaskuler
b. Tes fungsi paru : Memperkirakan derajat disfungsi paru
c. GDA : Memperkirakan progresi penyakit(Pa02 menurun dan PaCO2
meningkat atau normal)
d. Bronkogram : Pembesaran duktus mukosa
e. Sputum : Kultur untuk menentukan adanya infeksi, identifikasi patogen
f. EKG latihan
6. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
b. Pemeriksaan tanda-tanda vital
c. Sistem gastrointestinal
Mengalami mual muntah, nafsu makan menurun, anoreksia dapat
ditemukan penurunan berat badan
d. Sistem muskuloskeletal
Respon sistemik akan menyebabkan malaise, kelemahan fisik umum
dan keletihan
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan
produksi sekret
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan broncokontriksi,
mukus
3. 3. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan obstruksi jalan
nafas oleh sekresi, spasme bronchus.

2.2.3 Intervensi Keperawatan

Standar Diagnosa Standar Luaran Standar Intervensi


Keperawatan Keperawatan Indonesia Keperawatan Indonesia
Indonesia (SDKI) (SLKI) (SIKI)

Bersihan jalan napas tidak Luaran : Bersihan jalan Latihan batuk efektif
efektif b/d peningkatan napas meningkat (L.01001) (I.01006)

produksi sekret (D.0001) Kriteria Hasil : Definisi : melatih pasien

1. Batuk efektif yang tidak memiliki


meningkat (5) kemampuan batuk secara

2. Produksi sputum efektif untuk membersihkam


menurun (5) laring, trakea dan bronkiolus

3. Mengi menurun (5) dari sekret atau benda asing

4. Wheezing menurun di jalan napas.


(5) Tindakan
5. Dispnea menurun (5)Observasi
1. Identifikasi
6. Frekuensi napas
kemampuan batuk
membaik (5) 2. Monitor adanya
retensi sputum
7. Pola napas membaik
3. Monitor tanda dan
(5) gejala infeksi saluran
napas
4. Monitor input dan
output cairan (mis.
Jumlah dan
karakteristik)
Terapeutik
1. Atur posisi semifowler
atau fowler
2. Pasang perlak dan
bengkok di pangkuan
pasien
3. Buang sekret pada
tempat sputum
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur batuk efektif
2. Anjurkan tarik napas
dalam melalui hidung
selama 4 detik, ditahan
selama 2
detik, kemudian
keluarkan dari mulut
dengan bibir mencucu
(dibulatkan selama 8
detik)
3. Anjurkan mengulangi
tarik napas dalam
hingga 3 kali
4. Anjurkan batuk
dengan kuat langsung
setelah tarik napas
dalam yang ke-3
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian mokolitik
atau ekspektoran jika
perlu
Pola nafas tidak efektif b/d Luaran : Pola napas Manajemen jalan napas
broncokontriksi, mucus membaik (L.01004) (I.01011)
(D.0005) Kriteria Hasil : Definisi : mengidentifikasi
1. Frekuensi napas dan mengelola kepatenan
membaik (5) jalan napas
2. Pernapasan cuping Tindakan
hidung menurun (5) Observasi
1. Memonitor pola napas
3. Penggunaan otot
(frekuensi,
bantu pernapasan kedalaman, usaha
napas)
menurun (5)
2. Monitor bunyi napas
4. Kapasitas vital tambahan (mis.
Gurgling, mengi,
meningkat (5)
wheezing, rochi
5. Dispnea menurun (5) kering).
3. Monitor sputum
6. Ekskursi dada
(jumlah, warna,
membaik (5) aroma)
Terapeutik
1. Pertahankan
kepatenan jalan
napas dengan head
tilt dan chin-lift (jaw
thrust jika curiga
trauma cervical)
2. Posisikan semi-fowler
atau fowler
3. Berikan minum air
hangat
4. Lakukan fisioterapi
dada jika perlu
5. Lakukan penghisapan
lendir kurang dari 15 detik
6. Lakukan
hiperoksigenasi
sebelum penghisapan
endotrakeal
7. Keluarkan sumbatan
benda padat dengan
konsep McGill
8. Berikan oksigen, jika
perlu
Edukasi
1. Anjurkan asupan
cairan 2000 ml/hari,
jika tidak kontaidikasi
2. Ajarkan teknik batuk
efektif
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
Gangguan pertukaran gas Luaran : pertukaran gas Pemantauan respirasi
b/d peningkatan obstruksi meningkat (L.01003) (I.01014)
jalan nafas oleh sekresi, Kriteria Hasil : Definisi : mengumpulkan
spasme bronchus (D.0003) 1. Dispnea menurun (5) dan menganalisis data untuk
2. Bunyi napas memastikan kepatenan jalan
tambahan (ronchi) napas dan keefektifan
cukup menurun (4) pertukaran gas
3. Nilai hasil AGD Tindakan
PCO2, PO2 dan PH Observasi
arteri membaik (5) 1. Monitor pola napas,
4. Takikardia membaik monitor saturasi
(5) oksigen
5. Pola napas membaik 2. Monitor frekuensi,
(5) irama, kedalaman
dan upaya napas
3. Monitor adanya
sumbatan jalan napas
Terapeutik
Atur interval pemantauan
respirasi sesuai kondisi
pasien
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
2. Informasikan hasil
pemantauan, jka
perlu

2.2.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan adalah tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencapai


hasil yang diinginkan dari goal yang telah ditetapkan untuk pasien. Tindakan keperawatan
dilakukan dengan mengacu pada rencana tindakan/intervensi keperawatan yang telah
ditetapkan/dibuat. Agar implementasi/pelaksanaan perencanaan ini dapat tepat waktu dan
efektif maka perlu mengidentifikasi prioritas perawatan, memantau dan mencatat respon
pasien terhadap setiap intervensi yang dilaksanakan serta mendokumentasikan pelaksanaan
perawatan.

2.2.5 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan adalah proses sistematis untuk menilai kualitas, nilai, kelayakan suatu
asuhan keperawatan. Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses keperawatan tetapi bukan
merupakan akhir dari proses karena informasi yang diperoleh saat evaluasi digunakan untuk
memulai silkus baru. Dalam proses keperawatan eveluasi merupakan aktivitas yang
direncanakan, terus-menerus, dilakukan petugas kesehatan menentukan kemajuan pasien
terhadap outcome yang dicapai, keefektifan rencana keperawatan. Evaluasi dimulai dan
pengkajian dasar dan dilanjutkan selama setiap kontak antara perawat dan pasien. Frekuensi
evaluasi tergantung pada frekuensi kontak perawat dengan keadaan yang dialami pasien atau
kondisi yang dieveluasi. Evaluasi keperawatan dilakukan untuk menilai masalah keperawatan
telah teratasi, atau tidak teratasi atau dengan mengacu pada kriteria evaluasi.

Anda mungkin juga menyukai