Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

"ALAT BANTU DENGAR"

SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN

Dosen pengampu: Bapak Baderi S.Kom M.M

Nama : Adinda Sekar Angraeni

Nim: 213210058

Kelas B semester 3

Prodi S1 keperawatan

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG

Jl.kemuning No.57A, candi Mulyo kec.jombang

kabupaten Jombang Jawa Timur kode pos 61419

2022/2023

1
DAFTAR ISI

Cover..............................................................................................................1

Daftar isi........................................................................................................ 2

Kata pengantar............................................................................................. 3

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang.........................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................4

1.3 Tujuan penulisan......................................................................................4

BAB II Isi

2.1 Pengertian Alat Bantu Dengar................................................................5

2.2 Sejarah Alat Bantu Dengar......................................................................5

2.3 Model - model Alat Bantu Dengar..........................................................7

2.4 Mekanisme Kerja Alat Bantu Dengar.....................................................8

2.5 Perkembangan Alat Bantu Dengar.........................................................9

2.6 Manfaat Alat Bantu Dengar...................................................................10

2.7 Efek Samping Alat Bantu Dengar ........................................................11

BAB III Penutup

3.1 Kesimpulan.............................................................................................13

3.2 Daftar pustaka ......................................................................................13

2
KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, Segala puji
hanya milik Allah SWT. Shalawat serta salam tak lupa saya haturkan
keharibaan junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. Atas rahmat dan
karunia Allah SWT sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Sistem
informasi keperawatan yang berjudul “ Alat Bantu Dengar “

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak mendapat


bantuan dari berbagai pihak baik dukungan, motivasi yang sangat besar
nilainya. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah ikut andil
dalam penyusunan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini saya menyadari bahwa karya tulis ini
masih jauh dari kata sempurna meskipun disertai dengan usaha dan upaya
semaksimal mungkin. Oleh karena itu saya mengharapkan saran yang
konstruktif dan diterima dengan hati yang lapang.

Jombang, 01 November 2022

Penyusun

3
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Saat ini memakai alat bantu dengar bagi penderita gangguan pendengaran merupakan
suatu kebutuhan. Dengan kemajuan teknologi alat bantu dengar semakin berkembang. Alat
bantu tersebut semakin canggih dan memudahkan pemakainya.

Alat bantu dengar (ABD) adalah terapi bukan kategori obat untuk kehilangan
pendengaran. Karena gangguan pendengaran tersering disebabkan oleh kelainan sel rambut
rumah siput (koklea) di telinga dalam. Alat bantu dengar ini akan memperbesar suara yang
masuk hingga dapat direspon. Alat bantu dengar terdiri dari mikrofon, amplifier, dan
penerima transmisi (receiver). Sirkuit di dalamnya akan membuat suara tertentu menjadi
lebih keras sehingga suara  dapat didengar lebih jelas.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa pengertian dari alat bantu dengar?
b. Bagaimana awal ditemukannya alat bantu dengar?
c. Apa saja jenis alat bantu dengar?
d. Bagaimana perkembangan alat bantu dengar?
e. Apa manfaat alat bantu dengar bagi kesehatan?
f. Apa efek samping alat bantu dengar ke tubuh?
1.3 Tujuan Penulisan
a. Mengetahui sejarah ditemukannya alat bantu dengar
b. Mengetahui jenis-jenis alat bantu dengar
c. Mengetahui perkembangan alat bantu dengar sejak jaman dahulu hingga sekarang
d. Mengetahui alat bantu dengar yang terbaru
e. Mengetahui manfaat yang dihasilkan alat bantu dengar
f. Mengetahui efek samping yang di timbulkan oleh alat bantu dengar

BAB II

ISI

2.1 Pengertian Alat Bantu Dengar

Alat bantu dengar merupakan suatu alat akustik listrik yang dapat digunakan oleh manusia
dengan gangguan fungsi pendengaran pada telinga. Biasanya alat ini dapat dipasang pada bagian
dalam telinga manusia ataupun pada bagian sekitar telinga. Alat bantu dengar tersebut dibuat untuk
memperkuat rangsangan bagian sel-sel sensorik telinga bagian dalam yang rusak terhadap rangsangan
suara dan bunyi-bunyian dari luar.

4
Alat Bantu dengar tersebut merupakan sebuah alat elektronik yang menggunakan baterai
dimana dalam pemakaiannya terdapat mikrofon yang mengubah gelombang dari suara tersebut
menjadi energi listrik yang kemudian diterima amplifier yang dapat memperbesar volume suara dan
mengirimkannya pada speaker yang ada pada bagian dalam telinga.

Jika ingin menggunakan alat Bantu dengar ini maka terlebih dahulu harus memeriksakan
ambang pendengaran dengan alat yang dinamakan audiogram. Setelah itu barulah dapat ditentukan
jenis dan model apa yang cocok digunakan untuk kasus kerusakan pendengaran yang dialami.

Semua alat bantu dengar memiliki :

1.  Satu atau lebih mikrofon yang berfungsi untuk menangkap sinyal suara dan merubahnya menjadi
sinyal elektrik yang kemudian dikirimkan ke amplifier,
2.  Sebuah amplifier yang berfungsi untuk memperkuat sinyal elektrik dari mikrofon untuk
kemudian receiver (speaker)
3.  Sebuah receiver yang berfungsi merubah sinyal elektrik (yang sudah diperkuat) menjadi sinyal
suara kembali (yang sudah diperkeras) untuk kemudian disalurkan ke telinga
4.  Baterai sebagai sumber daya

2.2 Sejarah Alat Bantu Dengar

Awal alat bantu dengar berupa terompet telinga tercatat dalam karya sastra Yunani klasik oleh
Homer dalam Iliad. Terompet telinga pertama dibuat 550 Sebelum Masehi oleh penulis dan ilmuwan
Yunani Alcmaeon dari Croton. Alat ini tidak dirancang membantu pendengaran yang terganggu. Alat
bantu dengar itu justru dirancang untuk membantu mendengar suara dari jarak jauh terutama di lautan
demi keperluan militer atau di lahan berburu. Sekitar tahun 300 Sebelum Masehi, orang Yunani kuno
mengimpor kulit kerang ke Phoenicia (wilayah Tunisia modern-red) sebagai terompet telinga. Kulit
kerang dikeraskan kemudian dicat sehingga lebih menarik untuk dijual.

Alat bantu dengar punya sejarah panjang yang membawa kita kembali ke abad 17. Menurut
sejarah penemuan, di masa ini sebenarnya alat bantu dengar sudah mulai diciptakan dan
digunakan. Marcus Banzer, seorang pria berkebangsaan Jerman yang dicatat sebagai penemu yang
memulai penciptaan alat bantu dengar. Banzer membuat alatnya dengan menghubungkan kandung
kemih babi ke pipa yang terbuat dari kuku rusa untuk membuat gendang telinga buatan.

Dari ide inilah, menyusul penciptaan Audiophone dan Ordentiphone. Terbuat dari kertas
kardus, Audiophone dibentuk seperti kipas yang ujungnya dipegang di antara gigi dan lipatan menuju
suara berasal. Getaran suara yang ditangkap oleh kipas lalu dibawa ke gigi, tulang rahang, kepala dan
akhirnya ke saraf suara, kotak suara dapat didengar. Terompet telinga modern dicatat dalam karya
ilmuwan Belgia Jean Leurechon (1591-1670) dalam buku Recreations Mathematiques yang
diterbitkan tahun 1624. Perajin terompet telinga pertama di Inggris adalah Bevan di London tahun
1715.

Mungkin penemuan alat bantu dengar yang paling mengesankan adalah alat bantu dengar
yang dibuat untuk Raja John VI dari Portugal tahun 1819. Sandaran tangan pada kursi raja diukir
sedemikian rupa sehingga bisa menciptakan gema. Ukiran ini berujung pada ukiran yang berbentuk
mulut singa, yang berfungsi sebagai corong untuk orang bicara ke raja. Pipa di dalam mulut singa
inilah yang akan mengirimkan suara ke telinga raja. Cukup lama dari penemuan untuk raja, tahun
1870, Alexander Graham Bell memulai percobaannya untuk mengirimkan suara lewat alat listrik yang
dibuatnya untuk membantu anak-anak tuna rungu. Penemuannya ini justru menghasilkan penemuan
besar yang disyukuri masyarakat sampai sekarang, yaitu telepon. Walau begitu, penemuannya berhasil
menciptakan kesadaran masyarakat akan kebutuhan tuna rungu.

5
Miller Reese Hutchinson menyelesaikan pekerjaan Bell dengan menciptakan alat bantu
dengar listrik pertama tahun 1901. Alat yang ia namakan Telephone-Transmitter dijual kepada
Akouphone Company di Alabama seharga 400 dollar AS. Seiring dengan waktu, penciptaan alat
bantu dengar berkembang. Tahun 1935, A. Edwin Steven untuk pertama kalinya menciptakan alat
bantu dengar yang bisa dipakai, walaupun bobotnya cukut berat, yaitu 1,1 kg. Pada tahun 1953,
Microtone memperkenalkan alat bantu dengar yang kuat dan ringkas.

Dalam perkembangan, tahun 1954, alat bantu dengar memiliki bentuk semakin kecil sehingga
dapat dipasang di gagang kacamata. Selanjutnya alat bantu dengar digital yang dipasang di dalam
telinga diperkenalkan tahun 1955. Selanjutnya dilakukan implantasi alat bantu dengar (cochlear
implant-red) yang dilakukan oleh Rod Saunders di Melbourne, Australia. Profesor Graeme Clark dari
Melbourne memelopori teknik tersebut pada decade 1970-an.

Cochlear implant dikenal sebagai kuping bionik karena dapat menolong orang yang sama sekali
tuli dan sulit mendengar dalam kondisi parah. Berbeda dengan alat bantu dengar biasa,  cochlear
implanttidak mengamplifikasi suara, tetapi merangsang saraf penerima dengan getaran listrik
beberapa menit. Cochlear implant pertama di Amerika Serikat dilakukan tahun 1984 setelah mendapat
persetujuan US Federal Drug Adminisitration (Badan POM Amerika Serikat-red). 

2.3 Model-model Alat Bantu Dengar

Model ABD didasarkan pada bagaimana ABD tersebut diletakkan serta penguatan yang dibutuhkan.
Umumnya ABD diletakkan dibelakang telinga dan dalam lubang telinga

 Behind-the-ear (BTE) terdiri dari plastik atau casing tempat menyimpan komponen alat bantu
dengar yang dirancang mengikuti struktur telinga belakang kemudian disambungkan dengan
earmold atau cetakan telinga yang dipasangkan pada telinga bagian luar. Suara yang
ditangkap dari ABD diteruskan ketelinga melalui earmold atau cetakan telinga.BTE
umumnya digunakan semua umur mulai dari penurunan pendengaran ringan sampai dengan
penurunan pendengaran berat.

6
microBTE - (Belakang telinga)
 In-the-ear (ITE) ABD yang dipasangkan dalam telinga bagian luar dan digunakan untuk
penurunan pendengaran ringan sampai dengan berat. Beberapa ITE dilengkapi dengan fitur
seperti telecoil. Telecoil adalah lilitan magnet yang berfungsi untuk menangkap suara melalui
lilitan magnet tersebut bukan melalui mikrophon. Fitur ini memberikan kemudahan pemakai
alat bantu mendengar untuk berbicara melalui telephon. Telecoil juga berfungsi untuk
menangkap suara yang dikeluarkan oleh induction loop system. ITE umumnya tidak
digunakan oleh anak-anak dan orangtua.

ITE

 Canal ABD model terdiri dari dua model. In-the-canal (ITC) dipakai dalam lubang telinga.
Dan completely-in-canal (CIC) hampir tidak terlihat dalam lubang telinga. Kedua model ini
umumnya digunakan untuk penurunan pendengaran ringan sampai dengan penurunan
pendengaran berat. Karena kedua model ini kecil, mungkin akan agak sulit bagi sebagian
orang untuk memakai dan melepaskannya. Model ini tidak mempunyai banyak tempat untuk
batere dan fitur lainnya, seperti telecoil. Model ini tidak direkomendasikan untuk dipakai oleh
anak-anak atau gangguan dengan sangat berat karena terbatasnya kemampuan penguatan
yang dikeluarkan oleh kedua model ini.

Mini-canal ITC HalfShell ITC CIC

2.4 Mekanisme Kerja Alat Bantu Dengar

7
Saat ini sebagian besar alat bantu dengar sudah memakai teknologi digital, artinya sinyal
suara yang ditangkap oleh mikrofon dirubah (konversi) menjadi kode-kode digital, yang kemudian
diproses menggunakan perhitungan matematis.

Pemrosesan suara secara digital memungkinkan untuk melakukan “teknik memanipulasi


sinyal” contohnya : memisahkan sinyal suara percakapan dengan sinyal bising. Sebagian besar alat
bantu dengar saat ini memiliki kemampuan (dalam memproses) lebih baik dibanding komputer
desktop, tidak seperti alat bantu dengar yang ada di beberapa tahun lalu yang tidak lebih dari sekedar
amplifier.

Algoritma yang kompleks dapat memisahkan suara/bunyi ke beberapa frekuensi dan


mengamplifikasi  tergantung dari settingan/program yang diberlakukan pada alat bantu dengar yang
sesuai dengan kondisi gangguan pendengaran klien. Dengan metode algoritma  juga memungkinkan
untuk membedakan jumlah amplifikasi antara suara yang pelan,sedang dan keras. Dengan cara
tersebut diharapkan suara yang pelan dapat terdengar, namun suara yang keras tidak terasa
menyakitkan telinga (over amplifikasi). Dan pemrosesan digital memastikan replika sinyal asal secara
presisi dengan distorsi yang minimal agar menghasilkam kualitas suara yang bagus.

2.5 Perkembangan Alat Bantu Dengar

8
BBC

Berbeda dengan alat bantu dengar konvensional yang dimasukkan ke lubang telinga, kini
tersedia alat bantu dengar modern yang dipasang di gigi sehingga tidak akan mengganggu
penampilan.

Alat bantu dengar termutakhir yang disebut SoundBite ini bekerja dengan mengantarkan
suara lewat tulang rahang ke dalam telinga. Alat berukuran kecil ini diletakkan di bagian atas kanan
atau kiri geraham. Soal ukuran tidak perlu khawatir karena tiap alat didesain khusus (custom) pada
tiap pasien.
Jika alat bantu dengar konvensional menggunakan hantaran udara untuk meningkatkan
volume suara yang ada di udara, SoundBite menggunakan pendekatan konduksi tulang. Alat ini akan
mengirimkan getaran suara melalui gigi dan tulang secara langsung ke koklea melewati telinga tengah
dan dalam.
Perusahaan pembuat alat ini, Sonitus Medical, mengatakan, mekanisme penggunaan konduksi
tulang ini merupakan yang pertama kali dipakai dalam alat nonbedah. SoundBite kini sudah disetujui
badan kesehatan di seluruh Eropa. Walaupun terlihat nyaman, The Royal National Institute for Deaf
People, Inggris, mengatakan, alat ini belum tentu cocok untuk semua orang yang memiliki masalah
pendengaran.

2.6 Manfaat Alat Bantu Dengar

•Memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam mendengar

Kemampuan pendengaran yang menurun tentu membuat seseorang merasa tidak nyaman dan
cenderung kesulitan dalam mendengarkan sesuatu. Dengan cara kerja alat bantu dengar yang
membantu memperjelas suara dan bunyi di sekitar, maka gangguan pendengaran yang dialami
bukan lagi menjadi masalah yang besar. Alat bantu dengar akan membantu seseorang untuk
mendengar lebih baik dan lebih nyaman seolah-olah tidak ada masalah pada pendengaran.

•Mencegah penyakit pikun atau Demensia

Sejumlah penelitian membuktikan bahwa gangguan pendengaran yang tidak segera diatasi dapat
berdampak pada masalah kesehatan yang lebih serius, salah satunya adalah pikun atau demensia.

•Meningkatkan keseimbangan

Anda tentu tahu bahwa telinga adalah adalah pusat keseimbangan tubuh manusia. Jika terdapat
masalah pada indera pendengaran, maka salah satu dampak buruknya adalah hilangnya keseimbangan
tubuh. Menggunakan alat bantu dengar akan membantu indera pendengaran berfungsi dengan baik
sehingga keseimbangan tubuh pun akan kembali membaik.

•Meningkatkan komunikasi dan kepercayaan diri

Poin berikut nampaknya merupakan salah satu poin utama dalam menggunakan alat bantu dengar.
Fungsi alat bantu dengar adalah untuk membantu memperbesar volume dan memperjelas suara di
sekitar, sehingga komunikasi yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar tanpa hambatan.

•Terhindar dari rasa terisolasi yang berujung pada depresi

9
Merasa terisolasi dan depresi adalah salah satu dampak terburuk dari gangguan pendengaran yang
tidak diatasi. Karena merasa tidak mampu mendengar, seseorang akan merasa terisolasi karena tidak
mampu mengikuti percakapan dengan kerabat maupun teman-temannya.

•Meningkatkan kualitas hidup

Siapa yang menyangka bahwa gangguan pendengaran dapat menurunkan kualitas hidup seseorang.
Ketidakmampuan dalam mendengar membuat komunikasi menjadi terganggu. Padahal sebagai
makhluk sosial.

2.7 Efek Samping Alat Bantu Dengar

1. Ada suara mendengung ketika menelepon

Mengutip dari National Institute on Deafness and Other Communication Disorders (NIDCD),
sebagian orang yang menggunakan alat bantu dengar mengalami suara mendengung.

Terutama saat sedang menelepon atau terganggu dengan frekuensi radio. Untuk mengatasinya, Anda
bisa membawa ponsel saat pemasangan alat bantu dengar.

2. Sakit kepala dan telinga berdenging (tinnitus)

Mengutip dari Embrace Hearing, Anda akan mengalami sakit kepala dan telinga berdengung (tinnitus)
ketika volume alat bantu dengar tidak tepat.

Efek samping ini biasanya terjadi ketika Anda belum mengatur volume alat bantu dengar atau baru
pertama kali menggunakannya.

Akan tetapi, tinnitus (berdenging) dan sakit kepala ini tidak akan bertahan lama terutama bila Anda
sudah terbiasa menggunakan alat bantu dengar.

3. Iritasi dan nyeri kulit

Efek samping yang bisa Anda rasakan saat menggunakan alat bantu dengar adalah iritasi dan nyeri
kulit bagian telinga.

Kondisi ini tentu membuat Anda tidak nyaman saat menggunakan alat bantu dengar.

Biasanya, iritasi dan nyeri bisa terjadi ketika pemasangan tidak pas atau terlalu longgar di telinga.

Untuk mengatasinya, Anda bisa konsultasi ke konsultan atau dokter THT agar mendapat perawatan
lebih lanjut.

4. Saluran telinga gatal

Terkadang, alat bantu dengar bisa memicu efek samping berupa rasa gatal pada saluran telinga.Ketika
merasakan ini, hindari mencabut alat bantu dan menggaruk telinga bagian dalam.

Menggaruk telinga bagian dalam justru akan memicu kerusakan lebih parah. Sebaiknya, bersihkan
telinga dengan kain lembap.

Kain lembap akan menjaga saluran telinga tidak kering dan mengatasi rasa gatal.

2.8 Cara Menggunakan Alat Bantu Dengar

10
•Buka tutup baterai pada alat bantu pendengaran.

•Masukkan baterai (tipe 13/PR48) ke dalam perangkat. Saat memasukkan baterai, posisikan baterai
dengan benar (+/-) diperhatikan.

•Tutup kembali penutup baterai. Kemudian hubungkan earplug ke headphone.

•Pastikan volume diatur ke pengaturan terendah sebelum menggunakan.

•Dekatkan alat bantu dengar ke telinga. Masukkan earplug secara perlahan ke saluran telinga Anda
tanpa paksaan.

•Pastikan untuk tidak memasukkan earplug terlalu dalam ke telinga.

•Tekan tombol ON untuk menyalakan alat. Gunakan kontrol volume untuk menyesuaikan volume ke
tingkat yang diinginkan sehingga Anda dapat mendengar suara dengan jelas.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

11
Alat bantu dengar merupakan suatu alat akustik listrik yang dapat digunakan oleh manusia
dengan gangguan fungsi pendengaran pada telinga. Pada zaman dulu, alat bantu dengar berbentuk
seperti terompet di telinga. Tapi seiring berkembangnya teknologi, sekarang alat bantu dengar
bentuknya bisa sangat kecil. Model ABD didasarkan pada bagaimana ABD tersebut diletakkan serta
penguatan yang dibutuhkan. Umumnya ABD diletakkan dibelakang telinga dan dalam lubang telinga
adalah Behind-the-ear (BTE), In-the-ear (ITE), dan In-the-canal (ITC).

Mekanisme kerja alat bantu dengar adalah, sinyal suara yang ditangkap oleh mikrofon
dirubah (konversi) menjadi kode-kode digital, yang kemudian diproses menggunakan perhitungan
matematis.

Alat bantu dengar termutakhir adalah disebut SoundBite ini bekerja dengan mengantarkan
suara lewat tulang rahang ke dalam telinga. Alat berukuran kecil ini diletakkan di bagian atas kanan
atau kiri geraham. Soal ukuran tidak perlu khawatir karena tiap alat didesain khusus (custom) pada
tiap pasien.

Manfaat alat bantu dengar bagi kesehatan yaitu memberikan kemudahan dan kenyamanan
dalam me dengar,mencegah penyakit pikun/demensia, meningkatkan keseimbangan,
meningkatkan komunikasi dan kepercayaan diri,terhindar dari rasa terisolasi yang berujung pada
depresi,serta meningkatkan kualitas hidup.
3.2 Daftar pustaka
https://hellosehat.com/tht/telinga/efek-samping-alat-bantu-dengar/
https://www.pusatalatbantudengar.com/blog/manfaat-alat-bantu-dengar-yang-perlu-anda-ketahui/
https://amp.kompas.com/lifestyle/read/2008/10/19/15380711/asal-usul-alat-bantu-dengar
https://www.galerimedika.com/blog/cara-menggunakan-alat-bantu-dengar-dengan-benar
https://www.scribd.com/document/214832364/Alat-bantu-dengar

12

Anda mungkin juga menyukai