Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

HEARING AID (ALAT BANTU PENDENGARAN)

Oleh:

Nirma Yulan

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

KURNIA JAYA PERSADA

PALOPO

2017
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga saya dapat

menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah

ini saya membahas mengenai Alat Bantu Pendengaran (Hearing Aid).

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar

pada makalah ini.Oleh karena itu saya meminta kepada teman-teman untuk

memberikan saran serta kritik yang dapat membangun saya. Kritik konstruktif

dari teman-teman sangat saya harapkan untuk penyempurnaan makalah

selanjutnya.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................1

KATA PENGANTAR............................................................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...............................................................................4

B. Tujuan penulisan .........................................................................................6

C. Rumusan Masalah........................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN

A. Alat Bantu Dengar.......................................................................................7

B. Macam-Macam Alat Bantu Dengar.............................................................8

C. Berbagai Contoh Hearing Aid....................................................................10

BAB III PENUTUP

A. A.kesimpulan.............................................................................................16

B. Saran .........................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Berkurangnya fungsi pendengaran adalah penurunan fungsi

pendengaran pada salah satu atau kedua telinga. Hal ini di sebabkan oleh

infeksi, strokes, obat-obatan, tumor, dan gangguan medis lainnya.

Penuruna fungsi pendengaran bisa juga merupakan akibat dari

mendengar suara atau bunyi yang sangat keras secara terus-menerus.

Selain itu, faktor usia juga sangat mempengaruhi.

Untuk mengatasi penurunan fungsi pendengaran, di kembangkan

sebuah alat khusus yang di desain untuk meningkatkan volume suara dan

mengurangi efek noise. Alat ini di sebut Hearing Aid. Hearing aid

merupakan suatu alat elektronik yang dioperasikan dengan batere, yang

berfungsi memperkuat dan merubah suara sehingga komunukasi bisa

berjalan dengan lancar. Meskipun begitu, masih ada sebagian penderita

gangguan pendengaran yang tidak menggunakan Hearing aid. Salah satu

faktornya yaitu ketidakpuasan para pengguna. Bahwa alat yang di pakai

tidak sesuai dengan harapan mereka karena setiap individu mempunyai

respon pendengaran yang berbeda-beda.

Awalnya, semua hearing aid di kembangkan secara analog.

Hearing aid terdiri darisebuah mikrophone untuk menangkap suara,

amplifier untuk meningkatkanvolume suara dan speaker untuk

menghantarkan suara yang volumenya telah dinaikkan. Namun, sebagai

kompensasi semua masalah diatas, tahun 1987 untuk pertama kalinya


digital hearing aid di luncurkan ke pasaran. Pada digital hearing aid,

proses pengolahan suara menggunakan algoritma-algoritma khusus untuk

dapat menghasilkan kualitas suara yang lebih baik dan nyaman dirasakan

penggunanya. Teknologi yang lebih efisien dan akurat, serta dengan

kelebihan hands free operation, hearing aid dapat mengatur sendiri

volume suara.

Hal ini yang mendasari penelitian untuk mensimulasikan kerja

sistem pengolahan sinyal digital yang terjadi dalam sebuah divais hearing

aid dengan aplikasi algoritma RLS (Recursive Least Square), dalam

pilihan frekuensi tertentu yang nyaman bagi penderiya gangguan fungsi

pendengaran. Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang menggunakan

algoritma RACE dimana sinyal masukan merupakan sinyal bersih yang

di campur dengan noise AWGN. Pada penelitian ini, sinyal masukan

merupakan sinyal informasi yang terganggu dengan noise untuk

menirukan sistem dalam keadaan nyata. Algoritma RLS bekerja dengan

menentukan selisih antara sinyal referens (sinyal sebenarnya) dengan

sinyal keluaran estimator sehingga didapat nilai error. Selanjutnya akan

dilakukan pengaturan terhadap nilai bobot secara adaptif. Simulasi ini

dapat mewakili kerja sebuah sistem sebagai alat untuk meningkatkan

kualitas pendengaran bagi mereka yang menggunakan alat bantu dengar.


B. TUJUAN

Pembuatan tugas akhir ini bertujuan untuk:

1. Menganalisa cara kerja sistem pengolahan sinyal digital pada

hearing aid untuk suatu kondisi tertentu dengan membandingkan

suara panda kondisi normal dan suara yang telah di proses oleh

hearing aid.

2. Menganalisa sinyal keluaran sistem dengan menghitung nilai

PSNR, MOS, dan MSE pada parameter-parameter ang di

tentukan.

3. Menerapkan algoritma RLS untuk mengurangi noise pada alat

bantu dengar.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang dan tujuan, masalah-masalah yang akan

di bahas dalam penelitian ini dapat di formulasikan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh noise pada lingkungan yang digunakan

sebagai model penelitian terhadap sinyal suara asli.

2. Bagaimana cara memperbaiki kualitas sinyal suara asli yang

terdegradasi karena efek noise dengan penerapan algoritma RLS

3. Bagaimana cara pemilihan frekuensi kerja pada hearing aid sesuai

batas kenyamanan penderita gangguan pedengaran.

4. Bagaimana analisis performansi sistem di tinjau dari sinyal

keluaran.

5. Bagaimana merancang dan merealisasikan sistem dalam

lingkungan MATLA
BAB 11

PEMBAHASAN

A. ALAT BANTU DENGAR (HEARING AID)

Alat bantu dengar merupakan suatu alat elektronik yang dioperasikan

dengan batere, yang berfungsi memperkuat dan merubah suara sehingga

komunikasi bisa berjalan dengan lancar.

Alat bantu dengar terdiri dari:

† Microphone, merubah suara menjadi signal elektronik, signal elektronik

ini kemudian diperkeras oleh amplifier.

† Amplifier, berfungsi untuk memperkeras elektronik signal dari mikrofon

menjadi signal yang lebih besar.

† Receiver atau loudspeaker, merubah elektronik signal yang sudah

diperkeras menjadi suara.

Berdasarkan hasil tes fungsi pendengaran, seorang audiologis bisa

menentukan apakah penderita sudah memerlukan alat bantu dengar atau

belum (audiologis adalah seorang profesional kesehatan yang ahli dalam

mengenali dan menentukan beratnya gangguan fungsi pendengaran).

Alat bantu dengar sangat membantu proses pendengaran dan

pemahaman percakapan pada penderita penurunan fungsi pendengaran

sensorineural.

Dalam menentukan suatu alat bantu dengar, seorang audiologis biasanya

akan mempertimbangkan hal-hal berikut:

† kemampuan mendengar penderita

† aktivitas di rumah maupun di tempat bekerja


† keterbatasan fisik

† keadaan medis.

B. MACAM – MACAM ALAT BANTU DENGAR

1. Alat Bantu Dengar Hantaran Udara

Alat ini paling banyak digunakan, biasanya dipasang di dalam saluran

telinga dengan sebuah penutup kedap udara atau sebuah selang kecil yang

terbuka.

† Alat Bantu Dengar Yang Dipasang Di Badan

Digunakan pada penderita tuli dan merupakan alat bantu dengar

yang paling kuat.Alat ini disimpan dalam saku kemeja atau celana dan

dihubungkan dengan sebuah kabel ke alat yang dipasang di saluran

telinga. Alat ini seringkali dipakai oleh bayi dan anak-anak karena

pemakaiannya lebih mudah dan tidak mudah rusak. Cara kerja alat ini

sama dengan alat bantu dengar yang lain. Tetapi yang membedakan

adalah amplifier dan mikrofon pada alat ini bisa ditaruh di saku

berbentuk kotak biasanya,dan dihubungkan dengan kabel ke telinga.


Alat ini seringkali dipakai oleh bayi dan anak-anak karena

pemakaiannya lebih mudah dan tidak mudah rusak.

† Alat Bantu Dengar Yang Dipasang Di Belakang Telinga

Digunakan untuk penderita gangguan fungsi pendengaran sedang

sampai berat. Alat ini dipasang di belakang telinga dan relatif tidak

terlihat oleh orang lain misalnya BTE.

† CROS (contralateral routing of signals)

Alat ini digunakan oleh penderita yang hanya mengalami

gangguan fungsi pendengaran pada salah satu telinganya.

Mikrofon dipasang pada telinga yang tidak berfungsi dan

suaranya diarahkan kepada telinga yang berfungsi melalui sebuah kabel

atau sebuah transmiter radio berukuran mini.

Dengan alat ini, penderita dapat mendengarkan suara dari sisi

telinga yang tidak berfungsi.

† BICROS (bilateral CROS)

Jika telinga yang masih berfungsi juga mengalami penuruna

fungsi pendengaran yang ringan, maka suara dari kedua telinga bisa

diperkeras dengan alat ini.

2. Alat Bantu Dengar Hantaran Tulang

Alat ini digunakan oleh penderita yang tidak dapat memakai alat bantu

dengar hantaran udara, misalnya penderita yang terlahir tanpa saluran

telinga atau jika dari telinganya keluar cairan (otore).


Alat ini dipasang di kepala, biasanya di belakang telinga dengan

bantuan sebuah pita elastis. Suara dihantarkan melalui tulang tengkorak ke

telinga dalam. Beberapa alat bantu dengar hantaran tulang bisa ditanamkan

pada tulang di belakang Telinga.

C. BERBAGAI CONTOH HEARING AID

Hearing aid atau alat bantu pendengaran pada saat ini tersedia dalam

beberapa jenis. Tipe yang terbaik untuk dipilih tergantung pada tingkat

kehilangan pendengaran, bentuk telinga, gaya hidup dan kebutuhan akan

pendengaran. Setelah mengevaluasi tingkat pendengaran, seorang ahli THT

dapat menolong kita untuk menentukan pilihan yang tepat. Berikut ada empat

jenis alat bantu pendengaran :

1. Behind The Ear (BTE)

Jenis alat bantu pendengaran ini diletakkan di belakang telinga dan

dikaitkan di bagian atas daun telinga. Alat ini ditahan oleh bentuk telinga

sesuai dengan kanal telinga sehingga suara dari alat bantu pendengaran ini

diteruskan ke gendang telinga. Jenis ini mudah untuk dimanipulasi dan segala

tipe rangkaian dapat sesuai dengan model ini. Seluruh hearing aid, tanpa

memperhatikan jenisnya, dibuat dengan bagian dasar yang sama. Pada

Hearing Aid jenis BTE,seperti yang ditunjukkan dibawah ini, anda dapat

mengamati mikrofon, tone hook, volume control, saklar on/off,dan baterai.

Mikrofon mengambil suara - suara dari sekitarnya dan mengirimnya

ke prosessor yang memperkuat sinyal tersebut. Hearing Aid akan

memperkuat beberapa frekuensi dari suara yang masuk lebih dari berbagai

ketergantungan atas kehilangan pendengaran anak anda. Ahli suara anda


menggunakan hearing aid's tone controls untuk menghasilkan penguatan

suara yang sesuai untuk kehilangan pendengaran pada anak anda.

Setelah suara tersebut diperkuat, kemudian suara tersebut diarahkan

melalui hearing aid tone hook ke sebuah earmold yang mana dibuat

berdasarkan kebiasaan untuk setiap anak. Tone hook adalah sebuah

lempengan plastic kecil yang terkait diatas dan belakang telinga bagian luar

pada anak (pinna). Earmold mempengaruhi hearing aid dalam telinga anak

dan mengarahkan suara dari hearing aid ke dalam kanal telinga. Earmolds

terbuat dari bahan materi lunak setelah sebuah cetakan diambil dari telinga

anak anda. Earmolds dibuat tersendiri untuk setiap anak dan dipaskan dengan

sempit dalam kanal telinga. Selama seorang bayi tumbuh, earmolds perlu

untuk diganti sesuai pada bentuk dasar.


2. In The Ear (ITE)

Jenis ini diletakkan di dalam daun telinga. Alat ini akan menutup saluran

telinga sepenuhnya. Seperti halnya BTE, jenis tipe ini mudah dioperasikan

dapat sesuai dengan kebanyakan rangkaian yang dikembangkan.

3. In The Canal (ITC)

Jenis ini diletakkan di dalam saluran kanal telinga dan tidak terlalu tampak

kelihatan dibandingkan dengan jenis BTE ataupun ITE. Karena bentuknya

yang lebih kecil sehingga jenis ini pasti lebih sukar untuk dimodifikasi dan

tidak semua tipe rangkaian dapat pas untuk model ini.


Berikut adalah salah satu contih rangkaian sebuah alat bantu pendengaran

yang didesain sebagai penguat yang digunakan untuk alat jenis ITE dan BTE.

4. Completely-in-the-Canal (CIC)

Jenis alat bantu dengar yang satu ini dipasang jauh di dalam

saluran kanal telinga dan umumnya tidak dapat dilihat. Karena bentuknya

yang begitu kecil sehingga tidak semua tipe rangkaian dapat sesuai dengan

model ini. Jenis ini sangat sesuai untuk penderita yang amat parah. Pada

dasarnya cara kerja alat pendengaran ini sama dengan jenis BTE

melainkan letaknya saja yang berbeda.

5. Bone Anchored Hearing Aids (BAHA)

Jenis alat bantu dengar tipe ini dipasang permanen di dalam kulit di

belakang telinga, yaitu sebuat lempeng titanium dan prossesor. Prinsip


kerjanya yaitu lempeng titanium menerima rangsang dari luar kemudian

diolah di prosessor dan dilanjutkan ke telinga bagian dalam melalui tulang.

6. Cochlear implant

Cochlear implant adalah alat pendengaran buatan yang dirancang

untuk menghasilkan sensasi pendengaran yang berguna yang secara elektrikal

merangsang saraf - saraf dalam pusat telinga. The cochlear implant dirancang

untuk simpangan bagian – bagian rusak dari bagian dalam telinga dan

mengirim rangsangan listrik secara langsung ke saraf pendengar dimana

rangsangan tersebut kemudian ditafsirkan sebagai suara oleh otak. Alat ini

menyediakan kemampuan untuk sensasi pendengaran yang berguna dan

memperbaiki kemampuan berkomunikasi bagi orang yang kehilangan

pendengaran yang parah. Cochlear implants adalah sebuah pilihan penting

bagi individu yang memperoleh sedikit atau tidak ada keuntungan dari sebuah

hearing aid konvensional. Prinsip kerja dari cochlear implant :


† Gelombang suara masuk pada mikrofon yang ditempatkan pada headpiece.

† Suara dikirim ke speech processor melalui sebuah kabel tipis yang

menghubungkan headpiece ke speech processor.

† The speech processor mengubah suara tersebut menjadi sebuah sinyal khusus

yang dapat ditafsirkan oleh otak. Perubahan ini diselesaikan dengan suatu

program yang disebut speech processing strategies.

† Sinyal khusus tersebut dikirim kembali melalui kabel yang sama ke

headpiece dan dikirim melewati kulit melalui gelombang radio ke alat yang

ditanam tersebut.

† Sinyal tersebut berjalan melalui barisan elektroda di dalam pusat telinga dan

merangsang saraf pendengaran.

† Saraf pendengaran kemudian mengirim sinyal – sinyal listrik ke otak dimana

siyal – sinyal listrik tersebut ditafsirkan sebagai suara.


BAB 111

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Alat bantu dengar merupakan sebuah peralatan electroacouistic

yang digunakan pada tubuh yang dapat digunakan di dalam atau

belakang telinga pemakai, dan di desain untuk memperkuat dan

memodulasi suara untuk pemakainya.

Berkurangnya fungsi pendengaran adalah penurunan fungsi

pendengaran pada salah satu atau kedua telinga. Hal ini di sebabkan oleh

infeksi, strokes, obat-obatan, tumor, dan ganguan medis lainnya.

penurunan fungsi pendengaran bisa juga merupakan akibat dari

mendengar suara atau bunyi yang sangat keras secara terus-menerus.

Selain itu, faktor usia juga mempengaruhi.

B. SARAN

Saran penulis untuk klien adalah jagalah pendengaran tersebut

sebelum pendengaran semakin berkurang. Janganlah sering-sering

menggunakan headphone dengan suara yang keras. Telinga merupakan

titipan dari-Nya. Jadi jagalah sebaik mungkin titipa tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

- Cameron John R, Skofronick James G, “Medical Physics”, pp 17, John

Willy & Sons Inc, New York.

- http://medicastore.com/penyakit/357/Berkurangnya_Pendengaran_&_Tuli.

html

- http://id.shvoong.com/medicine-and-health/otolaryngology/1941963-alat-

bantu-dengar/

- http://reviewpla.net/3538/bagaimana-cara-kerja-alat-bantu-pendengaran

- http://doktermu.com/Penyakit-penyakit-umum/bagaimana-alat-bantu-

pendengaran-bekerja.html

- http://reviewpla.net/3540/tentang-alat-bantu-pendengaran

- http://anaktunarungu.wordpress.com/2008/02/13/cara-kerja-alat-bantu-

dengar/

- http://www.scribd.com/doc/46697821/Fisika-Kesehatan

- http://medicastore.com/penyakit/357/Berkurangnya_Pendengaran_&_Tuli.

html

- http://www.explainthatstuff.com/hearingaids.html

Anda mungkin juga menyukai