Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

SERAH TERIMA OBAT


A. Definisi
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang
akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh
perawat (Nursalam, 2007).

B. Tujuan Pengelolaan Obat


Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana
dan menghindari pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan
pasien dapat terpenuhi.
Hal-hal berikut ini adalah  beberapa alasan yang paling sering
mengapa obat  perlu disentralisasi.
1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien.
2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat standart yang
lebih murah dengan mutu yang terjamin memiliki efektifitas dan
keamanan yang sama.
3. Meresapkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat “ hanya untuk mencoba”.
4. Menggunakan dosis yang lebih besar dari pada yang diperlukan
5. Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan yang
akan membuang atau lupa untuk minum.
6. Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan, sehingga banyak yang
tersisa sesudah batas kadarluarsa.
7. Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak
aktif.
8. Meletakkan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau panas.
9. Mengeluarkan obat ( dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada suatu
waktu sehingga dipakai berlebihan atau dicuri (Mc Mahon, 2007).
C. Teknik Pengelolaan Oabat ( Sentralisasi )
Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
1. Penangguang jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara
oprasional dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjuk.
2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat
3. Penerimaan obat.
a. Obat yang telah diserahkan ditunjukan kepada perawat dan obat yang
telah diambi;l oleh keluargadiserahkan kepada perawat dengan
menerima lembar terima obat
b. Perawat menuliskan nama pasien, regestrasi, jenis obat, jumlah dan
sediaan  ( bila perlu ) dalam kartu control, dan diketahui
( ditandatangani ) oleh keluarga atau pasien dalam buku masuk obat.
Keluarga atau pasien selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan atau
bilamana obat tersebut akan habis, serta penjelasan tentang 5T ( jenis,
dosis, waktu, pasien, dan cara pemberian).
c. Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan  salinan obat yang
harus diminum beserta kartu sediaan obat.
d. Obat yang telah diserahkan selnjutnya disimpan oleh perawat dalam
kontak obat (Nusalam 2007).
4. Pembagaian obat
a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar
penmberian obat.
b. Obat yang telah disimpan untuk selnjutnya diberikan oleh perawat
dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar
pemberian obat: dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi
diinstruksi dokter dan kartu obat yang ada pada pasien.
c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat,
kegunaan obat,  jumlah obat, dan efek samping, usahakan tempat atau 
wadah obat kembali keperawat setelah obat dikonsumsi, pantau
efeksamping pada pasien.
d. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala
ruangan atau petugas yang ditujuk dan didokumentasikan dalam buku
masuk obat. Obat-obatan yang hamper habis akan diinformasikan
kepada keluarga dan kemudian dimintakan resep ( jika masih perlu
dilanjutkan ) kepada dokter penanggung jawab pasien (Nurussalam,
2007).
5. Penambahan obat baru
a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau
perubahan alur pemberian oabat, maka informasi ini akan dimasukan
dalam buku masuk obat sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu
sedian obat.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin ( sewaktu saja ) maka
dokumentasi hanya dilakukan pada buku masuk obat dan selanjutnya
diinformasikan kepada keluarga dengan kartu khusus obat (Nursalam,
2007).
6. Obat Khusus
a. Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup
mahal, menggunakan alur pemberian yang cukup sulit, memiliki efek
sampingyang cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu /
sewaktu saja.
b. Pemberian obat khusus dilakukan menggunkan kartu khusus obat,
dilaksanakan oleh perawat primer.
c. Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga: nama obat,
kegunaan obat, waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab
pemberian, dan wadah obat sebaiknya diserahkan atau ditunjukan
kepada keluarga setelah pemberian,. Usahakan terdapat saksi dari
keluarga saat pemberian obat (Nursalam, 2007).
Seorang manajer keperawatan kesehatan dapat mendidik staf
mengenai obat dengan cara-cara berikut ini :
a. Membuat catatan mengenai obat-obatan Yang sering dipakai, jelaskan
penggunaan dan efek samping, kemudian berikan salinan kepada semua
staf:
b. Tuliskan dosis yang tepat obat-obatan yang sering digunakan dan
gantungkan didinding :
c. Berikan kepada semua staf mengenai harga bermacam-macam obat;
d. Aturlah kuliah atau program diskusi dan bahaslah mengenai satu jenis
obat setiap minggu pada waktu pertemuan staf:
e. Sediakan satu atau lebih eksemplar buku farmakologi sederhana
diperpustakaan (Mc Mahon, 2013).
7.   Menyimpan persediaan obat
a. Memeriksa ulang atas kebenaran obat dan jenis obat, jumlah obat dan
menulis etiket dan alamat pesien. Penyimpanan stok ( persediaan )
yang teratur dengan baik merupakan bagaian penting dari manajemen
obat. Obat yang diterima dicatat dalam buku besar persediaan atau
dalam kartu persedian.
b. System kartu persediaan
Sebuah kartu persediaan (kartu stok) kadang-kadang digunakan untuk
menggantikan buku besar persediaan, kartu ini berfungsi seperti buku
besar persediaan, yakni neraca diseimbangkan dengan menambahkan
barang yang diterima dan mengurangi dengan jumlah barang yang
dikeluarkan dalam buku besar persediaan, masing-masing barang
ditempatkan pada halaman yang terpisah. Tetapi dalam system kartu
persediaan, masing-masing barang dituliskan dalam kartu yang
terpisah. 
c. Lemari obat
Periksa keamanan mekanisme kunci dan penerangan lemari obat serta
lemari pendingin. Periksa persediaan obvat, pemisahan antara obat
untuk penggunaan oral ( untuk diminum) dan obat luar.
D. Petunjuk Teknis Pengisian Format Surat Persetujuan Sentralisasi Obat
1. Nama, umur, jenis kelamin, alamat dapat diisi dengan nama pasien
sendiri, anak, istri, suami,orang tua, dan lain-lain.
2. Nama klien, umur, jenis kelamin, alamat, no reg diisi sesuai data klien
yang bersangkutan.
3. Ruangan diisi sesuai tempat pasien dirawat.
4.   Pengisian tanggal sesuai dengan tanggal pelaksanaan informed consent
(yaitu diawal klien MRS).
5. Format ditandatangani oleh perawat yang menerangkan dan klien yang
menyetujui dilakukan tindakan sentralisasi obat, disertai para saksi-saksi.

E. Petunjuk Teknis Pengisian Format Pemberian Obat


1. Pengisian nama pasien, no register, umur, ruangan.
2.      Kolom nama obat diisi sesuai dengan obat yang diberikan sesuai dosis,
dan cara pemberian.
3.      Kolom tanggal diisi tanggal pemberian obat secara horizontal.
4.      Kolom terima diisi jumlah obat yang diterima dari depo farmasi
5.      Kolom penerima diisi nama perawat yang menerima, kemudian paraf
6.      Kolom pemberian obat diisi sesuai jam berapa obat diberikan beserta
nama perawat atau paraf.
7.      Kolom sisa diisi oleh perawat shift malam yaitu jumlah obat yang masih
ada setelah pemberian beserta nama perawat

F.   Petunjuk Teknis Pengisian Tanda Bukti Serah Terima Obat (Untuk


Farmasi)
1. Kolom tanggal penerimaan obat diisi sesuai dengan tanggal serah terima
obat.
2. Pengisian nama pasien, umur, No. Register ruangan.
3. Kolom nama obat, dosis dan jumlah (sediaan) diisi sesuai dengan nama
obat, frekuensi pemberian dan jumlah yang diterima.
4. Kolom TT dan nama terang yang menyerahkan diisi oleh petugas farmasi.
5. Kolom TT dan nama terang yang menerima diisi oleh perawat yang
menerima.

G. Petunjuk Teknis (Juknis) Sentralisasi Obat


1. Perawat menjelaskan tujuan dan manfaat dari sentralisasi obat (diawal
MRS)
2. Pasien/ keluarga mengisi format persetujuan sentralisasi obat (diawal
MRS)
3. Perawat menerima obat dari farmasi dengan model ODD (One Day Dose)
4. Perawat menyimpan obat yang telah diterima dan disimpan di kotak obat
5. Perawat meletakkan obat di tempat obat saat memberikan obat pada
pasien sesuai dengan jadwal pemberian obat yang telah ditentukan.
LEMBAR PERSETUJUAN
DILAKUKAN SENTRALISASI OBAT

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama               :                                               (L/P )
Umur               :
Alamat             :

Adalah (istri / anak / orang tua ) dari pasien :


Nama               :
Umur               :
Alamat             :
Ruang              :
No. Reg.          :
Menyatakan setuju/tidak setuju) untuk dilakukan sentralisasi obat,
setelah mendapatkan penjelasan tentang sentralisasi obat yaitu pengaturan pemakaian
obat yang diatur atau dikoordinir oleh perawaat sesuai ketentuan dosis yang diberikan
dokter.
Sentralisasi obat ini dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :
1. Pasien/keluarga mengisi surat persetujuan untuk kerja sama dalam
pengelolaan sentralisasi obat.
2. Setiap ada resep dari dokter diserahkan dahulu kepada petugas farmasi untuk
dilakukan pengadaan obat.
3. Obat dari depo farmasi diserahkan kepada perawat berdasarkan dosis per
harinya
4. Nama obat, dosis, jumlah yang diterima akan dicatat dalam buku serah terima
dan ditandatangani oleh petugas farmasi dan perawat yang menerima.
5. Obat akan disimpan di kantor perawatan.
6. Setiap hari perawat membagi obat sesuai dosis atau aturan minum dan
diberikan pada pasien.
7. Bila pasien pulang dan obat masih ada atau belum habis sisa obat akan
diberikan pada pasien/keluarga.

Palopo,.................................2018

                 Demikian persetujuan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk


digunakan sebagaimana mestinya.

            Katim                                                               Yang membuat persetujuan

(. ……………………………..)                                     (.. ……………………………)

Saksi-saksi

(. ……………………………..)                                     (.. ……………………………)


LEMBAR SERAH TERIMA OBAT
DI RUANG
Nama Pasien  :                                                                             No. Kamar :
Umur              :                                                                             No. Reg.      :

No. Tanggal Nama Jumlah TTD dan TTD dan Keterangan


Obat Nama  Nama
Perawat Keluarga
Pasien
Daftar Pustaka

Nursalam (2007) Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam praktek Keperawatan


Profesional, Jakarta : Salemba Medika.
Nursalam (2010) Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan praktek. Jakarta
: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai