Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini perkembangan penduduk terjadi di seluruh dunia, terutama

perkembangan dalam bidang kesehatan. Tetapi masalah kesehatan merupakan

ancaman bagi negara-negara yang sedang berkembang sehingga masalah

kesehatan menjadi tidak terkontrol. Salah satu penyakit yang mengalami

peningkatan adalah kanker. Stigma masyarakat yang percaya tentang mitos

kanker yang salah satunya bahwa tidak ada yang dapat dilakukan terkait

dengan kanker. Hal ini menyebabkan seseorang takut apabila didiagnosis

kanker. Penyakit kanker sendiri sebenarnya dapat dicegah, diobati dan

disembuhkan jika diketahui lebih dini tanda dan gejala kanker (Depkes RI,

2014).

Penyakit kanker merupakan masalah kesehatan utama baik di dunia

maupun di Indonesia. Menurut World Health Organization (WHO) (2013)

dalam Depkes RI (2015), insidens kanker pada tahun 2008 sampai 2012

mengalami peningkatkan dari 12,7 juta kasus meningkat menjadi 14,2 juta

kasus. Kanker menjadi penyebab kematian nomor 2 di dunia setelah penyakit

kardiovaskular. Diperkirakan pada tahun 2030 insidens kanker akan

meningkat mencapai 26 juta orang dan sebanyak 17 juta orang meninggal

akibat kanker. Dan kematian terbanyak yang disebabkan oleh kanker adalah

perempuan. Berdasarkan estimasi Globocan, International Agency fo


Research on Cancer (IARC) (2012) dalam Depkes RI (2015), insidens

kanker payudara sebesar 40 per 100.000 perempuan.

Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang umum

pada wanita. Kanker payudara merupakan tumor ganas yang tumbuh didalam

jaringan payudara. Setiap tahun lebih dari 185.000 wanita didiagnosa

menderita kanker payudara. Insiden penyakit ini semakin meningkat di

negara-negara maju. Sekitar 43.500 kematian akibat kanker payudara setiap

tahunnya yang menjadikan penyakit ini sebagai penyebab kematian terbesar

kedua setelah kanker paru pada wanita di Amerika Serikat (Kemenkes.RI,

2015).

Menurut WHO (World Health Organization), sekitar 9-8% wanita

berpotensi akan mengalami kanker payudara. Kanker payudara sebagai jenis

kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun lebih dari

250.000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang lebih

175.000 di Amerika Serikat (Lumban Gaol & Briani, 2014)

Data di Indonesia diperkirakan terdapat 100 penderita baru per

100.000 penduduk setiap tahunnya. Ini berarti dari jumlah 237 juta

penduduk, ada sekitar 237.000 penderita kanker baru setiap tahunnya. Sejalan

dengan itu, data empiris juga menunjukkan bahwa prevalensi kanker

meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Sekitar 2,2% kematian semua

umur disebabkan oleh kanker ganas. Prevalensi tumor/kanker di Indonesia

adalah 1,4 per 1000 penduduk (Kemenkes.RI, 2015)

Menurut data Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan, pada

penduduk perempuan kanker payudara masih menempati urutan pertama

kasus baru dan kematian akibat kanker, yaitu sebesar 43,3% dan 12,9%
(Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013). Menurut data di

RSCM Jakarta Pusat menyebutkan bahwa kanker payudara di Indonesia

mencapai angka 16.000 lebih pada tahun 1994 dan jumlah ini berada dalam

urutan kedua setelah kanker rahim (Nurchayoo 2010)

Penderita kanker payudara telah banyak ditemukan pada usia muda

bahkan tidak sedikit remaja putri usia empat belas tahun menderita tumor

dipayudaranya, dimana tumor dapat berpotensi menjadi kanker bila tidak

terdeteksi lebih awal (Mboi, 2014).

Problem kanker payudara di Indonesia menjadi lebih besar lagi

karena lebih dari 70% datang ke dokter pada stadium yang sudah lanjut,

maka dari itu permasalahan mengenai kanker payudara memang

membutuhkan perhatian khusus (Saryono & Pramitasari 2011)

Mengingat adanya kecenderungan peningkatan jumlah penderita

kanker, maka perlu dilakukan upaya untuk pencegahannya, Kemenkes RI telah

melaksanakan program deteksi dini kanker payudara yang dikenal dengan

metode SADARI (pemeriksaan payudara sendiri). Sadari adalah pemeriksaan

payudara sendiri yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kanker dalam

payudara wanita (Olfah, 2013).

American Cancer Society (ACS/2011) menganjurkan bahwa sadari

perlu dilakukan oleh wanita usia 20 tahun atau lebih setiap bulannya yaitu pada

hari ke-7atau ke-10 setelah selesai haid. Namun seiring berjalan waktu, penyakit

ini mulai mengarah ke usia lebih muda, maka usia remaja (13-20 tahun) juga

perlu untuk melakukan SADARI secara rutin sebagai upaya pencegahan dan
deteksi dini

Skrining kanker payudara sejak dini dapat dilakukan. Deteksi

kanker dapat dilakukan dengan pemeriksaan payudara sendiri atau yang

dikenal dengan SADARI. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah

pemeriksaan yang mudah yang bisa dilakukan setiap wanita dan bisa

dilakukan sendiri. Tindakan ini penting karena hampir 85% kelainan di

payudara justru ditemukan pertama kali oleh penderita melalui pemeriksaan

payudara sendiri dengan benar (Olfah, Mendri, & Badi’ah, 2013)

Pemerintah telah melakukan upaya-upaya dan tindak lanjut

penanggulangan kanker melalui Yayasan Kanker Indonesia (YKI) dengan

mengadakan berbagai kegiatan di bidang promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitatif (Yayasan Kanker Indonesia, 2014).

Kanker payudara pada dasarnya dapat dideteksi sendiri oleh

penderitanya melalui pemeriksaan rutin pada payudara. Salah satu cara untuk

mendeteksi kelainan serta kemungkinan timbulnya kanker payudara adalah

Periksa Payudara Sendiri (SADARI). Pemerintah telah mencanangkan

SADARI sebagai program nasional pada tanggal 21 April 2008. Program

SADARI adalah salah satu upaya penanganan terhadap penyakit kanker

payudara secara dini. Dengan melakukan SADARI angka kematian akibat

kanker payudara dapat diturunkan hingga 20%.

Namun dibalik keberhasilan program tersebut, nyatanya masih

banyak perempuan yang belum memahami apa sebenarnya SADARI dan


bagaimana prakteknya untuk dapat mendeteksi kelainan pada payudara.

Hanya sekitar 25-30% perempuan yang melakukan SADARI, hal tersebut

menjadi salah satu faktor penyebab masih tingginya angka kesakitan dan

kematian akibat kanker payudara bukan hanya di Indonesia tetapi juga dunia.

Remaja Indonesia saat ini sedang mengalami perubahan sosial

yang cepat dari masyarakat tradisional menuju masyarakat modern, yang juga

mengubah norma-norma, nilai-nilai dan gaya hidup mereka. Gaya Hidup dan

perkembangan zaman adalah faktor penting yang sangat memengaruhi

remaja dalam terkena resiko kanker payudara

SADARI adalah pemeriksaan yang mudah dilakukan oleh setiap

wanita untuk menemukan benjolan atau kelainan lainnya pada payudara.

Dengan posisi tegak menghadap kaca dan berbaring lalu dilakukan perabaan

dan pegamatan payudara secara sistematis. Pemeriksaan SADARI dilakukan

secara rutin pada setiap bulannya, yakni pada hari ke 7-10 sesudah hari

pertama menstruasi (Mulyani, 2013)

Tujuan pemeriksaan payudara sendiri menurut Dr. Taufan Nugroho

(2008) adalah salah satu cara mendeteksi dini apabila terdapat benjolan

pada payudara, terutama yang dicurigai ganas, sehingga dapat menurunkan

angka kematian, sebaiknya dilakukan setiap kali selesai menstruasi yaitu

hari ke-7 sampai hari ke-10 terhitung hari pertama haid, karena pada saat

ini pengaruh hormonal estrogen dan progestoren sangat rendah dan

jaringan kelenjar payudara saat itu tidak membengkak sehingga lebih

mudah merabah adanya tumor ataupun kelainan pada payudara.


Di Sulawesi Selatan kasus kanker payudara menempati peringkat

pertama penyakit kanker yang banyak diderita oleh wanita. Berdasarkan

data dari rekam medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar jumlah

pasien sepanjang tahun tahun 132 kasus kanker payudara, pada tahun 2011

di temukan 360 kanker payudara, pada tahun 2012 terjadi peningkatan

menjadi 573 kasus kanker payudara dan tahun 2013 sebanyak 592 kanker

payudara.

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2013, kasus kanker payudara di
seluruh dunia mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2012 terdapat 17
juta wanita dengan kanker payudara dan menjadi peningkatan menjadi 21 juta pada
tahun 2013. Berdasarkan estimasi Globocan, International Agency for Research on
Cancer (IARC) tahun 2012, kanker payudara adalah kanker dengan presentase kasus
baru tertinggi dan menjadi penyebab kematian tertinggi akibat kanker pada wanita
yaitu 13,7%, diikuti oleh kanker paru 12,8%, kanker kolorektal 8,6% dan kanker
serviks 8,2%, kanker ovarium (4,2%) dan kanker korpus uteri (endometrium) 2,2%.
Di Indonesia, kanker payudara menempati urutan kedua (0,5%)

setelah kanker serviks (0,8%) pada tahun 2013 dan prevalensi kanker payudara

tertinggi yaitu di Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu sebesar 2,4% (Kemenkes RI,

2015).

Anda mungkin juga menyukai