Anda di halaman 1dari 2

Perhitungan Tarif Pelayanan Kesehatan

untuk FasKes Program JKN


Posted by Erni Susanti Posted on 5:27 PM with No comments

Program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) yang sudah berlaku sejak awal tahun 2014, namun
yang menjadi salah satu pertanyaan masyarakat dan mungkin pelaku medis adalah bagaimana
perhitungan masalah tarif yang akan diberlakukan untuk anggotanya. Sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 69 tahun 2013 tentang Standar Pelayanan
Kesehatan pada fasilitas kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjutan. Inilah perbedaan dari
istilah Kapitasi dan INA CBGs (Indonesia Case Base Group's yang digunakan dalam perhitungan
Tarif Pelayanan Kesehatan Program JKN.

Kapitasi untuk fasilitas kesehatan primer

Kapitasi adalah besaran pembayaran per-bulan yang dibayar dimuka oleh BPJS Kesehatan
kepada Fasilitas Kesehatan (Faskes) Tingkat Pertama (primer) berdasarkan jumlah peserta yang
terdaftar tanpa memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
pasien. Yang untuk selanjutnya dikelola untuk penanganan dan pencegahan penyakit atau
preventif.

Sebagai contoh apabila 5.000 peserta BPJS Kesehatan yang terdaftar pada satu faskes dengan
kapitasi Rp 8.000 per orang per bulan. Idealnya 1 orang dokter bisa menangani 5.000 orang
perbulan waktu pelayanan 6 jam. Kemudian dilihat yang sakit berapa, yang pasti dia dibayar
sesuai dengan jumlah peserta terdaftar 5.000 dikalikan Rp 8.000 berarti dokter mengelola Rp
40.000.000. Dana ini yang setiap akhir bulan akan ia kelola untuk bayar lab, apotek, bidan,
dokter dan keperluan medis dan administrasi lainnya.

Ketika sebuah klinik memiliki dana dengan jumlah tertentu dan semakin sedikit orang yang sakit
maka akan besar pula penghasilan per bulannya. Artinya dokter bertanggung jawab terhadap
kesehatan dan harus mendorong 5.000 orang yang terdaftar di Faskes miliknya untuk tidak sakit
sehingga penghasilannya tetap.

Tarif Non Kapitasi juga untuk faskes pertama


Besar pembayaran klaim oleh BPJS Kesehatan kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
berdasarkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan. Namun besar tarif belum
dibahas secara jelas.

Tarif Indonesian - Case Based Groups yang selanjutnya disebut Tarif INA-CBG’s

Tarif INACBGs adalah besaran pembayaran klaim oleh BPJS Kesehatan kepada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Lanjutan atas paket layanan yang didasarkan kepada pengelompokan
diagnosis penyakit. Perhitungan tarif ini diberlakukan di fasilitas kesehatan lanjutan dalam hal
ini adalah rumah sakit baik itu milik pemerintah atau milik swasta.

Perhitungannya lebih objektif berdasarkan pada biaya sebenarnya. INACBGs merupakan sistem
pengelompokkan penyakit berdasarkan ciri klinis yang sama dan sumber daya yang digunakan
dalam pengobatan. Pengelompokkan ini ditujukan untuk pembiayaan kesehatan pada
penyelenggara jaminan kesehatan sebagai pola pembayaran yang bersifat prospektif. Dan agar
lebih mudah, paket INACBGs mencakup seluruh komponen biaya rumah sakit.

Berbasis pada data costing dan coding penyakit mengacu pada International Classification of
Diseases yang disusun WHO, Sehingga menggunakan ICD 10 untuk mendiagnosis 14.500 kode
dan ICD 9 Clinical Modification yang mencakup 7.500 kode. Sedangkan tarif INACBGs terdiri
dari 1.077 kode CBG yang terdiri dari 789 rawat inap dan 288 rawat jalan dengan tingkat
keparahannya.

Tarif INACBGs untuk JKN dikelompokkan menjadi 6 jenis rumah sakit (rumah sakit kelas D, C,
B dan A, rumah sakit umum dan rumah sakit rujukan nasional). Selain itu Tarif Pelayanan
Kesehatan Program JKN juga disusun berdasarkan perawatan kelas 1, 2 dan 3, yang saat ini
memang tersedia pada program JKN.

Ringkasan:
 Perhitungan Tarif kepada Fasilitas Kesehatan program JKN terbagi menjadi tiga jenis,
 Tiga jenis Tarif JKN untuk FasKes adalah; Kapitasi untuk fasilitas kesehatan primer, Tarif
Non Kapitasi dan Tarif INA-CBG’s.

Anda mungkin juga menyukai