DISUSUN OLEH :
YUDHA PRATAMA
( 1604102010065 )
FAKULTAS TEKNIK
Dalam dunia keteknikan modern, istilah laser scanning berkaitan dengan dua hal yang berbeda.
Makna yang pertama, yang lebih umum, berarti pengendalian pantulan sinar laser, baik yang
tampak maupun tidak tampak. Sinar laser yang dipancarkan digunakan pada mesin
stereolitografi, rapid prototyping, mesin untuk pengolahan material, mesin engrafis laser, sistem
laser ophtalmologis untuk perawatan presbiopi, mikroskop konfokal, printer laser, sinar laser
untuk pertunjukan, TV laser, LiDar dan scanner barcode.
Makna yang kedua, lebih spesifik, berarti pengendalian pancaran sinar laser yang dibarengi
dengan pengukuran jarak pada setiap titik yang ditembak. Metode ini, yang kemudian disebut
scanning obyek 3D atau 3D laser scanning, digunakan untuk mengambil data permukaan suatu
obyek, bangunan atau lansekap secara cepat dan akurat. Sebuah rangefinder laser adalah sebuah
alat yang menggunakan pancaran sinar laser untuk mengukur jarak ke suatu obyek.
Saat ini, bisa kita temukan ribuan perusahaan yang menggunakan scanner 3D dan perangkat
lunaknya, misalnya untuk:
membuat model CAD tiga dimensi atas bagian-bagian tertentu suatu obyek, untuk
melihat apakah ada bagian yang hilang, untuk kemudian memperbaruinya;
memverifikasi kualitas produk dengan membandingkannya dengan desain yang ada;
membuat produk rekayasa masal untuk kesehatan, kedokteran gigi dan fashion;
menyiam keseluruhan bangunan untuk membuat model 3D yang akurat.
Ini bukan fiksi ilmiah. Laser scanner 3D dan software-nya saat ini sudah dalam jangkauan setiap
orang. Scanner semakin lama berkembang menjadi lebih cepat, lebih murah dan lebih akurat.
Software pengolahannya pun berkembang menjadi semakin otomatis, menghasilkan produk yang
lebih bagus dan bekerja lebih cepat daripada sebelumnya.
Ada banyak sekali instrumen dengan merk yang berbeda yang disebut sebagai scanner 3D.
Setiap alat yang mengukur fisik dunia menggunakan laser, cahaya atau sinar-X dan
menghasilkan point cloud yang rapat dan/atau jaringan poligon segitiga bisa disebut sebagai
scanner 3D. Sebutannya pun akhirnya menjadi macam-macam: digitizer 3D, laser scanner, white
light scanner, CT industri, LiDar dan lain sebagainya. Hal umum yang sama antarperalatan ini
adalah bahwa peralatan tersebut merekam geometri obyek fisik dengan ratusan, ribuan atau
jutaan pengukuran titik per titik.
Karena scanner merekam banyak sekali data titik atas suatu obyek, perangkat lunak pelengkap
semacam Geomagic atay Cyclone diperlukan untuk mengolah hasil perekaman menjadi sesuatu
yang bisa digunakan atau dimanfaatkan oleh software CAD atau software database berikutnya.
Tergantung pada data hasil scan akan digunakan untuk apa, software bisa melakukan banyak hal,
mulai dari proses penggabungan antara satu pengukuran dengan pengukuran berikutnya (atau
yang disebut sebagai registrasi), pembersihan obyek-obyek yang tidak diperlukan (filtering),
pembuatan topografi, hingga pembuatan model solid tiga dimensi. Aplikasi yang umum
menggunakan data scan 3D adalah reverse engineering, monitoring atau inspection, digital
archiving dan 3D printing.
Berdasarkan prinsip-prinsip penggambaran yang berbeda, ada banyak pendekatan berbeda yang
digunakan dalam proses penyiaman 3D. Sebuah teknologi mungkin berlaku ideal untuk scanning
jarak pendek, sementara teknologi lain lebih bagus untuk jarak menengah dan jarak jauh.
Reverse engineering
Reverse engineering adalah sebuah proses untuk mencari dan menemukan system teknologi,
fungsi dan operasi yang bekerja di balik suatu desain, komponen atau objek melalui sebuah
proses analisa yang mendalam pada setiap komponen struktur dari desain atau objek yang
diteliti. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa reverse engineering adalah sebuah proses peng-
ekstrakan informasi yang ada pada sebuah desain atau objek baik informasi dimensi ukuran, cara
kerja atau bahkan informasi metode pembentukan desain.
Konsep reverse engineering di industri pada dasarnya adalah menganalisa suatu produk yang
sudah ada (dari produsen lain) sebagai dasar untuk merancang produk baru yang sejenis, dengan
memperkecil kelemahan dan meningkatkan keunggulan produk para kompetitornya.
Isu-isu yang tekait mengenai reverse engineering terjadi akibat adanya suatu ketidak
fungsiannya hal mengenai paten suatu produk yang di buat atau dihasilkan oleh produsen atau
perusahaan. Hal ini menjadi suatu kesempatan kepada sesama produsen penghasil produk dalam
meniru suatu produk yang dihasilkan oleh produsen lain. Isu-isu yang tekait mengenai reverse
engineering juga dikaitkan sebagai bentuk plagiatisme, yang jika produk yang dibuat merupakan
produk dengan bentuk dan dimensi yang sama dan tidak memiliki perbedaan dari bentuk
sebelumnya.
Keuntungan reverse engineering
Masalah kepemilikan. Suatu pihak dapat menyalin karya asli dan mengaku karya tersebut
sebagai miliknya. Pemilik asli tidak dapat memberikan bantahan karena tidak ada bukti yang
otentik menandakan kepemilikan.
Pelanggaran copyright. Merupakan penyalinan yang tidak berijin sehingga mengakibatkan
kerugian dari pencipta karya karena tidak diperolehnya royalti apapun dari penggandaan
tersebut.
Masalah keaslian. Karya digital dapat dengan mudah diubah, sehingga dapat menyebabkan
hilangnya atau berubahnya data-data yang penting dari sebuah karya desain