Anda di halaman 1dari 6

PRINSIP KERJA 3D SCANNER

DAN REVERSE ENGINEERING

DISUSUN OLEH :
YUDHA PRATAMA
( 1604102010065 )

PRODI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

TAHUN AJARAN 2018/2019


Prinsip Kerja 3D Scanner

Dalam dunia keteknikan modern, istilah laser scanning berkaitan dengan dua hal yang berbeda.
Makna yang pertama, yang lebih umum, berarti pengendalian pantulan sinar laser, baik yang
tampak maupun tidak tampak. Sinar laser yang dipancarkan digunakan pada mesin
stereolitografi, rapid prototyping, mesin untuk pengolahan material, mesin engrafis laser, sistem
laser ophtalmologis untuk perawatan presbiopi, mikroskop konfokal, printer laser, sinar laser
untuk pertunjukan, TV laser, LiDar dan scanner barcode.

Makna yang kedua, lebih spesifik, berarti pengendalian pancaran sinar laser yang dibarengi
dengan pengukuran jarak pada setiap titik yang ditembak. Metode ini, yang kemudian disebut
scanning obyek 3D atau 3D laser scanning, digunakan untuk mengambil data permukaan suatu
obyek, bangunan atau lansekap secara cepat dan akurat. Sebuah rangefinder laser adalah sebuah
alat yang menggunakan pancaran sinar laser untuk mengukur jarak ke suatu obyek.

Saat ini, bisa kita temukan ribuan perusahaan yang menggunakan scanner 3D dan perangkat
lunaknya, misalnya untuk:

 membuat model CAD tiga dimensi atas bagian-bagian tertentu suatu obyek, untuk
melihat apakah ada bagian yang hilang, untuk kemudian memperbaruinya;
 memverifikasi kualitas produk dengan membandingkannya dengan desain yang ada;
 membuat produk rekayasa masal untuk kesehatan, kedokteran gigi dan fashion;
 menyiam keseluruhan bangunan untuk membuat model 3D yang akurat.

Ini bukan fiksi ilmiah. Laser scanner 3D dan software-nya saat ini sudah dalam jangkauan setiap
orang. Scanner semakin lama berkembang menjadi lebih cepat, lebih murah dan lebih akurat.
Software pengolahannya pun berkembang menjadi semakin otomatis, menghasilkan produk yang
lebih bagus dan bekerja lebih cepat daripada sebelumnya.
Ada banyak sekali instrumen dengan merk yang berbeda yang disebut sebagai scanner 3D.
Setiap alat yang mengukur fisik dunia menggunakan laser, cahaya atau sinar-X dan
menghasilkan point cloud yang rapat dan/atau jaringan poligon segitiga bisa disebut sebagai
scanner 3D. Sebutannya pun akhirnya menjadi macam-macam: digitizer 3D, laser scanner, white
light scanner, CT industri, LiDar dan lain sebagainya. Hal umum yang sama antarperalatan ini
adalah bahwa peralatan tersebut merekam geometri obyek fisik dengan ratusan, ribuan atau
jutaan pengukuran titik per titik.

Tujuan software scanner 3D

Karena scanner merekam banyak sekali data titik atas suatu obyek, perangkat lunak pelengkap
semacam Geomagic atay Cyclone diperlukan untuk mengolah hasil perekaman menjadi sesuatu
yang bisa digunakan atau dimanfaatkan oleh software CAD atau software database berikutnya.
Tergantung pada data hasil scan akan digunakan untuk apa, software bisa melakukan banyak hal,
mulai dari proses penggabungan antara satu pengukuran dengan pengukuran berikutnya (atau
yang disebut sebagai registrasi), pembersihan obyek-obyek yang tidak diperlukan (filtering),
pembuatan topografi, hingga pembuatan model solid tiga dimensi. Aplikasi yang umum
menggunakan data scan 3D adalah reverse engineering, monitoring atau inspection, digital
archiving dan 3D printing.

Cara Kerja 3D Scanner

Berdasarkan prinsip-prinsip penggambaran yang berbeda, ada banyak pendekatan berbeda yang
digunakan dalam proses penyiaman 3D. Sebuah teknologi mungkin berlaku ideal untuk scanning
jarak pendek, sementara teknologi lain lebih bagus untuk jarak menengah dan jarak jauh.

 Jarak pendek (jarak fokus kurang dari 1m)


o Laser triangulation 3D scanner. Scanner triangulasi laser menggunakan garis laser
atau titik laser tunggal utnuk menyiam suatu obyek. Sebuah sensor kemudian
menangkap sinar laser yang dipantulkan oleh obyek, dan menggunakan
triangulasi trigonometri, sistem kemudian menghitung jarak dari obyek ke
scanner. Jarak antara sumber laser dan sensor diketahui dengan cermat,
sebagaimana sudut di antara keduanya. Pada saat sinar laser dipantulkan oleh
suatu obyek, sistem bisa menghitung sudut yang diterima oleh sensor, sehingga
jarak ke obyek bisa ditentukan.
o Structured light 3D scanner (dengan cahaya putih atau biru). Scanner dengan
cahay tersktruktur juga menggunakan triangulasi trigonometri, namun alih-alih
memperhatikan sinar laser, sistem ini memproyeksikan serangkaian pola linier ke
suatu obyek. Lalu, dengan meneliti batas setiap garis dalam pola tersebut, dia
akan menghitung jarak dari scanner ke permukaan obyek.
 Jarak menengah dan jarak jauh (jarak fokus di atas 2m)
o Laser pulse-based 3D scanner. Scanner berbasis pancaran laser, atau dikenal
sebagai scanner time-of-flight, didasarkan pada konsep yang sangat sederhana:
kecepatan cahaya telah diketahui secara persis, sehingga jika kita bisa mengetahui
berapa lama sebuah laser mencapai sebuah obyek dan kemudain dipantulkan
kembali, kita bisa menghitung jarak dari laser ke obyek. Sistem ini menggunakan
perekam dengan ketelitian hingga piko-detik (per miliar detik) untuk mengukur
waktu yang diperlukan oleh jutaan pancaran sinar laser hingga kembali ke sensor,
kemudian menghitung jaraknya. Dengan memutar laser dan sensor (biasanya
dengan sebuah cermin), scanner bisa menyiam hingga radius 360 derajat di
sekelilingnya.
o Laser phase-shift 3D scanner. Sisyem laser beda-fase adalah tipe lain dari
teknologi scanner 3D time-of-flight, dan secara konsep kerja mirip dengan sistem
berbasis pancaran laser. Sebagai tambahan atas pemancaran laser, sistem ini juga
memodulasi kekuatan pancaran sinar laser, kemudian scanner membandingkan
fase gelombang sinar yang dipancarkan dengan fase gelombang yang diterima
oleh sensor. Sistem ini menghasilkan ukuran yang lebih teliti dibandingkan sistem
yang lain.

Reverse engineering

Reverse engineering adalah sebuah proses untuk mencari dan menemukan system teknologi,
fungsi dan operasi yang bekerja di balik suatu desain, komponen atau objek melalui sebuah
proses analisa yang mendalam pada setiap komponen struktur dari desain atau objek yang
diteliti. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa reverse engineering adalah sebuah proses peng-
ekstrakan informasi yang ada pada sebuah desain atau objek baik informasi dimensi ukuran, cara
kerja atau bahkan informasi metode pembentukan desain.

Konsep reverse engineering di industri pada dasarnya adalah menganalisa suatu produk yang
sudah ada (dari produsen lain) sebagai dasar untuk merancang produk baru yang sejenis, dengan
memperkecil kelemahan dan meningkatkan keunggulan produk para kompetitornya.

Isu–isu terkait reverse engineering

Isu-isu yang tekait mengenai reverse engineering terjadi akibat adanya suatu ketidak
fungsiannya hal mengenai paten suatu produk yang di buat atau dihasilkan oleh produsen atau
perusahaan. Hal ini menjadi suatu kesempatan kepada sesama produsen penghasil produk dalam
meniru suatu produk yang dihasilkan oleh produsen lain. Isu-isu yang tekait mengenai reverse
engineering juga dikaitkan sebagai bentuk plagiatisme, yang jika produk yang dibuat merupakan
produk dengan bentuk dan dimensi yang sama dan tidak memiliki perbedaan dari bentuk
sebelumnya.
Keuntungan reverse engineering

 Waktu yang digunakan dalam mendesain suatu produk semakin cepat.


 Menciptakan desain yang lebih inovatif dari desain-desain atau produk-produk yang sudah ada
 Perubahan-perubahan desain yang akan terjadi, akan semakin mudah dibuat
 Dokumentasi dalam bentuk 3D data, akan memudahkan pada proses selanjutnya baik dalam
manufacturing atau prototyping

Kerugian reverse engineering

 Masalah kepemilikan. Suatu pihak dapat menyalin karya asli dan mengaku karya tersebut
sebagai miliknya. Pemilik asli tidak dapat memberikan bantahan karena tidak ada bukti yang
otentik menandakan kepemilikan.
 Pelanggaran copyright. Merupakan penyalinan yang tidak berijin sehingga mengakibatkan
kerugian dari pencipta karya karena tidak diperolehnya royalti apapun dari penggandaan
tersebut.
 Masalah keaslian. Karya digital dapat dengan mudah diubah, sehingga dapat menyebabkan
hilangnya atau berubahnya data-data yang penting dari sebuah karya desain

Proses reverse engineering


Alasan Melakukan Reverse Code Engineering
Ada banyak alasan mengapa seseorang atau organisasi melakukan reverse engineering. Beberapa
alasan yang paling sering muncul di dalam duniaIT adalah:
* Pembuatan ulang dokumentasi, apabila dokumentasi dari sebuah aplikasi hilang
* Cracking, atau pembajakan aplikasi
* Audit keamanan
* Mempelajari aplikasi malware, untuk kepentingan antisipasi serangan
* Analisa produk
* Mencari data sensitif pada sebuah sistem
* Keperluan militer, seperti mata-mata menggunakan software.

Anda mungkin juga menyukai